Oleh : Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL I TEORI INFORMASI

Page 1

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT

BAB I PENDAHULUAN I-1

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

Kompresi Citra dan Video. Muhtadin, ST. MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah

Kompresi Video Menggunakan Discrete Cosine Transform

Image Compression. Kompresi untuk apa?

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman

KOMPRESI SINYAL SUARA DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR MPEG-4

MKB3383 -TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kompresi Citra. Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap, 2016/2017

Kata kunci: pohon biner, metode Huffman, metode Kanonik Huffman, encoding, decoding.

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KOMPRESI CITRA. lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KOMPRESI DATA DAN TEKS. By : Nurul Adhayanti

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini kebanyakan aktivitas manusia selalu

Bab 2 LANDASAN TEORI

Standard Kompresi Citra: JPEG

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN ALGORITMA TRANSFORMASI WASH - HADAMARD

[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI. Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ENCODING DAN TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam storage lebih sedikit. Dalam hal ini dirasakan sangat penting. untuk mengurangi penggunaan memori.

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra

PROTOTIPE KOMPRESI LOSSLESS AUDIO CODEC MENGGUNAKAN ENTROPY ENCODING

MULTIMEDIA system. Roni Andarsyah, ST., M.Kom Lecture Series

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI TEKNIK KOMPRESI VIDEO DENGAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA PERANGKAT BERGERAK

DATA COMPRESSION CODING USING STATIC AND DYNAMIC METHOD OF SHANNON-FANO ALGORITHM

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. foto, bersifat analog berupa sinyal sinyal video seperti gambar pada monitor

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

Contoh kebutuhan data selama 1 detik pada layar resolusi 640 x 480 : 640 x 480 = 4800 karakter 8 x 8

Kompresi Citra dan Video. Muhtadin, ST. MT.

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KOMUNIKASI DATA JUFRIADIF NA`AM. 1. Pendahuluan

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Implementasi Metode Run Length Encoding (RLE) untuk Kompresi Citra

KOMPRESI CITRA. Pertemuan 12 Mata Pengolahan Citra

BAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

DAFTAR ISI. ABSTRACT ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI...iv DAFTAR GAMBAR.vii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR SINGKATAN...x

Kompresi Audio dan Video Irawan Afrianto

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

BAB I PENDAHULUAN. ukuran yang besar. Lebih-lebih jika file yang kita punya merupakan file image

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

PEMAMPATAN CITRA (IMA

SUARA. Suara merupakan sinyal analog. Jenis Suara dalam Multimedia:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TEKNIK PENGKODEAN

Kompresi Citra Dengan Menggabungkan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dan Algoritma Huffman

IMPLEMENTASI ALGORITMA RUN LENGTH ENCODING PADA KOMPRESI FILE MP3

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

Jaringan Komputer Data Encoding Data Enc

BAB I PENDAHULUAN. (images), suara (audio), maupun video. Situs web (website) yang kita jumpai

Proteksi Kesalahan Berbeda Menggunakan Metode Rate Compatible Punctured Convolutional (RCPC) Codes Untuk Aplikasi Pengiriman Citra ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kompresi Gambar atau Citra Menggunakan Discretecosine Transform

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

Teknik Encoding. Data digital, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data digital, sinyal analog Data analog, sinyal analog

MODULASI DELTA ADAPTIF

Pengkodean (Coding) Pengantar Coding Sinyal dan Spektrum Kanal Transmisi Source Coding Cryptography Channel Coding Line Coding

TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT )

SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

APLIKASI KOMPRESI TEKS SMS PADA MOBILE DEVICE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN KANONIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MODUL II PRINSIP TEKNIK KOMPRESI 2.1. Mengapa Kompresi Motivasi kompresi sinyal : Dunia digital mengalami pertumbuhan yang sangat cepat : Sinyal diperoleh secara digital Sinyal analog dikonversi ke digital Mengapa kompresi data : Sinyal digital (Image, Speech, etc.) dapat : Dapat disimpan (direkam, diarsipkan) dalam media digital (piringan komputer) Dapat ditransmisikan secara lokal maupun jarah jauh melalui link komunikasi digital (telekomunikasi, serat optik) Dapat diarsipkan dalam basis data publik (ftp, web) Dapat diolah oleh komputer : - diagnosis / keputusan berbantukan komputer - pencarian otomatis untuk pola tertentu - pencarian konteks - huruf tebal atau tanda interesting suspicious regions - focus pada daerah tertentu dari intensitas citra - Pengolahan sinyal secara statistik : a. enhancement / restoration b. denoising c. klasifikasi d. regresi / estimasi / prediksi e. ekstraksi ciri / pengenalan pola f. filtering Kompresi dibutuhkan untuk transmisi yang efesien : - mengirimkan lebih banyak data dalam bandwidth yang tersedia - mengirimkan data yang sama dalam bandwitdh yang lebih kecil - lebih banyak user pada bandwitdh dan media penyimpanan yang sama - dapat menyimpan lebih banyak data - dapat mengkompresi untuk penyimpanan lokal, meletakkan detailnya pada media yang lebih murah. Juga bermanfaat untuk rekonstruksi progresif, pengiriman scalable, browsing dan sebagai front end dalam pengolahan sinyal lainnya. Ke depan : mengkombinasikan kompresi dan pengolahan subsequent user tertentu. Kasus : Meminimalkan bit rate Oleh : Suyatno_budiharjo@yahooco.id Page 1

CD-ROM: 648 MB atau 72 menit dari suara kualitas CD stereo tanpa kompresi. Catatan : - CD Quality : 44 100 Hz, 16 bit, Stereo 172 kbps (141.120 kbps) - Radio Quality : 22 050 Hz, 8 bit, Mono 22 kbps - Telephone Quality : 11 025 Hz, 8 bit Mono 11 kbps CD-ROM tersebut sama dengan 30 detik TV digital kualitas studio tanpa kompresi. Sehingga untuk 90 menit video (movie) memerlukan sekitar 120 GB, yang kira-kira sama dengan 189 CD-ROM. Kita perlu kompresi!! Kompresi Lossless atau Lossy Ide Umum : Beberapa informasi berisi redundansi (informasi yang berlebihan) Apakah semua informasi dibutuhkan? Tergantung pada viewer target dan final Kompresi tanpa cacat (Lossless) Pengkodean tanpa derau, tanpa cacat, invertible, entropy, data compaction - seluruh informasi disimpan dan kompresi adalah reversible. - dapat secara sempurna recover data asli (jika tanpa bit error transmisi atau penyimpanan) - variabel length binary codewords (atau tanpa kompresi) - hanya bekerja untuk sumber digital Ide Dasar : mengkodekan simbol yang mempunyai peluang tinggi ke dalam deretan binary yang pendek, simbol dengan peluang rendah ke dalam deretan binary yang panjang, sehingga bahwa ratarata terminimalisasi. Kompresi dengan cacat (Lossy) Beberapa informasi dibuang didasarkan pada respon perceptual dari observer. Dan kompresi adalah irreversible atau non invertible, ada informasi yang hilang. Kerugiannya : Berkurangnya informasi dan kualitas, tetapi jika cukup jumlah bitnya, maka cacat tidak kelihatan. Keuntungannya: Memungkinkan kompresi yang lebih besar (umumnya 6:1 to 16:1,80:1 to 100:1 dijanjikan dalam beberapa aplikasi) Tujuan desain : memperoleh kualitas sebaik mungkin untuk bits yang tersedia. Big issue : sebaik mungkin Contoh: DPCM, ADPCM, transform coding, LPC, H.26*, PEG, MPEG, EZW, SPHIT, CREW, StackRun Konteks Kompresi Oleh : Suyatno_budiharjo@yahooco.id Page 2

- kompresi biasanya bagian dari sistem umum untuk akuisisi, transmisi, penyimpanan dan tampilan data. - Konversi analog ke Digital dan akuisisi digital - Qualitas dan penggunaan dari citra digital termodifikasi. Entropy Encoding - Sumber dari data tidak dimasukan ke dalam penghitungan ketika sedang melakukan kompresi. - Pembuangan pengulangan deretan - Pengkodean secara statistik atau berdasarkan informasi statistik dari data - Lossless dan reversible Source Encoding - Data ditransformasikan berdasarkan pada sumber dan karakteristiknya yang diketahui. - Lossy atau lossless Contoh : - membuang bagian diam dalam sebuah deretan sinyal audio - mendapatkan blok yang dipakai bersama dalam dua frame dari video Klasifikasi : - Transform Coding - Differential Coding - Kuantisasi Vektor Catatan : Entropy Coding dan Source Encoding dapat digabungkan Penekanan perulangan sequence - Penekanan nol atau blank (kosong) : Sebuah deretan dari n successive zeroes digantikan dengan sebuah karakter tertentu diikuti oleh angka dari n - Run-length encoding : sama seperti diatas tetapi karakter yang menggantikan juga dimasukkan ke dalam kode. jumlah dari kejadian sekuensial harus lebih tinggi dibandingkan 3. Statistical Encoding - Deretan dari data yang terjadi paling sering menggunakan kode paling pendek - Sebuah buku kode dibangkitkan seperti dalam kelebihan huruf (sandi) morse - Atau secara dinamik selama encoding - Dua kelompok dari Encoding : Substitusi pola Huffman Encoding Oleh : Suyatno_budiharjo@yahooco.id Page 3

Pattern Substitution Digunakan ketika mengkodekan teks : - kata yang sering digunakan digantikan dengan code word yang lebih pendek : Multimedia digantikan dengan *M dan Network dengan *N Transform Encoding - Beberapa data lebih mudah dikompresi dalam kawasan frekuensi. - Data dipindahkan dari domain spasial atau temporal ke dalam domain frekuensi. Gambar 2.1. Sinyal hasil transformasi Transformasi : - Transformasi secara matematis menggambarkan suatu sinyal dapat dinyatakan dengan sinyal yang lainnya. - Sinyal dapat didekomposisikan menjadi beberapa sinyal yang lainnya. - Lossy atau Lossless - Beberapa frekuensi dikodekan dengan presisi yang lebih rendah atau dibuang secara keseluruhan - Beberapa transformasi yang sering digunakan : Fourier, DCT, wavelet, Karhunen-Loeve, Hadamard, Walsh, Sine, Hartley, Fractal yang umumnya dilakukan secara digital. - Discrete Cosine Transform DCT : digunakan ketika mengkodekan gambar Mengapa melakukan transformasi? Beberapa alasan: - Transformasi yang baik cenderung mengumpulkan energi ke dalam koefisien yang sedikit, mengijinkan beberapa sampel untuk dikuantisasikan ke dalam bit 0 tanpa mempengaruhi kualitas. - Transformasi yang baik cenderung mendekorelasikan (mereduksi ketergantungan linier) sejumlah koefisien, menyebabkan Quantizer skalar menjadi lebih efisien (Teori Rakyat) - Transformasi yang baik, secara efektif mengembangkan sinyal dalam fungsi basis (Intuisi matematik) Oleh : Suyatno_budiharjo@yahooco.id Page 4

- Mata dan Telinga cenderung sensitif terhadap perubahan dalam domain frekuensi, sehingga pengkodean dalam domain frekuensi mengijinkan penggunaan ukuran distorsi didasarkan pada persepsi. Differential atau Predictive Encoding Secara singkat merupakan bentuk penyederhanaan dari penyimpanan nilai lengkap, perbedaan dari nilai prediksi perbedaan atau error term. - Bagus ketika digunakan untuk informasi berisi variasi yang rendah - Daerah variasi yang lebih tinggi menggunakan jumlah bit yang sama dibandingkan dengan encoding absolut (semua sama). Gambar.. Sinyal dan turunannya Tipe berbeda dari Differential Encoding 1. Differential Pulse Code Modulation DPCM 2. Delta modulation (DM) 3. Adaptive differential pulse code modulation ADPCM Gambar.2.3. Perbandingan sinyal DPCM, DM, dan ADPCM Kuantisasi Vektor Kasus khusus dari substitusi pola : 1. Data dibagi ke dalam vektor 2. Vektor dibandingkan dengan tabel (look-up table) Oleh : Suyatno_budiharjo@yahooco.id Page 5

3. Indek dari pencocokan pola terbaik dalam buku kode yang digunakan. Kode buku dapat dikonstruksi dalam lanjutan atau secara dinamik Bekerja cukup baik untuk data yang diketahui karakteristiknya, dimana buku kodenya dapat dibangkitkan sebagai kelanjutannya. Sangat berguna untuk mengkuantisasi sinyal bicara (speech) Permasalahan umum adalah : 1. Bagaimana membentuk buku kode yang optimal? 2. Algoritma yang mana yang digunakan untuk mendapatkan indeks pencocokan yang terbaik? Gambar 2.4. Kuantisasi vektor Error Kuantisasi Error atau distorsi terjadi ketika diperoleh level dari sampel yang tidak ada yang persis sama dengan level Quantizer : - Lossy jika mengabaikan error ini - Lossless jika dikirimkan perbedaan (error) dengan code word Gambar 2.5. Kuantisasi vektor dan error kuantisasi Kompresi / Dekompresi Asimetris 1. Kompresi biasanya membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan dekompresi. Dan proses yang lebih banyak. 2. Asimetris merupakan solusi yang dapat diterima dalam banyak aplikasi interaktif. 3. Waktu Tunda tidak boleh terlalu panjang di dalam konferensi elektronik yang interaktif. 4. Perlu mempertimbangkan untuk aplikasi yang real time. Oleh : Suyatno_budiharjo@yahooco.id Page 6