BAB III METODELOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jenis penelitian studi kasus. Tujuan dari desain ini adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan Kualitatif dan merupakan jenis penelitian Deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama dari penelitian ini adalah ingin menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pada fokus permasalahan yang dikaji yaitu kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut Moleong

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang bertitik tolak pada kasus tertentu. Bagdan dan Taylor dalam Moleong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Moeloeng, 2005:4) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian kualitatif fenomenologis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan dalam mengolah data mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. saja gambaran emosi ibu dan bentuk strategi regulasi emosi ibu yang

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. alkohol, guna mendalami fokus tersebutmaka penelitian ini akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuatu yang berada di luar individu, manusia tidak secara sederhana

BAB II METODE PENELITIAN. penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah atau natural setting (Sugiyono, 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies). Menurut

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah eksplorasi kematangan sosial anak peserta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. (Dalam literatur Moleong, 2009) menurut Bogdan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Dimana metode

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

Transkripsi:

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualititatif. Pengertian penelitian kualitatif (Moleong,2006) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainlain., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus (poerwandari, 2005) didefinisikan sebagai fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi, meski batas-batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Punch (dalam poerwandari, 2005) mengatakan kasus itu berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas,atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat pula berupa keputusan, kebijakan, proses atau suatu peristiwa tertentu. Dalam tipe penelitian studi kasus peneliti menggunakan tipe studi kasus intrinsik yaitu peneliti memahami secara utuh sebuah kasus, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsep/teori ataupun tanpa upaya menggeneralisasi. 33

34 B. Kehadiran peneliti Peneliti adalah instrument utama penelitian, sehingga ia dapat melakukan penyesuaian sejalan dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan. Tidak seperti yang biasa dilakukan oleh peneliti kuantitatif dimana instrumen penelititannya telah disiapkan sebelumnya, sehingga tidak mungkin untuk melakukan perubahan. Selain itu karena peneliti sebagai instrumen penelitian, ia bukan benda mati seperti angket, skala, tes dan sebagainya maka ia dapat berhubungan dengan subjek penelitian dan mampu memahami keterkaitannya dengan kenyataan di lapangan. Selain itu, ia juga akan dapat mengantisipasi dan mengganti strategi apabila kehadirannya akan mengganggu fenomena yang sedang terjadi (Alsa, 2003). Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti telah diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek penelitian dan informan. Selain itu, peran peneliti disini, yaitu berpartisipasi secara pasif, dimana dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Namun, untuk memperjelas dan memahami apa yang dilakukan subyek maka dilaksanakan pula wawancara secara mendalam yang dilakukan pada saat-saat subyek tidak akan terganggu aktivitasnya.

35 C. Lokasi penelitian Terdapat tiga lokasi dalam penelitian ini: 1. Rumah subjek pertama Rumah subjek pertama terletak di jalan Kalimaya I Kota Baru Driyorejo Kabupaten Gresik yang merupakan komplek perumahan Angkatan. Kurang lebih 1 km dari KBD (Kota baru Driyorejo) yang merupakan pusat dari kota Driyorejo itu sendiri. Keadaan di lingkungan rumah subjek relatif sepi karena lokasi rumahnya tidak terletak di jalan utama kompleks tersebut. Rumah subjek sangat strategis karena tepat berada di pojok tikungan jalan. Awalnya kawasan di lingkungan subjek merupakan kawasan kompleks marinir, akan tetapi karena banyaknya rumah yang di jual akhirnya kawasan ini menjadi seperti kompleks-kompleks pada umumnya. Jika dilihat dari arsitek rumahnya kawasan ini merupakan kawasan penduduk dengan tingkat ekonomi menegah ke atas walaupun tidak seperti kompleks pada umumnya yang terlihat bersih dan rapi. Selain itu, kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil, tak jarang di temukan di setiap rumah dalam kompleks ini. Rumah subjek dijadikan tempat penelitian karena peneliti mengharapkan bisa mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan lebih nyata mengenai Psychological Well Being. Dengan melakukan penelitian secara langsung di rumah subjek, maka peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan subjek di rumahnya.

36 2. Rumah subjek kedua Rumah subjek ke dua terletak di Jalan Ratu Ayu, desa Wage, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Subjek tinggal di sebuah perkampungan dengan jumlah penduduk yang padat. Akses menuju rumah subjek juga tidak mudah karena harus melalui gang kecil yang hanya bisa di lalui oleh kendaraan roda dua. Kawasan di lingkungan subjek merupakan kawasan penduduk dengan berbagai tingkat ekonomi, mulai dari tingkat menengah ke bawah sampai tingkat menengah ke atas. Hal ini terlihat dari beberapa tetangga subjek dengan rumah mewah dan memiliki mobil, ada juga yang tetangga dengan rumah yang sederhana dan hanya ber ubin (bukan keramik). Rumah subjek dijadikan tempat penelitian karena peneliti mengharapkan bisa mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan lebih nyata mengenai Psychological Well Being. Dengan melakukan penelitian secara langsung di rumah subjek, maka peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan subjek di rumahnya. 3. Warung Kios subjek ke dua Warung Kios subjek ke dua terletak tidak jauh dari rumah subjek yang kurang lebih berjarak 500 meter. Warung kios subjek berada di pinggir jalan atau bisa dikatakan subjek sebagai pedagang kaki lima karena warung kios subjek hanya menggunakan gerobak dorong. Lokasi ini tidak jauh dari pusat pasar yang ada di desa Wage karena itu letak warung

37 subjek sangat strategis dan cocok untuk berjual-beli, hal ini terlihat dari banyaknya para pedagang yang ada di kawasan ini. Warung subjek dijadikan tempat penelitian karena peneliti mengharapkan bisa mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan lebih nyata mengenai Psychological Well Being. Dengan melakukan penelitian secara langsung di warung subjek, maka peneliti dapat melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan subjek di warung kios tersebut. D. Sumber data Data dalam penelitian kualitatif diperoleh dari subjek dan significant others, keduanya merupakan sumber data. Dalam penelitian kualitatif sumber data adalah seseorang yang di wawancarai dan di observasi. Dalam penelitian ini pengambilan sumber data dilakukan secara purposive. Purposive (Sugiyono, 2010) adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Secara bahasa puposive berarti sengaja. Jadi jika di sederhankan purposive berarti teknik pengambilan sumber data dilakukan dengan sengaja. Maksudnya peneliti melakukan sendiri sumber data yang diambil tidak secara acak, tetapi di tentukan sendiri oleh peneliti dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria utama sumber data penelitian adalah sebagai berikut: a. Kriteria utama subjek: 1. Subjek merupakan individu yang divonis gagal ginjal dan melakukan cuci darah minimal 1 minggu sekali. Kriteria ini dipilih berdasarkan

38 pertimbangan yaitu karena pasien gagal ginjal pada umumnya tidak dapat melakukan aktivitas sebagaimana orang normal biasanya ditambah lagi dengan terapi yang harus dijalani setiap minggunya yang memerlukan biaya tidak sedikit. Sehingga peneliti menganggab bahwa ini akan mempengaruhi kondisi psikis pasien gagal ginjal tersebut. 2. Bersedia menjadi subjek penelitian b. Kriteria dari significant others: 1. Memiliki kedekatan dengan subjek 2. Telah mengenal subjek dan mengetahui kesehariannya selama lebih dari tiga tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti memilih ZH dan GY yang merupakan penyandang gagal ginjal dan melakukan cuci darah minimun 1 minggu sekali. Sedangkan untuk significant others, dari subjek GY peneliti meminta anak dari GY yaitu NA dan SG yang merupakan suami dari Bu Gani untuk menjadi informan. Dan dari subjek ZH subjek meminta DCR yang merupakan anak dari ZH untuk menjadi informan agar informasi yang didapat peneliti semakin mendalam. E. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

39 data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian dan sifat objek yang diteliti. Teknik yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif antara lain wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus, analisis terhadap dokumen, analisis dokumen, analisis catatan pribadi, studi kasus, dan studi riwayat hidup (Poerwandari, 2005). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Penelitian ini menggunakan observasi partisipasi pasif, dimana peneliti datang ke tempat subjek penelitian, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegitan yang dilakukan oleh subjek penelitian tersebut. Observasi tersebut dilakukan di rumah subjek dan di warung tempat suami subjek berjualan. Untuk keperluan obseravai ini maka dibuat pedoman observasi kepada subjek dan informan sebagai acuan untuk melakukan observasi. Selain menyesuaikan diri dengan kondisi yang diamati, hal yang paling penting dalam observasi adalah menyusun catatan lapangan. Catatan lapangan berisi deskripsi tentang hal-hal yang diamati, apapun yang oleh peneliti dianggap penting. Catatan lapangan harus deskriptif, diberi tanggal dan waktu, dan dicatat dengan menyertakan informasi-informasi dasar seperti dimana observasi dilakukan, siapa yang hadir disana, bagaimana setting fisik lingkungan, interaksi sosial dan aktivitas apa yang berlangsung, dan sebagainya. Catatan lapangan akan menjadi sumber yang sangat penting saat peneliti melakukan analisis serta menyusun lapoarnnya (Poerwandari, 2005).

40 Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2005) bila relevan dan memungkinkan, catatan lapangan juga perlu diisi kutipan langsung apa yang dikatakan objek yang diamati selama proses observasi atau wawancara berlangsung. Hal tersebut akan membantu peneliti dalam mengungkap perspektif orang yang diamati mengenai realitas yang dialami. 2. Wawancara Banister dkk (dalam Poerwandari, 2005) mengatakan wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Wawancara dilakukan dengan individu yang telah di diagnosis oleh dokter gagal ginjal, dalam hal ini subjek penelitian serta orang yang dianggap mempunyai kedekatan emosional dengan subjek (informan) atau orang lain yang bisa memberikan keterangan secara benar tentang subjek penelitian. Wawancara dengan orang yang dekat secara emosional dengan subjek dimaksudkan untuk memperdalam dan memperluas pemahaman atau memahami maksud suatu perilaku yang dilakukan oleh subjek serta untuk mendapatkan data dari subyek tentang hal-hal yang sulit diperoleh secara langsung oleh peneliti dan sebagai bentuk triangulasi atas data-data yang diperoleh berdasar wawancara dari subyek. Untuk keperluan wawancara ini maka dibuat pedoman wawancara kepada subjek dan informan sebagai acuan untuk melakukan wawancara.

41 3. Dokumentasi Dalam penelitian kualitatif dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data secara lebih lengkap. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa hasil labotatorium penyandang gagal ginjal yang berasal dari rumah sakit tempat subjek melakukan hemodialisa. F. Analisis data Analisis data (Moleong, 2006) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tahap analisis data yang dilakukan oleh peneliti antara lain: 1. Organisasi data Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan mengor-ganisasikan data (Perwandari, 2005). Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti seperti hasil rekaman wawancara, hasil observasi dan catatan lapangan di simpan dalam bentuk file yang berupa transkip wawancara dan observasi. Saat menyusun transkip wawancara dan observasi peneliti juga melakukan koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran topik yang dipelajari (Perwandari, 2005).

42 2. Analisis tematik Boyatzis (dalam Poerwandari, 2005) mengatakan analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema, yang mana tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena, dan secara maksimal memungkinkan interpretasi fenomena. Analisis tematik dilakukan degan membaca transkip berulangulang untuk mendapatkan pemahaman tentang sebuah kasus. 3. Pengujian terhadap dugaan Dugaan adalah kesimpulan sementara. Dengan mempelajari data, peneliti mengembangkan dugaan-dugaan yang merupakan kesimpulankesimpulan sementara. Dugaan yang berkembang tersebut harus dipertajam dan diuji ketepatannya (Poerwandari, 2005). 4. Tahapan Interpretasi Klave (dalam Poerwandari, 2005) mengatakan interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Proses interpretasi ini memerlukan distansi (upaya mengambil jarak) dari data, dicapai melalui langkah-langkah metodis dan teoritis yang jelas, serta melalui dimasukkannya data ke dalam konteks konseptual yang khusus.

43 G. Pengecekan keabsahan temuan Untuk memperoleh temuan dan interpretasi data yang absah (trustworthiness) (Moleong, 2006) maka perlu adanya upaya untuk melakukan pengecekan data atau pemeriksaan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, kriteria tersebut mencakup kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data yang dilakukan oleh peneliti antara lain: 1. Kredibilitas Data Kriteria ini digunakan dengan maksud data dan informasi yang dikumpulkan peneliti harus mengandung nilai kebenaran (valid). Kredibilitas data bertujuan untuk membuktikan apakah yang teramati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia kenyataan tersebut memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi. Adapun untuk memperoleh keabsahan data, Moleong merumuskan beberapa cara, yaitu: 1) perpanjangan keikutsertaan, 2) ketekunan pengamatan, 3) triangulasi, 4) pengecekan sejawat, 5) kecukupan referensial, 6) kajian kasus negatif, dan 7) pengecekan anggota. Dari ketujuh cara tersebut, peneliti hanya menggunakan dua cara yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dua cara tersebut adalah sebagai berikut:

44 Pertama, triangulasi (Moleong, 2009) yaitu merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan pengecekan atau perbandingan terhadap data yang diperoleh dengan sumber atau kriteria yang lain diluar data itu, untuk meningkatkan keabsahan data. Denzin mengatakan empat uji triangulasi data yaitu: triangulasi sumber, metode, peneliti, dan teori. Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah: a) triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan apa yang dikatakan oleh subyek dengan yang dikatakan informan dengan maksud agar data yang diperoleh dapat dipercaya karena tidak hanya diperoleh dari satu sumber saja yaitu subyek penelitian, tetapi juga data diperoleh dari sumber lain seperti suami dan anak subjek b) triangulasi metode, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti berusaha mengecek kembali data yang diperoleh melalui wawancara. Kedua, menggunakan bahan referensi yaitu referensi yang utama berupa buku dan jurnal tentang psychological well being. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh memiliki dukungan dari teori-teori yang telah ada. 2. Ketegasan (confirmabilitas) Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan data observasi dan data wawancara atau data pendukung lainnya. Dalam proses ini temuan-temuan penelitian dicocokkan kembali dengan data yang diperoleh lewat rekaman

45 atau wawancara. Apabila diketahui data-data tersebut cukup koheren, maka temuan penelitian ini dipandang cukup tinggi tingkat konfirmabilitasnya. Untuk melihat konfirmabilitas data, peneliti meminta bantuan kepada para ahli terutama kepada para pembimbing. Pengecekan hasil dilakukan secara berulang-ulang serta dicocokkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini.