Alfi Ardiani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

dokumen-dokumen yang mirip
DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Vita Ariani Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Erika Eka Santi, M. Si Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

MEMAHAMI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT DAN DAERAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BANGSRI KECAMATAN KARANGPANDAN TAHUN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. J l Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281)

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

Umi Masitah Pendidikan Ekonom, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

Kata Kunci : Pendekatan PMRI, hasil belajar

Rima Rikmasari Silvia Riani Rosmawar Saragih ABSTRAK

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI UNTUK SISWA KELAS VIII B SMPN 2 KECAMATAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN. diajukan, implikasi, saran dan keterbatasan penelitian.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Eutik Mulyati dan Guntarsih ABSTRAK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Model Number Head Together Berbantuan Mind Mapping. Poso Sumarto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PASAMAN

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS, RESPON DAN PRESTAI BELAJAR SISWA KELAS VII-B MTs NEGERI SAMPUNG PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Alfi Ardiani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Proses belajar mengajar yang cenderung berpusat pada guru menyebabkan kurangnya aktivitas siswa di MTs Negeri Sampung Ponorogo dan mengakibatkan respon siswa pada mata pelajaran matematika rendah sehingga prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: peningkatan aktivitas siswa di dalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), peningkatan respon siswai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan peningkatan prestasi belajar siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa sebanyak 65.345%, respon siswa dengan rata-rata 2.83 dan prestasi belajar siswa dengan rata-rata 55.17%, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan yaitu rata-rata aktivitas siswa sebanyak 79.28%, respon siswa dengan ratarata 3.18 dan prestasi belajar siswa dengan rata-rata 88.8%. Kata kunci: Aktivitas, Respon, Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) PENDAHULUAN Pada pelaksanaannya pendidikan dan segala kegiatan pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Disebutkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa, Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional maka disusunlah kurikulum atau disebut juga isi pendidikan yang merupakan komponen penting dalam dan atau bagian integral dari sistem pendidikan sekaligus pedoman pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat sekolah. Perubahan paradigma pengembangan kurikulum di Indonesia diawali dengan lahirnya peraturan pemerintah Nomor19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan kemudian diikuti oleh Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2007 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah sepantasnya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu

sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disebabkan diantaranya adalah kualitas model pembelajaran yang tidak tepat. Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton. Beberapa hal yang menjadi ciri praktek pendidikan di Indonesia selama ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah sementara siswa mencatat pada buku catatannya. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa di sekolah. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan model pembelajaran tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu model pembelajaran tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Dewasa ini rendahnya pengetahuan siswa tentang pelajaran matematika menjadi sebuah masalah yang hangat dibicarakan dalam masyarakat, banyak siswa yang kurang memahami bagaimana menerapkan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari bahkan siswa tidak bisa menerapkan ilmu matematika yang telah diperoleh untuk menyelesaikan soal apabila soal tersebut sedikit berbeda dengan yang dipelajarinya. Rendahnya respon siswa terhadap pembelajaran matematika mengakibatkan mereka sulit memahami dan menerapkan materi matematika yang disampaikan oleh guru, sehingga banyak siswa yang nilai mata pelajaran matematikanya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di MTs Negeri Sampung Ponorogo khususnya untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan di MTs Negeri Sampung Ponorogo pada kelas VII-B saat pembelajaran berlangsung respon siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran matematika sangat rendah sehingga tidak ada aktivitas siswa yang mendukung proses pembelajaran di dalam kelas karena dalam pembelajaran guru cenderung berperan sebagai pusat pada proses pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran dari 29 siswa terlihat hanya 1 sampai 2 orang anak yang mau bertanya. Sebagian siswa hanya mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis, ada yang hanya diam dan tampak kebingungan memperhatikan penjelasan guru. Ketika diberikan soal yang berbeda dari contoh, siswa kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Guru jarang memberikan bimbingan pada siswa dalam memecahkan masalah. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berpikir mereka untuk menemukan jawaban bila ditemui soal yang harus di selesaikan dengan menggunakan cara yang berbeda. Pada saat menjelaskan contoh soal, guru kurang menegaskan kembali hal-hal yang perlu diingat dalam soal dan penyelesaiannya. Proses bimbingan terhadap apa yang diketahui dari dalam soal belum tampak jelas ditegaskan oleh guru. Sehingga prestasi belajar siswa masih rendah, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa di kelas VII-B adalah 54. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsepkonsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar.

Dengan model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas dan respon siswa untuk mengkaji serta menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Melihat penguasaan siswa terhadap materi matematika khususnya pokok bahasan bangun datar segi empat, maka dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), karena pada model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok dengan ciri utamanya adanya penomoran sehingga semua siswa berusaha untuk memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing-masing. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa. Dengan demikian, tugas guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan menciptakan komunikasi dua arah. Guru harus bertindak sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Oleh karena itu, apabila guru mengajar tanpa memperhatikan miskonsepsi siswa sebelum materi diajarkan, guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar dan hanya sebagian siswa yang mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Materi Bangun Datar Segi Empat untuk Meningkatkan Aktivitas, Respon dan Prestasi Belajar Siswa kelas VII-B MTs Negeri Sampung Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa di dalam kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)? 2. Bagaimanakah respon siswa pada materi bangun datr segi empat dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)? 3. Bagaimanakan prestasi belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)? METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pmbelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Rochiati, 2005:13). Burhan Elfanany (2013 : 5), menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru, dosen atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mmperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas Suharsimi Arikunto (2006:3), menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Menurut Suhardjono (2006:57) penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktisi pembelajaran. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya utuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan bebagai tindakan yeng terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Penelitian ini menggunakan model kolaboratif yaitu peneliti bersama guru matematika kelas VII B MTs Negeri Sampung Ponorogo bekerjasama dalam melaksanakan penelitian dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran, oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan karena peneliti berperan sebagai pengamat, perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, dan melaporkan hasil penelitianya itu sekaligus sebagai perancang tindakan. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh mitra peneliti yaitu guru mata pelajaran matematika kelas VII B. Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas VII-B tahun pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 29 orang yang terdiri dari jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 Orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 17 orang. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Jead Together) materi bangun datar segi empat. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di MTs Negeri Sampung Ponorogo sekolah ini beralamat di Jalan Raya Bogem Sampung Des. Sampung Kec. Sampung Kab. Ponorogo. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, tepatnya dari bulan Mei sampai dengan Juni dengan menyesuaikan jam pelajaran yang ditentukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil penelitian yang dilanjutkan dengan refleksi pada setiap siklus tindakan. Secara umum proses belajar mengajar yang berlangsung di setiap siklus berjalan dengan baik dan lancar. Semua tahapan yang terdapat dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sudah dilaksanakan. Hasil penelitian yang berlangsung dalam dua siklus ini mengalami peningkatan dari tiap siklusnya. Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 pertemuan ke- 1 dan pertemuan ke-2 dimana rata-rata aktivitas siswa pada siklus 1 mencapai 65.345% dan pada siklus 2 rata-ratanya adalah 79.28%. Tabel 4.7 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 Siklus Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa (%) Persentase peningkatan Rata-rata Aktivitas Siswa(%) 1 65.345 % - 2 79.28% 13.935% Persentase Rata-rata Aktivitas 100.00% 50.00% 0.00% Siklus 1Siklus 2 Persentase Rata-rata Aktivitas Persentase hasil respon yang diperoleh melalui model pembelajaran

kooperatif tpe Number Heads Together (NHT) pada siklus 1 dengan rata-rata 2.83 dengan kriteria cukup baik mengalami peningkatan pada siklus 2 yaitu dengan rata-rata 3.18 pada kategori tinggi. Tabel 4.8 Peningkatan Respon Siswa Siklus Respon Siswa 1 2.83-2 3.18 0.35 Peningkatan Respon Siswa Gambar 4.10 Diagram Batang Peningkatan Respon Siswa 3.5 3 2.5 Respon Siswa Siklus 1 Siklus 2 Respon Siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) layak untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar, karena pada dasarnya pembelajaran dengan metode ini siswa dapat menemukan sendiri konsep pelajaran yang dipelajari bukan penjelasan atau pemberitahuan guru. Dan proses ini akan mudah diingat siswa karena mereka mengalami. Hal ini dapat dilihat dari hasil prestasi belajar siswa yang meningkat dari siklus 1 mencapai 55,17 % menjadi 88,8% pada siklus 2. Tabel 4.9 Peningkatan Persentase Prestasi Belajar Siklus Prestasi Belajar (%) Peningkatan Prestasi Belajar (%) 1 55,17 % - 2 88,8% 33,63% Gambar 4.11 Diagram Batang Prestasi Belajar Siswa 100.00% 50.00% 0.00% Prestasi belajar siswa KESIMPULAN DAN SARAN Prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diimpulkan bahwa hasil penelitian melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang terdiri dari: 1.Tahap menjelaskan, siswa sudah mampu memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Tahap penomoran kepala untuk mengecek kesiapan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Tahap pengajuan pertanyaan oleh guru dari pembagian LKS NHT. Tahap berpikir bersama yang dilakukan oleh siswa untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang tepat. Tahap menjawab atau presentasi yang dilakukan oleh siswa dengan cara guru memanggil nomor secara acak, siswa dengan nomor yang terpanggil mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 2.Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VII-B MTs Negeri Sampung Ponorogo pada siklus 1 persentase rata-rata aktivitas siswa adalah 65.345% kemudian mengalami peningkatan pada siklus 2 dengan persentase rata-rata aktivitas sebesar 79.28%. Maka peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 adalah sebesar 13.935%. Respon siswa terhadap Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dari siklus 1 mencapai 2.83 pada criteria cukup dan pada siklus 2 meningkat menjadi 3.18 pada kriteria tinggi. Peningkatan respon siswanya sebesar 0.35. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes pada tiap siklus, pada siklus 1 rata-rata nilai tesnya mencapai 55,17% dan pada siklus 2 rata-ratanya meningkat menjadi 88,8%. Dan peningkatan prestasi belajar siswa adalah 33.63%. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VII B MTs Negeri Sampung Ponorogo pada pokok bahasan keliling dan luas bangun datar segi empat. Dengan melihat kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif dalam pengajaran matematika maka: 1. Bagi para Peneliti, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Dengan harapan siswa dapat mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri sehingga dapat menemukan sendiri penyelesaian dari permasalahan dan guru bertindak sebagai fasilitator saja. 2. Karena pada tahap diskusi kelompok dan diskusi kelas memerlukan waktu yang relatif lama, maka diperlukan perencanaan yang matang sebelum diterapkan di kelas agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 3. Hendaknya sebagai seorang guru matematika harus pandai memilih metode pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa pun akan semakin tertarik dengan pelajaran matematika dan semangat belajar pun akan semakin besar. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, Zainal.2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. Suhardjono. Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media. Azwar. 2009. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Daryanto, Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati, Mudjiono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Elfanany, Burhan. 2013. Guru Sejati Guru Idola. Yogyakarta : Araska.raska. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka. Hariwijaya. Sutan Surya. 2008. Adventures in Math Tes IQ Matematika. Yogyakarta: Tugu Publisher. Hokins, David. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press) Ibrahim. 2000. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Isjoni, H. Arif Ismail. 2012. Modelmodel Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ismail. 2000. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai. Pengembagan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Prersada. Muijs, Daniel. David Reynolds. 2008. Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mulyono, Anton. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Natawijaya, Rochman. 2005. Aktivitas Belajar. Jakarta: Depdiknas. Nickson. Jajang. 2005. Strategi Pembelajaran [online] Tersedia : http//vegnisaicha.blogspot.com /search/label/strategi.. Diakses pada 20 Agustus 2014. Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsipprinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sanjaya, wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sarlito. 2003. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Asdi Maha Satya. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Swatha. Handoko. 2004. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pndidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.