PENGEMBANGAN PIRANTI LUNAK WEIGHTED WAVELET Z-TRANSFORM (WWZ) DALAM ANALISIS SPEKTRAL AKTIVITAS MATAHARI

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERIODISITAS SUHU DAN TEKANAN PARAS MUKA LAUT DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MATAHARI R. HIKMAT KURNIAWAN

ANALISIS RAGAM OSILASI CURAH HUJAN DI PROBOLINGGO DAN MALANG

ANALYSIS OF TIME SERIES DATA (EL NINO and Sunspot) BASED ON TIME- FREQUENCY

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

ANALISIS PENGARUH MADDEN JULIAN OSCILLATION (MJO) TERHADAP CURAH HUJAN DI KOTA MAKASSAR

ALGORITHMA FAST FOURIER TRASFORM (FFT) UNTUK ANALISIS POLA CURAH HUJAN DI KALIMANTAN BARAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FENOMENA GLOBAL DIPOLE MODE POSITIF DAN EL NINO TERHADAP KEKERINGAN DI PROVINSI BALI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. R = k (10g+f)

Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur Riska Candra Arisandi a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).

Isu Kiamat 2012 : Adakah Siklus Lima Belas Tahunan Akan Berperan Aktif Kembali Disana?

Pengaruh Dipole Mode dan El Nino Southern Oscillation Terhadap Awal Tanam dan Masa Tanam di Kabupaten Mempawah

Musim Hujan. Musim Kemarau

PENGARUH AKTIVITAS MATAHARI PADA VARIASI CURAH HUJAN DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Perancangan Perangkat Lunak. Pembuatan Sistem. Uji. Selesai. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi Penelitian Pengumpulan Bahan Penelitian. Dalam penelitian ini bahan atau materi dikumpulkan melalui :

ANALISIS VARIASI CURAH HUJAN HARIAN UNTUK MENENTUKAN RAGAM OSILASI ATMOSFER DI KOTA PADANG (Studi Kasus Data Curah Hujan Harian Tahun )

NEAR REAL TIME SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PEMANTAU CUACA ANTARIKSA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN DOSBox UNTUK MENDUKUNG SCALING DATA IONOSFER

Pasal 4 Pengaksesan Data MKG dilakukan untuk memperoleh Data MKG.

METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun kerangka kerja yang dilakukan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil, menengah, maupun besar. Salah satu hal yang menyebabkan

Anomali Curah Hujan 2010 di Benua Maritim Indonesia Berdasarkan Satelit TRMM Terkait ITCZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERIODISITAS SUHU DAN TEKANAN PARAS MUKA LAUT DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS MATAHARI R. HIKMAT KURNIAWAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Mengoperasikan Sistem Operasi Microsoft Windows

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1. MANFAAT FITUR PivotTable DARI MICROSOFT OFFICE EXCEL UNTUK PENGOLAHAN DATA STATISTIK PERPUSTAKAAN

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

VARIABILITAS MUSIM HUJAN DI KABUPATEN INDRAMAYU

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PENGARUH INDIAN OCEAN DIPOLE MODE (IODM) TERHADAP INTENSITAS HUJAN DI BENUA MARITIM INDONESIA (BMI) BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan Wintask untuk Otomatisasi Sistem Informasi Memakai Data Microsoft Excel: Studi Kasus Sistem Informasi Akademik

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL & IMPLEMENTASI

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Tinjauan Pustaka. II.1 Variabilitas ARLINDO di Selat Makassar

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

APLIKASI BASIS DATA BERBASIS MICROSOFT ACCESS

METODE PENELITIAN. Wilayah studi pada penelitian ini adalah Stasiun Pengamat Curah Hujan yang

DiBi Server Manual Pengguna DiBi. PANDUAN (Versi 7.11)

DISTRIBUSI POSISI FLARE YANG MENYEBABKAN BADAI GEOMAGNET SELAMA SIKLUS MATAHARI KE 22 DAN 23

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Lampiran 1. Rugi Laba

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS UJI KESESUAIAN DATA IKLIM ASIMILASI (REANALYSIS) DAN OBSERVASI BERBASIS WAKTU-FREKUENSI

Analisis Variasi Cuaca di Daerah Jawa Barat dan Banten

MODUL I. A. Instalasi Borland Delphi Buka file instalasi Borland Delphi Klik Run Program. 3. Klik Next

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

PENENTUAN POLA HARI TENANG UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI TANGERANG

Membuat Grafik dengan Microsoft Excel

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

Pendahuluan. Praktikum Pengantar Pengolahan Citra Digital Departemen Ilmu Komputer Copyright 2008 All Rights Reserved

PERANCANGAN APLIKASI PENGACAKAN CITRA MENGGUNAKAN M-SEQUENCE BERDASARKAN PARAMETER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM MONITORING KEAMANAN KANDANG SAPI BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III (D3)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v

ANALISIS ANGIN ZONAL DAN OUTGOING LONGWAVE RADIATION (OLR) UNTUK INISIALISASI KEMUNCULAN FENOMENA MADDEN JULIAN OSCILLATION (MJO) DI KOTA PADANG

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Persiapan Data. Model Matematik. Analisa Hasil Simulasi. Basis Data. Peramalan. Display Hasil

ANALISIS SPEKTRAL DALAM PENENTUAN PERIODISITAS SIKLUS CURAH HUJAN DI WILAYAH SELATAN JATILUHUR, KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian Pengolahan Data

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

IMPLEMENTASI PROGRAM APLIKASI UNDUH FILE DATA REAL TIME INDEKS T GLOBAL UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan secara umum dapat dilihat pada alur penelitian sebagai berikut : Mulai

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL I. A. Landasan Teori. Modul Praktimum Pemrograman Visual II D3 Manajemen Informatika UNIJOYO

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMROGRAMAN KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

124 Jurnal Sains Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2009:124-132 PENGEMBANGAN PIRANTI LUNAK WEIGHTED WAVELET Z-TRANSFORM (WWZ) DALAM ANALISIS SPEKTRAL AKTIVITAS MATAHARI Jalu Tejo Nugroho Peneliti Bidang Matahari dan Antariksa, Pusfatsainsa LAPAN Email: jalu@bdg.lapan.go.id ABSTRACT We have improved Weighted Wavelet Z-transform (WWZ) software that mainly used in spectral analysis for solar activity and other related parameters. By adding some features such as working in Windows operating system environment, calculating the period value automatically and displaying the three dimensionals chart (in contour type) integrated within, users will get time-efficiency and effectiveness using this improvement software. Thus the optimum result will be achieved. ABSTRAK Penulis telah mengembangkan piranti lunak Weighted Wavelet Z- transform (WWZ) yang selama ini telah banyak digunakan dalam analisis spektral aktivitas matahari serta parameter-parameter terkait lainnya. Dengan penambahan fitur seperti kemampuan bekerja pada sistem operasi Windows, seperti menghitung nilai periode secara otomatis serta menampilkan grafik tiga dimensi (kontur) yang terintegrasi di dalamnya, para pengguna akan dapat mempersingkat waktu pengolahan data sehingga pada akhirnya hasil analisis yang diperoleh bisa lebih optimal. Kata kunci:weighted Wavelet Z-transform (WWZ), Metode analisis spektral 1 PENDAHULUAN Metode analisis spektral merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis data deret waktu guna mendapatkan komponenkomponen penyusunnya, baik yang bersifat periodik maupun periodik bayangan (pseudo periodic). Tujuannya antara lain adalah untuk mencari keberulangan suatu fenomena serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang diduga ikut mempengaruhi terjadinya suatu fenomena yang tidak tampak ketika dilakukan analisis korelasi (Djamaluddin, 2003). Foster (1996) telah mengembangkan metode Weighted Wavelet Z- transform (WWZ) untuk mendeteksi dan mengkuatifikasi sinyal periodik atau psedo-periodik tersebut. Metode itu kemudian dibuat dalam bentuk perangkat lunak oleh The American Association of Variable Star Observers (AAVSO) yang pada awalnya dibuat untuk keperluan analisis data bintang

Pengembangan Piranti Lunak... (Jalu Tejo Nugroho) variabel dan dapat diunduh melalui internet (http://www.aavso.org/data/ software/). Secara umum, kegunaan ini dapat diperluas untuk keperluan analisis data deret waktu, termasuk di dalamnya adalah aktivitas matahari, yang diketahui siklusnya berulang sekitar 11 tahun dan juga data-data meteorologi. Piranti lunak WWZ yang digunakan selama ini masih menggunakan sistem operasi DOS. Di sisi lain nilai periode, yang diperlukan untuk analisis, harus dihitung secara manual menggunakan program Excel. Terakhir, para pengguna masih harus menggunakan piranti lunak tambahan yang terpisah yaitu Winsurf, untuk menampilkan grafik konturnya. Sebenarnya AAVSO juga menyediakan piranti lunak WWZ yang berbasiskan Windows dan bisa diunduh secara bebas (www.aavso.org/data/software/winwwz.shtml), namun keluaran yang dihasilkan masih belum sesuai dengan kebutuhan (kita harus tetap menghitung nilai periode) serta fitur yang disediakan relatif rumit bagi pemula. Mengingat fungsinya yang penting dalam analisis aktivitas matahari serta parameter terkait lainnya, penulis memandang perlu untuk mengembangkan piranti lunak WWZ tersebut agar para pengguna memperoleh kemudahan serta dapat mengefisiensikan waktu perhitungan sehingga hasil analisis yang diperoleh bisa lebih optimal. 2 METODOLOGI Pengembangan piranti lunak WWZ diawali dengan studi literatur mengenai metode wavelet serta mempelajari kode program WWZ yang ditulis dengan menggunakan bahasa basic. Kode program tersebut kemudian diubah ke dalam Delphi versi 7 oleh penulis sehingga piranti lunak dapat bekerja dalam sistem operasi Windows. Untuk pembuatan grafik tiga dimensi yang terintegrasi di dalam WWZ penulis menggunakan GLScene v.09b yang merupakan fitur tambahan (add-on) Delphi. Algoritma untuk menghitung periode serta untuk menampilkan grafik tiga dimensi juga dibuat agar pengguna dapat menggunakannya secara langsung tanpa harus melalui software pendukung lainnya. Selanjutnya penulis melakukan pengujian dengan cara membandingkan file keluaran yang dihasilkan oleh piranti lunak sebelum dan setelah pengembangan serta membandingkan grafik tiga dimensi yang ditampilkan menggunakan Winsurf dan yang ditampilkan menggunakan piranti lunak WWZ hasil pengembangan. Parameter yang digunakan untuk membandingkan kedua keluaran tersebut adalah parameter aktivitas matahari, f10.7. Sebagai pelengkap penulis juga membandingkan grafik hasil analisis spektral data liputan awan Indonesia dengan pola monsun tahun 1979 sampai dengan tahun 1995 yang ditampilkan dengan dua piranti lunak di atas. 125

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2009:124-132 Analisis Spektral dengan WWZ (DOS Mode) Perhitungan periode dengan Excel Tampilan grafik 3 D dengan Winsurf Gambar 2-1a: Blok alur metode analisis spektral menggunakan WWZ (versi DOS) WWZ Terintegrasi (Delphi) Analisis Spektral dengan WWZ (Delphi Mode) Tampilan grafik 3D terintegrasi Perhitungan periode terintegrasi Gambar 2-1b: Pengembangan piranti lunak WWZ menggunakan Delphi. Daerah arsiran menunjukkan fitur yang ditambahkan pada piranti lunak WWZ Gambar 2-1a menjelaskan blok diagram alir metode analisis spektral menggunakan piranti lunak WWZ sebelum dilakukan pengembangan yang masih menggunakan software bantu yakni Excel dan Winsurf. Gambar 2-1b menunjukkan blok WWZ terintegrasi dimana di dalamnya sudah memuat algoritma untuk perhitungan periode serta untuk penampilan grafik tiga dimensi secara otomatis. 3 PENGEMBANGAN WWZ WWZ memungkinkan memproses data apa adanya tanpa perlu melakukan interpolasi sebelum pemrosesan. Data masukan yang hilang atau tidak lengkap tidak menjadi masalah karena analisisnya bisa bersifat sesaat dengan mengidentifikasikan periode dari selang data yang ada. Hasil periode yang diperoleh dinyatakan untuk waktu-waktu yang ditentukan yang mungkin berubah (berevolusi) dalam rentang waktu pengamatan. Hal-hal tersebut menjadi kelebihan metode wavelet dibandingkan dengan metode Fast Fourier Transform (Djamaluddin 2003). Foster (1996) merumuskan persamaan-persamaan yang digunakan dalam metode wavelet sebagaimana dituliskan berikut: 126 N x eff y WWT (3-1) 2V - 1 V

Pengembangan Piranti Lunak... (Jalu Tejo Nugroho) Keterangan: WWT : Weighted Wavelet Transform, N eff : banyak data efektif, V x : variasi bobot data, : variasi bobot model. V y Penentuan frekuensi puncak yang signifikan akan diperoleh jika tes statistik yang dipakai kurang sensitif terhadap banyak data efektif. Untuk itu digunakan z-statistik yang dikenal dengan weighted wavelet Z-transform (WWZ). Persamaan di atas menjadi: WWZ N x eff y (3-2) 2 V - 3 V V y Dengan N eff didefinisikan sebagai: W eff n n 2 Keterangan:, 2, N : banyak data lokal, ω : frekuensi, τ : perubahan waktu. (3-3) Gambar 3-1 menampilkan piranti lunak WWZ sebelum dilakukan pengembangan. Dengan masukan berupa rentang tahun, rentang frekuensi serta selang data dari data yang akan dianalisis seperti terlihat pada gambar maka akan diperoleh data keluaran dalam format txt yang terdiri dari lima kolom, berturut-turut adalah waktu, frekuensi, WWZ, amplitudo dan N eff. Oleh karena parameter yang diperlukan untuk analisis selanjutnya adalah nilai periode maka dengan menggunakan Excel nilai periode tersebut kemudian dihitung menggunakan hubungan: Periode = 1/Frekuensi. Sementara data masukan Winsurf adalah berupa data tiga kolom, yaitu waktu, periode dan WWZ. Gambar 3-2a dan Gambar 3-2b merupakan bagian piranti lunak WWZ terintegrasi (hasil pengembangan) yang digunakan untuk menampilkan data masukan, menghitung nilai WWZ, menampilkan serta menyimpan file keluarannya. Masukan yang diberikan sama persis seperti pada masukan WWZ sebelum pengembangan. Demikian pula dengan keluarannya akan sama, dengan penambahan satu kolom untuk menampilkan nilai periode. Pada kedua gambar tersebut ditunjukkan juga contoh perhitungan untuk data f10.7, yang merupakan salah satu parameter aktivitas matahari, dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2007. Gambar 3-2a menunjukkan data masukan awal, sementara Gambar 3-2b merupakan hasil perhitungan WWZ yang ditampilkan dalam komponen Delphi yang sama. 127

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2009:124-132 Gambar 3-1: Tampilan piranti lunak WWZ (dalam DOS) Gambar 3-2a: Contoh data masukan f10.7 yang ditampilkan dalam jendela piranti lunak WWZ terintegrasi Gambar 3-2b: Contoh keluaran hasil perhitungan yang ditampilkan pada jendela piranti lunak WWZ terintegrasi 128

Pengembangan Piranti Lunak... (Jalu Tejo Nugroho) Setelah tombol OK pada jendela tersebut dieksekusi, maka akan muncul jendela baru yang digunakan untuk menampilkan grafik kontur seperti ditunjukkan dalam Gambar 3-3. Selain menu untuk menampilkan grafik, terdapat pula fitur untuk menyimpan file keluaran dalam ekstensijpeg, me-refresh gambar serta zoom in dan zoom out dengan cara menahan dan menggeser (dragging ) mouse ke atas dan bawah. Dengan kemampuan zoom in serta zoom out ini para pengguna akan lebih mudah memilih area yang akan dibuat konturnya sehingga dalam menginterpretasi sinyal yang muncul dalam analisis spektral akan lebih jelas dan mudah. Pada Winsurf, apabila hendak memilih waktu serta periode yang diinginkan maka pengguna harus memulai langkah pembuatan grafik dari awal dengan mengubah masukan yang diberikan. Perbandingan antara grafik kontur yang ditampilkan dengan Winsurf dengan grafik kontur yang ditampilkan dengan WWZ terintegrasi masingmasing ditunjukkan pada Gambar 3-4 dan Gambar 3-5. Parameter yang dibandingkan adalah aktivitas matahari f10.7 dengan rentang data sama, yaitu dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2007. Dari kedua gambar muncul periode sekitar 10-11 tahun (dinyatakan pada sumbu y) yang merupakan periode dominan aktivitas matahari. Gambar 3-3: Jendela WWZ hasil pengembangan untuk menampilkan grafik kontur serta fitur-fitur pendukung lainnya 129

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2009:124-132 25.00 20.00 650.00 550.00 15.00 450.00 350.00 10.00 250.00 150.00 5.00 50.00-50.00 1980.00 1985.00 1990.00 1995.00 2000.00 2005.00 Gambar 3-4: Hasil analisis spektral f10.7 tahun 1980 sampai dengan tahun 2007 ditampilkan menggunakan Winsurf Gambar 3-5: Hasil analisis spektral f10.7 tahun 1980 sampai dengan tahun 2007 ditampilkan menggunakan WWZ terintegrasi Penerapan pada kasus lain dapat dilihat pada Gambar 3-6 dan Gambar 3-7 yang merupakan hasil analisis spektral liputan awan di Indonesia dengan pola monsun tahun 1979 sampai dengan tahun 1995. Terlihat periodisitas sekitar 10-11 tahun (dinyatakan dengan sumbu y) yang merupakan periode dominan aktivitas matahari. Hasil ini menjelaskan bahwa aktivitas matahari ikut mempengaruhi pola liputan awan di Indonesia pada musim serta wilayah tertentu. Kadangkala faktor aktivitas matahari ini tertutupi oleh faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi pola awan di Indonesia, misalnya faktor global seperti El Nino Southern Oscilation (ENSO) di Samudera Pasifik serta Indian Ocean Dipole (IOD) di Samudera Hindia yang menyebabkan sinyal aktivitas matahari tersebut tidak muncul dalam analisis spektral yang dilakukan. 130

Pengembangan Piranti Lunak... (Jalu Tejo Nugroho) 20.00 18.00 16.00 8.00 14.00 12.00 7.00 6.00 5.00 4.00 10.00 8.00 3.00 2.00 1.00 6.00 0.00 4.00 1980.00 1982.00 1984.00 1986.00 1988.00 1990.00 1992.00 1994.00 Gambar 3-5: Analisis spektral liputan awan Indonesia bulan Juli-Agustus dengan pola monsun tahun 1979-1995 ditampilkan menggunakan Winsurf Gambar 3-6: Analisis spektral liputan awan Indonesia bulan Juli-Agustus dengan pola monsun tahun 1979-1995 ditampilkan menggunakan WWZ terintegrasi Adanya faktor-faktor lain yang lebih dominan dalam mempengaruhi suatu fenomena akan menutupi faktor lain yang lebih lemah. Hal ini menjadi penyebab mengapa adakalanya analisis korelasi tidak dapat diaplikasikan pada kasus-kasus tertentu sehingga harus menggunakan metode analisis spektral untuk penyelesaiannya. 131

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 6 No. 2 Juni 2009:124-132 4 KESIMPULAN Dari hasil yang diperoleh di atas terlihat bahwa kedua kontur, baik yang ditampilkan menggunakan Winsurf maupun WWZ terintegrasi, memiliki pola yang sama (dalam kedua kasus di atas sama-sama memunculkan sinyal aktivitas matahari sekitar 10-11 tahun). Ini membuktikan bahwa pengembangan piranti lunak WWZ terintegrasi, yang diawali dengan konversi kode pemrograman ke dalam Delphi, perhitungan nilai periode serta pembuatan algoritma untuk menampilkan grafik tiga dimensi telah berhasil dilakukan sehingga dapat dipergunakan untuk keperluan analisis spektral. Dengan kemudahan yang diperoleh para pengguna dapat mengefisiensikan waktu perhitungan sehingga pada akhirnya hasil analisis yang diperoleh diharapkan bisa lebih optimal. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Sdr. Kusnassriyanto S. Bahri yang telah membantu penulis dalam berdiskusi mengenai pembuatan grafik tiga dimensi menggunakan Delphi. Wavelet analysis was performed using the computer program WWZ, developed by the American Association of Variable Star Observers. DAFTAR RUJUKAN Alam. M Agus J., 2000. Belajar Sendiri Borland Delphi 5.0, Elex Media Komputindo, Jakarta. Foster, G., 1996. Wavelets for Period Analysis of Unevenly Sampled Time Series, Astronomical Journal, Vol. 112, 1709-1729. Djamaluddin, T., 2003, Materi Diklat Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Informasi Penelitian Dirgantara, LAPAN. Djamaluddin, T., 2005. Metode Baru Prakiraan Siklus Aktivitas Matahari dari Analisis Periodisitas, Jurnal Sains Dirgantara, Vol. 2 No. 2, 66-81. Nugroho. J. T., et al, 2007. Sinyal Aktivitas Matahari dan ENSO pada Pola Liputan Awan di Indonesia, Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara, Vol. 2 No. 2, 45-48. Sinambela. W., et al, 2005. Pengaruh Aktivitas Matahari dan Enso pada Liputan Awan di atas Indonesia, Warta LAPAN, Vol. 7 No. 3, 116-127. 132