BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran matematika kelompok peminatan Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiono (2009: 297) penelitian R&D

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, maka desain dari penelitian ini adalah penelitian pengembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan merupakan proses pengembangan dan validasi produk. Produk

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau yang dikenal dengan istilah R&D (Research and Development) dengan modifikasi model 4-D (Four-D Models) (Thiagarajan et al., 1974). Metode penelitian ini terdiri dari empat fase yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Fase pendefinisian adalah fase identifikasi awal berupa pengumpulan informasi yang awal dalam penelitian. Fase perancangan adalah awal disusun atau dibuatnya produk penelitian (bahan ajar). Fase pengembangan adalah fase lanjutan dari rancangan produk berupa validasi produk serta uji sempit dan uji luas produk. Fase pengembangan juga meliputi kegiatan revisi produk yang dilakukan setelah produk divalidasi dan di uji di lapangan. Fase penyebaran meliputi penyebarluasan produk yang telah teruji dengan baik berdasarkan fase pengembangan. Penelitian ini hanya dilakukan hingga fase pengembangan produk saja. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP sedangkan sampelnya adalah 124 siswa kelas IX SMP di kota Bandung yang berasal dari sekolah cluster 1, 2, dan 3, serta sekolah noncluster (swasta). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Teknik ini dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa kelompok atau tingkatan, kemudian dari setiap tingkatan tersebut diambil sampel yang dapat mereresentasikan tingkatan tersebut. Dalam penelitian ini populasi secara umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok cluster yang terdiri dari sekolah cluster 1, 2, dan 3 dan kelompok noncluster yang diwakili oleh sekolah swasta.

20 C. Prosedur Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar IPBA terintegrasi tema gerak benda langit yang berorientasi pada pengakomodasian kecerdasan majemuk dan penanaman karakter siswa SMP, oleh karena itu prosedur penelitian yang digunakan adalah model 4-D (Thiagarajan et al., 1974) yang dimodifikasi menjadi model 3-D dengan rincian seperti ditunjukkan Gambar 3.1 berikut. Tahap Pendefinisian (Define) Masalah dan Potensi Pengumpulan Data Tahap Perancangan (Design) Perancangan Produk Tahap Pengembangan (Develop) Validasi dan Uji Sempit Produk Revisi Akhir Produk Revisi Awal Produk Uji Luas Produk Gambar 3.1: Tahapan metode penelitian dan pengembangan (R&D) modifikasi model 4-D (Thiagarajan et al., 1974). 1. Tahap Pendefinisian (Define) a. Masalah dan Potensi Identifikasi awal adalah tahapan analisis terhadap permasalahan yang ada terkait pembelajaran dan hasil belajar materi IPBA di sekolah. Komponenkomponen pembelajaran seperti kurikulum, media pembelajaran, dan metode pembelajaran menjadi hal-hal yang dianalisis sebagai faktor penyebab

21 munculnya permasalahan dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa khususnya dalam materi IPBA. Selain hal tersebut, tahapan ini juga berusaha mencari potensi-potensi yang dapat dikembangkan guna mengatasi permasalahan yang ada. Potensi-potensi tersebut dapat berasal dari objek pembelajaran (siswa), fasilitator pembelajaran (guru), atau dari media pembelajaran seperti bahan ajar IPBA yang digunakan sebagai sumber belajar. Untuk dapat mengetahui potensi dan juga masalah yang ada yang berkaitan dengan pembelajaran IPBA di kelas, maka dalam tahapan ini digunakan empat buah instrumen yaitu soal uji pemahaman konsep IPBA siswa tema gerak benda langit, angket pembelajaran IPBA untuk guru, angket pembelajaran IPBA untuk siswa, dan angket identifikasi jenis kecerdasan siswa. Pembahasan lebih rinci mengenai instrumen penelitian akan dijelaskan dibagian selanjutnya. b. Pengumpulan Informasi Setelah potensi dan masalah diketahui, selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi sebagai bahan untuk pembuatan atau penyusunan suatu produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada. Produk yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah berupa bahan ajar IPBA terintegrasi tema gerak benda langit yang berorientasi pada pengakomodasian kecerdasan majemuk dan penanaman karakter dalam diri siswa. Tahapan ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat hasil suatu produk. Tahapan ini juga diperlukan untuk mengetahui langkahlangkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut. 2. Tahap Perancangan Produk (Design) Berdasarkan informasi yang telah terkumpul, mulailah proses perancangan produk dilakukan. Hasil akhir yang diharapkan dari tahap ini adalah berupa desain bahan ajar IPBA lengkap dengan spesifikasinya berupa metode pengakomodasian kecerdasan majemuk siswa dan penanaman karakter di diri siswa. Desain bahan ajar yang dihasilkan dari tahapan ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti. Desain bahan ajar yang telah dirancang selanjutnya akan melalui tahap validasi dan uji lapangan untuk mengetahui keefektivan dari bahan ajar.

22 3. Tahap Pengembangan Produk (Develop) a. Validasi Produk Validasi produk merupakan kegiatan untuk menilai apakah bahan ajar dirancang sesuai dengan tujuan perancangan yang diharapkan. Hasil yang didapat dari tahapan validasi bahan ajar adalah berupa perkiraan rasional. Dikatakan perkiraan rasional karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional dari pakar, dan bukan merupakan fakta lapangan. Proses validasi bahan ajar dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai rancangan bahan ajar. Instrumen yang digunakan dalam tahapan ini berupa lembar validasi bahan ajar yang akan diisi oleh pakar. Melalui lembar validasi bahan ajar, para pakar akan memberikan penilaian kuantitatif dan kualitatif mengenai rancangan bahan ajar yang selanjutnya penilaian tersebut akan dijadikan acuan dalam melakukan revisi terhadap bahan ajar. b. Uji Sempit Produk Uji sempit produk adalah tahap pengujian keterbacaan bahan ajar di lapangan (di sekolah) dengan sampel (siswa) yang terbatas. Tahapan ini dilakukan bersamaan dengan tahapan validasi produk karena memiliki tujuan yang sama yaitu mengetahui kekurangan dan keunggulan dari produk. Terdapat dua jenis instrumen yang digunakan dalam tahapan ini yaitu soal uji rumpang dan angket keterbacaan bahan ajar. Kedua instrumen ini akan menunjukkan tingkat keterbacaan bahan ajar oleh siswa. c. Revisi Awal Produk Setelah desain produk divalidasi oleh pakar dan juga telah dilakukan uji sempit, maka akan dapat diketahui kelemahan dan keunggulan dari produk. Kelemahan yang terdapat dalam bahan ajar selanjutnya akan diminimalisir ditahap revisi awal produk. Adapun keunggulan dari bahan ajar akan tetap dipertahankan bahkan akan lebih ditingkatkan lagi berdasarkan masukan yang didapat baik dari pakar ataupun dari hasil uji sempit bahan ajar.

23 d. Uji Luas Produk Setelah bahan ajar direvisi selanjutnya bahan ajar akan di uji kembali di lapangan namun dengan sampel yang lebih besar dibandingkan uji sempit. Tujuan dari pelaksanaan uji luas adalah sama dengan pelaksanaan uji sempit yaitu mengetahui kelemahan dan keunggulan dari bahan ajar, akan tetapi dengan jumlah sampel yang lebih besar, maka data yang dihasilkan dari uji luas ini akan lebih akurat jika dibandingkan dengan data yang dihasilkan ditahap uji sempit. Instrumen yang digunakan dalam tahapan ini adalah berupa angket keterbacaan dan lembar validasi bahan ajar. Angket keterbacaan bahan ajar akan diisi oleh siswa setelah membaca bahan ajar, adapun lembar validasi bahan ajar akan diisi oleh guru sebagai pihak yang akan menerapkan bahan ajar di dalam kelas. e. Revisi Akhir Produk Tahapan uji luas produk akan menghasilkan masukan atau saran terkait kelemahan dan keunggulan yang ada dalam bahan ajar. Masukan atau saran tersebut menjadi landasan dilakukannya revisi akhir terhadap bahan ajar. D. Instrumen Penelitian Beberapa jenis instrumen yang digunakan baik ditahap identifikasi awal ataupun tahap pengembangan produk (bahan ajar) untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dijelaskan dalam Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Jenis dan Kegunaan Instrumen Penilitian dan Pengembangan. No. Jenis Instrumen Kegunaan Instrumen 1. Angket identifikasi Digunakan dalam tahap identifikasi awal kecerdasan majemuk siswa untuk mengetahui potensi kecerdasan siswa 2. Angket pembelajaran IPBA untuk siswa 3. Angket pembelajaran IPBA untuk Guru 4. Soal uji konsep IPBA tema gerak benda langit SMP (sampel penelitian). Digunakan dalam tahap identifikasi awal untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran IPBA di kelas. Digunakan dalam tahap identifikasi awal untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran IPBA di kelas. Digunakan dalam tahap identifikasi awal untuk mengetahui pemahaman konsep IPBA pada siswa.

24 No. Jenis Instrumen Kegunaan Instrumen 5. Lembar validasi bahan ajar Digunakan sebagai lembar penilaian bahan ajar oleh pakar. 6. Angket (keterbacaan bahan ajar) Digunakan dalam tahap uji sempit dan luas bahan ajar untuk mengetahui keterbacaan bahan ajar. 7. Soal uji rumpang Digunakan dalam tahap uji sempit bahan ajar berupa soal isian yang diberikan kepada siswa setelah membaca bahan ajar. Instrumen penelitian seperti yang tercantum dalam Tabel 3.1 di atas, dapat dilihat di Lampiran A. E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Dalam penilitian ini setidaknya ada tujuh jenis instrumen yang digunakan yaitu angket identifikasi kecerdasan majemuk siswa, soal uji pemahaman konsep siswa dimateri IPBA tema gerak benda langit, angket pembelajaran IPBA untuk guru, angket pembelajaran IPBA untuk siswa, lembar validasi bahan ajar, angket keterbacaan bahan ajar, dan soal uji rumpang. Rincian pengolahan data yang didapat dari ketujuh instrumen tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pengolahan data identifikasi kecerdasan majemuk siswa Jawaban siswa terhadap angket identifikasi jenis kecerdasan diolah menggunakan bantuan softwere Microsoft excel yang telah diformat sehingga secara otomatis dapat mengonversi data jawaban yang diberikan siswa menjadi suatu kecenderungan terhadap jenis kecerdasan tertentu. Adapun angket identifikasi kecerdasan majemuk berisi pernyataan yang dapat direspon siswa dengan empat respon pilihan yaitu, Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Respon yang diberikan siswa di setiap pernyataan kemudian akan dikonversi secara manual terlebih dahulu menjadi bentuk angka dengan faktor konversi ditunjukkan Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2: Konversi respon siswa pada angket identifikasi bahan ajar. Respon Siswa Konversi Nilai STS (Sangat Tidak Setuju) 1 TS (Tidak Setuju) 2

25 Respon Siswa Konversi Nilai S (Setuju) 3 SS (Sangat Setuju) 4 Setelah dikonversi menjadi bentuk angka dengan rentang 1 4, respon siswa terhadap setiap pernyataan dalam angket identifikasi kecerdasan majemuk kemudian dapat langsung diolah menggunakan softwere Microsoft excel seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pengolahan respon siswa menggunakan softwere tersebut akan menunjukkan arah kecenderungan kecerdasan siswa terhadap delapan jenis kecerdasan yang dijelaskan oleh Gardner. 2. Pengolahan data pemahaman konsep IPBA siswa Data yang diperoleh dari soal uji pemahaman konsep IPBA yang diberikan kepada siswa adalah berupa skor siswa yang berkisar dalam rentang 1-100. Skor siswa diperoleh dengan menggunakan rumus: Seluruh skor yang diperoleh siswa kemudian dirata-ratakan guna mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa dalam materi gerak benda langit ditinjau secara umum. 3. Pengolahan data angket pembelajaran dan angket keterbacaan bahan ajar Hasil yang diperoleh dari penggunaan angket dalam penelitian ini diolah menggunakan persentase dari 0-100% untuk setiap butir soal yang terdapat dalam angket. Selanjutnya berdasarkan persentase yang didapat, ditetapkanlah jawaban yang paling dominan di setiap butir soal yang menunjukkan ke arah positif atau negatif. 4. Pengolahan data uji rumpang bahan ajar Teknik uji rumpang adalah suatu metode untuk mengukur keterbacaan suatu bacaan oleh seseorang. Oleh karena itu, teknik uji rumpang sangat cocok digunakan dalam penelitian ini yang menghasilkan produk berupa bahan ajar. Untuk dapat mengimplementasikannya, pembaca wacana rumpang harus mampu berpikir secara analitis dan kritis guna menyelami jalan pikiran penulis wacananya. Pembaca dengan pemahaman sempurna, dituntut mampu memahami wacana yang tidak lengkap sebelum mengisi bagian kata yang dihilangkan dengan satu kata yang paling tepat.

26 Dengan proses tersebut, secara tidak langsung teknik uji rumpang dapat merefleksikan pemahaman seseorang terhadap sebuah wacana. Langkah-langkah untuk mengolah data hasil uji rumpang bahan ajar adalah sebagai berikut: a. Memeriksa hasil jawaban siswa b. Nilai hasil uji rumpang bahan ajar dihitung berdasarkan persentase skor dengan rumus: c. Mentabulasi hasil uji rumpang Interpretasi hasil uji rumpang dengan menggunakan sistem pemberian skor menurut Rankin dan Culhane (Rankin, E.F., 1969) adalah seperti ditunjukkan Tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3: Interpretasi hasil uji rumpang. Skor Tingkat Keterbacaan Skor tes > 60 % Tinggi 40 % < Skor tes < 60 % Sedang Skor tes < 40 % Rendah (Rankin, E.F., 1969) Jika skor tes lebih dari 60 % maka tingkat keterbacaan bahan ajar dikatakan tinggi, dari sudut pandang lain dapat dikatakan bahwa wacana yang disajikan mudah dipahami. Jika skor tes kurang dari 40 % maka keterbacaan bahan ajar dikatakan rendah atau wacana yang disajikan sulit untuk dipahami. 5. Pengolahan data validasi bahan ajar Data yang diperoleh dari lembar validasi bahan ajar oleh pakar akan diolah secara kuantitatif dengan pemberian skor 1 10 dengan perincian seperti ditunjukkan Tabel 3.4 berikut ini.

27 Tabel 3.4: Kriteria skor validasi bahan ajar. Kriteria Sangat Kurang Kurang Baik Sangat Baik Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (Puskurbuk, 2014) Hasil pemberian skor setiap komponen yang disajikan dalam lembar validasi bahan ajar akan dirata-ratakan, sehingga dari hasil rata-rata tersebut akan dihasilkan satu angka diantara angka 1 sampai angka 10. Hasil rata-rata tersebut juga akan menunjukkan kriteria bahan ajar yang disusun apakah kurang sekali, kurang, atau malah bahan ajar sudah baik bahkan baik sekali. Pemberian skor oleh para pakar terhadap bahan ajar bersifat subjektif sehingga setiap skor yang ada tidak memiliki indikator yang ditetapkan. Selain nilai secara kuantitatif seperti ditunjukkan Tabel 3.4 di atas, lembar validasi bahan ajar juga menyediakan kolom komentar yang dapat diisi oleh para pakar berupa alasan pemberian skor tertentu terhadap bahan ajar. Selain itu kolom komentar juga dapat digunakan memberikan saran dan kritik terhadap bahan ajar. Saran dan kritik dari pakar yang dituliskan dalam lembar validasi bahan ajar menjadi data kualitatif dalam penelitian ini.