CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

DERET BERKALA DAN PERAMALAN

OUTLINE. BAGIAN I Statistik Deskriptif. Pengertian Statistika. Penyajian Data. Ukuran Pemusatan. Ukuran Penyebaran. Angka Indeks

BAB III METODE DEKOMPOSISI. 3.1 Arti dan Pentingnya Analisis Deret Waktu. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

Deret Berkala dan Peramalan

Trend Sekuler Linier. Analisis Runtut Waktu (Time Series) adalah analisis pergerakan atau perubahan variabel bisnis/ekonomi dari waktu ke waktu.

BAB III METODE PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. Metode peramalan yang biasanya dilakukan didasarkan atas konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Metode statistik merupakan bidang pengetahuan yang mengalami pertumbuhan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

Waktu (Tahun)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

Febriyanto, S.E., M.M.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

PERAMALAN (Forecasting)

ANGKA INDEKS. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

(FORECASTING ANALYSIS):

Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) 3 sesi. Disusun oleh : Sigit Nugroho Sigma Mu Rho

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

Peramalan (Forecasting)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembahasan Materi #7

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teknik Proyeksi Bisnis (Forecasting)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

SALESMANSHIP PELUANG PASAR DAN PERAMALAN PENJUALAN. Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB II TINJAUAN PUATAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ivarani Mega Safitri (2012), dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS TIME SERIES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI TEKNIK PROYEKSI BISNIS DODI TISNA AMIJAYA SE.,MM METODA METODA -- METODA PERAMALAN METODA PERAMALAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Universitas Gunadarma PERAMALAN

BAB III LANDASAN TEORI

Membuat keputusan yang baik

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

Peramalan Memprediksi peristiwa masa depan Biasanya memerlukan kebiasaan selama jangka waktu tertentu metode kualitatif

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

PERENCANAAN PRODUKSI

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DEKOMPOSISI X-11-ARIMA. Metode Census II telah dikembangkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. masa lalu maupun saat ini baik secara matematik maupun statistik.

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DERET BERKALA

PENERAPAN METODE DESEASONALIZED PADA PERAMALAN BANYAK PENUMPANG KERETA API DI PULAU JAWA. Abstract

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN 2. KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS DERET WAKTU

Data Time Series. Time series merupakan data yang diperoleh dan disusun berdasarkan urutan waktu atau

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1

CROSS SECTION DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU Data yang tidak berdasar waktu TIME SERIES Berbasis Waktu 2

DERET BERKALA (TIME SERIES) Suatu deret berkala merupakan suatu himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam urutan periode waktu, misalnya tahunan, bulanan, triwulanan, dan sebagainya. Tujuan dari metode deret berkala adalah untuk menemukan pola data secara historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut untuk masa yang akan datang. Peramalan didasarkan pada nilai variabel yang telah lalu dan atau peramalan kesalahan masa lalu. 3

DATA TIME SERIES TREND SIKLUS MUSIM IRREGULER SEMI AVERAGE Metode Kuadratis INDEKS MOVING AVERAGE LEAST SQUARE 4

KOMPONEN DERET BERKALA Komponen Tren (Trend Component) Merepresentasikan suatu perubahan dari waktu ke waktu (cenderung naik atau turun). Tren biasanya merupakan hasil perubahan dalam populasi/penduduk, faktor demografi, teknologi, dan atau minat konsumen. Komponen Siklis (Cyclical Component) Merepresentasikan rangkaian titik-titik dengan pola siklis (pergerakan secara siklis/naik-turun) di atas atau di bawah garis tren dalam kurung waktu satu tahun. 5

KOMPONEN DERET BERKALA Komponen Musim (Seasonal Component) Merepresentasikan pola berulang dengan durasi kurang dari 1 tahun dalam suatu deret berkala. Pola durasi dapat berupa jam atau waktu yang lebih pendek. Komponen Tak Beraturan (Irregular Component) Mengukur simpangan nilai deret berkala sebenarnya dari yang diharapkan berdasarkan komponen lain. Hal tersebut disebabkan oleh jangka waktu yang pendek (short-term) dan faktor yang tidak terantisipasi yang dapat mempengaruhi deret berkala. 6

KOMPONEN TIME SERIES TREND GERAKAN MUSIM ( SEASONAL MOVEMENT) GERAKAN SIKLIS (CYCLICAL MOVEMENT) GERAKAN TAK TERATUR (IRREGULAR MOVEMENT) 7

METODE ANALISIS TREND 1. Metode Semi Rata-rata Membagi data menjadi 2 bagian Menghitung rata-rata kelompok. Kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) Menghitung perubahan trend dengan rumus: (K2 K1) b = (tahun dasar K2 tahun dasar K1) Merumuskan persamaan trend Y = a + bx 8

Deret Berkala dan Peramalan Bab 6 CONTOH METODE SEMI RATA-RATA Tahun Pelanggan Ratarata Nilai X th dasar 2007 Nilai X th dasar 2010 2006 4,2-1 -4 K1 2007 5,0 4,93 0-3 2008 5,6 1-2 2009 6,1 2-1 K2 2010 6,7 6,67 3 0 2011 7,2 4 1 Y th 2007 = 4,93 + 0,58 X Y th 2010 = 6,67 + 0,58 X b = (6,67 4,93)/2010-2007 b = 0,58 9

Jumlah Pelanggan (jutaan) Deret Berkala dan Peramalan Bab 6 METODE ANALISIS TREND 2. Metode Kuadratis Untuk jangka waktu pendek, kemungkinan trend tidak bersifat linear. Metode kuadratis adalah contoh metode nonlinear Y = a + bx + cx 2 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 Trend Kuadratis 97 98 99 00 01 Tahun Y=a+bX+cX 2 Koefisien a, b, dan c dicari dengan rumus sebagai berikut: a = ( Y) ( X 4 ) ( X 2 Y) ( X 2 )/ n ( X 4 ) - ( X 2 ) 2 b = XY/ X 2 c = n( X 2 Y) ( X 2 ) ( Y)/ n ( X 4 ) - ( X 2 ) 2 10

Deret Berkala dan Peramalan Bab 6 CONTOH METODE KUADRATIS Tahun Y X XY X 2 X 2 Y X 4 2007 5,0-2 -10,00 4,00 20,00 16,00 2008 5,6-1 -5,60 1,00 5,60 1,00 2009 6,1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 2010 6,7 1 6,70 1,00 6,70 1,00 2011 7,2 2 14,40 4,00 2880 16,00 30.60 5,50 10,00 61,10 34,00 a = ( Y) ( X 4 ) ( X 2 Y) ( X 2 ) = {(30,6)(34)-(61,1)(10)}/{(5)(34)-(10) 2 }=6,13 n ( X 4 ) - ( X 2 ) 2 b = XY/ X 2 = 5,5/10=0,55 c = n( X 2 Y) ( X 2 ) ( Y) = {(5)(61,1)-(10)(30,6)}/{(5)(34)-(10) 2 }=-0,0071 n ( X 4 ) - ( X 2 ) 2 Jadi persamaan kuadratisnya adalah Y =6,13+0,55x-0,0071x 2 11

MOVING AVERAGE Rata-rata Bergerak Upaya untuk memuluskan data sebuah Time Series sehingga faktor siklis, musiman, dan random bisa dihilangkan atau diminimalisasi dampaknya, sehingga pada akhirnya didapat sebuah trend data Rata-rata data yang dipengaruhi sebelum dan sesudahnya secara terbatas agar data menjadi lebih smooth atau landai Rata-rata data untuk n periode, yang saling sambung-menyambung antar data time series MA ( n) data _ awal _ sampai _ akhir n _ untuk _ n _ periode 12

Rata-rata Bergerak Tertimbang (Weighted Moving Averages) Melibatkan penimbang untuk setiap nilai data dan kemudian menghitung rata-rata penimbang sebagai nilai peramalan. Contoh, rata-rata bergerak terimbang 3 periode dihitung sebagai berikut F t+1 = w 1 (Y t-2 ) + w 2 (Y t-1 ) + w 3 (Y t ) dimana jumlah total penimbang (nilai w) = 1. 13

METODE PENGHALUSAN DALAM PERAMALAN - L Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Merupakan kasus khusus dari metode Rata-rata Bergerak Tertimbang dimana penimbang dipilih hanya untuk observasi terbaru. Penimbang yang diletakkan pada observasi terbaru adalah nilai konstanta penghalusan, α. Penimbang untuk nilai data lain dihitung secara otomatis dan semakin lama periode waktu suatu observasi nilainya akan lebih kecil. 14

METODE PENGHALUSAN DALAM PERAMALAN - L Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing) (Lanjutan) Rumus: F t+1 = αy t + (1 - α)f t dimana F t+1 = nilai peramalan untuk periode t+1 Y t = nilai sebenarnya untuk periode t+1 F t = nilai peramalan untuk periode t α = konstanta penghalusan (0 < α < 1) 15

METODE PENGHALUSAN DALAM PERAMALAN - L CONTOH : YOGYA EXECUTIVE SEMINARS (YES). YES bergerak dalam manajemen penyelenggaraan seminar. Untuk keperluan perencanaan pendapatan dan biaya pada masa mendatang yang lebih baik, pihak manajemen ingin membangun model peramalan untuk seminar Manajemen Waktu. Pendaftar pada 10 seminar MW terakhir adalah: Seminar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pendaftar 34 40 35 39 41 36 33 38 43 40 16

METODE PENGHALUSAN DALAM PERAMALAN - L CONTOH : YOGYA EXECUTIVE SEMINARS Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Misal α = 0.2, F 1 = Y 1 = 34 F 2 = α Y 1 + (1 - α)f 1 = 0.2(34) + 0.8(34) = 34 F 3 = α Y 2 + (1 - α)f 2 = 0.2(40) + 0.8(34) = 35.20 F 4 = α Y 3 + (1 - α)f 3 = 0.2(35) + 0.8(35.20) = 35.16... dan seterusnya 17

METODE PENGHALUSAN DALAM PERAMALAN - L CONTOH : YOGYA EXECUTIVE SEMINARS Seminar Pendaftar Ramalan dg Exp. Smoothing 1 34 34.00 2 40 34.00 3 35 35.20 4 39 35.16 5 41 35.93 6 36 36.94 7 33 36.76 8 38 36.00 9 43 36.40 10 40 37.72 11 Ramalan untuk seminar y.a.d = 38.18 18

Jumlah Pendaftar METODE PENGHALUSAN DALAM PERAMALAN - L CONTOH : YOGYA EXECUTIVE SEMINARS 44 42 40 38 36 34 32 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Seminar Pendaftar Perkiraan 19

TREND DENGAN METODE LEAST SQUARE Model Trend yang mampu memprediksi data-data di masa mendatang atau perkiraan yang mempunyai kesalahan minimal melalui metode kuadrat minimum (meminimumkan hasil kuadrat antara data asli dengan data prediksi) Konsep Least Square Y Y Ŷ = minimum 0 a bx Keterangan : Y = Y hasil prediksi X = kode yang berhubungan dengan waktu a = intercept (konstanta) b = Koefisien trend ( Y Ŷ) 2 0 b 2 X a Y b. X b X.Y X (XY) X 2 X. 2 Y / n 20

PROYEKSI TREN DENGAN PERSAMAAN TREN LINIER - L CONTOH : PENJUALAN PRODUK X Manajemen perusahaan penghasil produk X ingin membuat metode peramalan yang dapat mengontrol stok produk mereka dengan baik. Penjualan tahunan (banyaknya produk X terjual) dalam 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tahun 1 2 3 4 5 Penjualan 11 14 20 26 34 21

PROYEKSI TREN DENGAN PERSAMAAN TREN LINIER - L CONTOH : PENJUALAN PRODUK X (Lanjutan) Prosedur penghitungan untuk mencari a dan b X Y XY X 2 1 11 11 1 2 14 28 4 3 20 60 9 4 26 104 16 5 34 170 25 Total 105 373 55 22

PROYEKSI TREN DENGAN PERSAMAAN TREN LINIER - L CONTOH : PENJUALAN PRODUK X (Lanjutan) Menggunakan rumus penghitungan untuk a dan b diperoleh: 373 (15)(105) 5 b 5,8 2 a 105 (5,8) 15 3, 6 55 (15) 5 5 5 sehingga Ŷ = 3,6 + 5,8 X Perkiraan penjualan pada tahun ke-6 = Ŷ 6 = 3,6 + (5,8)(6) = 38,4 23

PROYEKSI TREN DENGAN PERSAMAAN TREN LINIER - L CONTOH : PENJUALAN PRODUK X (Lanjutan) 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 Yt Yt' 24

Variasi musiman berhubungan dengan perubahan atau fluktuasi dalam musimmusim tertentu atau tahunan Fluktuasi dalam satuan Bulanan Triwulan Semester Jadi perubahan < 1 tahun 25

Metode rata rata sederhana Metode rata rata dengan tren Metode rata rata bergerak 26

Asumsi bahwa pengaruh tren dan siklus yang tidak beraturan tidak besar dan dapat dianggap tidak ada Indeks musim = [Rata-rata perkuartal x 100] / Rata-rata total Lihat contoh 27

Produksi Triwulan Tahun Padi (ton) I II III 2001 63 25 20 18 2002 77 32 25 20 2003 75 23 32 20 2004 82 28 30 24 2005 89 31 33 25 2006 90 32 35 23 Total 476 171 175 130 Rata-rata 79.33 28.50 29.17 21.67 Rata-rata total 26.44 = 79.33 / 3 Rata-rata triwulan 28

Menentukan indek musim I = ( 28.50 x 100 ) / 26.44 = 107.79 II = ( 29.17 x 100 ) / 26.44 = 106.54 III = ( 21.67 x 100 ) / 26.44 = 81.96 Jika direncanakan panen padi tahun 2008 sebesar 120 ton, maka : Rata-rata total setiap triwulan = 120 / 3 = 40 ton Maka untuk mencari target per-triwulan : = ( Indek musim x rata-rata total ) / 100 29

Menentukan target per triwulan I = ( 107.79 x 40 ) / 100 = 43.116 ton II = ( 106.54 x 40 ) / 100 = 42.616 ton III= ( 81.96 x 40 ) / 100 = 32.784 ton Perkiraan produksi padi Setiap triwulan 30

Suatu metode rata rata yang disesuaikan dengan tren Perbandingan antara nilai data asli dengan nilai tren Rumusan : Nilai data asli Indeks musim = x 100 Nilai tren 31

Persamaan tren Y = a + b.(x) Koefisien a a = Y / n Koefisien b b = XY / X² 32

Produksi Tahun Y X XY X² 2001 63-2.5-157.5 6.25 2002 77-1.5-115.5 2.25 2003 75-0.5-37.5 0.25 2004 82 0.5 41 0.25 2005 89 1.5 133.5 2.25 2006 90 2.5 225 6.25 Total 476 89 17.5 a 79.333 b 5.086 a = 476/6 b = 89/17.5 33

Persamaan tren Y = 79.333 + 5.086 (X) Masukan nilai X ke persamaan, maka akan diperoleh nilai Y Produksi TH Y X XY X² Y' Y - Y' 2001 63-2.5-157.5 6.25 66.618-3.618 2002 77-1.5-115.5 2.25 71.704 5.296 2003 75-0.5-37.5 0.25 76.790-1.790 2004 82 0.5 41 0.25 81.876 0.124 2005 89 1.5 133.5 2.25 86.962 2.038 2006 90 2.5 225 6.25 92.048-2.048 Total 476 89 17.5 475.998 34

Menghitung indeks musim Th 2002 = (77 / 71.70) x 100 = 107.39 Produksi Indek Tahun Y Y' Musim 2001 63 66.62 94.57 2002 77 71.70 107.39 2003 75 76.79 97.67 2004 82 81.88 100.15 2005 89 86.96 102.34 2006 90 92.05 97.78 35

Suatu metode yang dilakukan dengan cara membuat rata rata bergerak Indeks musim rasio rata-rata bergerak : Indeks musim = Nilai ratio x faktor koreksi = Data asli / data rata-rata bergerak = (100 x n ) / jumlah rata-rata selama n 36

60 + 65 + 70 = 195 65 + 70 + 75 = 210 Tahun Triwulan Data asli Total bergerak Rata - Indeks - 3 triwulan rata Ratio I 60 2005 II 65 195 65.00 100 III 70 210 70.00 100 I 75 223 74.33 101 2006 II 78 233 77.67 100 III 80 233 77.67 103 I 75 223 74.33 101 2007 II 68 213 71.00 96 III 70 (75 / 74.33) x 100 Total 641 1530 510.00 701 37

Triwulan Tahun I II III 2005 100 100 2006 101 100 103 2007 101 96 Rata-rata 67 99 68 Total rata-rata 234 Faktor koreksi 1.284 Indeks musim kuartalan : Triwulan I = 67 x 1.284 = 86.028 Triwulan II = 99 x 1.284 = 127.116 Triwulan III = 68 x 1.284 = 87.312 (67 + 99 + 68) = (100 x 3 ) / 234 Angka indek triwulan ini yang digunakan sebagai peramalan selanjutnya 38

Triwulan Data asli Rata - rata bergerak per 3 4 5 I 60 II 65 65 68 III 70 70 72 70 I 75 74 76 74 II 78 78 77 76 III 80 78 75 75 I 75 74 73 74 II 68 71 53 III 70 (60+65+70) / 3 (60+65+70+75) / 4 (60+65+70+75+78) / 5 39

Variasi siklus Suatu perubahan atau gelombang naik dan turun dalam suatu periode dan berulang pada periode lain Dalam perekonomian mengalami gelombang siklus, yaitu : Resesi Pemulihan Ledakan - boom Krisis Mempunyai Periode disebut Lama siklus 40

Komponen data berkala Y = T x S x C x I Dimana Y, T dan S diketahui, maka CI diperoleh dengan cara : Y / S = T.C.I T.C.I adalah data normal, maka unsur tren (T) dikeluarkan C.I = TCI / T T : Tren S : variasi musim C : Siklus I : Gerak tak beraturan 41

T = Y (kuadrat terkecil Indeks musim C = Rata-rata bergerak dari CI Tahun Triwulan Y T S TCI =Y/S CI=TCI/T C I 60 47.56 2005 II 65 53.47 100.00 65.00 121.56 III 70 59.39 100.00 70.00 117.87 117.75 I 75 65.31 100.90 74.33 113.82 113.58 2006 II 78 71.22 100.43 77.67 109.05 107.85 III 80 77.14 103.00 77.67 100.68 99.74 C : indeks yang men yatakan adanya pengaruh siklus da lam data I 75 83.06 100.90 74.33 89.50 89.99 2007 II 68 88.97 95.77 71.00 79.80 III 70 94.89 Total 641 42

Gerak tak beraturan Irregular movement Suatu perubahan kenaikan dan penurunan yang tidak beraturan baik dari sisi waktu dan lama dari siklusnya Penyabab gerak tak beraturan Perang Krisis Bencana alam dll 43

Komponen data berkala sudah diketahui Y = T x S x C x I CI = Faktor siklus C = Siklus Maka I = CI / C 44

Indek tak beraturan I 2005.3 = 117.87 /117.75 = 100.10 Tahun Triwulan Y T S TCI =Y/S CI=TCI/T C I I 60 47.56 2005 II 65 53.47 100.00 65.00 121.56 III 70 59.39 100.00 70.00 117.87 117.75 100.10 I 75 65.31 100.90 74.33 113.82 113.58 100.21 2006 II 78 71.22 100.43 77.67 109.05 107.85 101.11 III 80 77.14 103.00 77.67 100.68 99.74 100.94 I 75 83.06 100.90 74.33 89.50 89.99 99.45 2007 II 68 88.97 95.77 71.00 79.80 III 70 94.89 Total 641 45

Ton Data produksi padi 140 120 100 80 60 40 20 0 I II III I II III I II III Triwulan Y T S C I 46

? Program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui bantuan dana bergulir telah melahirkan wirausaha baru pada suatu daerah. Berikut data jumlah wirausaha sejak awal dimulainya program tersebut. TAHUN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Wirausaha 254 260 267 312 322 346 348 374 402 423 445 Pertanyaan : Prediksikan jumlah wirausaha pada tahun 2014 dan 2015 dengan model Trend dan menggunakan metode Least Square 47

Contoh kasus 2 Ekspor kerajinan kecil yang menjadi komoditi andalan pada suatu daerah ke berbagai negara periode 2007-2011 adalah sebagai berikut : Tahun Volume Nilai (unit) ($) 2007 574.020.963 741.929.165 2008 189.748.461 326.120.549 2009 631.859.008 1.209.390.745 2010 748.147.635 1.470.456.926 2011 723.190.982 1.389.180.253 Pertanyaan : Buat persamaan trend dengan menggunakan metode Least Square untuk volume ekspor dan tentukan forecast volume ekspor untuk tahun 2015 Buat persamaan trend dengan menggunakan metode Least Square untuk Nilai ekspor dan tentukan forecast Nilai ekspor untuk tahun 2015 48

Carilah permasalahan di sekitar Anda(atau yang Anda ketahui) yang relevan dengan Statistik. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Isu utama apa yang dapat diangkat dari permasalahan tersebut, terkait dengan Statistik? 2. Pendekatan mana yang sebaiknya dilakukan dalam permasalahan tersebut? 3. Rekomendasi apa yang bisa Anda berikan untuk melengkapi fakta-fakta yang ada agar analisa yang dilakukan dapat mencapai hasil maksimal. 4. Jawaban dikumpul bersamaan dengan jadwal kuliah hari Selasa tanggal 14 Juni 2016. 5. Keterlambatan pengumpulan ada pengurangan nilai. 6. Ujian akhir di kelas, materi setelah ujian mid 7. Selamat belajar