Materi Minggu 2. Kelompok Kerja (Teamwork)

dokumen-dokumen yang mirip
KERJA KELOMPOK TEAMWORK MATERI KE-2

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

MANAJEMEN KONFLIK ENI WIDIASTUTI

Team Building & Manajeman Konflik

BAHAN AJAR / MATERI PELENGKAP MODUL DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. III DINAMIKA KELOMPOK. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Perspektif Karyawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

MATERI TAMBAHAN KEWIRAUSAHAAN PTIK

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja.

Oleh: Yantome Hambur. Dosen Jurusan Bahasa Inggris, FKIP, Univ. PGRI NTT, Kupang A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-1 (UAS)

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Membangun Tim Proyek, Konflik dan Negosiasi

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA OLEH : ADE JUWAEDAH. Abstrak

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Karyawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

Psikologi Komunikasi

BAB XIII KELOMPOK KERJA DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

Sumber : Abdul Mukhyi dan Organisasi.org. yudaharja.com

MVVM Mission-Vision-Values-Meaning. DO : adalah perilaku yang diharapkan dari setiap insan Nilai UNIVERSITAS LANCANG KUNING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Oleh karena itu

A. Kegunaan Mempelajari Moral Kelompok

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

Patricia Dhiana Paramita *)

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Business Leadership. Oleh : Utama Andri Arjita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perilaku, keterampilan pemimpinnya dan aspek situasi. Atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain itu berperilaku tertentu.

INDIKATOR IMPLEMENTASI MBS SD

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

BAB I PENDAHULUAN. Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi; yaitu

4 JURUS KEPIAWAIAN PEMIMPIN ORGANISASIONAL

Devi Tirttawirya FIK UNY 1

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kinerja atau produktivitas karyawannya. perusahaan untuk pemenuhan kebutuhannya.

PERAN KELUARGA STRATEGIS DAN KRUSIAL

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional. Persatuan Kontraktor Listrik Nasional (PAKLINA) adalah

KEPEMIMPINAN ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan suatu perusahaan untuk berkembang sangat bergantung pada

Jusuf Kalla dan Wiranto: Perpaduan progresitas dan loyalitas. Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

BAB VII KEPEMIMPINAN KARISMATIS

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

08/03/2013 Bin-Gaya Kerja-2007 (Direvisi 2013) 1

Psikologi Dunia Kerja Organisasi Informal

Modal insan: membentuk keluarga berkesan. Sinopsis:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan terjadinya perubahan ini adalah globalisasi dalam bidang ekonomi serta

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat belajar cepat untuk bertahan. Olehkarena itu organisasi harus

PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi

Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

NILAI-NILAI KEJUANGAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LINTAS BUDAYA

Transkripsi:

T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 7 Materi Minggu 2 Kelompok Kerja (Teamwork) 2.1 Pengertian dan Karakteristik Kelompok Kelompok dapat diartikan sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi pada suatu pertemuan tatap muka, di mana setiap anggota mendapat kesan yang jelas, sehingga seseorang baik di saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada yang lainnya. Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi (Lewin, 1948). Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung (Homans, 1950). Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri-ciri, yaitu: 1. Terdiri dari 2 orang atau lebih. 2. Adanya interaksi yang terus menerus. 3. Adanya pengembangan identitas kelompok. 4. Adanya norma-norma kelompok. 5. Adanya diferensiasi peran. 6. Peran yang saling tergantung. 7. Produktivitas bertambah atau meningkat. 8. Saling membagi tujuan yang sama. Karakteristik kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu: 1. Interaksi dapat berupa fisik, verbal, non-verbal, emosional. 2. Struktur adalah pola hubungan yang stabil di antara anggota. a. Role (peran) yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki. b. Norma adalah aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat. 3. Tujuan: a. Intrinsik b. Ekstrinsik (tujun bersama): - Faktor pemersatu paling kuat contohnya olah raga. - Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai. 4. Groupness/Entitavity (Kesatuan) adalah tingkat di mana kekuatan tunggal sebuah kesatuan menyatu. 5. Ketergantungan dinamis. Ada 2 karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural, dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para

T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 8 anggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan. 2.2 Tahapan Pembentukan Kelompok Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan. 1. Tahap Pembentukan (Forming) Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka beluum saling mengenal dan belum saling percaya. 2. Tahap Pengembangan Ide (Storming) Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang berhenti pada tahap ini. 3. Tahap Penyepakatan (Norming) Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok. 4. Tahap Pelaksanaan (Performing) Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling menghormati dalam berkomunikasi. 5. Tahap Pembubaran dan Perubahan (Adjourning and Transforming) Tahap di mana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan 2.3 Kekuatan Teamwork Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif. Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat:

T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 9 1. Jangan bersikap individualistis Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan. 2. Berikan kontribusi Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan. 3. Bersikap fleksibel Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi learning community artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan. 4. Komunikasi Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya. 5. Komitmen Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin. 6. Kepercayaan dan saling menghargai Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 10 7. Patuhilah pemimpin Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah. Satu hal lagi adalah sebuah kelompok tidak akan kuat apabila pemimpinnya tidak kuat pula. Pemimpin yang baik mampu bersikap demokratis, membuka kesempatan setiap anggota untuk menyampaikan opininya tanpa harus dipotong atau dikecam. Gagasan yang mereka keluarkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan atau tindakan yang diambil dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian anggota tim merasa bahwa diri mereka bernilai dan dihargai. Kekuatan tim yang paling besar adalah kekuatan rantai yang terlemah. Seorang anggota tim yang baik harus pandai melihat kemampuan masing anggota tim lainnya. Ketika melihat ada anggota tim yang lemah, ia memberdayakan kelemahan tersebut sehingga menjadi lebih kuat dan mampu berkontribusi. Bila si lemah menjadi kuat maka tim akan menjadi lebih kuat dan akan menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan-tantangan bersama di masa depan.