BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kontrak Jangka Panjang (Konstruksi) penjualan terjadi (proses pengiriman) karena saat itu resiko penjualan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LAPORAN ARUS KAS

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

MAKALAH TEORI AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

IAS 7 Laporan Arus Kas

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersifat kuantitatif. Hal ini disebabkan keputusan-keputusan yang akan

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum membahas pengertian laporan laba rugi, penulis akan membahas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

BAB II LANDASAN TEORITIS. yang penting karena pendapatan adalah objek atas aktivitas

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II LANDASAN TEORI

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pengukuran, penetapan waktu dalam konteks sistem pembukuan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

Expenses and Loss. Anna Christin SE Ak MM

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA DAN TRANSFER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

KEBIJAKAN LO. 1. PENDAPATAN-LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih (ekuitas).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang mempunyai unsur kegiatan di

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP PENANDINGAN DAN PROSES PENYESUAIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS KAS MENUJU AKRUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli. Contoh pendapatan adalah pendapatan jasa atau fee, pendapatan sewa, dan pendapatan komisi Menurut Skousen, dkk (2001 : 206): Pendapatan (revenue) merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utangnya atau sebuah kombinasi dari keduanya dari pengantaran barang atau penghasilan barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau sentral entitas yang terus berlangsung. Menurut Soemarsono (2004 : 230) pendapatan adalah: Peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban dapat berasal dari penyerahan barang / jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam satu periode. 7

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 23.6) pendapatan adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Berdasarkan kutipan di atas diketahui bahwa pendapatan terdiri dari arus masuk bruto dan manfaat ekonomi yang diterima dan bukan berasal dari pinjaman atau pertambahan ekuitas. Dengan demikian jumlah yang dapat ditagih atas nama pihak ketiga, seperti PPN bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas atau jumlah kepemilikan atas perusahaan tersebut dan oleh karena itu harus dikeluarkan dari perkiraan pendapatan. Pendapatan yang diperoleh akan mengakibatkan aktiva bertambah atau hutang berkurang. Pertambahan pendapatan mengakibatkan pertambahan aktiva akan tetapi bukan mengakibatkan pertambahan modal. B. Jenis - jenis Pendapatan Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan (earning process). Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan terutama diperoleh dari penjualan produk selesai.

Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Menurut Suwardjono (2007 : 81) dalam kaitannya dengan operasi perusahaan yang utama, pendapatan diklasifikasikan menjadi komponen sebagai berikut: 1. Pendapatan Operasi Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan. Nama pendapatan operasi ini dipengaruhi oleh jenis usaha perusahaan. Untuk perusahaan jasa nama pendapatan disesuaikan dengan bidang usaha perusahaan tersebut. Misalnya, perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan akan menamakan pendapatannya dengan pendapatan angkutan. Untuk perusahaan perdangangan atau pemanufakturan, yang memperoleh pendapatannya dari menjual barang atau produk, pendapatan operasinya disebut dengan penjualan (sales revenues). 2. Pendapatan Nonoperasi Pendapatan nonoperasi adalah pendapatan selain yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan yang sifatnya incidental atau yang tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan ini sering disebut dengan pendapatan lain-lain dan untung (other revenues and gains). Contoh pos yang termasuk dalam pendapatan nonoperasi antara lain: pendapatan bunga, pendapatan dividen, untung penjualan aktiva tetap, dan untung penjualan aktiva investasi. 3. Untung Luar Biasa Untung nonoperasi yang sifatnya luar biasa baik kejadiannya maupun jumlahnya biasanya dipisahkan dan disebut dengan pos luar biasa. Untung semacan ini biasanya diperoleh perusahaan akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen. Contohnya adalah suatu perusahaan memperoleh ganti rugi yang besar karena menang dalam perkara pengadilan dalam kasus pelanggaran hak paten.

C. Pengertian Beban Menurut Warren (2005 : 63) beban (expenses) dapat diartikan sebagai "aktiva atau jasa yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan". Contohcontoh beban melipiti beban upah, beban sewa, beban perlengkapan, beban utilitas, dan beban rupa-rupa. Menurut Dyckman, dkk (2000 : 234) beban (expenses) adalah: Arus keluar atau penggunaan aktiva lainnya atau terjadinya suatu kewajiban atau kombinasi keduanya selama satu periode dari pengiriman atau prosuksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung. Beban menyatakan adanya arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas atau setara kas, persediaan, dan aktiva tetap yang terjadi sebagai akibat dari operasi yang berkesinambungan dari perusahaan. Aktiva yang keluar dan timbulnya hutang terjadi disebabkan berbagai sebab, misalnya penyerahan unit produksi, penggunaan jasa tenaga kerja, pemakaian listrik, dan sebagainya. Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian pertukaran ekonomi. Pengeluaran beban mengakibatkan ekuitas pemilik menurun. Dari sisi persamaan akuntansi, dengan asumsi bahwa kewajiban tidak mengalami peningkatan, maka ekuitas pemilik akan menurun untuk mengimbangi penurunan aktiva.

Menurut Soemarsono (2004 : 234): Beban adalah penurunan modal bruto, sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Penurunan modal bruto dapat terjadi melalui penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban. Penentuan beban-beban mana yang harus dimasukkan dan dicatat dalam suatu periode harus didasarkan atas konsep bahwa beban dikeluarkan atau terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan. Konsep lain, beban terjadi karena suatu pengeluaran sudah tidak memberikan manfaat ekonomus untuk kegiatan masa berikutnya. Dengan kata lain beban harus dihubungkan dengan usaha memperoleh pendapatan. Berdasarkan defenisinya, suatu beban akan dicatat dan dilaporkan pada saat barang atau jasa yang bersangkutan dipakai atau digunakan dalam proses memperoleh pendapatan. Menurut Soemarsono (2004 : 235) terdapat dua macam cara untuk mencatat dan melaporkan beban yang terjadi yaitu: 1. Menghubungkan dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan Beberapa beban tertentu mempunyai hubungan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan. Contoh beban macam ini adalah Harga Pokok Penjualan. 2. Menghubungkan dengan berlalunya waktu Kadang-kadang suatu beban tidak dapat dihubungkan langsung dengan barang atau jasa yang merupakan sumber pendapatan. Sebagian besar beban administrasi dan umum serta beban-beban penjualan termasuk dalam kategori ini. Dalam keadaan demikian pencatatan beban dihubungakan dengan berlalunya waktu. Pencatatan beban berdasarkan berlalunya waktu dapat dilakukan: a. Langsung pada saat terjadinya atau b. Melalui alokasi tertentu. Beban sering kali disamakan dengan biaya (cost). Namun sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya.

Sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan sudah seluruhnya dibebankan pada periode berjalan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 14,78) Defenisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang bisa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas. persediaan, dan aset tetap. D. Jenis jenis Beban Beban merupakan arus keluar atau berkurangnya harta perusahaan, tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu. Menurut Dyckman, dkk (2000 : 272) beban dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori: 1. Beban langsung adalah beban, seperti harga pokok penjualan, yang dikaitkan langsung dengan pendapatan. Beban ini diakui berdasarkan pengakuan pendapatan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau kejadian serupa lainnya sebagai beban. 2. Beban periodik adalah beban seperti beban gaji bagian penjualan dan administrasi, yang tidak dikaitkan secara langsung terhadap pendapatan. Beban-beban ini diakui selama periode di mana kas dikeluarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang digunakan secara serentak pada perolehan atau kemudian 3. Beban alokasi adalah beban seperti penyusutan dan asuransi. Beban- beban ini dialokasikan dengan prosedur sistematik dan rasional pada periode selama aktiva terkait diharapkan akan memberikan manfaat.

Menurut Dyckman, dkk (2000 : 272) beban yang secara langsung berkaitan dengan penjualan produk selama periode berjalan biasanya termasuk: 1. Biaya bahan dan tenaga kerja untuk pabrikan, atau biaya untuk membeli persediaan yang dijual selama periode tersebut misalnya, harga pokok penjualan. 2. Beban penjualan, seperti komisi penjualan, gaji, sewa, dan biaya pengiriman. 3. Beban garansi atas produk-produk yang terjual. Menurut prinsip penandingan, biaya- biaya ini harus diakui sebagai beban selama periode pelaporan di mana pendapatan penjualan yang terkait diakui. Beberapa beban memiliki hubungan dengan pendapatan penjualan yang kurang jelas. Misalnya, pengeluaran iklan serta penelitian dan pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pemasaran produk perusahaan, tetapi sulit untuk menentukan hubungan sebab akibat yang langsung antara beban tersebut dan pendapatan tertentu. Alokasi biaya seperti ini adalah subyektif sehingga mewajibkan biaya biaya ini dibebankan ketika terjadi. Menurut Dyckman, dkk (2000 : 273) beban yang secara langsung berkaitan dengan penjualan jasa secara langsung dapat diklasifikasikan: 1. Biaya langsung awal adalah terkait langsung dengan transaksi jasa negosiasi dan penyempurnaan. Biaya biaya ini termasuk komisi, honorarium hukum, kompensasi tenaga penjualan di samping komisi, dan kompensasi karyawan nonpenjualan yang dapat diterapkan pada transaksi jasa negosiasi dan penyempurnaan. 2. Biaya langsung memiliki sebab akibat yang dapat diidentifikasikan atas penjualan jasa. Contoh biaya perbaikan bagian dan tenaga kerja jasa termasuk sebagai bagian konrak jasa.

Semua biaya langsung awal dan biaya langsung harus diakui sebagai beban selama periode di mana pendapatan jasa terkait diakui dengan metode kinerja khusus dan kinerja selesai untuk penandingan yang sesuai antara pendapatan dan beban. Demikian juga biaya langsung awal dan biaya langsung yang terjadi sebelum pengakuan pendapatan dari kinerja jasa harus ditangguhkan sebagai pembayaran di muka dan dibebankan ketika pendapatan jasa terkait diakui. Dengan metode kinerja proporsional, biaya langsung awal harus dicatat sebagai beban ketika pendapatan jasa diakui. Namun, biaya langsung harus dibebankan ketika terjadi karena korelasi yang tinggi antara jumlah biaya langsung yang terjadi dan pendapatan jasa yang diakui dalam metode ini. Dengan metode penagihan, semua biaya langsung awal dan biaya langsung harus dibebankan ketika terjadi. Beban yang tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan produk atau jasa adalah beban periode dan beban alokasi. Contohnya mencakup jenis tertentu dari beban iklan, kompensasi atas waktu yang tersita dalam menegosiasikan transaksi yang tidak disempurnakan, dan beban administrasi umum, beban penyusutan, dan beban amortisasi. Dengan tidak ada dasar obyektif untuk menghubungkan beban periode terhadap produk atau pendapatan penjualan jasa periode tersebut, biaya biaya ini harus dibebankan ketika mereka terjadi. Hal yang sama juga benar untuk beban alokasi, yang dibebankan ke periode berjalan atas dasar sistematis dan rasional.

Pada perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan industri terdapat beban yang berbeda-beda sesuai dengan jenis perusahaannya. Beban yang terdapat pada perusahaan jasa seperti: - Beban gaji - Beban sewa - Beban listrik, air, dan telepon - Beban perlengkapan - Beban penyusutan, - Beban asuransi - Beban iklan - Beban bunga - Beban lain-lain. Beban yang terdapat pada perusahaan dagang seperti: a. Beban penjualan - Beban gaji bagian penjualan - Beban penyusutan peralatan bagian penjualan - Beban air, listrik, telepon bagian penjualan b. Beban administrasi dan umum - Beban gaji bagian kantor - Beban penyusutan peralatan bagian kantor - Beban air, listrik, telepon bagian kantor

c. Beban lain-lain. - Beban bunga - Rugi penjualan aktiva tetap. Beban yang terdapat pada perusahaan industri seperti: a. Biaya pablikasi, adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu: - Bahan langsung, yaitu - Tenanga kerja langsung - Overhead pabrik. b. Biaya komersil Bahan langsung + tenaga kerja langsung = biaya utama Bahan tidak langsung + tenaga kerja tidak langsung + biaya tidak langsung lainnya = biaya overhead pabrik Biaya utama + biaya overhead pabrik = biaya pabrikasi Bahan tidak langsung meliputi: - Pembelian pabrik - Miyak pelumas Tenaga kerja langsung meliputi: - Supervisor - Pengawasan - Pemeriksaan - Hasil kerja yang rusak - Pekerjaan eksperimen

Biaya tidak langsung lainnya meliputi: - Sewa - Asuransi kebakaran - Penyusutan - Pemeliharaan - Penerangan - Pemanasan - Overhead pabrik lainnya. Biaya pemasaran + biaya administrasi = biaya komersial Biaya pemasaran meliputi: - Gaji penjualan - Komisi staf penjualan - Iklan/reklame - Ongkos pemasaran - Beban pemasaran lainnya Biaya admistrasi meliput i: - Gaji pegawai admistrasi dan kantor - Penyusutan - Pajak bumi dan bangunan - Piutang yang tak tertagih - Biaya adminstrasi lainnya Biaya pablikasi + biaya komersial = total biaya operasi.

Dalam Lingkungan Akuntansi Pemerintahan terdapat ciri-ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan yaitu: 1. Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan 2. Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah 3. Adanya pengaruh proses politik 4. Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian dalam lingkungan akuntansi pemerintah meliputi: 1. Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat pengendalian 2. Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan 3. Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan dalam Lingkungan Akuntansi Pemerintahan yaitu: 1. Relevan 2. Andal 3. Dapat dibandingkan 4. Dapat dipahami. Salah satu unsur laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan adalah laporan realisasi anggaran. Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari suatu entitas yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya.

Informasi Laporan Realisasi Anggaran digunakan dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah. Informasi tambahan, termasuk informasi nonkeuangan, yang terkait dengan Laporan Realisasi Anggaran disajikan dalam Nota Perhitungan APBD/APBD yang merupakan bagian dari catatan atas laporan keuangan. Komponen yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran meliputi unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum negara/kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat/daerah, yang tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat/daerah. Belanja adalah semua pengeluaran kas umum negara/kas daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Estimasi Pendapatan merupakan wewenang yang diberikan oleh DPRD kepada Pemerintah Daerah melalui Perda APBD untuk menghasilkan pendapatan dari sumber-sumber tertentu. Estimasi Pendapatan dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar target pendapatan yang harus dicapai oleh pemerintah propinsi/kabupaten/kota. Sesuai standar akuntansi yang berlaku umum dalam

akuntansi pemerintah, Estimasi Pendapatan tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Besarnya Estimasi Pendapatan diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus dicapai untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Hal-hal yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian sumber pendapatan untuk diperbandingkan dalam persentase pencapaian target dengan realisasi pendapatannya. E. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pengertian pengakuan menurut Harnanto (2002 : 26) adalah: Proses pencatatan secara formal suatu item yang untuk pada akhirnya akan disajikan sebagai suatu elemen di dalam laporan keuangan. Pengakuan meliputi baik pencatatan suatu item untuk pertama kalinya maupun setiap perubahanperubahan yang terjadi di kemudian hari. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 15): Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi defenisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.

Menurut Warren (2005 : 124) dasar pengakuan pendapatan atau revenue secara umum ada dua cara yaitu: 1. Dasar Kas (Cash Basis). Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode dimana kas diterima atau dibayar. Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas ditirima dari klien, dan upah dicatat ketika kas dibayarkan kepada karyawan. Laba (rugi) bersih merupakan selisih antara penerimaan kas (pendapatan) dan pengeluaran kas (beban). 2. Dasar Akrual (Accrual Basis). Pasa dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan (earned). Misalnya, pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan kepada pelanggan tanpa melihat apakah kas telah diterima atau belum dari pelanggan selama periode ini. Menurut Nafarin (2004 : 148) dasar akrual adalah "pendapatan diakui pada waktu diperoleh dan beban diakui pada waktu terutang. Dasar kas adalah pendapatan diakui pada waktu uang diterima dan beban diakui pada waktu dibayar". Konsep yang mendukung pelaporan pendapatan ini disebut konsep pengakuan pendapatan (revenue recognition concept). Pada dasar akrual, beban dan pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama. Sebagai contoh, upah karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode dimana karyawan memberikan jasa dan bukan pada saat upah dibayarkan. Menurut Dyckman, dkk (2000 : 237) ada empat kriteria yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui yakni: 1. Defenisi Item atau kejadian dalam pernyataan harus memenuhi defenisi slah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian)

2. Dapat diukur Item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu, karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi, dan nilai sekarang bersih. 3. Relevansi Informasi mengenai item atau kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai. 4. Reliabilitas Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar, dapat diuji, dan netral. Menurut Sofyan (2000 : 59): Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam waktu yang dimaksud di sini ada empat alternatif: 1. Selama produksi 2. Pada saat proses prosuksi selesai 3. Pada saat penjualan 4. Pada saat penagihan kas. Keempat alternatif ini sama sama dipakai dalam pengakuan pendapatan. Pengakuan pendapatan selama saat produksi berlangsung diterapkan pada proyek pembangunan jangka panjang. Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan, pada saat penjualan dipakai untuk barang perdagangan, pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran. Menurut Skousen, dkk (2001 : 207): Pengakuan pendapatan tidak perlu terjadi ketika kas diterima. Kerangka konseptual mengidentifikasikan dua faktor yang seharusnya dipertimbangkan di dalam memutuskan kapan pendapatan dan keuntungan seharusnya diakui: realisasi dan proses laba. Pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain) umumnya diakui ketika:

1. Direalisasikan atau dapat direalisasikan, dan 2. Diperoleh melalui penyelesaian substansial berbagai aktivitas yang terlibat di dalam proses keuntungan (earning). Pendapatan diakui apabila perusahaan yang menghasilkan pendapatan telah meyerahkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dan ketika pelanggan telah melakukan pembayaran atau setidaknya memberikan janji pembayaran yang pasti atau dapat direalisasikan kepada perusahaan. Jadi perusahaan telah melaksanakan kesepakatan, dan konsumen mempunyai kemauan untuk membayar. Untuk perusahaan yang lebih banyak memberikan jasa daripada produk, pengakuan pendapatan mengikuti prosedur yang sama dengan transaksi barang berwujud. Menurut Dyckman, dkk (2001 : 269) empat metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa adalah: 1. Metode kinerja khusus Digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal. Sebagai contoh, makelar real estat menghasilkan pendapatan komisi penjualan atas penyelesaian suatu transaksi real estat; seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atau penyelesaian penambalan gigi. 2. Metode kinerja proporsional Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi. Dalam metode ini pendapatan diakui berdasarkan kinerja propolsional setiap tindakan. Metode kinerja proporsional dari akuntansi untuk pendapatan jasa sama dengan metode persentase penyelesaian. 3. Metode kinerja selesai Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan serangkaian tindakan di mana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa di mana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Misalnya, perusahaan ekspedisi

menghasilkan pendapatan jasa hanya setelah pengiriman barang, meskipun pengepakan barang, dan transportasi mendahului pengiriman. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang. 4. Metode penagihan Digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketidakpastian penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan produk. Menurut Skousen, dkk (2009 : 206) beban (expense) merupakan "arus ke luar atau pemakaian aktiva sebuah entitas atau pengadaan utang atau kombinasi dari keduanya dari pengantaran atau penghasilan barang, pemberian pelayanan, atau melakukan aktivitas yang membentuk operasi pokok atau sentral entitas yang terus berlangsung". Setelah pendapatan dari periode akuntansi diakui sesuai dengan prinsip pendapatan, prinsip penandingan diterapkan untuk mendukung pelaporan pendapatan dan beban terkait pada periode yang sama. Prinsip penandingan mewajibkan bahwa jika pendapatan ditentukan sesuai dengan prinsip pendapatan untuk beberapa periode pelaporan, beban yang terjadi dalam menghasilkan pendapatan harus diakui pada periode tersebut. Dasar dari prinsip penandingan adalah ketika pendapatan dihasilkan, aktiva tertentu dikonsumsi seperti perlengkapan atau dijual seperti persediaan, dan jasa digunakan seperti usaha pekerja. Harga pokok aktiva dan jasa yang digunakan harus diakui dan dilaporkan sebagai beban periode selama pendapatan terkait diakui.

Menurut Skousen, dkk (2001 : 210) pengakuan beban dibagi menjadi tiga kategori: 1. Pencocokan langsung (direct matching) Pembiayaan berhubungan dengan pendapatan khusus sering ditunjukkan sebagai proses pencocokan (matching). Sebagai contoh, harga pokok penjualan jelas merupakan biaya langsung yang dapat dicocokkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan barang dan dilaporkan di dalam periode waktu yang sama ketika pendapatan diakui. Sama halnya, biaya pengiriman dan komisi penjualan biasanya berhubungan secara langsung dengan pendapatan. 2. Alokasi sistematis dan rasional. Kategori pengakuan beban umum kedua melibatkan aktiva yang menguntungkan dari satu periode akuntansi. Biaya aktiva semacam bangunan, peralatan, paten dan asuransi dibayar di muka tersebar sepanjang periode keuntungan yang diharapkan pada beberapa cara sistematik dan rasional. Pada umumnya, adalah sulit untuk menghubungkan biaya ini secara langsung dengan pendapatan khusu atau dengan periode khusus, namun jelas bahwa hal ini perlu jika pendapatan diperoleh. Contoh beban yang dimasukkan di dalam kategori ini adalah depresiasi dan amortisasi. 3. Pengakuan segera Banyak biaya yang tidak berhubugan dengan pendapatan khusus namun terjadi untuk mendapatkan barang dan jasa yang secara tidak langsung membantu menghasilkan pendapatan. Karena barang dan jasa ini digunakan sangat segera, biaya diakui sebagai beban di dalam periode akuisisi. Contoh meliputi sebagian besar biaya administrasi seperti gaji kantor, utilitas dan periklanan umum serta biaya penjualan.