PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

dokumen-dokumen yang mirip
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK SAPI PADA LAHAN SUB OPTIMAL. Ballitsereal Maros 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PENGEMBANGAN JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

IDENTIFIKASI PERAN JAGUNG UNGGUL TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI DI PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balitsereal Maros 2) BPTP Nusa Teggara Timur ABSTRAK

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat,

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

Sistem Perbenihan Jagung

PANEN HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TERBATAS DI SULAWESI SELATAN

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

PEMETAAN PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI LAHAN KERING IKLIM KERING

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

KAJIAN PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH SEBAGAI TANAMAN MT III DI SULAWESI TENGGARA

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

PRODUKSI BENIH DASAR UNTUK PEMBINAAN JARINGAN KERJA KABUPATEN SOPPENG. M.Sudjak Saenong dan IGP.Sarasutha Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

Analisis Input-Output Pemupukan Beberapa Varietas Jagung di Lahan Kering. Muh. Taufik dan Muhammad Thamrin

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Muhammad Aqil dan Bunyamin Z. ABSTRAK

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

KENDALA DAN PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SULAWESI SELATAN. Faesal dan Syuryawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BENTUK KELEMBAGAAN PERBENIHAN JAGUNG YANG PROSPEKTIF DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros 2)

Program peningkatan produksi jagung nasional melalui upaya

KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN SAWAH MELALUI PERBAIKAN POLA TANAM YANG BERBASIS KEMITRAAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

PEMURNIAN GENETIK DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG MANADO KUNING. Oleh: Semuel D. Runtunuwu, Yefta Pamandungan, dan Selvie Tumbelaka

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

Kelembagaan dalam sistem usahatani adalah suatu kesatuan untuk

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

INTRODUKSI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI LAMPUNG. Dewi Rumbaina Mustikawati dan Yulia Pujiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

DINAMIKA KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH JAGUNG BERSARI BEBAS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

IDENTIFIKASI KINERJA USAHATANI DAN PEMASARAN JAGUNG DI NUSA TENGGARA BARAT. Hadijah A.D. Balai Penelitian Tanaman Serealia

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

Studi Komposit Potensi Jagung pada Lahan Sawah Tadah Hujan Setelah Pertanaman Padi. Composite Study of Potential Corn The Land After Rice Rainfed

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

KARAKTER PERTUMBUHAN POTENSI HASIL POPULASI JAGUNG QPM DI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT. BPTP Nusa Tenggara Barat 2) BPTP Nusa Tenggara Timur 3)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

Pedoman Umum. PTT Jagung

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Sumarni Panikkai Balai Penelitian Tanaman Serealia

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

Transkripsi:

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Faesal 1), E. Hosang 2), Made J. Mejaya 1), dan Sania Saenong 1) 1) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pembinaan produksi dan distribusi benih sumber jagung komposit dilakukan Balitsereal bekerjasama dengan instansi terkait (Diperta, BPSB, dan BBI). Penelitian bertujuan untuk mempercepat distribusi benih dasar (BD) atau benih pokok (BP) jagung komposit. Produksi benih dilakukan oleh Diperta dan BBI sesuai dengan prosedur memproduksi benih dasar yang diawasi secara intensif dan ketat oleh BPSB. Penanaman dilakukan pada September 2005 di desa.naibonat menggunakan jagung komposit varietas dan Srikandi putih-1, sedangkan di BBI Tarus menanam varietas masing masing 1 ha. Jarak tanam 75 cm x 40 cm, 2 tanaman/lubang, dipupuk dengan 300 kg urea + 200 kg SP 36 + 100kg KCl. Roguing dilakukan 2 kali yaitu pada fase vegetatif dan setelah keluar rambut. Hasil benih varietas yang sudah disortir pada kadar air 10 % di Naibonat dan BBI Tarus masing-masing 2,80 dan 4,20 t/ha, sedangkan Srikandi putih-1 di BPTP Naibonat diperoleh 2,67 t/ha. Benih tersebut sudah diberikan ke beberapa penangkar benih untuk memproduksi benih di Kabupaten (TTS, TTU, Belu dan Sumba Timur) Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kata Kunci: Pembinaan, Produksi, Distribusi, Benih sumber Jagung PENDAHULUAN Benih unggul adadah katalis sangat penting untuk memacu peningkatan produktivitas pertanian secara signifikan. Produksi benih yang bermutu penting untuk semua jenis tanaman, dan produksi benih unggul tidak banyak manfaatnya kalau tidak diantar dan terdistribusi kepada petani pengguna (Morris, 1998). Dalam kurun waktu 9 tahun terakhir Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan 8 varietas jagung unggul bersari bebas dan terbaru diantaranya adalah, Sukmaraga, Srikandi putih dan Srikandi kuning dengan potensi hasil 7,0 9,0 t/ha. adalah varietas toleran kekeringan, Sukmaraga toleran lahan masam, sedangkan Srikandi kuning dan Srikandi putih merupakan jagung yang memiliki protein bermutu tinggi (promunggi) oleh karena mengandung Lisin dan Triptopan lebih tinggi dibandingkan jagung biasa (Balitsereal, 2005). Jagung promunggi prospektif dikembangkan untuk mendukung program peningkatan mutu pakan dan pangan berbasis jagung, misalnya di Nusatenggara Timur (NTT) yang dikenal sebagai daerah ternak dan makanan pokok sebagian besar penduduk adalah jagung. Kendala utama yang dihadapi petani adalah ketersediaan benih yang tidak cukup dengan harga terjangkau Balitsereal (2004). Hal yang perlu diperhatikan di dalam memproduksi benih adalah harus lebih baik dari produksi biji untuk konsumsi dan untuk memperoleh benih dalam jumlah besar dengan mutu baik, maka pembinaan penangkar merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan (David Beek dalam Cimmyt, 1999). Untuk mempercepat pengembangan, penyediaan dan distribusi benih jagung varietas unggul komposit perlu diupayakan dengan cara menjalin kerjasama antara Balitsereal dengan instansi terkait (Diperta, BPTP, BBI dan lain-lain) dalam mensosialisasikan varietas unggul sekaligus dengan teknik produksi benih sumber kelas benih dasar, sehinggga varietas unggul lebih cepat tersebar sampai kepada pengguna. Sosialisasi varietas varietas baru ditujukan kepada instansi terkait dengan perbenihan dapat dilakukan melalui acara temu lapang. Target produksi 25 kg Benih Penjenis (BP) seluas 1,0 ha lahan, akan menghasilkan 2.500-3.000 kg benih dasar (BD). Selanjutnya 25 kg benih kelas BD apabila dikembangkan diharapkan menjadi 2.500 3.000 kg benih Benih Pokok (BP), Kemudian 2500 kg BP apabila dikembangkan akan menjadi 250.000 kg Benih Sebar (BR) yang selanjutnya digunakan oleh petani di setiap daerah sasaran.

METODE PENELITIAN Penelitian ini kegiatannya meliputi sosialisasi varietas baru, produksi benih dan distribusi benih sumber jagung komposit yang dilakukan bekerjasama instansi terkait dengan perbenihan antara lain Diperta Prpinsi, BPSB dan BBI Propinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan salah satu sentra produksi jagung di Indonesia. Benih dasar (BD) adalah keturunan pertama benih penjenis (BP). Benih kelas BD diproduksi oleh Diperta Propinsi dengan bimbingan dan pengawasan intensif dan ketat oleh petugas BPSB. Penangkaran benih jagung komposit kelas BD atau BP dilakukan di Naibonat pada MK 2005 seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Penangkaran benih jagung komposit kelas benih dasar (BD) atau benih pokok (BP) di NTT pada MK 2005 Varietas Srikandi Putih-1 Lokasi Naibonat Naibonat BBI Tarus Luas penangkaran untuk kelas benih Benih dasar (ha) Benih pokok (ha) Total (ha) 1,0 1,0 1,0 Perkiraan hasil benih (t/ha) 3,00 2,50 3,00 Varietas yang ditanam adalah dan Srikandi Putih-1 dengan prosedur mengacu kepada cara memproduksi benih kelas BD dan BP jagung bersari bebas di lapangan mengikuti metode yang diuraikan oleh Dahlan (1988) dan BSN (2000) sebagai berikut: 1. Sebelum benih di tanam petugas BPSB mengambil sampel dan meninjau lokasi penangkaran, dilanjutkan pemeriksaan lapangan rutin sampai tongkol dipanen untuk keperluan sertifikasi benih yang akan dihasilkan (minimal 4 kali kunjungan lapangan). 2. Benih kelas BS atau BD tiap varietas ditanam dalam petak terisolasi jarak minimum 500 m dan atau isolasi waktu 1 bulan. 3. Jarak tamnam 75 cm x 20 cm (2-3 biji perlubang, diperjarang pada umur 14 hari menjadi 1 tanaman/lubang) dan jumlah benih yang diperlukan 25 kg/ha. 4. Pengelolaan tanaman sesuai anjuran yaitu pupuk an organik 300 kg urea, 150 kg SP36, 100 kg KCl dan 50 kg ZA per ha. Sepertiga takaran urea diberikan pada umur 1-7 hari setelah tanaman tumbuh bersama seluruh takaran P dan K pada jarak sekitar 7 cm dari tanaman sedalam 10 cm dan lubang pupuk ditutup kembali dengan tanah. Sisa pupuk urea dan seluruh pupuk ZA diberikan pada umur 30-35 hst pada jarak sekitar 15 cm dari tanaman sedalam 10 cm dan lubang pupuk ditutup kembali dengan tanah. Tanaman dipelihara secara optimal dari gangguan gulma, hama dan kebutuhan air. 5. Sebelum keluar bunga, dilakukan pembuangan tanaman menyimpang dalam hal warna batang dan daun, tinggi tongkol dan batang, umur berbunga, warna rambut, warna malai serta tanaman yang terinfeksi hama penyakit. 6. Pada saat panen (kadar air 20%) pilih tongkol yang diinginkan sesuai dengan deskripsi varietas pada saat panen. Tongkol terpilih kemudian dipipil pada kadar air 14 % dan bijinya digabung sebagai benih kelas BD dan BP. 7. Biji dikeringkan hingga kadar air maksimum 10% kemudian dimasukkan dalam kemasan plastik berisi 5 kg benih. Pengamatan 1. Bobot tongkol kupasan basah(kg/ha) 2. Kadar air biji saat panen (%) 3. Hasil biji (kg/ha, setelah disortir, pipilan kering pada kadar air 10%) 4. Setiap hamparan pertanaman (ha) dibuat ubinan 10m x 10 m dengan data: a. Jumlah tanaman dipanen b. Jumlah tongkol dipanen c. Bobot tongkol kupasan (kadar air 15%)

d. Bobot biji (kadar air 15%) e. Hasil benih setelah disortir pipilan kering kadar air 10% 5. Pendistribusisn benih kelas BD dan atau BP yang dihasilkan (data nama penangkar dan jumlah benih). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil biji kering calon benih kelas BD atau BP jagung unggul komposit dan Srikandi Putih-1 di Naibonat masing-masing diperoleh sebanyak 3,47 t/ha dan 3,11 t/ha pada kadar air 15%. Bobot biji setelah disortir pada kadar air 10% adalah 2,80 dan 2,67 t/ha, sedangkan varietas di BBI Tarus memberikan calon benih 5,30 t/ha ada kadar air 15% dengan hasil sortir pada kadar air 10% sebanyak 4,20 t/ha (Tabel 2). Benih BD yang diperoleh lebih tinggi dari perkiraan hasil yang ditargetkan, meskipun tanaman mendapat cekaman kekeringan yang disebabkan menanam terlambat (28 Agustus 2005), sehingga persediaan air pada sumur pompa dan atau kolam tidak mampu mengairi secara optimal seluruh pertanaman yang luasnya 2,0 ha termasuk pertanaman selain produksi untuk benih yang dilakukan isolasi waktu 1 bulan. Hasil biji yang rendah juga disebabkan oleh populasi tanaman panen dan jumlah tongkol lebih rendah dari populasi normal, karena dilakukan seleksi tanaman menyimpang sebelum dan setelah keluar bunga jantan (Tabel 2). Produksi benih yang ditanam di BBI Tarus hasilnya lebih tinggi dibandingkan di Naibonat oleh karena ada air sungai yang dapat dipompa setiap saat ke pertanaman, sehingga kebutuhan air lebih terjamin selama pertumbuhan tanaman. Berdasarkan pola distribusi bulanan dan jumlah hari hujan (Gambar 1) maka penanaman jagung untuk produksi benih sebaiknya dilakukan pada bulan Maret atau April, mengikuti pola tanam petani yang umumnya menanam jagung momnokultur atau ditumpangsarikan dengan ubikayu atau labu diawal musim penghujan. Pertanaman jagung untuk produksi benih sebaiknya waktu tanamamnya mundur sampai pertengahan atau akhir musim hujan, sehingga tanaman jagung masih ada sedikit hujan hujan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif awal dan selanjutnya dapat dibantu penyiraman menggunakan air yang dipompa dari sumber air yang masih tersedia, dengan demikian pada fase pemasakan biji serta panen dan prosessing sudah tidak ada hujan, sehingga kuantitas maupun kualitas benih yang dihasilkan menjadi lebih baik. Penanaman jagung untuk produksi benih juga dapat dilakukan di musim kemarau pada lokasi yang memiliki sumber air dan dipanen pada awal musim hujan kalau ada alat pengering. Hasil biji varietas di Naibonat lebih tinggi dibandingkan Srikandi Putih-1, hal ini menunjukkan bahwa jagung komposit varietas lebih toleran terhadap kekeringan dibandingkan dengan varietas Srikandi Putih-1, padahal persediaan airnya lebih terjamin oleh karena pertanaman jagung varietas Srikandi Putih-1 memiliki sumur tersendiri dengan luas pertanaman yang relatif lebih kecil yaitu 1,0 ha. Benih sumber kelas BD dan atau BP sebahagian sudah didistribusikan kepada penangkar benih dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten TTS, Kabupaten TTU, Kabupaten Belu dan Sumba Timur untuk memproduksi kalas benih selanjutnya. Benih pokok sebanyak 7,0 ton dan Srikandi Putih-1 2,67 ton (Tabel 2).

500 30 450 400 Curah hujan Hari hujan 25 350 20 300 Jumlah cur 250 200 15 Hari h 10 150 100 5 50 0 Okt Nop Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept JG + UBK JG Benih 0 Gambar 1. Grafik jumlah curah hujan dan hari hujan lokasi penelitian, Naibonat 2004/2005 Benih dasar yang dihasilkan pada penelitian ini, apabila ditangkarkan untuk memproduksi kelas benih selanjutnya akan dihasilkan benih popkok (BP) Varietas sebanyak 700 ton dan varietas Srikandi putih 267 ton. Benih pokok ini akan memberi kontribusi cukup signifikan terhadap penyediaan benih sumber jagung di NTT. Luas pertanaman jagung di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada musim tanam tahun 2004 adalah 264.907 ha (BPS, 2004) apabila diasumsikan bahwa kebutuhan benih 20 kg/ha maka, diperlukan benih jagung sebanyak 5.298 ton dan kebutuhan benih tersebut pada tahun 2005 meningkat menjadi 6000 ton (Diperta NTT, 2005). Produksi Benih Sumber varietas dan Srikandi putih-1 mampu mensuplai benih sumber sebesar 9,67 t pada musim tanam 2005/ 2006. Apabila benih sumber tersebut ditangkarakan dapat menghasilkan benih sebar sebanyak 967 ton. Dengan demikian terjadi percepatan penyebaran benih jagung bermutu pada musim tanam tahun berikutnya. Jumlah benih sumber dan Srikandi putih-1 yang terdistribusi sampai akhir Desember 2005 tertera pada Tabel 3. Tabel 2. Hasil varietas dan Srikandi Putih -1 produksi benih sumber (BD) dan benih pokok (BP). Naibonat NTT, 2005 Lokasi/ No. Jumlah Jumlah Bobot Kadar Hasil biji Biji sortir

Varietas Naibonat Ubinan I II Rata-rata tananan panen 205 202 203 tongkol panen 214 211 203 ubinan (kg) 44,9 38,0 41,5 air (%) 25,8 23,7 26,3 ka 15% (t/ha) 3,60 3,34 3,47 pada ka 10% (t/ha) 2,90 2.70 2,80 Srikandi Putih-1 BBI Tarus I II Rata-rata I II Rata-rata 207 224 216 321 314 318 217 232 225 334 325 330 46,4 49,0 47,2 77,5 74,5 75,9 30,4 30,7 3 26,1 25,4 25,8 3,03 3,20 3,11 5,40 5,21 5,30 2,60 2,73 2,67 4,25 4,15 4,20 Tabel 3. Distribusi benih komposit dan Srikandi Putih-1. Naibonat, Desember 2005 Varietas Jumlah benih Nama Kabupaten (kg) Penangkar/Instansi (BD) 50 TTU Alex Nana 60 Belu Yosefin Clara 40 Sumba Tinur Kornelis 420 Kupang BPTP Naibonat 2230 Kupang Diperta NTT Srikandi Putih-1 (BP) 200 300 40 2130 TTU Kupang Sumba Timur Kupang Total 5470 NTT Alex Nana BPTP Naibonat Kornelis Diperta NTT Jumlah benih yang terdistribusi sampai akhir Desember 2005 menunjukkan bahwa produksi benih sumber pada MK 2005 sudah terbagi ke beberapa penangkar binaan Diperta maupun BPTP yang tersebar di beberapa Kabupaten di NTT dan sisa benih yang belum tersalurkan akan digunakan atau didistribusikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi NusaTenggara Timur. KESIMPULAN Produksi benih kelas BD varietas setelah sortir pada kadar 10 % diperoleh benih 2,80 t/ha (Naibonat) dan 4,20 t/ha (BBI Tarus), sedangkan varietas Srukandi Putih-1 di Naibonat menghasilkan benih BD setelah disortir sebanyak 2,67 t/ha pada kadar air 10%. Distribusi benih dilakakukan melalui penangkar benih binaan Dinas Pertanian dan BPTP pada beberapa kabupaten di NTT.

DAFTAR PUSTAKA Balitsereal. 2005. Highlight Balai Penelitian Tanaman Serealia 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 36 p. ------------. 2004. Highlight Balai Penelitian Tanaman Serealia 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 41 p. BPS Propinsi NTT. 2005. Buku Saku Statistik Nusa Tenggara Timur 2004. Badan Pusat Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. 157 p. BSN. 2000. Benih jagung bersari bebas kelas benih pokok (BP). Badan Standarisasi Nasional. SNI. 01-6232.2000. Cimmyt. 1999. Training cource on hybrid technology and seed production in maize. Central Research Institute For Food Crops. Agency for Agriculture Research and Development and International Maize and Wheat Improvement. Maros, South Sulawesi, 8-13 November 1999. Dinas Pertanian NTT. 2005. Laporan Tahunan Dinas Tanaman Pangan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dahlan, M. 1988. Pembentukan dan produksi benih jagung bersari bebas. Dalam: Subandi et al. (eds). Jagung. Puslitbangtan. Bogor. p. 101-118. Krull, C. F., J. M. Prescott and C. W. Crum. 1998. Seed marketing and distribution. Dalam: Morris (eds). Maize Seed Industries in Developing Countries. p. 125-141.