HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELITUS RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN TAHUN

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF PAKET INA-CBG S DAN ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA PASIEN DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan program Indonesia Case Based Groups (INA-CBG) sejak

PENGARUH KODE TINDAKAN MEDIS OPERATIF DAN NON MEDIS OPERATIF PADA DIAGNOSIS APPENDICITIS, FRAKTUR EKSTREMITAS, KATARAK

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya hidup, mental, emosional dan lingkungan. Dimana perubahan tersebut dapat

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu keadaan dimana terdapat penurunan

ANALISIS PERBEDAAN PEMBIAYAAN BERBASIS TARIF INA-CBG

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari. bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TAHUN 2015

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

ANALISIS PERBEDAAN TARIF RIIL DENGAN TARIF PAKET INA-CBG PADA PEMBAYARAN KLAIM JAMKESMAS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh TRYA OKTAVIANI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

ABSTRAK HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT PROTEINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI RSUP SANGLAH

ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

KEMAMPUAN TARIF INA CBG S HEMODIALISA PROGRAM KARTU JAKARTA SEHAT (KJS) MENUTUPI BIAYA RIILNYA

PerBedaan TariF RIIL dengan TariF INA-CBG S Pasien Jkn rawat inap TYPHOID FEVER di rsud kabupaten sukoharjo TriWulan i TaHun 2014

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

HUBUNGAN BEBAN KERJA CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

SKRIPSI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

J. Teguh Widjaja 1, Hartini Tiono 2, Nadia Dara Ayundha 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha


BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

Transkripsi:

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt. 2, M Aini S.Kep 3 INTISARI Masalah yang sering ditemukan dalam penyelenggaraan Jamkesmas adalah adanya perbedaan antara biaya riil dengan tarif paket INA-CBG s pada pasien Jamkesmas pada instalasi rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh biaya obat terhadap biaya riil pada pasien rawat inap diabetes mellitus Jamkesmas di RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian adalah observasi analitik. Data diambil secara retrospektif dari berkas klaim Jamkesmas dan catatan medik pasien dengan kode INA-CBG s E-4-10-I. Subjek penelitian adalah pasien Jamkesmas rawat inap diabetes mellitus tipe 2, sedangkan objek penelitian meliputi berkas klaim dan catatan medic pasien Jamkesmas diabetes mellitus di RSUD Ulin Banjarmasin dengan kode diagnose INA-CBG s E-4-10-I periode Januari-Desember 2013. Analisis data dilakukan dengan one sample test untuk rata-rata biaya obat dengan biaya riil, uji korelasi untuk mengetahui hubungan yang mempengaruhi biaya riil. Penelitian yang dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin diperoleh data pasien sebanyak 27 pasien yang masuk data inklusi pada periode januari-desember 2013. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara biaya obat terhadap biaya riil pada pasien Jamkesmas rawat inap diabetes mellitus pada kode INA-CBG s E-4-10-I diabetes mellitus tipe 2 dengan tingkat keparahan 1. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan biaya obat terhadap biaya riil sebesar 0,940. Persentase pengaruh biaya obat terhadap biaya riil sebesar 29,29%. Kesimpulannya semakin besar biaya obat pasien, maka semakin besar biaya riil yang harus dibayarkan oleh pasien. Kata Kunci : INA-CBG s, Jamkesmas, diabetes mellitus

DRUG COSTS RELATED TO THE REAL COST HOSPITAL PATIENTS WITH DISEASE DIABETES MELLITUS JAMKESMAS BROADCASTER IN HOSPITALS ULIN BANJARMASIN YEAR 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt. 2, M Aini S.Kep 3 ABSTRACT Problems are often found in the administration Jamkesmasis the difference between the real cost to the tariff package's INA-CBG in patients on inpatient Jamkesmas. This study aims to determine how much influence the cost of the drug on the real costs in hospitalized patients with diabetes mellitus in hospital JAMKESMAS Ulin Banjarmasin. This type of research is an analytical observation. Data retrieved retrospectively from Jamkesmas claim file and medical records of patients with INA-CBG's code E-4-10-I. Research subjects were patients Jamkesmas inpatient diabetes mellitus type 2, while the object of study include the claim file and medical records of patients Jamkesmas diabetes mellitus in hospitals Ulin Banjarmasin with code diagnosis INA- CBG's E-4-10-I period January to December 2013. Analysis of data performed with one sample test for the average cost of the drug with the real cost, the correlation test to determine the relationship that affects the real cost. Research conducted in hospitals Ulin Banjarmasin obtained patient data of 27 patients who entered the data inclusion in the period January-December 2013. Results showed there is a relationship between the cost of the drug to the real cost to the patient Jamkesmas hospitalized with diabetes mellitus in the code INA-CBG's E-4-10-I diabetes mellitus type 2 with 1 degree of severity. Spearman correlation test was performed to determine the relationship of the cost of drugs to the real cost of 0.940. Percentage of drug costs influence the real cost of 29.29%. In conclusion the greater the patient's drug costs, the greater the real costs to be paid by the patient. Keywords: INA-CBG's, Jamkesmas, diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tingginya angka kesakitan berdampak terhadap biaya kesehatan yang pada akhirnya akan memperberat beban ekonomi. Hal ini terkait dengan besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk berobat, serta hilangnya pendapatan akibat tidak bekerja. Salah satu solusi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah yang terkait dengan biaya kesehatan dengan sistem jaminan kesehatan. Masuknya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, dan keluarnya UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), menjadi bukti yang sangat kuat bahwa pemerintah serius dalam hal mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Karena melalui SJSN inilah salah satu bentuk perlindungan sosial yang bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial sejak tahun 2005 yang dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM (2005)

atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program Jamkesmas sampai dengan sekarang (Kementerian Kesehatan, 2010). Pelaksanaan Jamkesmas menggunakan suatu sistem pembiayaan pelayanan yang dikenal dengan sistem INA-CBG s (Indonesian Case Base Groups) merupakan software untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem kesehatan serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran. Case Base Groups (CBG s) pada prinsipnya sama dengan Diagnosis Related Group s (DRG s) adalah suatu sistem pemberian imbalan jasa pelayanan kesehatan pada penyedia pelayanan kesehatan yang ditetapkan berdasarkan pengelompokan diagnosis penyakit sebagai upaya pengendalian biaya tanpa mengesampingkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga pelayanan bersifat efektif dan efisien (Annavi, 2011). Diabetes melitus adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh kenaikan glukosa dalam darah atau hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, resistensi insulin, atau kedua-duanya. Indonesia merupakan Negara urutan ke 7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, dibawah Cina, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico, kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen P2PL) Tjandra Yoga Aditama, Selasa (3/9/2013). Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, aksi dari insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia kronis pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (American Diabetes Association, 2012). Diabetes melitus tidak hanya diderita oleh kalangan atas karena gaya hidupnya yang tidak terkontrol, terutama dalam mengkonsumsi makanan, namun DM juga sudah banyak diderita oleh orang tidak mampu. Penyakit DM dapat menyerang siapa saja, tua-muda, kaya-miskin, kurus maupun gemuk (Perkeni, 2011). Penelitian mengenai analisis biaya riil paket Jamkesmas pernah dilakukan oleh Wijayanti (2011) menunjukkan bahwa terjadi perbedaan signifikan pada tarif riil dengan tarif paket INA-CBG yang disebabkan oleh perbedaan standar pembiayaan kesehatan, lama dirawat pasien, penggunaan software, ketepatan pengodean diagnosa dan prosedur, serta belum adanya clinical pathway di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Penelitian lain dilakukan oleh Harlina (2011) diketahui komponen yang berpengaruh terhadap tingginya biaya riil yaitu biaya obat, ruangan, IGD dan IBS. Penelitian mengenai gambaran biaya pengobatan diabetes melitus di rumah sakit oleh Riewpalboon dkk.,(2007) menyimpulkan bahwa komponen biaya terbesar pada biaya pengobatan pasien adalah biaya farmasi meliputi obat-obatan dan jasa pelayanan kefarmasian, selanjutanya biaya tindakan pelayanan medik dan terakhir adalah biaya pemeriksaan laboratorium. Penelitian yang dilakukan oleh sari (2013) adanya faktor yang mempengaruhi biaya riil pada pasien diabetes mellitus rawat inap Jamkesmas, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah biaya obat.

Masalah yang sering ditemukan dalam penyelenggaraan Jamkesmas adalah adanya perbedaan antara biaya riil dengan tarif paket INA-CBG s pasien Jamkesmas, terutama pada instalasi rawat inap dan biaya farmasi meliputi obat-obatan dan jasa pelayanan kefarmasian, biaya tindakan pelayanan medik dan biaya pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait ada atau tidaknya hubungan antara pemeriksaan banyaknya pemberian obat terhadap biaya pasien diabetes secara riil pada pasien rawat inap Jamkesmas Diabetes Melitus Di RSUD Ulin Banjarmasin.