BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD, PEMAHAMAN KONSEP FISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

BAB II KAJIAN TEORI. Komalasari (2010, h. 57) menyebutkan bahwa model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas.

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian BI Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

Cooperative Learning dalam Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORI. belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

TINJAUAN PUSTAKA. sepenuhnya dapat dijelaskan. Pada makna yang lebih kompleks pembelajaran. siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB II LANDASAN TEORI. Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II KAJIAN TEORITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensipotensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Bagi seorang. pelajar, belajar merupakan sebuah kewajiban.

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diajar Menggunakan Model. Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa Kelas VII

II. TINJAUAN PUSTAKA. membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat kemampuan Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel A, kita mengatakan arah variabel itu dari A ke B bukan dari B ke A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat. Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. Akan tetapi menurut konsep Eropa, arti belajar agak sempit hanya mencakup menghapal, mengingat, dan mereproduksi sesuatu yang dipelajari (Notoatmodjo. 2007. hlm. 38). 2. Proses belajar Menurut Notoatmodjo (2007, hlm. 39), dalam belajar tercakup hal-hal berikut : a. Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan pokok dalam kegiatan belajar, sama halnya dengan pembiasaan. b. Menambah/ memperoleh tingkah laku baru Belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas kejiwaan sendiri. Sifat khas dari proses belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru, yang dahulu belum ada, sekarang menjadi ada, yang semula belum diketahui, sekarang diketahui, yang dahulu belum mengerti, sekarang dimengerti. 7

8 3. Ciri-ciri kegiatan belajar Menurut Notoatmodjo (2007, hlm. 40), ciri-ciri kegiatan belajar : a. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. b. Perubahan didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. c. Perubahan-perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar Menurut Notoatmodjo (2007) dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok, yakni masukan (input), proses, dan keluaran (output). Persolan masukan menyangkut subjek atau sasaran belajar. Persoalan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada diri subjek belajar. Dalam hal ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain subjek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode belajar mengajar yang digunakan, alat bantu belajar, dan materi atau bahanyang dipelajari. Sedangkan keluaran merupakan hasil belajar, yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar. Proses kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut : Metode belajar Alat alat bantu Input Proses Belajar (Subjek Belajar) Output (Hasil belajar) Fasilitas belajar Bahan belajar Skema 2.1. Proses Belajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya

9 5. Proses belajar pada orang dewasa Menurut UNESCO, pendidikan orang dewasa menurut isi, tingkatan, metodenya, formal maupun tidak formal merupakan lanjutan atau pengganti pendidikan di sekolah ataupun universitas. Hasil pendidikan orang dewasa berupa perubahan kemampuan, penampilan atau perilakunya (Notoatmodjo, 2007). Perubahan perilaku di dalam proses pendidikan orang dewasa (andragogi) umumnya lebih sulit daripada perubahan perilaku di dalam pendidikan anak (pedagogi) karena orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu. Untuk itu diperlukan usaha-usaha agar subjek belajar meyakini pentingnya pengetahuan, sikap, dan perilaku tersebut bagi kehidupan yaitu dengan cara atau metode belajar mengajar yang tepat. Salah satu metode yang sangat cocok untuk pendidikan orang dewasa adalah dengan diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi (Notoatmodjo, 2007). B. Metode Pembelajaran Kooperatif 1. Defenisi Pembelajaran kooperatif merupakan kelompok strategi pengajaran yang melibatkan mahasiswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa, memfasilitasi mahasiswa dengan sikap kepemimpinan, membuat keputusan dalam kelompok, memberikan kesempatan untuk berinteraksi serta belajar bersama-sama antar mahasiswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2011).

10 Tabel 2.1. Perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan. Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggotanya. Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, pengajar terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar-anggota kelompok. Pengajar memperhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai) (Killen, dalam Trianto 2011) Kelompok Belajar Konvensional Pengajar sering membiarkan adanya mahasiswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya mendompleng keberhasilan pemborong. Kelompok belajar biasanya homogen. Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh pengajar atau kelompok dibiarkan untuk memeilih pemimpinnya dengan cara masing-masing. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan. Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung. Pengajar sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

11 Menurut Ibrahim dalam Jauhari (2011) Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu : a. Hasil belajar akademik Belajar kooperatif mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi mahasiswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat model ini unggul dalam membantu mahasiswa memahami konsep-konsep sulit, meningkatkan nilai mahasiswa pada belajar akademik, perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar dan dapat member keuntungan baik pada mahasiswa kelompok bawah maupun atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. b. Penerimaaan terhadap perbedaan individu Penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya tentang tugastugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. c. Pengembangan keterampilan sosial Mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh mahasiswa. 2. Unsur penting dan prinsip utama pembelajaran kooperatif Menurut Johnson & Sutton (1992 dalam Trianto 2011), terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara mahasiswa. Dalam belajar kooperatif mahasiswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain.

12 b. Interaksi antara mahasiswa yang semakin meningkat. Seorang mahasiswa akan membantu mahasiswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Interaksi yang terjadi dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama. c. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab mahasiswa berupa : membantu mahasiswa yang membutuhkan bantuan, mahasiswa tidak hanya sekedar membantu hasil kerja dan teman sekelompoknya. d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Mahasiswa dituntut untuk berinteraksi dengan mahasiswa lain dalam kelompok dan bagaimana bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok sehingga menuntut keterampilan khusus. e. Proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik. Model pembelajaran kooperatif juga mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar kooperatif menurut Slavin (1995, dalam Trianto, 2011) adalah sebagai berikut : a. Penghargaaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan. b. Tanggung jawab individual, suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

13 c. Kesempatan yang sama untuk sukses, mahasiswa membantu kelompom dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa mahasiswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai 3. Fase-Fase pembelajaran kooperatif Menurut Jauhari (2011, hlm. 54), terdapat enam fase dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : Tabel 2.2. Fase pembelajaran kooperatif No. Fase Peran Pengajar 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi mahasiswa Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dan memotivasi mahasiswa belajar. 2. Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada mahasiswa dengan jalan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan. 3. Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. 4. Membimbing kelompok Membimbing kelompok dalam belajar, yaitu bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. 5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari kelompok atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 6. Memberikan penghargaan Memberi penghargaan kepada individu atau kelompok yang mendapatkan hasil yang baik. Misalnya dengan memberi hadiah.

14 C. Group investigation (investigasi kelompok) 1. Defenisi Model pembelajaran ini berasal dari John Dewey (1970), diperbaharui dan diteliti oleh Shlomo dan Yael Sharan dari Universitas Tel Aviv, serta Rachellazarowitz di Israel. Pembelajaran model group investigation adalah model pembelajaran dengan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 mahasiswa yang heterogen, dimana kelompok mahasiswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu (Jauhari, 2011). 2. Langkah-langkah implementasi group investigation. Menurut Slavin (2005), Implementasi group investigation sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur mahasiswa ke dalam kelompok 1) Para mahasiswa memiliki beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran 2) Para mahasiswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih 3) Komposisi kelompok didasarkan pada keterkaitan mahasiswa dan harus bersifat heterogen 4) Pengajar membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

15 b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari 1) Para mahasiswa merencanakan bersama mengenai : a) Apa yang kita pelajari? b) Bagaimana kita mempelajarinya? siapa melakukan apa? (pembagian tugas) c) Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini? c. Melaksanakan investigasi 1) Para mahasiswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan 2) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya 3) Para mahasiswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensisntesis semua gagasan d. Menyiapkan laporan akhir 1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka 2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka 3) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi. e. Mempresentasikan laporan akhir 1) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk 2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara aktif

16 3) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. f. Evaluasi 1) Para mahasiswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka 2) Pengajar dan mahasiswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran mahasiswa. 3) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi. 3. Kelebihan dan kekurangan group investigation Menurut Istarani (2012, hlm. 86) ada kelebihan dan kekurangan pembelajaran group investigation : a. Kelebihan pembelajaran group investigation 1) Dapat memadukan antara mahasiswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok yang heterogen. 2) Melatih mahasiswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok. 3) Melatih mahasiswa untuk bertanggungjawab sebab akan diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompok. 4) Mahasiswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil kelompok yang dilakukannya. 5) Melatih mahasiswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui penemuan yang ditemukannya.

17 b. Kekurangan Pembelajaran Group Investigation 1) Dalam berdiskusi seringkali yang aktif hanya sebagian mahasiswa saja. 2) Adanya pertentangan diantara mahasiswa yang sulit disatukan karena dalam kelompok sering berbeda pendapat. 3) Sulit bagi mahasiswa untuk menemukan hal yang baru sebab ia belum terbiasa untuk melakukan hal itu. 4) Bahan yang tersedia untuk melakukan penemuan kurang lengkap. D. Metode pembelajaran konvensional Metode pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional menggunakan metode ceramah dalam proses belajar dan mengajar, dimana pengajar mentransfer ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, sedangkan mahasiswa lebih banyak sebagai penerima. Mahasiswa dipandang sebagai mahasiswa yang belum mengetahui suatu apapun dan hanya menerima bahan-bahan yang diberikan. Pengajar adalah orang dewasa yang memiliki pengetahuan dan wewenang untuk menyampaikan pengetahuan kepada mahasiswa. Tujuan pembelajaran terbatas pada pemilik pengetahuan. Dalam pembelajaran konvensional, penyaji materi pembelajaran, biasanya seorang pengajar selalu berusaha membuat peserta didik dapat memahami dan mengerti setiap maeri yang diberikan. Akan tetapi keaktifan pengajar dalam memberi pelajaran dan inovasi pengajar terhadap pemilihan metode yang digunakan juga akan dapat menunjukkan tingkat proses belajar mengajar dan keberhasilan mahasiswa. Di dalam kelas pembelajaran konvensional, pengajar lebih dominan menggunakan metode ceramah dimana dominasi pengajar sebagai pemberi pembelajaran lebih banyak sehingga menciptakan situasi dan kondisi komunikasi

18 searah. Pembelajaran konvensional merupakan sutau penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah mahasiswa, kegiatan pada penceramahan dan komunikasi yang terjadi adalah satu arah. Tujuan utama pembelajaran konvensional adalah mengembangkan daya intelektual mahasiswa, maka pembelajaran konvensional berpusat pada usaha menyampaikan pengetahuan. Tugas pengajar adalah mengajar dari sudut pengajar, yaitu berdasarkan pada apa yang dilakukannya dan bukan yang terjadi pada mahasiswa. E. Hasil belajar Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yakni : Skema 2.2. Hubungan Belajar Mengajar Tujuan Instruksional (a) (c) Pengalaman belajar (proses belajar mengajar) (b) Hasil Belajar Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan pengalaman belajar, garis (b) menunjukkan hubungan antara pengalaman belajar dengan hasil belajar, dan garis (c) menunjukkan hubungan tujuan instruksional dengan hasil belajar (Sudjana, 2009). Kegiatan penilaian (c), yakni suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauhmana tujuan-tujuan instruksionsl telah dapat dicapai atau dikuasai mahasiswa dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar mengajar). Maka, hasil belajar adalah evaluasi

19 pembelajaran dalam bentuk nilai dengan instrument test. Hasil belajar mahasiswa berupa perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris (Sudjana, 2009). Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada butir-butir soal dan tanpa hukuman yaitu banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban. Berikut tabel skor dalam buku panduan akademik Fakultas Kedokteran UMSU sebagai berikut : Tabel 2.3. Tabel skor hasil belajar NILAI ANGKA NILAI HURUF PREDIKAT 85 100 A Istimewa 80-84,99 B/A Sangat baik 75-79,99 B Baik 70-74,99 C/B Cukup baik 65-69,99 C Cukup 60-64,99 D/C Kurang dari cukup 55-59,99 D Kurang 0-54,99 E Gagal (Panduan akademik Fakultas Kedokteran UMSU, 2011) F. Materi Blok Metabolisme dan Nutrisi Terlampir