BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dalam perkembangannya, sel-sel tersebut dapat. kelenjar getah bening (King, 2006). Saat ini, kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk keselamatan klien (Soemitro & Aksan, 2012). mammae (Masdalina Pane, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

DAFTAR PUSTAKA. Andini, D. I Self Acceptance penderita Kanker Payudara pasca Mastektomi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

Penerimaan Diri Pada Wanita Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. Individu yang hidup pada era modern sekarang ini semakin. membutuhkan kemampuan resiliensi untuk menghadapi kondisi-kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun negara

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

2016 PROSES PEMBENTUKAN RESILIENSI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

Bab I Pendahuluan. adalah memiliki keturunan. Namun tidak semua pasangan suami istri dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. penderita umumnya berusia belasan tahun (Hutagalung dalam Kompas, 2009).

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyatakan adanya benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Kanker Payudara

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh juta. Survey terakhir di dunia menunjukkan tiap tiga menit ditemukan seorang perempuan meninggal akibat kanker payudara. Sementara di Indonesia, rerata penderita kanker payudara adalah sepuluh dari 100.000 perempuan. Penyakit ini berada pada urutan kedua penyakit kanker yang kerap ditemukan setelah kanker mulut rahim. (Sutjipto, 2003). Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan akan terus membelah diri. Selanjutnya, sel kanker akan menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, serta menyerang organ-organ penting dan syarat tulang belakang. 1

2 Dalam keadaan normal, sel tubuh hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel-sel akan terus membelah walaupun tubuh tidak memerlukannya. Akibatnya, akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel baru tersebut akan mendesak dan merusak jaringan normal sehingga mengganggu organ ditempatnya. (Cancerhelps, 2010). Berbagai upaya pengobatan dilakukan oleh penderita kanker payudara antara lain mastektomi, kemoterapi, radiasi, terapi hormonal dan akhir-akhir ini terdapat terapi biologi yang memperbaiki system imun badan sendiri untuk melawan kanker. Di antara berbagai upaya pengobatan kanker payudara yang disebutkan di atas, penulis memfokuskan diri pada mastektomi. (Sutjipto, 2003). Menurut Sutjipto, pakar rumah sakit Dharmais, Jakarta mengatakan mastektomi mulai dikenalkan pada masyarakat antara tahun 1875-1882 oleh Charles H.Moore. Berawal dari abad pertengahan 19, dimana pengobatan kanker hanya dapat dilakukan dengan pengangkatan tumor saja, tetapi hasil yang ditunjukkan tidak efektif. Akhirnya, pada tahun 1863 ilmuwan Inggris Sir James Paget menyarankan tindakan pembedahan yang lebih luas tetapi cara ini juga tidak berhasil. Kemudian, antara tahun 1875-1882 Charles H.Moore melakukan terapi dengan mengangkat seluruh jaringan payudara, yang lebih populer dengan istilah mastektomi, namun mastektomi ini belum juga menunjukkan hasil yang maksimal (Sutjipto, 2003).

3 Pada tahun 1875-1882, terapi yang dilakukan dengan mastektomi dan kelenjar getah bening di ketiak. Saat terapi tersebut juga tidak berhasil, Wilham Halsted memunculkan ide mastektomi radikal pada tahun 1882. Operasi mastektomi radikal ini tak hanya mengangkat seluruh jaringan payudara tetapi juga jaringan otot di belakang payudara. Hasilnya kulit menjadi dangat tipis hingga tulang iga terlihat oleh mata telanjang. Selain itu, efek samping dari mastektomi radikal ini adalah tangan menjadi besar (Lehmann, dkk, 1978 dalam Lubis 2009). Bagi penderita kanker payudara, operasi pengangkatan payudara (mastektomi) akan menyebabkan perubahan pada penampilan fisik dan timbul reaksi emosional yaitu perasaan negatif karena salah satu bagian tubuh yang menjadi daya tarik perempuan menjadi hilang. Akhirnya perasaan negatif tersebut mengakibatkan rasa percaya diri hilang dan perasaan tidak menarik lagi. Pengangkatan payudara berpengaruh terhadap body image (citra tubuh) dan self image (citra diri) yang secara potensial mengurangi fungsi seksual dan daya tarik seksual. Dalam keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stress yang terus menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tetapi juga penyesuaian psikologi individu (Lehmann, dkk, 1978 dalam Lubis 2009).

4 Selain rasa sakit dan kematian, perempuan khawatir kehilangan payudara karena konstruksi sosial masyarakat yang mengagungkan payudara sebagai sex appeal perempuan. Secara biologis, payudara adalah suatu organ yang menghasilkan air susu ibu bagi sang bayi (breast feeding). Menyusui (lactation), bukanlah semata-mata merupakan pemberian makanan kepada bayi dalam bentuk kontak biologik, melainkan ditinjau dari segi psikologik, baik bagi ibu maupun bagi bayi (Sukardja, 1984). Bagi mayoritas orang, vonis kanker bisa berarti akhir dari segalanya, seolah jalan kematian terbuka di depan mata. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handjam (2000 dalam Novi, 2010) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stress dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Kemajuan teknologi medis. Padahal memungkinkan kanker bisa dideteksi lebih awal dan penyebaran sel kanker bisa dihambat lebih cepat sehingga usia harapan hidup pun lebih panjang. Selain itu, kemauan untuk hidup merupakan terapi utama dari pengobatan kanker (Sukardja, 1984). Berdasarkan fakta tersebut dapat dikatakan oleh peneliti bahwa kehilangan payudara secara potensial menyebabkan stress bagi perempuan pada umumnya. Uraian di atas menggambarkan kejadian potensial stressor bagi perempuan atas perubahan fisik dan emosional, sehingga rentan timbul perasaan tegang dan cemas.

5 Kecemasan ini tidak mempunyai bentuk yang jelas dan merupakan reaksi dari ketidakmampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Untuk mengatasi krisis tersebut setiap individu berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, yang biasa disebut Resiliensi. Stress yang dialami oleh pasien kanker, cenderung membuat cara berpikir pasien menjadi tidak akurat. Hal itu membawa individu menjadi tidak resilien dalam menghadapi masalah, dalam hal ini adalah penyakit kanker. Stress membahayakan sistem kekebalan, yang memungkinkan individu menjadi lebih sering sakit (Reivich dan Shatte, 2002 dalam Grahacendikia, 2009). Individu dengan resiliensi yang baik mampu menghadapi masalah dengan baik, mampu mengontrol diri, mampu mengelola stress dengan baik dengan mengubah cara berpikir ketika berhadapan dengan stress. Resiliensi memungkinkan individu untuk tetap fokus pada persoalan yang sesungguhnya, dan tidak menyimpang ke dalam perasaan dan pikiran yang negatif, sehingga individu bisa mengatasi resiko depresi dan banyak tantangan. Pikiran dan perasaan adalah inti dalam memahami individu dalam rangka meningkatkan resiliensi. Sejumlah fakta menunjukkan bahwa terapi kognitif yang berbasis aspek-aspek dari resiliensi sangat efektif dalam mengatasi depresi (Reivich dan Shatte, 2002 dalam Grahacendikia, 2009).

6 Individu dengan resiliensi yang baik adalah individu yang optimis, yang percaya bahwa segala sesuatu dapat berubah menjadi lebih baik. Individu mempunyai harapan terhadap masa depan dan percaya bahwa individu dapat mengontrol arah kehidupannya. Optimis membuat fisik menjadi lebih sehat dan mengurangi kemungkinan menderita depresi. Resiliensi adalah kapasitas untuk merespon secara sehat dan produktif ketika berhadapan dengan kesengsaraan atau trauma, yang diperlukan untuk mengelola tekanan hidup sehari-hari (Reivich dan Shatte, 2002 dalam Grahacendikia, 2009). Faktor yang mendukung resiliensi, diantaranya adalah dukungan sosial, berhubungan dengan tingkat stress yang rendah. Individu dengan resiliensi yang tinggi memiliki dukungan sosial yang lebih baik dan memiliki tingkat stress yang rendah (Aitken dan Morgan, 1999 dalam Grahacendikia, 2009). Resiliensi sebagai kemampuan untuk secara terus menerus mendefinisikan diri dan pengalaman, menjadi dasar untuk proses kehidupan yang menghubungkan antara sumber daya individu dan spiritual (Southwick, 2001 dalam Grahacendikia, 2009). Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa perubahan fisik dan psikologis yang dialami perempuan karena mastektomi merupakan beban, sehingga perempuan cenderung merasa cemas. Untuk mengatasi masalah dan perasaan tersebut, perempuan menggunakan berbagai cara dalam perilaku coping. Perilaku coping yang dilakukan perempuan diduga berdampak pada resiliensi perempuan yang terjadi pasca mastektomi. Untuk itulah peneliti mengambil judul Resiliensi pada penderita kanker payudara pasca mastektomi.

7 B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa perubahan fisik dan psikologis yang dialami perempuan karena mastektomi merupakan beban, sehingga perempuan cenderung merasa cemas. Untuk mengatasi masalah dan perasaan tersebut, perempuan menggunakan berbagai cara dalam perilaku coping. Perilaku coping yang dilakukan perempuan diduga berdampak pada resiliensi perempuan yang terjadi pasca mastektomi. Untuk itulah peneliti mengambil judul Resiliensi pada penderita kanker payudara pasca mastektomi, maka dapat disusun fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana resiliensi penderita kanker payudara pada saat mengetahui diagnosis kanker payudara dan pasca mastektomi? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi resiliensi pada penderita kanker payudara pasca mastektomi? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui resiliensi penderita kanker payudara pada saat mengetahui diagnosis kanker payudara dan pasca mastektomi. 2. Untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi resiliensi pada penderita kanker payudara.

8 D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk menambah khasanah dalam pembelajaran mengenai dinamika resiliensi pada wanita penderita kanker payudara dan memberi sumbangan bagi ilmu psikologi khususnya Psikologi Klinis. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat : a. Memberikan wacana dan informasi mengenai kanker payudara kepada wanita yang juga menderita penyakit tersebut agar dapat memahami bahwa resiliensi merupakan salah satu faktor penting dalam menghadapi tekanan hidup akibat penyakit kanker payudara yang dialami. b. Memberikan wacana dan informasi mengenai kanker payudara pada masyarakat agar dapat memberikan dukungan penuh pada penderita kanker payudara sehingga membantu proses resiliensi pada penderita kanker payudara.

9 E. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan dalam setiap bab penelitian dijabarkan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi wawasan umum tentang arah penelitian yang dilakukan, terdiri dari latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan, Bab II Tinjauan Pustaka berisi penjelasan tentang teori-teori, hasil penelitian dan pendapat ahli tentang fokus penelitian, Bab III Metode Penelitian memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiaran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian, Bab IV Hasil Penelitian memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam bab sebelumnya, Bab V Penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran / rekomendasi yang diajukan.