BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Al-Haryono Jusup (2001:4-5)

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada moral biaya, jika sebaliknya yaitu moral biaya atau beban lebih besar dari

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Krismiaji (2002:269 ) pengertian sistem' penjualan adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

Modul Mengelola Kartu Piutang dan Kartu Utang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Piutang non dagang yaitu piutang yang timbul akibat penjualan asset, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu. Misalnya pinjaman karyawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selain itu beliau menyoroti manajemen dari sudut pandang sebagai berikut :

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

BAB II BAHAN RUJUKAN. uang. Pada tingkat pribadi kita mengenai kredit, maka kredit adalah siap tersedia

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Audit Siklus Pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual barang dan jasa yang dihasilkan. Penjualan barang dan jasa dapat

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-unsur Pengendalian Intern. Adapun pengertian pengendalian intern yang diberikan oleh Mulyadi (2001 : 163)

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bab 7 Kas. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Investasi dalam Piutang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Sistem Pencatatan dan Piutang 2.1.1 Pengertian Sistem Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem atau bagian atau komponen apapun baik phisik maupun non phisik yang berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Selanjutnya Mulyadi (2000:1) menyatakan sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu Adapun pengertian pencatatan menurut Mulyadi (2008:196), adalah suatu urutan ketiga klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulangulang. Sistem akuntansi piutang yang dimaksud adalah mencakup prosedur pencatatan piutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang. 1

Beberapa definisi diatas supaya dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yang disusun sekelompok yang erat berhubungan berkerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. 2.1.2 Pengertian Pencatatan Proses pencatatan data akuntasi dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan metode tangan, memakai mesin pembukuan, atau dengan memakai komputer. Apabila pembukuan dilakukan dengan tangan atau memakai mesin pembukuan, maka data akuntansi akan dicatat dalam jurnal dan rekening, baik yang ada dalam buku besar maupun buku pembantu (Baridwan, 2002: 45) Pencatatan adalah (1) pencatatan suatu transaksi atau kejadian keuangan kedalam pembukuan; (2) pengalihan (transfer) sebagian dari saldo suatu rekening beban atau kerugian laba (Alimansyah, 2007: 248). Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pencatatan adalah suatu proses pembukuan yang dilakukan bagian akuntansi selama periode tertentu. 2.1.3 Pengertian Piutang Piutang dagang (trade account receivable) yaitu piutang yang timbul dari penjualan barang dagang atau penyerahan jasa-jasa dalam penyelenggaraan bisnis 2

reguler; dibedakan dari piutang yang timbul dari transaksi-transaksi lainya atau suatu piutang yang berbeda bentuknya dengan piutang ini (Aliminsyah, 2007 :267). Demikian menurut (Baridwan, 2004: 123) Piutang adalah klaim perusahaan atas uang, barang-barang, atau jasa-jasa terhadap pihak-pihak lain. (Sigit, 1982: 92) piutang adalah suatu aktiva, berwujud tagihan yang biasanya timbul dari adanya penjualan kredit. Piutang mencakup semua tagihan dalam bentuk uang kepada perseorangan, badan usaha atau pihak tertagih lainya. Artinya pihak lain yang berhutang kepada perusahaan. Sebagian besar jumlah piutang timbul umumnya dari transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. sebagian lain timbul dari pinjaman yang diberikan perusahaan seperti kepada karyawa, pemegang saham dan perorangan lain. Piutang dapat dimengerti sebagai hak perusahaan untuk menagih sejumlah uang kepada pihak lain. Normalanya piutang akan terselesaikan jihak yang berhutang melunasi hutangnya kepada perusahaan dengan mentransfer barang atau jasa (Suharli, 2006: 201). Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa piutang dagang(accout receivable) merupakan bagian dari aktiva lancar yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit atau tagihan kepada pelanggan untuk barang dan jasa yang dijual secara kredit oleh suatu perusahaaan. Pengertian piutang menurut penulis adalah suatu keadaan dimana antara pihak yang akan menerima sejumlah uang dari orang lain atas pejualan barang atau 3

jasa yang bersifat kredit, atau dapat disebutkan sebagai tuntutan kreditur kepada debitur yang pembayaranya biasanya dilakukan dengan uang. 2.1.4 Klasifikasi Piutang Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang juga dapat ditimbulkan dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan. Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut : 1. Piutang Usaha Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar. 2. Wesel Tagih Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan 4

tertagih dalam setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang (trade receivable) 3. Piutang lain-lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. 2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Piutang Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut : 5

a. Volume Penjualan Kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan iu juga memperbesar profitability. b. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnmya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat. c. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya, jika batas maksimal plafond lebih rendah, maka jumlah piutang pun akan lebih kecil. 6

d. Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang, tetapi dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih, sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan piutang akan lebih lama, sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar. e. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar periode setelah cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas. 2.2 Sistem Pencatatan Piutang 2.2.1 Fungsi Bagian Piutang Pencatatan piutang dilakukan oleh fungsi akuntansi. Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang (Mulyadi, 2001: 206) adalah: 7

Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontrol piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang. Menghasilkan pernyataan piutang (accont receivable statement) secara periodik dan mengirimkanya ke setiap debitur. Menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap debitur. b. Dokumen Dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang (Mulyadi, 2001: 258) adalah: 1) Faktur Penjualan. Dalam pencatatan, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bil of landing) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit. 2) Bukti Kas masuk. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. Jika cancelled check di kembalikan kepada check issuer melalui sistem perbankan, bukti kas masuk tidak perlu dibuat perusahaan yang menerima 8

pembayaran, karena cancelled check dapat berfungsi sebagai taanda terima uang bagi pembayar. Sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang digunakan surat pemberitahuan (reminttance advive) sebagai dokumen sumber. 3) Memo Kredit. dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan, dan jika dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh bagian penerimaan, merupakan dokumen sumber untuk mencatatat transaksi retur penjualan. 4) Bukti Memorial (Journal Voucher). Bukti memoriala adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dalam pencatatan piutang dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otoritas penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih lagi. c. Pengakuan Piutang Dagang Pengakuan piutang usaha bertalian dengan pengakuan pendapatan. Karena pendapatan usaha umumnya dicatatat ketika proses menghasilkan laba selesai dan kas umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan syarat-syarat penjualan, maka lazimnya di penuhi. Piutang tidak boleh diakui untuk barang daggang yang telah dikirimkan apabila ada perjanjian bahwa pihak pengiriman tetap memegang hak atas barang itu sampai ada tanda terima resmi, atau untuk barang tetap memegang hak atas barang 9

sampai barangnya terjual oleh konsinye (konsigne). Piutang untuk jasa kepada pelanggan semestinya diakui ketika jasa itu dilaksanakan (Smith, 1997: 288). Ayat jurnal untuk mengakui piutang dari penjualan. Piutang dagang Rp. XXX Penjualan Rp. XXX 2.2.2 Penilaian Piutang Dagang Menurut prinsip akuntansi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (netto) yang bisa di realisasi yaitu jumlah kas bersih yang di perkirakan dapat di terima. Prinsip tersebut dapat ditarik kesimpulan untuk melaporkan piutang yang di harapkan sebesar jumlah yang akan di realisasikan yaitu jumlah yang di harapkan dapat di tagih. Jumlah piutang yang di harapkan akan di tagih di hitung dengan menggunakan jumlah piutang. Karena neraca itu di susun setiap periode, maka setiap akhir tahun perlu di hitung jumlah kerugian dari piutang-piutang.pencatatnan kerugian piutang di kreditkan kerekening cadangan kerugian piutang. Apabila piutang tersebut tidak dapat ditagih, maka rekening cadangan kerugian piutang di debit dan piutangnya dihapuskan. Selain menggunakan cadangan kerugian piutang, terdapat satu cara lagi untuk mengakui kerugian piutang yang disebut metode penghapusan langsung. Dalam metode ini kerugian piutang yang 10

disebut piutang baru diakui pada waktu piutang di hapuskan dan penghapusan piutang baru dilakukan bila terdapat bukti-bukti yang jelas. Menurut Henry simamora (2000:229), bahwa penentuan jumlah piutang yang akan dilaporkan di neraca sebagai aktiva adalah penting karena sejumlah piutang kadangkala tidak ditagih atau dilunasi oleh pelanggan. Dalam rangka memastikan bahwa piutang tidak di nilai terlalu tinggi pada neraca, piutang tersebut disajikan pada nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah jumlah bersih dari piutang dagang yang di harapkan akan di terima dalam bentuk kas. Faktor kunci dalam penilaian piutang dagang pada laporan keuangan adalah jumlah kas yang diharapkan dapat diterima dari pelunasan piutang dagang. 2.2.3 Catatan Akuntansi 1) Jurnal Penjualan Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutan dari transaksi retur penjualan. 2) Jurnal Penerimaan Kas Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini di gunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur 3) Jurnal Retur Penjualan 11

Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini di gunakan untuk mencatatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat di tagih lagi. 4) Jurnal umum Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini di gunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat di tagih. 5) Kartu piutang Kartu piutang digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang dari setiap tagihan baik karena adanya return, potongan maupun adanya piutang taktertagih. 2.2.4 Metode Pencatatan Piutang Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini (Mulyadi, 2001: 260) 1. Metode Konvesional Catatan akuntansi ini di gunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur. 12

Gambar 2.1 Metode Konfesional (Mulyadi, 2001 :261) Media Jurnal Bukti Pembantu Faktur penjualan Jurnal penjualan Bukti kas masuk Jurnal/ penerimaan kas Memo kredit Jurnal retur penjualan Kartu Piutang Bukti memorial Jurnal umum 1) Transaksi Penjualan Kredit Transaksi ini dicatat dalam jurnal penjualan atas dasar faktur penjualan yang dilampiri dengan surat order pengiriman dan surat muat yang diterima oleh bagian 13

piutang dari penagihan. Transaksi timbulnya piutang ini diposting kedalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut. 2) Transaksi Penjualan Retur Transaksi ini dicatat dalam jurnal retur penjualan atas dasar memo kredit yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang. Posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan diposting kedalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal retur penjualan. 3) Transaksi Penerimaan Kas dan Piutang Transaksi ini dicatat dalam jurnal penerimaan kas atas dasar bukti kas masuk yang dilampiri dengan surat pemberitahuan dari debitur. Piutang transaksi berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur diposting kedalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas. 4) Transaksi Penghapusan Piutang Transaksi ini dicatat dalam jurnal umum atas dasar bukti memorial yang dibuat oleh fungsi kredit. Transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang diposting kedalam kartu piutang atas dasar yang telah dicatat dalam jurnal umum. 2. Metode Posting Langsung Ke dalam Kartu Piutang Metode posting langsung ke dalam kartu piutang di bagi menjadi dua golongan, yaitu: a. Metode posting harian 14

1) Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan langsung ; jurnal hanya menunjukan jumlah total harian. Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan di isi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan jumlah faktur penjualan selam sehari. Bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total. Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. 15

Gambar 2 Metode Posting langsung kedalam kartu Piutang dengan tulisan tangan (Mulyadi, 2001 : 266) cek faktur Kartu piutang Daftar saldo Membuat pre list tape dari fakturta Pre list tape Jurnal Jurnal hanya menunjukan total harian posting Kartu putang 2) Posting langsung Dalam metode ini, media diposting ke dalam pernyataan piutang dengan kartu piutang sebagai tembusanya atau tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang. b. Metode Posting Periodik 1) Posting di tunda 16

Dalam cara ini fakturfaktur yang di terima dari bagian di kumpulkan selama beberapa hari, kemudian di posting. Dengan demikian bisa di hemat waktu dalam pekerjaan posting karena satu rekening akan diposting dari beberapa faktur. 2) Penagihan bersiklus Penagihan beriklus adalah meratakan pekerjaan posting sepanjang bulan. Apabila jumlah faktur setiap bulan itu banyak sekali, maka untuk setiap langganan, faktur-faktur yang di terima di pisah-pisahkan sesuai abjad nama langganan dan disimpan. 3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless Bookeping) Pencatatan piutang dengan menggunakan metode tanpa buku pembantu di lakukan dengan menyimpan faktur penjualan sesuai dengan nama langgana. Dalam metode ini tidak d gunakan buku pembantu piutang sehingga tidak ada pekerjaan posting ke buku pembantu. Apabila terjadi pelunasan piutang, ada dua cara yang dapat di gunakan sebagai berikut : 1 Apabila pelunasan itu tidak sejumlah fakturnya, maka bukti penerimaan uang di simpan bersama dengan faktur tiruan yang baru di bayar sebagian. Jumlah yang sudah di lunasi dituliskan dalam faktur dan tuliskan saldo akhirnya. 2 Apabila jumlah dalam faktur sudah di bayar semua, faktur tadi di ambil dan di cap lunas, kemudian di pindahkan ke dalam faktur-faktur yang sudah di lunasi. 4. Metode pencatatan dengan komputer 17

Dalam metode pencatatan dengan computer yakni menggunakan batch system, dokumen sumber yang mengubah piutang di kumpulkan dan sekaligus diposting setiap hari untuk memutakhirkan cataatan piutang. Dalam system computer dibentuk dua macam arsip. Arsip transaksi (transacsion) dan arsip induk (master file). 2.2.5 Cadangan Kerugian Piutang Dalam metotode cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Penjualan secara kreditakan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi calon pembeli. Di lain pihak penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Ada dua dasar yang digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu : a. Jumlah Penjualan apabila kerurugian piutang itu dihubungkan dengan proses pengukuran laba yang teliti maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah jumlah penjualan (pendekatan pendapatan biaya). b. Saldo piutang apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian piutang maka arahnya adalah menilai aktiva dengan teliti (pendekatan aktiva utang) Menurut Haryono ( 2001 : 56 ) tiga hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode cadangan kerugian piutang adalah : 18

1. kerugian piutang yang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya pembelian kredit. 2. jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang. 3. kerugian piutang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening-rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan. 5. Metode Penghapusan Lansung Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugiaan piutang baru diakhiri pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih. Bila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening kerugian piutang. Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus akan di kreditkan ke rekening kerugian piutang bila buku-buku belum di tutup. Maka akan di kreditkan ke rekening penerimaan piutang yang sudah dihapus. 19

Penggunaan metode penghapusan langsung tidak dapat menunjukan jumlah piutang yang diharapkan akan ditagih dalam neraca, karena neraca hanya menunjukan jumlah piutang Bruto (Baridwan, 2004: 152) 2.2.6 Metode Penyisihan Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih Nilai yang dapat direalisasi merupakan nilai piutang dikurangi dengan estimasi penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang tak tertagih dapat ditentukan dengan dua pendekatan, (Wibowo, 2002: 152). 1) Pendekatan Laba Rugi Piutang usaha diperoleh dari hasil penjualan kredit. Oleh karenanya, jumlah penjualan kredit selama satu periode biasa digunakan untuk mengestimasi jumlah beban piutang. Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan cara mengalihkan persentase tertentu dengan penjualan kredit tahun berjalan. Penyisihan piutang tak tertagih=%x Penjualan kredit berikut: Jurnal untuk mencatat penyisihan piutang tak tertagih tersebut adalah sebagai Beban piutang tak tertagih Rp.XXX Penyisihan piutang tak tertagih Rp.XXX 20

Metode estimasi berdasarkan penjualan menekankan perbandingan antara beban piutang tak tertagih dengan penjualan sepanjang periode. Jadi, metode ini member tekanan yang lebih besar pada laporan laba rugi dari pada neraca. 2. Pendekatan neraca Semakin lama peredaran piutang usaha, semakin kecil kemungkinan piutang tersebut akan tertagih dengan penjualan sepanjang periode. Jadi, kita biasa mendasarkan estimasi piutang tak tertagih pada seberapa lama piutang tersebut telah beredar. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan proses yang dinamakan penentuan umur piutang usaha (aging the receivable) Titik awal dalam menentukan umur piutang adalah tanggal jatuh tempo piutang tersebut. Skedul umur piutang terdiri dari kolom-kolom yang memperlihatkan jumlah piutang dalam masing-masing kelompok umur piutang. Estimasi beban piutang tak tertagih berdasarkan analisis piutang menekankan nilai realisasi bersih sekarang dari piutang. Jadi, metode ini memberikan penekanan yang lebih besar pada neraca dari pada laporan laba rugi. 21

22