BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap manusia adalah konsumen, manusia mengkonsumsi sesuatu untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

BAB I PENDAHULUAN. target pasar potensial bagi perusahaan - perusahaan baik perusahaan bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. pasar, produsen semakin lebih kreatif terhadap jasa dan produk yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan manusia yang semakin kompleks, kebutuhan-kebutuhan tersebut

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

menyiratkan secara jelas tentang perubahan paradigma penanggulangan bencana dari

13 Tahun Tsunami Aceh Untuk Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Sumatera Barat akan Ancaman Bencana Gempabumi dan Tsunami

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas financial, operasi, akuntansi, dan aktivitas bisnis lainnya tidak akan

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan perbankan pada saat ini sudah sangat ketat. Pentingnya faktor pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

BAB I PENDAHULUAN. maju harus dapat memberikan pelayanan baik lewat promosi yang tepat serta

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masih belum seperti yang diharapkan. Di sisi lain, tingkat persaingan antar perbankkan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan kecil menengah adalah sebuah entitas yang memiliki skala

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia. Makin itensifnya persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kurun waktu belakangan ini, sektor jasa di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I 1. PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan semakin ketat seiring perdagangan bebas.

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 80-an dan 90-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik, karena di era ini

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi konvensional seperti dulu. Marketing tidak lagi terpaku pada media

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk melakukan strategi bauran pemasaran dengan baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia telah menjajaki suatu masa kemajuan ekonomi, dimana Perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia adalah konsumen, manusia mengkonsumsi sesuatu untuk keperluan sehari-hari. Manusia juga mengkonsumsi dan dan membeli produkproduk ini sesuai dengan keperluan manusia, preferensi dan daya beli. Produk tersebut bisa berupa barang habis pakai, barang tahan lama, barang khusus ataupun barang-barang industri (Durmaz, 2014). Kesuksesan finansial sering bergantung pada kemampuan pemasaran. Finansial, operasi, akuntansi dan fungsi bisnis lainnya tidak akan berarti jika tidak ada cukup permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan bisa menghasilkan keuntungan. Perubahan yang terjadi telah membalikkan paradigma lama tentang pengelolaan dan pengendalian bisnis yang benar. Perubahan ini juga secara radikal mengubah pola-pola perilaku konsumen (Kotler dan Keller, 2009). Perubahan-perubahan yang dimaksud tersebut terdiri atas lima kekuatan yaitu: perubahan teknologi, politik, sosial/kultural, ekonomi, dan perubahan pasar. Kepribadian sangat menentukan konsumen sebagai pembeli, pembayar dan pengguna produk dan atau jasa dengan demikian, pendapatan variabel sosiodemografi dan kelas sosial-ekonomi membantu menentukan sejauh sampai mana konsumen akan mengadopsi peran yang telah disebutkan sebelumnya (Montgomery, 2008). Perubahan ditingkat pola perilaku konsumen telah membawa konsekuensi persaingan yang demikian ketat di dunia usaha sehingga mengharuskan setiap

pelaku usaha untuk selalu berusaha mengikuti perubahan yang terjadi dan menyesuaikan strateginya untuk dapat merebut hati konsumen. Kotler dan Amstrong (2011) menyatakakan bahwa perubahan yang demikian cepat dapat membuat strategi yang berhasil di masa lalu menjadi usang. Memperkuat pendapat ini, Kotler dan Amstrong (2011) mengutip hasil pengamatan pemikir manajemen Drucker yang menyatakan bahwa suatu formula perusahaan yang berhasil untuk dasawarsa ini mungkin akan menghancurkan di dasawarsa mendatang. Beberapa contoh perusahaan yang dulunya besar seperti Sears, Levi s, General Motors, Kodak, Sony dan Xerox semuanya kehilangan pangsa pasar yang cukup besar karena mereka gagal menyesuaikan strategi pemasarannya terhadap perubahan pasar (Kotler dan Keller, 2009). Sebagai konsekuensi dari persaingan yang demikian ketat itu maka setiap pelaku usaha harus meletakkan pemahamannya tentang perilaku konsumen pada skala prioritasnya. Untuk itu, fungsi pemasaran menjadi subsistem yang menjadi tumpuan bagi setiap perusahaan untuk memerankan tugas tersebut. Kotler dan Amstrong (2011), menyatakan bahwa usaha pemasaran yang keras menentukan suksesnya perusahaan manapun kecil atau besar, pencari laba atau nirlaba, domestik atau global. Terkait dengan itu, filosofi konsep pemasaran pun dalam perjalanan sejarahnya mengalami pergeseran orientasi sesuai dengan perubahan perilaku konsumen - dari bermula hanya berorientasi pada produksi, kemudian bergeser ke konsep produk, penjualan, pemasaran dan sampai kepada konsep pemasaran yang berwawasan sosial (Kotler dan Amstrong, 2011). Perkembangan

konsep pemasaran tersebut mengarah kepada sebuah sasaran yang muaranya adalah kepuasan konsumen. Pemasar yang modern dalam upaya pertamanya untuk memahami konsumen dan tanggapan mereka dan kemudian mempelajari karakteristik dasar perilaku, mempelajari perilaku konsumen mereka, membantu untuk memastikan siapa pelanggan, apa yang mereka inginkan dan bagaimana penggunaan dan bereaksi terhadap produk keinginan pelanggan secara hati-hati dipelajari oleh melakukan survei pada perilaku konsumen (Furaiji, Latuszynska dan Wawrzyniak, 2012). Pada era globalisasi ini, kualitas dipandang sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keputusan konsumen untuk memilih suatu barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan adalah untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila kualitas barang atau jasa yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Jakstiene, Susniene dan Narbutas (2008), pelanggan adalah aset yang berharga bagi perusahaan, tetapi mereka dapat menjadi mahal untuk mendapatkan dan mempertahankannya. Perbedaan pelanggan dalam perjalanan hubungan mereka dengan perusahaan yang tercermin dalam kontribusi mereka terhadap nilai perusahaan di seluruh kepemilikan mereka, bahwa strategi penggarapan pelanggan yang berbeda akan membawa kualitas yang berbeda dari pelanggan sehingga upaya penggarapan pelanggan memiliki pengaruh penting bagi keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Perusahaan asuransi sebagai suatu perusahaan jasa, juga tidak terlepas dari upaya untuk selalu berusaha mengikuti perubahan yang terjadi, termasuk perubahan perilaku konsumen. Dengan dukungan perkembangan teknologi yang semakin canggih, konsumen akan sangat mudah melakukan akses terhadap sumber-sumber informasi, sehingga komunikasi antar sesama konsumen pun akan sangat mudah terjadi. Tidak jarang terjadi pengalaman yang kurang baik yang dialami oleh konsumen pada sebuah perusahaan asuransi akan menyebabkan konsumen tersebut berpaling ke perusahaan asuransi lainnya. Kejadian seperti ini sudah tentu akan berpengaruh terhadap citra industri asuransi secara umum, sehingga untuk masyarakat Indonesia yang belum begitu insurance minded maka hal ini akan berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berasuransi. Survei nasional literasi keuangan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Tahun 2013 menunjukkan bahwa hanya 21,84% atau seperlima penduduk Indonesia yang sudah dalam kategori well literate. Sementara itu 59,74% penduduk Indonesia telah menggunakan produk dan jasa keuangan dimana di sektor perbankan 57,28%, asuransi 11,81%, pembiayaan 6,33%, penggadaian 5,04%, dana pensiun 1,53%, dan pasar modal 0,11% (OJK, 2015). Dengan masih rendahnya penggunaan produk asuransi di masyarakat Indonesia yaitu hanya 11,81% yang menggunakan jasa asuransi maka sejatinya merupakan sebuah peluang bagi perusahaan asuransi untuk dapat menggarap pasar asuransi di Indonesia dengan jalan melakukan penetrasi ke produk-produk

asuransi massal dan mikro sehingga diharapkan menyentuh masyarakat umum khususnya masyarakat perpenghasilan rendah. Perusahaan asuransi merupakan Lembaga Keuangan Non-Bank dimana sejak Tahun 2013 pengawasannya dilakukan oleh OJK dengan jumlah perusahaan berdasarkan Direktori Perasuransian yang disampaikan oleh BAPEPAM LK (2011) yaitu : 1. 88 perusahaan asuransi umum 2. 44 perusahaan asuransi jiwa 3. 5 perusahaan asuransi sosial 4. 4 perusahaan reasuransi 5. 137 perusahaan pialang asuransi Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pendapatan premi bruto untuk asuransi umum tahun 2012 2013 sebagai berikut : Tabel I.1. Laporan Premi Bruto Perusahaan Asuransi Umum No Class Of Bussiness 2012 2013 Naik/ Turun %Naik/ Turun 1 Property 10.800.000 12.660.000 1.860.000 17,22% 2 Kendaraan 11.590.000 13.430.000 1.840.000 15,88% 3 Kesehatan 5.170.000 6.030.000 860.000 16,63% 4 Lain-lain 11.340.000 14.480.000 3.140.000 27,69% TOTAL 38.900.000 46.600.000 7.700.000 19,79% (dalam jutaan rupiah) Sumber data : Laporan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tahun 2013

Dari data tersebut diatas, terdapat peningkatan premi asuransi di seluruh Class of Business (COB) di Tahun 2013 dibandingkan dengan Tahun 2012 baik itu untuk COB Property, COB Kendaraan, COB Kesehatan dan COB lain-lain (termasuk di dalamnya risiko Marine Hull, Marine Cargo, Aviation, Engineering, Oil & Gas, Bonding). Menurut PT. Reasuransi Maipark Indonesia (2015) sebagai perusahaan reasuransi yang khusus mengelola pertanggungan risiko gempa bumi, premi bruto Asuransi Gempa Bumi yang terkumpul dari seluruh perusahaan asuransi umum berdasarkan okupasi atau jenis penggunaan bangunan dari Tahun 2010 2014 sebagai berikut : Tabel I.2. Premi Bruto Asuransi Gempa Bumi berdasarkan okupasi OKUPASI Year Agrikultural Komersial Industri Residensial Total 2010 20.828,91 434.837,25 1.297.834,00 363.193,59 2.116.693,75 2011 23.897,32 750.839,42 1.697.040,24 342.415,00 2.814.191,98 2012 29.419,23 642.472,64 1.624.899,68 344.774,72 2.641.566,27 2013 34.876,46 1.716.969,21 2.026.598,04 473.164,60 4.251.608,31 2014 18.675,26 619.524,06 1.321.090,22 404.021,79 2.363.311,33 TOTAL 127.697,18 4.164.642,58 7.967.462,18 1.927.569,70 14.187.371,64 (dalam jutaan rupiah) Sumber : PT. Reasuransi Maipark Indonesia (2015) Dari data tersebut diatas, terdapat penurunan premi Asuransi Gempa Bumi yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp. 2.363.311.330.000,- di Tahun 2014 dibandingkan Rp. 4.251.608.310.000,- di Tahun 2013 atau menurun sebesar Rp. 1.888.296.980.000,- (- 44,41%) dimana seluruh okupasi/ peruntukkan bangunan

mengalami penurunan premi Asuransi Gempa Bumi baik untuk okupasi Agrikultur, Komersial, Industri dan Residensial. Sedangkan untuk data klaim Asuransi Gempa Bumi terbesar dalam kurun waktu 2004 2014 (10 tahun terakhir) antara lain : Tabel I.3. Daftar Klaim-Klaim Terbesar Posisi per 31 Desember 2014 NO KEJADIAN TANGGAL KEJADIAN KEKUATAN GEMPA KLAIM 1. Aceh 26.12.2004 9.0 Rp. 782.649.961.586,18 2. Yogyakarta 27.05.2006 5.9 Rp. 268.635.542.386,91 3. Padang 06.03.2007 5.8 Rp. 22.224.113.241,32 4. Bengkulu 12.09.2007 7.9 Rp. 49.044.007.333,60 5. Padang 16.08.2009 6.9 Rp. 42.782.942.555,00 6. Tasikmalaya 02.09.2009 7.3 Rp. 24.400.937.277,87 7. Pariaman 30.09.2009 7.6 Rp.1.082.395.841.788,55 8. Bima 09-11-2009 6.7 Rp. 43.046.593.135,48 9. Merapi 25.10.2010 *) Rp. 27.499.741.856,40 10. Kelud 13.02.2014 *) Rp. 113.296.619.876,55 *) penyebab terkait letusan gunung berapi Sumber : PT. Reasuransi Maipark Indonesia (2015) Dari data klaim-klaim Asuransi Gempa Bumi yang dibayarkan oleh PT. Reasuransi Maipark Indonesia dalam jangka waktu 10 tahun terakhir, terdapat 3 kejadian gempa bumi yang cukup besar melanda wilayah Sumatera Barat dimana Kota Padang pada khususnya yaitu di tanggal 06 Maret 2007 dengan total

kerugian Rp. 22.224.113.241,32 lalu di tanggal 16 Agustus 2009 sebesar Rp.42.782.942.555,00 dan terakhir dengan nominal terbesar dalam sejarah pembayaran klaim Asuransi Gempa Bumi yaitu kejadian gempa bumi pada tanggal 30 September 2009 sebesar Rp.1.082.395.841.788,55. Staf khusus Presiden bidang bantuan sosial dan bencana alam, Andi Arief (http://www.menkokesra.go.id/2013), mengungkapkan, berdasarkan pertemuan ahli gempa dan ahli tsunami (Tim 9), ada potensi gempa Megathrust yang bakal mengguncang Pulau Siberut, Mentawai, dengan kekuatan mencapai 8,9 Skala Richter. Gempa ini juga berpotensi tsunami dahsyat dengan ketinggian ombak laut lebih dari enam meter. Karenanya Mentawai ini harus tetap waspada, gempa dan tsunami kemarin itu belum puncaknya, beberapa waktu sebelum bencana, tim pakar gempa dan tsunami sudah memaparkan kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami di Mentawai kepada pemerintah daerah Sumatera Barat. Peta zona bencana dan rencana evakuasi juga tengah disusun bersama pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun ternyata gempa dan tsunami Mentawai ternyata datang lebih cepat dari perkiraan. Menurut Hamzah Latif (http://www.menkokesra.go.id/2013), ahli tsunami yang termasuk anggota Tim 9, menjelaskan, potensi Megathrust earthquake 8,9 SR di Pulau Siberut juga bisa melanda Kota Padang dan daerah pesisir di sekitarnya. Dalam simulasi yang dibuat Hamzah, tsunami akan terjadi selama 2,5 jam dengan ketinggian ombak mencapai enam meter dan bergerak sejauh dua kilometer dari garis pantai. Dengan tsunami seperti itu dan menghitung

manusia bergerak berbanding lebar jalan pada kondisi Kota Padang di siang hari maka kemungkinan korban jiwa bisa mencapai 150 ribu jiwa. Faktor - faktor psikologis adalah salah satu faktor yang timbul dari dalam diri konsumen yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor psikologis konsumen dalam mengambil keputusan pembelian terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan serta sikap dalam kaitannya dengan pembelian suatu produk. Oleh karena itu penulis berusaha menganalisis faktorfakor yang mempengaruhi keputusan pembelian Asuransi Gempa Bumi terutama mengenai prilaku konsumen dari sisi psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap. Dari kondisi diatas perusahaan asuransi harus harus semakin jeli melihat kebutuhan konsumen dan dapat menangkap peluang pasar. Bagi perusahaan strategi pemasar merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan usahanya, dimana perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan, yang pada akhirnya perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), faktor psikologis merupakan faktor yang paling mendasar dalam diri seorang individu yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan perilaku konsumsi. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Stroe dan Iliescu (2010) menyatakan bahwa sikap dan persepsi berpengaruh kepada keputusan pembelian asuransi, selain itu penelitian yang dilakukan oleh Fredereca dan

Chairy (2010) menyatakan motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap berpengaruh kepada keputusan pembelian. Berdasarkan latar belakang permasalahan maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Faktor - Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Asuransi Gempa Bumi Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap pengambilan keputusan pembelian Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang? 2. Bagaimana pengaruh persepsi terhadap pengambilan keputusan pembelian Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang? 3. Bagaimana pengaruh pembelajaran terhadap keputusan pembelian Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang? 4. Bagaimana pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang. 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap keputusan pembelian produk Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang. 3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terhadap keputusan pembelian produk Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang. 4. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian produk Asuransi Gempa Bumi untuk aset property pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang Padang. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi para pihak yang berkepentingan, yaitu : A. Manfaat Praktek 1. Memberikan informasi mengenai pengaruh proses psikologis kunci (motivasi, persepsi, pembelajaran dan sikap) dalam penentuan proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam membeli

produk asuransi gempa bumi untuk aset property di Kota Padang dalam menghadapi ancaman gempa bumi megathrust. 2. Memberikan masukan untuk penetapan strategi grand design bagi unit pemasaran sebagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan perolehan premi Asuransi Gempa Bumi atas aset property. 3. Sebagai bahan masukan bagi seluruh masyarakat di wilayah Sumatera Barat untuk memahami potensi risiko kerugian finansial dari ancaman gempa bumi megathrust dengan melakukan transfer risiko dengan cara menutup Asuransi Gempa Bumi untuk aset property melalui perusahaan asuransi umum. B. Manfaat Akademis 1. Sebagai bahan referensi bagi para akademisi yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama, baik untuk tujuan pendalaman penelitian sejenis, maupun untuk penelitian dari sudut kajian yang lain. 2. Sebagai informasi awal untuk penelitian selanjutnya 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang dilakukan dibatasi untuk konsumen di Kota Padang yang telah memiliki Asuransi Gempa Bumi di mana mereka telah mengalami dan merasakan gempa bumi yang terjadi di tahun 2007 dan 2009.

Rentang waktu pengambilan data adalah dalam kurun waktu terhitung mulai tanggal 01 Desember sampai dengan 31 Desember 2015. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penulisan thesis ini penulis membagi menjadi 5 (lima) bab, dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensive dengan memberikan gambaran secara jelas dari thesis sehingga dapat diketahui hubungan satu dengan lainnya.