BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. Kredensial merujuk pada proses verifikasi pendidikan, lisensi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari dalam upaya melakukan perawatan. Upaya peningkatan derajat

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan dan pemeliharaan kesehatan yang merupakan unsur pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi identik dengan era telekomunikasi yang

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memudahkan dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan memiliki karir di

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. semua harapan atau impian yang ingin dicapai oleh setiap mahasiswa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada perubahan dokumen saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk mencapai kesadaran, keinginan dan kemampuan hidup sehat bagi

Term Of Reference (TOR)

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya pada era globalisasi saat ini. Hal ini disebabkan adanya tuntutan dari

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Di Era moderen ini perkembangan profesi keperawatan di Indonesia menuju

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

B A B 5 K E S I M P U L A N D A N I M P L I K A S I

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang sering terjadi diantaranya seperti kesiapan dari dosen yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlaku. Definisi perawat menurut Internasional Council of

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam bidang kesehatan.

Bab I. Pengantar. tujuan untuk mengetahui hubungan dari budaya kerja terhadap kinerja dosen

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional dalam tujuan mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga negara, sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dari pembangunan kesehatan. Dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal diperlukan kerja sama dan dukungan berbagai pihak dalam pelaksanaannya. Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan harus selalu tersedia dengan mutu yang baik bagi seluruh rakyat Indonesia (Departemen Kesehatan RI, 1998). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan keperawatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsikososial-spiritual yang diberikan pada individu, keluarga dan masyarakat, baik pelayanan dalam kondisi sehat maupun sakit, yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan akibat adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari hari secara mandiri (PPNI, 1999). Pelayanan keperawatan merupakan inti dari pelayanan kesehatan. Menurut Gillies (2000), diperkirakan 40 60% dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan. Dengan kata lain, dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu diperlukan peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Untuk mencapai pelayanan keperawatan yang optimal, perlu adanya tenaga keperawatan yang profesional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara lain memiliki pengetahuan yang cukup, menggunakan pendekatan proses keperawatan dan 1

2 melakukan dokumentasi asuhan keperawatan (Lynn & Moore, 1997). Oleh karena itu, salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan selama 24 jam secara berkelanjutan. Perawat harus memiliki keterampilan profesional agar mampu memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan nasional ataupun global (Wheeler dalam Hamid, 2001). Pendidikan tinggi tenaga kesehatan menempati posisi yang strategis dan merupakan bagian dari pembangunan sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas agar mampu bersaing di segala sektor pembangunan nasional khususnya dalam menghadapi era kesejagatan dan pasar bebas (Departemen Kesehatan RI, 1998). Pendidikan tinggi tenaga kesehatan sebagai subsistem pendidikan nasional dibentuk untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan tinggi keperawatan sebagai salah satu pendidikan tinggi tenaga kesehatan merupakan sarana mencapai profesionalisme tenaga keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia sangat menentukan dalam membina sikap dan kemampuan profesional, meningkatkan mutu pelayanan/asuhan keperawatan profesional, mengembangkan pendidikan keperawatan formal dan tidak formal, menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK keperawatan melalui penelitian dan meningkatkan kehidupan keprofesian (Nursalam & Efendi, 2008). Diploma III keperawatan merupakan salah satu jenis pendidikan keperawatan yang akan menghasilkan tenaga keperawatan profesional pemula. Hal tersebut sesuai dengan visi Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan yang tertuang dalam rencana strategis adalah dihasilkannya tenaga kesehatan yang profesional (Pusdiknakes, 2001). Tujuan program pendidikan diploma III keperawatan di

3 Indonesia adalah mendidik dan menghasilkan perawat profesional pemula yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangannya, menerapkan prinsip manajemen asuhan keperawatan, berperanserta dalam penelitian keperawatan dan menggunakan hasil penelitian dalam asuhan keperawatan, dan mengembangkan kemampuan profesional secara terus menerus (Badan PPSDMK, 2006). Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut di atas, peran dari institusi pendidikan sangat besar untuk membentuk, menggembleng dan mempersiapkan mahasiswa menjadi perawat yang profesional. Politeknik Kesehatan Denpasar melalui Jurusan Keperawatan merupakan salah satu institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan diploma III keperawatan. Semakin banyaknya institusi pendidikan tinggi keperawatan yang bermunculan di Provinsi Bali, merupakan tantangan bagi Politeknik Kesehatan Denpasar untuk mampu bersaing dalam peningkatan mutu lulusan, sehingga memiliki kesiapan kerja dan diterima oleh stakeholder. Stakeholder merupakan pengguna lulusan yang dihasilkan oleh institusi pendidikan, ini berarti lulusan suatu institusi pendidikan harus memenuhi standar yang diinginkan oleh stakeholder. Untuk melaksanakan proses pendidikan sangat diperlukan kurikulum sebagai pedoman dan arah dalam interaksi mahasiswa dengan semua sumber belajar, sehingga dapat dicapai kualitas lulusan yang handal. Sejak tahun 2001, sistem pembelajaran di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar menggunakan Kurikulum Nasional Tahun 1999. Namun, karena adanya tuntutan kebutuhan masyarakat pengguna lulusan dan kecenderungan era globalisasi, sehingga kurikulum tersebut direvisi menjadi Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2006. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dikembangkan berdasarkan pada kemampuan atau tindakan cerdas penuh tanggung jawab dari profesi tertentu dalam melaksanakan tugasnya di tempat kerja (Badan PPSDMK, 2006). Sampai saat ini, penyelenggaraan pendidikan di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar menggunakan Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2006 yang telah dilakukan peninjauan tahun 2012 dan menjadi Kurikulum berbasis Kompetensi Program Studi Diploma III

4 Keperawatan Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar Tahun 2012 yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Poltekkes Denpasar nomor DL.02.02/P.01/6452.1/2012 Tanggal 3 September 2012 (Politeknik Kesehatan Denpasar, 2013). Sejalan dengan tuntutan dunia kerja akan penguasaan sejumlah kompetensi kerja, kesiapan kerja lulusan menjadi penting, karena dengan kesiapan kerja yang memadai lulusan dapat menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan tanpa mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti dan hasil maksimal. Lulusan dinyatakan memiliki kesiapan kerja yang tinggi jika telah menguasai segala hal yang diperlukan sesuai dengan persyatatan kerja yang harus dimiliki. Kesiapan kerja didefinisikan individu atau seseorang yang dianggap memiliki keterampilan dan atribut yang membuat mereka siap untuk sukses di tempat kerja dan semakin diakui sebagai indikasi potensi lulusan dalam hal kinerja dan kemajuan karir (Caballero & Walker, 2010). Kesiapan kerja terdiri dari 4 komponen, yaitu : karakteristik individu, ketajaman organisasi, kompetensi kerja dan kecerdasan sosial (Caballero, et al., 2011). Survei pendahuluan dilakukan peneliti pada bulan Pebruari tahun 2015 kepada pengguna lulusan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar untuk melihat kesiapan kerja perawat lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar. Aspek yang dinilai dalam survei adalah kompetensi dalam melakukan pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi keperawatan dan catatan asuhan keperawatan. Penilaian menggunakan skala Linkert dengan skor 1 sampai 4. Perawat dinyatakan memiliki kesiapan kerja jika mendapatkan total skor minimal 18. Dari hasil survei ditemukan bahwa 33% dari 18 perawat lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar dinyatakan memiliki kompetensi untuk kesiapan kerja. Berdasarkan permasalahan dan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja perawat lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar, sehingga nantinya dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan kebijakan untuk mempersiapkan lulusan berkualitas.

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Mengapa hanya sebagian kecil perawat lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar yang memiliki kesiapan kerja? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja perawat lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi perawat lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar saat memasuki dunia kerja. b. Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pengelolaan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja perawat lulusan Politeknik Kesehatan Denpasar. b. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka atau informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melaksanakan pengembangan penelitian yang relevan. 2. Manfaat praktis a. Bagi Politeknik Kesehatan Denpasar, khususnya Jurusan Keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam merumuskan kebijakan terkait dengan proses mempersiapkan lulusan

6 perawat yang lebih berkualitas dan sesuai dengan harapan pengguna lulusan. b. Bagi pengguna lulusan (stakeholder), hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesiapan kerja lulusan perawat, sehingga memberikan dampak positif pada peningkatan kinerja pada stakeholder itu sendiri. c. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan memberikan dampak positif pada mahasiswa perawat Politeknik Kesehatan Denpasar, sehingga nantinya menjadi tenaga keperawatan yang benar-benar siap kerja. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang relevan dalam mengeksporasi kesiapan kerja lulusan perawat sudah pernah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dan relevan dengan penelitian saat ini, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Walker et al. (2013) dalam penelitian yang berjudul Work readiness of graduate health professionals. Penelitian tersebut merupakan studi eksplorasi yang bertujuan untuk meneliti kesiapan kerja di antara lulusan tenaga kesehatan profesional. Disain penelitian menggunakan sebuah teknik insiden kritis untuk memperoleh persepsi tentang strategi dan keterampilan yang membentuk kesiapan kerja di kalangan profesional kesehatan serta faktorfaktor kesiapan kerja yang membantu atau menghambat transisi dan integrasi lulusan kesehatan ke tempat kerja. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 15 lulusan kedokteran, 26 lulusan perawat dan 5 perwakilan organisasi dari rumah sakit di wilayah Victoria, Australia. Hasil penelitian menemukan terdapat 4 komponen penting dalam kesiapan kerja, yaitu : kecerdasan sosial, ketajaman organisasi, kompetensi kerja dan karakteristik pribadi. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada subjek dan lokasi penelitian, sedangkan persamaannya terletak pada metode penelitian.

7 2. Walker & Campbell, (2013) dalam penelitian yang berjudul Work readiness of graduate nurses and the impact on job satisfaction, work engagement and intention to remain. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara kesiapan kerja lulusan perawat dan sejumlah hasil kerja seperti kepuasan kerja, keterlibatan kerja dan niat untuk bertahan. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode survei kuantitatif. Subjek penelitian adalah 96 perawat dari 2 rumah sakit di wilayah Victoria, Australia. Penelitian tersebut menghasilkan 3 dimensi kesiapan kerja, yaitu : ketajaman organisasi, kompetensi kerja dan kecerdasan sosial dapat digunakan untuk memperkirakan kepuasan kerja dan bekerja keterlibatan. Selain itu, kepuasan kerja dan keterlibatan kerja merupakan variabel mederator hubungan antara ketajaman organisasi dan niat untuk bertahan. Temuan menunjukkan bahwa dimensi kesiapan kerja secara unik memperkirakan hasil kerja. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian. 3. Wolff, et al. (2010) dalam penelitian yang berjudul New graduate nurse practice readiness : Perspectives on the context shaping our understanding and expectations. Penelitian tersebut bertujuan untuk untuk memahami perspektif perawat tentang kesiapan praktik lulusan perawat baru dan konteks yang mendasari pembentukan perspektif ini. Penelitian dilakukan dengan metode diskusi kelompok terarah yang melibatkan 150 perawat dari berbagai pengalaman praktik, pendidikan dan sektor pembuat aturan. Penelitian tersebut menemukan bahwa harapan dan pemahaman peserta tentang kesiapan praktik lulusan perawat baru dipengaruhi oleh konteks sejarah dan sosial tempat pendidikan keperawatan dan praktik profesional tersebut berasal. Perbedaan-perbedaan ini terfokus pada 3 bidang utama, yaitu : pendidikan persiapan perawat (diploma atau strata), persiapan teknis dibandingkan dengan perawat profesional, dan tanggung jawab serta akuntabilitas sektor pendidikan dan praktik dalam persiapan pendidikan perawat. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada subjek dan lokasi penelitian serta metode pengumpulan data, sedangkan persamaannya terletak pada metode penelitian.

8 4. Parker, et al. (2014) dalam penelitian yang berjudul New graduate nurses' experiences in their first year of practice. Penelitian tersebut bertujuan untuk untuk mengeksplorasi pengalaman lulusan perawat baru memasuki dunia kerja keperawatan di New South Wales, Australia, dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi transisi mereka ke dunia kerja, kepuasan dan kemungkinan retensi. Penelitian tersebut menggunakan disain cross sectional (potong lintang) dengan metode campuran dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh dari survei online dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menemukan bahwa secara keseluruhan responden merasa puas dengan proses perekrutan mereka (ratarata 3,54) dan dukungan untuk pengembangan profesional (rata-rata 3,37), tetapi kepuasan kerja dinilai lebih rendah (rata-rata 2.91). Temuan kualitatif dari diskusi kelompok terarah dan komentar survei mengungkapkan bahwa sejumlah faktor utama yang berdampak pada kemampuan transisi lulusan baru. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah : kondisi lingkungan kerja, ketersediaan dukungan untuk lulusan baru, kecenderungan mereka untuk belajar, beradaptasi dengan budaya kerja, mengakomodasi harapan mereka maupun orang lain, dan rendahnya pengalaman sebelumnya. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini terletak pada subjek, metode dan lokasi penelitian. Secara umum, dapat dilihat perbedaan mendasar antara penelitian yang dilakukan ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksporasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja lulusan perawat. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian yang sama dan sejenis belum banyak dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri.