Tanggapan Anda dengan pernyataan Rektor UGM yang menyebut persen aset

dokumen-dokumen yang mirip
Karena banyak kalangan yang protes atas kebijakan perpanjangan kontrak tambang gas Blok

Bagaimana awalnya Amerika bisa menjajah Indonesia secara ekonomi dan politik?

Ichsanuddin Noorsy, Pengamat Kebijakan Publik

Bambang Wirahyoso, Ketua DPP Serikat Pekerja Nasional

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V merupakan kesimpulan dari pembahasan bab sebelumnya

Arim Nasim, Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Pemerintah tak mau dikatakan neolib, tapi fakta menunjukkan Indonesia menerapkan kapitalisme

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?

Mengapa Amerika menyebarkan demokrasi ke negeri-negeri Muslim termasuk Indonesia?

Terjadinya jual beli pasal di DPR itu salah satu bukti buruknya moralitas oknum atau bobroknya sistem?

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tanggapan Anda terhadap rencana kenaikkan gaji pejabat publik, khususnya menteri, per 1 Januari 2010?

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan semakin liberal. Perjanjian perjanjian perdagangan internasional telah


Oleh : Dr. Hempri Suyatna FISIPOL UGM

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh

Hikayat Kekayaan Yang Terus Mengalir Keluar

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

Foto: Kahar. Buruh Menggugat

Ratu Erma Rahmayanti, Ketua DPP Muslimah HTI

Gagasan lahirnya UU BPJS itu karena keinginan asing mengambil alih pangsa pasar industri asuransi sosial.

Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan. Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Kondisi umat Islam pada Ramadhan ini sepertinya tak berubah. Pandangan Anda?

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

[107] Akal-Akalan Cari Alasan Tuesday, 10 September :39

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

Menguatkan Andil Investor Asing Dalam Perbankan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan

Forum Pemuda FPKE Tuntut Pemerintah Ambil Alih MIGAS. Oleh : Arifin Selasa, 29 Oktober :22

Dilema Pelayanan Negara: Anggaran vs Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Rezim Neolib Bergaya Merakyat Wednesday, 26 November :40

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

Benarkah HTI tidak berhak melakukan itu semua dengan alasan tersebut di atas?

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB IV PENUTUP. UU Migas adalah UU yang lahir disebabkan, karena desakan internasional dalam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Fahmi Amhar, Peneliti Utama Geospatial Information Agency

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan umat muslim dalam berbagai kegiatan bisnis bukan

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

Desain Tata Kelola Kelembagaan Hulu Migas Menuju Perubahan UU Migas Oleh: Wiwin Sri Rahyani * Naskah diterima: 13 April 2015; disetujui: 22 April 2015

STRATEGI GEOPOLITIK DAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

AKSELERASI PEMBANGUNAN DAN RESIDU PERUBAHAN DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

Pembentukan Badan Usaha Milik Negara Khusus (Bumn-K) Untuk Pengelolaan Minyak Dan Gas Bumi, Tepatkah? Oleh : Muhammad Yusuf Sihite *

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

PELAKU PELAKU EKONOMI

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

Boks 2. PERINGKAT DAYA SAING INVESTASI DAERAH PROVINSI JAMBI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Hasalah

A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) / PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)

DAMPAK EKONOMI GLOBAL TERHADAP GERAKAN BURUH

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Salamuddin Daeng, Peneliti Indonesia for Global Justice Pemerintah berkeyakinan masuknya investasi asing akan membangkitkan ekonomi negara dan rakyat tambah sejahtera. Tapi anehnya, ketika hampir 70 persen kekayaan alam dikuasai asing, rakyat tak menikmati keuntungan dari pengelolaan alam itu. Mengapa demikian? Untuk itu wartawan Media Umat Joko Prasetyo mewawancarai peneliti Indonesia for Global Justice Salamuddin Daeng. Berikut petikannya. Tanggapan Anda dengan pernyataan Rektor UGM yang menyebut 70-80 persen aset 1 / 5

negara kita dikuasai asing? Kekayaan negara kita di seluruh lininya itu memang sudah dikuasai penanaman modal asing. Sehingga ekonomi kita secara keseluruhan dari hulu sampai hilirnya adalah ekonomi bangsa lain. Dengan demikian PDB kita, tidak lain adalah produk domestik bruto bangsa lain, bukan PDB kita. Bahayanya apa bila sahamnya dikuasai asing? Bahayanya adalah secara ideologis, jadi haluan ekonomi dan politik kita itu sudah menjadi haluan ekonomi dan politik yang mengabdi kepada kepentingan bangsa lain. Itu sudah keluar dari semangat pendirian negara yang memiliki arah dan tujuan bernegara yang semata-mata mengabdi kepada kepentingan rakyat kita. Tapi dengan keadaan sekarang, maka ekonomi kita itu mengabdi kepada kepentingan bangsa lain, seperti Amerika, Jepang, Eropa dan ditambah Cina kalau sekarang. Sedangkan bahaya secara ekonomi adalah ekonomi yang kita hitung tiada lain adalah ekonomi bangsa lain. Sehingga perhitungan PDB kita sejatinya hanya menghitung dari produksinya orang-orang asing yang beroperasi di Indonesia. Tidak mencerminkan produksi bangsa sendiri. Jadi kita bernegara, kita berkonstitusi hanya menyediakan suatu ruang, bahkan dalam bentuk yang paling asli, kita menyediakan tanah, gedung, jalan, infrastruktur, dan segala macamnya yang ada di negeri ini, semata-mata untuk memfasilitasi bangsa lain untuk mengeruk kekayaan negara kita. Contoh yang paling konkret, kita bangun gedung perkantoran di Sudirman-Thamrin, siapa yang memakainya? Orang-orang dari bangsa lain. Kita membangun Pelabuhan Tanjung Priok, siapa yang memakainya? Sekarang pelabuhan itu sahamnya mayoritas sudah dikuasai bangsa lain. Berarti bangsa lain yang menggunakan. 2 / 5

Sedangkan secara kebudayaan, kita semakin tenggelam, kehilangan identitas, semakin tidak mempunyai hak atas bumi yang kita pijak sendiri, terhadap tradisi kita sendiri. Dan lama-lama konsepsi dan ciri-ciri kita bernegara itu hilang, tidak ada. Pejabat negara kita menyatakan dengan adanya investasi asing akan menyerap tenaga kerja kita? Ya itu makanya, menyerap tenaga kerja itu, kita memang bekerja, ada pekerjaan di sini tetapi kita bekerja untuk keuntungan siapa? Bangsa lain, bukan untuk keuntungan bangsa sendiri. Kita dihisap menjadi pesuruhnya bangsa-bangsa, jadi budaknya! Kan digaji... Kita diberi upah memang, tapi tidak lebih dari 15 persen total keuntungan mereka. Selebihnya itu adalah keuntungan mereka. Investasi asing ini juga tidak memberikan keuntungan yang besar kepada kas negara, tidak memberikan nilai tambah ekonomi yang tinggi kepada ekonomi kita. Wajar dong kalau pemodal untungnya lebih besar... Modal itu apa sih? Modal kan kapasitas. Sumber daya manusia dan sumber daya alam kita itu sebenarnya adalah modal. Tapi kita karena ditipu oleh satu cara perhitungan modal itu. Contoh apakah kekayaan alam kita pernah dihitung sebagai modal? Tidak pernah kan? Sekarang, sebuah perusahaan asing, mendapatkan kontrak untuk melakukan eksploitasi kekayaan alam di Indonesia. Apakah mereka punya uang? Tidak. Lantas apa yang mereka lakukan? Kekayaan alam kita itu langsung mereka jaminkan kepada bank-bank internasional untuk mendapatkan uang. Tanah kita digadaikan oleh perusahaan swasta dan asing! Jadi sebenarnya yang punya modal 3 / 5

siapa? Makanya alasan itu adalah alasan palsu untuk menipu rakyat kita. Itulah konsekuensi kalau kita menyerahkan sektor ekonomi kita kepada swasta khususnya swasta asing. Mengapa diserahkan kepada swasta, asing lagi? Karena pengurus negara ini yang mengabdi kepada kepentingan asing. Jadi tidak memiliki suatu spirit untuk berdaulat sehingga begitu saja tunduk pada instrumen-instrumen internasional. Mengapa? Karena mereka memiliki keyakinan yang keliru. Mereka kira dengan masuknya investasi akan meningkatkan kesejahteraan sosial. Padahal dari sisi kesejahteraan sosial, investasi asing sama sekali tidak memberikan jaminan kesejahteraan bagi rakyat negara ini. Sangat tidak mungkin investasi asing itu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Karena investasi asing itu, sedari awal hingga sekarang memang hanya untuk mencari keuntungan, profit... profit... dan profit. Dan ternyata, investasi asing yang paling ekstrim itu menyingkirkan masyarakat kita dari wilayah-wilayah penghidupannya. Misalnya, investasi pertambangan, di mana-mana pasti akan berkonflik dengan masyarakat sekitar. Investasi minyak juga demikian, investasi di bidang perkebunan dan kehutanan juga demikian. Lantas bagaimana agar terjadi kesejahteraan sosial? Kesejahteraan sosial sesungguhnya hanya bisa dilakukan oleh negara dan konstitusi negara yang menjadi instrumen untuk mengelola kekayaan negara ini. Sehingga pengelolaan kekayaan kita harus dilakukan oleh negara, oleh BUMN. Tetapi keyakinan itu diabaikan dan malah meyakini swasta asing sebagai instrumen 4 / 5

kesejahteraan sosial. Maka dibuatlah perundang-undangan yang bersifat liberal yang mendukung asing. Dan proses pembuatan undang-undang itu pun dibiayai oleh Bank Dunia, ADB, IMF dan negara-negara maju. Kalau kita lihat, lembaga-lembaga keuangan internasional dan negara-negara maju itu kan kaki tangannya korporasi internasional di dalam meraih tujuan-tujuan mereka. Jadi perusahaan asing yang gede-gede itu, menggunakan negara maju dan institusi keuangan internasional untuk mengusahakan atau menyelenggarakan kepentingan mereka di negara-negara miskin dan negara-negara berkembang. Sehingga dibuatlah UU yang liberalistik? Di Indonesia, yang memang elite politiknya berkeyakinan kapitalistik, jadi lebih mudah diintervensi untuk mendorong suksesnya agenda-agenda perusahaan-perusahaan itu. Contoh, IMF membiayai dan mendorong elite politik kita untuk tidak melakukan diskriminasi antara perusahaan kita dengan perusahaan asing sehingga disahkanlah UU No 25 tahun 2007. Lalu UU itu diturunkan menjadi UU Daftar Negatif Investasi. Maka dibukalah seluruh kekayaan ekonomi kita untuk modal asing. Maka dengan dua UU itu saja terbuka seluas-luasnya bagi masuknya investasi asing.[] 5 / 5