PENDAHULUAN. satu dengan yang lain (Utama, 2014; Samaji, 2015; Setiawan, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya memiliki potensi pengembangan pariwistata yang luar biasa

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah. yang lain yang dapat dikembangkan, yaitu potensi ekowisata.

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Namun demikian tonggak-tonggak sejarah dalam pariwisata sebagai fenomena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. di sektor jasa yang disebut industri pariwisata, oleh karena itu banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB IV GAMBARAN UMUM

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. sektor penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia (Naude

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DESA WISATA WUKIRSARI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB IV KONDISI UMUM DESA WUKIRSARI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis akan menyimpulkan dari berbagai uraian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS POTENSI PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI PELUANG BISNIS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DESA WISATA WUKIRSARI KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Nazovah Ummudiyah

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang bersifat terpusat (sentralistik) berubah menjadi desentralisasi melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan

FGD RAPERDA RTR KAWASAN MAKAM IM Tuesday, 12 May :00

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB I PENDAHULUAN. Industri telah mengalami perkembangan pesat baik di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui. Wiyasa, 1997 dalam Budisusetio, 2004).

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah menjadi industri terbesar dan saat ini telah berkembang pesat setelah terintegasi dengan industri lain yang memiliki trickle-down effect ke sektor-sektor yang lain. serta diarahkan supaya menjadikan daerah yang ada objek wisatanya tersebut menjadi lebih maju, dan mampu menciptakan eksternalitas positif. Eksternalitas merupakan suatu dampak yang timbul karena adanya hubungan antara aktivitas ekonomi yang satu dengan yang lain (Utama, 2014; Samaji, 2015; Setiawan, 2013). Sektor pariwisata menunjukan adanya pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. Melihat kondisi tren pariwisata secara keseluruhan saat ini, WTO (World Tourism Organization) memperkirakan pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan jumlah perjalanan wisata dunia sebesar 200% (Utama, 2014). Menurut catatan World Bank (2016), pertumbuhan jumlah wisatawan internasional pada tahun 2014 secara kuantitatif telah mencapai sebanyak1.161 Miliar orang dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,04% pada jumlah wisatawan 907,893,256.023 (World Bank, 2016). 1

2 Sektor pariwisata merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa diberbagai negara dan merupakan sektor alternatif yang mampu mendorong pembangunan daerah ketika pilihan pada sektor lain mengalami jalan buntu (Santosa, 2011). Di Negara Indonesia, sektor pariwisata merupakan pencipta devisa yang tinggi(samaji, 2015). Menurut data Kementrian Pariwisata 2014, pada tahun 2014 sektor pariwisata menciptakan devisa US$ 11,17 miliar, meningkat dari US$ 10,05 miliar di tahun 2013(Kementrian Pariwisata, 2014). Pariwisata juga diharapkan dapat menghasilkan angka pengganda (multiplier effect) yang tinggi, melebihi angka pengganda pada berbagai kegiatan ekonomi lainnya (Astuti, 2010). Menurut Hall & Jankins (1998) Pariwisata memang memiliki potensial yang mampu diandalkan, sudah banyak negara menjadikan sektor pariwisata menjadi bagian yang diprioritaskan untuk pengembangan negara, menurut data WTO terjadi pertumbuhan sektor pariwisata sebesar 15% pertahun di 28 negara, ini menunjukan bahwa pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar didunia. Banyak negara-negara berkembang menggunakan pariwisata sebagai kalisator untuk pembangunan sosialekonomi terutama didaerah pedesaan(sari, 2015). Saat ini adanya perubahan kecenderungan berwisata, keadaan ini juga diakibatkan oleh munculnya kejenuhan wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata buatan dan pada akhirnya melahirkan suatu minat wisata menjadi konsep baru berwisata yang dikenal dengan wisata pedesaan (Desa Wisata) (Mustabsirah, 2015). Dibeberapa negara Eropa, Desa Wisata

3 merupakan sektor yang relatif penting dari industri pariwisata (Dorobantu & Nistoreanu, 2012). Desa Wisata memberikan kebebasan bagi masyarakat setempat untuk mengelolanya sesuai dengan potensi desanya, program Desa Wisata ini merupakan program yang dibentuk pemerintah yang secara langsung melibatkan masyarakat setempat. perkembangan yang sangat pesat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah Desa Wisata dari tahun ke tahun. Mengacu data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) 2014, di Indonesia terdapat 978 Desa Wisatapada tahun 2012 dan pada tahun 2013 menjadi 980Desa Wisata(Kementrian Pariwisata, 2014). Salah satu daerah di Indonesia yang masih memelihara adat kebudayaanya ialah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang secara historisnya merupakan pertanian. Banyak wisatawan dari berbagai kalangan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Meskipun mengalami perkembangan menjadi perkotaan, D.I Yogyakarta tetap masih menjunjung tinggi kebudayaan tradisional serta memiliki banyak tujuan obyek wisata, seperti museum, pusat kerajinan, situssitus sejarah, wisata alam dan pedesaan yang masih asri. Salah satu Desa Wisata yang berprestasi di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Desa WisataWukirsari yang berada pada wilayah Kabupaten Bantul, karena pada tingkat pemasaran wisatanya yang baik sehingga menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata tersebut meningkat.

4 Kekhasan yang dimiliki Desa WisataWukirsari ialah tradisi membatik (Batik tulis) yang sudah terpelihara turun-temurun serta menjadi rintisan batik tulis di Kabupaten Bantul. Objek wisata lainnya yang dimiliki Desa WisataWukirsari diantaranya ialah air terjun sewu watu, tempat ziarah (Makam Raja-raja Mataram, Makam Sunan Cirebon, dan Makam Seniman Girisapto), dan sungai yang terletak diatas bukit. Potensi ini jika dikembangkan maka potensial menjadi pemersatu sektor-sektor lainnya, seperti kerajinan, pendidikan, kebudayaan, kesenian serta tradisi masyarakat yang memiliki nilai tinggi. Penelitian ini menetapkan Desa WisataWukirsari sebagai objek penelitian, dikarnakan beberapa alasan, antaralain:(1) Desa WisataWukirsari sebagai juara pertama Desa Wisata terbaik tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya itu Desa WisataWukirsari berhasil meraih juara 6 dalam lomba Desa Wisata terbaik tingkat nasional. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengelolaan dan koordinasi yang baik antar warga pada desa Wukirsari, (2) desa Wukirsari merupakan wilayah yang pada tahun 2006 menjadi korban gempa. Namun, Pasca gempa tersebut masyarakat yang tinggal di Desa Wukirsari dengan segera bangkit dari keterpurukan dan membuat kelompok batik serta memberdayakan perempuan. (3) selain itu, Desa WisataWukirsari pernah meraih rekor muri atas batik terpanjang di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan jumlah kunjungan meningkat, dengan rekor yang dicapai.

5 TABEL 1.1. DATA JUMLAH KUNJUNGAN DI DESA WISATA WUKIRSARI No Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Pertumbuhan Wisatawan 1 2011 5210-2 2012 4970-4.8% 3 2013 5810 14.4% 4 2014 9213 36.9% 5 2015 8142-13.1% 6 2016-Sep 7792-4.29% Sumber: Pengelola Desa Wisata Wukirsari, 2016 Dapat dilihat tabel diatas, bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Wukirsari setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Namun ketika terjadi peningkatan, jumlah peningkatannya dalam jumlah yang tinggi. peningkatan yang tinggi terjadi dikarnakan Desa Wisata tersebut meraih rekor muri serta adanya prestasi yang dicapai baik tingkat provinsi maupun nasional. Hal tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat ataupun lingkungan sekitar. berupa adanya peningkatan pendapatan dibidang jasa Desa Wisata, adanya perubahan sifat masyarakat menjadi lebih terbuka dikarnakan interaksi antara wisatawan dan masyarakat, dan saat ini masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungannya (Ayuningtyas dan Dharmawan, 2011). Namun disisi lain, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya Nature Related Tourism (terkait pariwisata alam) dan menjual jasa pariwisata. Dapat dilihat dari latar belakang diatas bahwa dengan berbagai permasalahan khususnya perlu diakui bahwa tidak mudah untuk mengubah pola pikir masyarakat menjadi penjual jasa pariwisata. Perubahan ini jika

6 tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan konflik dimasyarakat. Melihat fenomena yang terjadi pada Desa WisataWukirsari, disini peneliti tertarik untuk mengetahui eksternalitas yang ditimbulkan atas keberadaan Desa Wisata Wukirsari terhadap masyarakat dan sekitarnya. Tidak hanya dampak sosial-budaya dan fisik tetapi juga dampak ekonominya dan juga ingin melihat sejauh mana persentase tambahan pendapatan dari kegiatan wisata yang kemudian dapat dihitung multiplier effect yang tercipta dari sektor pariwisata tersebut. Maka penulis mengambil judul ANALISIS DAMPAK EKONOMI DESA WISATAWUKIRSARI KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti hanya dilakukan di Desa WisataWukirsari Kabupaten Bantul. Penulis membatasi penelitian padaeksternalitas positif maupun negatif dalam aspek ekonomi, aspek sosialbudaya, dan aspek fisik yang terjadi di Desa WisataWukirsariserta menghitung multiplier effect dari dampak ekonominya (pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal). C. Rumusan Masalah Dari pemaparan yang telah dijelaskan, menjadi menarik untuk diteliti mengenai apa yang terjadi di Desa Wisata yang memiliki berbagai macam prestasi. Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti berupa Desa Wisata yang hanya dilakukan di Desa Wisata Wukirsari,Kecamatan

7 Imogiri,Kabupaten Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini ialah: 1. Bagaimanabentuk-bentuk eksternalitas yang diterima oleh masyarakat lokal atas keberadaandesa WisataWukirsari? 2. Berapa nilai koefisien multiplier yang terjadi dari adanya dampak ekonomi disebabkan oleh kunjungan wisata di Desa WisataWukirsari? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini untuk: 1. Mengetahui bentuk-bentuk eksternalitas yang muncul dari pengembangan Desa WisataWukirsari terhadap masyarakat lokal. 2. Menghitung koefisien multiplier effect dari dampak ekonomi yang disebabkan oleh kunjungan wisata di Desa WisataWukirsari. E. Manfaat Penelitian Sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai, maka hasil penelitian yang akan dilakukan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dapat menambah wawasan mengenai dampak ekonomi dari Desa Wisata serta diharapkan dapat memperkaya konsep-konsep pembangunan masyarakat yang ada. 2. Bagi pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan menjadi kajian sebagai acuan dalam penentu kebijakan pengembangan pariwisata khususnya Desa Wisata.

8 3. Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dalam Desa Wisata serta dapat dijadikan acuan pengembangan Desa Wisata sehingga mampu menambah penghasilan dari usaha di sekitar Desa Wisata dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya.