ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DENGAN METODE CAMEL PADA LPD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tradisional, seperti sekaa, banjar serta desa adat. Tradisi itu biasa disebut

PENILAIAN KESEHATAN LPD DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE DENGAN ANALISIS CAMEL

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) STUDI KASUS PADA LPD DESA ADAT KEDONGANAN KUTA BADUNG TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PT BPR AGUNG SEJAHTERA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Provinsi Bali memiliki keunikan dalam mengelola

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. ( dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BPR BALI HARTA SANTOSA DAN BPR MERTHA SEDANA

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DITINJAU DARI FAKTOR CAMEL PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK SYARIAH (X) DAN BANK KONVENSIONAL (Z) TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.BANK DANAMON, TBK.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS CAMEL UNTUK MENGUKUR TINGKAT KELAYAKAN. PADA BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS CAMEL SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA BANK (Studi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Gora Jaya Periode )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori sinyal membahas mengenai bagaimana seharusnya sinyal - sinyal

PEGARUH RASIO-RASIO CAEL TERHADAP TINGKAT KESEHATAN LPD DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

Luh Swandewi, Fridayana Yudiaatmaja,Wayan Cipta Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus PT. BNI (Persero), Tbk)

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ( Studi Kasus Pada PT. Bank Bukopin Tbk Periode )

ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Tedy Gunawan NPM ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan lembaga perkreditan desa (LPD).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Bank, Kinerja Keuangan Bank, CAMEL. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

SUATU STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE CAMEL DALAM MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK

AKUNTABEL 15 (1),

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MELIHAT RASIO LIKUIDITAS PADA PT. BANK DANAMON INDONESIATBK TAHUN Elvera *) ABSTRAK

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISA CAMEL. PRAMESTI LESMANA FITRI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL (STUDY PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK TAHUN ) M.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MELIHAT TINGKAT KESEHATAN PD.BPR NTB DENGAN METODE CAMEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MELIHAT TINGKAT KESEHATAN PD.BPR NTB DENGAN METODE CAMEL

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DENGAN METODE CAMEL PADA LPD Ni Komang Riski Warmi Sari, I Wayan Suwendra 1, Wayan Cipta 2 Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: warmisari14@gmail.com., Ycgedea@yahoo.co.id., cipta@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris (1) Tingkat kesehatan LPD dengan metode CAMEL, (2) Perbedaan tingkat kesehatan LPD dilihat dari jumlah krama desa (anggota) LPD Se Kecamatan Kintamani. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah LPD Se Kecamatan Kintamani, dan objek penelitian adalah Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang mencakup aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas dan likuiditas, serta laporan non keuangan yang mencakup aspek manajemen. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen dan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan analisis menggunakan metode CAMEL yang berdasarkan pada aspek permodalan, aspek kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, aspek rentabilitas, dan aspek likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pada tahun 2012 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat kurang sehat hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 62,28 poin. (2) Tahun 2013 mendapatkan predikat kurang sehat hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 57,18 poin. (3) Tahun 2014 mendapatkan predikat cukup sehat karena hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 70,21 poin. (4) Hasil analisis uji t diketahui besar nilai t hitung adalah 9.081, maka t hitung > t tabel yaitu 9.081 > 1.699 sehingga hasil penelitian ini menerima Ha dengan hipotesis ada perbedaan antara kelompok Krama Desa (anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) di bawah rata-rata. Kata kunci: Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas dan Likuiditas. ABSTRACT This study aims to analyze empirically (1) The level of health of LPD by CAMEL method, (2) The difference level of health of LPD seen from the number of Krama Desa (members) of all LPD in Kintamani district. The research design used is quantitative descriptive analysis. The subjects were all of LPD in Kintamani district, and the object is financial statements consisting of a balance sheet and income statement which covers capital, assets, earning and liquidity, as well as non-financial reports that cover aspects of management. Data collected by documentation and questionnaires, then analyzed by CAMEL based on capital, assets, management, earning and liquidity. The results showed that: (1) In 2012 all of LPD in Kintamani district awarded less healthy which is shownbythe average credit score of 62,28 points of CAMEL. (2) Year 2013 awarded less heat, which is shown bythe average credit score of 57,18 points of CAMEL. (3) In 2014 awarded healthy enough as it is showed by the average credit score of 70.21 points of CAMEL. (4) The results of t test analysis known large t value is 9081, then it > t table is 9.081 > 1.699 so that the results of this study got Ha hypothesis, therewas difference between groups Krama Desa (members) LPD with a number above average and the number of groups Krama Desa (member) below the average. Keywords: Capital, Assets, Management, Profitability and Liquidity

PENDAHULUAN Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan milik desa pakraman yang telah berkembang, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan budaya kepada warganya, sehingga perlu dibina, ditingkatkan kinerjanya dan dilestarikan keberadaannya.lpd dibentuk sebagai bagian atau unit dari desa adat di Bali yang berfungsi untuk menyimpan dana dan menyalurkan kredit maupun pinjaman kepada masyarakat yang disesuaikan dengan ketentuan dan Peraturan Daerah Tingkat I Bali, yang mana tujuan dari seluruh sisa hasil usaha yang didapat akan dikembalikan lagi ke pendapatan desa untuk dapat digunakan oleh desa adat setempat dalam rangka membantu perbaikan - perbaikan fasilitas umum yang dimilki. LPD sebagai lembaga keuangan desa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, sehingga dalam operasionalnya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan.lembaga yang berfungsi untuk memberikan pembinaan teknis, pengembangan serta pelatihan bagi LPD adalah Lembaga Pemberdayaan LPD (LPLPD). Melihat perkembangan LPD, saat ini telah banyak berdiri LPD di masing-masing desa pekraman, salah satunya adalah LPD di Kecamatan Kintamani. Sampai dengan akhir Desember tahun 2014 Se Kecamatan Kintamani telah berdiri 61 LPD yang tersebar di masing-masing desa, namun yang aktif menyampaikan laporan keuangannya kepada LPLPD Kabupaten Bangli sebanyak 51 LPD.Masing-masing LPD mempunyai jumlah Krama Desa (anggota) yang berbeda-beda. Jumlah Krama Desa (anggota) LPD akan dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu; kelompok pertama adalah jumlah Krama Desa (anggota) LPD yang di atas rata-rata, kemudian kelompok kedua adalah jumlah Krama Desa (anggota LPD yang di bawah rata-rata. Tujuan pengelompokan Jumlah Krama Desa (anggota) LPD adalah untuk membedakan apakah ada perbedaan antara jumlah Krama Desa (anggota) yang di atas dan di bawah rata-rata terhadap tingkat kesehatan LPD. Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui jumlah rata-rata warga desa tahun 2012 sebanyak 607 warga, tahun 2013 sebanyak 676 warga, dan tahun 2014 sebanyak 717 warga. Tabel 1 Jumlah Krama Desa(anggota) LPD diatas dan dibawah rata-rata LPD Se Kecamatan Kintamani yang aktif dari tahun 2012-2014 seperti pada table berikut. Nama LPD Kelompok LPD dengan Jumlah Krama Desa (anggota) di atas rata-rata LPD Bukih LPD Batur Kelompok LPD dengan Jumlah Krama Desa (anggota) di bawah rata-rata LPD Ulian LPD Banua Tahun (1) Jumlah (orang) (2) Laba (Rp.) (3) Rata-rata Laba (Rp.) (3:2) 2012 3.082 213.261.000 69.195 2013 3.382 351.803.000 104.022 2014 3.569 400.101.000 112.104 2012 3.577 268.864.000 75.164 2013 3.638 403.434.000 110.869 2014 3.834 381.735.000 99.565 Rata-rata Jumlah Laba Tahun Laba (Rp.) (orang) (Rp.) (1) (3:2) (2) (3) 2012 250 88.508.000 354.032 2013 312 154.305.000 494.567 2014 396 250.137.000 631.659 2012 370 31.535.000 85.229 2013 371 53.799.000 145.010 2014 387 50.881.000 131.475 Sumber: LPLPD Kabupaten Bangli (data diolah)sumber: LPLPD Kabupaten Bangli (data diolah)

Dari Tabel 1.1 dapat di lihat bahwa ratarata laba LPD Bukih mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014, pada saat itu jumlah Krama Desa (anggota) LPD Bukih juga mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Keadaan yang sama terjadi pada LPD Ulian, dimana rata-rata laba LPD Ulian mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014, diikuti dengan peningkatan jumlah Krama Desa (anggota) dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Hal tersebut sejalan dengan teori dari Vera Wati Onsi (2008), yang menyatakan bahwa meningkatnya jumlah nasabah memberikan andil yang cukup besar pada pertumbuhan laba bank. Semakin besar jumlah nasabah yang dimiliki oleh bank, maka semakin besar pula kesempatan untuk memperbesar laba bank. Namun berbeda halnya pada LPD Batur jumlah laba LPD mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 21.699.000, sedangkan jumlah Krama Desa (anggota) mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Keadaan yang sama terjadi pada LPD Banua, jumlah laba LPD mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 2.918.000, sedangkan jumlah Krama Desa (anggota) mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 Hal tersebut tidak sejalan dengan teori dari Vera Wati Onsi (2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang (1) Tingkat Kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Se Kecamatan Kintamani ditinjau dari Metode CAMEL dari Tahun 2012-2014. (2) Perbedaan Tingkat Kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dilihat dari jumlah Krama Desanya (anggota) LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012-2014.Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat berguna untuk mengaplikasikan ilmu dan dapat mengetahui penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah dan praktek yang ada di LPD Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli khususnya menganalisis tentang kesehatan LPD yang ditinjau dari segi CAMEL serta menambah pengetahuan di bidang keuangan. LPD merupakan salah satu lembaga perkreditan desa yang merupakan unit operasional serta berfungsi untuk wadah kekayaan desa yang berupa uang maupun surat-surat berharga lainnya (SK Direksi BPD Bali No. 0193.02.10.2007.2). Tujuan dari didirikannya LPD sesuai dengan Pasal 7 Bab IV Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 8 Tahun 2002, yaitu: (1) Menerima simpanan atau menghimpun dana dari warga masyarakat desa dalam bentuk tabungan dan deposito atau simpanan berjangka. (2) Memberi pinjaman hanya kepada krama desa. (3) Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan lainnya maksimum 100% dari jumlah modal, termasuk cadagan dan laba ditahan, kecuali batasan lain dalam jumlah pinjaman atau dukungan atau bantuan dana. (4) Menyimpan likuiditas pada BPD dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai. Menurut Sofyan Safri Harahap (2011: 70),laporan keuangan merupakan laporan yang dapat menunjukkan kondisi dari sebuah perusahaan, yang disusun dengan maksud menyediakan laporan-laporan periode untuk manajemen perusahaan serta menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008: 254), tujuan laporan keuangan disusun yaitu: (1) Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal pada waktu tertentu, (2) Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu, (3) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan dan (4) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode. Tingkat kesehatan LPD dapat dinilai dengan melihat (1) Aspek Capital, (2) Aspek Assets, (3) Aspek Management, (4) Aspek Earning, dan (5) Aspek Liquidity (CAMEL).(1) Aspek Permodalan (capital)menurut Kasmir (2004: 257-258) menyatakan dalam praktiknya modal terdiri dari dua macam yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal inti merupakan modal sendiri yang tertera dalam posisi ekuitas. Sedangkan modal pelengkap merupakan modal pinjaman dan cadangan revaluasi aktiva serta cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif. (2) Aspek Aktiva Produktif (Assets)Untuk LPD aktiva produktif yang relevan adalah pinjaman yang diberikan, penempatan dana pada Bank/ BPD Bali, penyertaan pada perusahaan lain (Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB). (3) Aspek Manajemen(Management)Menurut SK DIR BI Nomor: 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian Aspek Manajemen didasarkan pada dua aspek meliputi: (a) Manajemen umum, yaitu penilaian terhadap aspek manajemen umum meliputi penelian terhadap strategi atau sasaran, struktur, sistem dan kepemimpinan. (b)manajemen risiko, yaitu penilaian terhadap manajemen

risiko meliputi penilaian terhadap risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik. (4) Aspek Rentabilitas(Earning)Menurut Kasmir (2008: 297), rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan yang terjadi antara laba dengan aktiva atau modal yang dapat menghasilkan laba tersebut, sehingga rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. (5) Aspek Likuiditas (Liquidity)Menurut Munawir (2004: 31), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. METODE Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka. Menurut Widhisudarta (2013), penelitian deskriptif kuantitatif merupakan data yang diperoleh dari sampel atau populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode yang digunakan kemudian di implementasikan. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Se Kecamatan Kintamani yang terdaftar di LPLPD Kabupaten Bangli. Sedangkan objek penelitian adalah laporan keuangan dan non keuangan LPD. Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi yang mencakup aspek capital, assets, earning, and liquidity, serta laporan non keuangan yang mencakup aspek management pada LPD Se Kecamatan Kintamani selama periode 2012-2014 dalam rangka menilai tingkat kesehatan LPD. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka. Pendekatan kuantitatif dimaksud dengan penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, dan likuiditas. (2) Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh bukan dalam bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk pernyataan yang diperoleh melalui wawancara terstruktur. Pendekatan kualitatif dimaksud untuk menilai aspek manajemen. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama dan pengamatan secara langsung dengan melakukan wawancara terstruktur dengan pihak-pihak terkait berupa data yang mencangkup manajemen umum dan manajemen risiko. (2) Data Sekunder, dimana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data tersebut berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari LPLPD Kabupaten Bangli berupa laporan keuangan tahunan LPD di seluruh Kecamatan Kintamani periode 2012-2014. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu: (1) Pencatatan Dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dan mengumpulkan informasi yang berasal dari dokumen-dokumen dan catatan tertulis yang relevan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data yang dicari adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi untuk mendapatkan data tentang capital, assets, earning and likuidity. (2) Kuesioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan kepala LPLPD Kabupaten Bangli terkait data yang mencangkup manajemen umum dan manajemen risiko. Adapun alat analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani adalah analisis CAMEL, yang mencakup aspek permodalan (capital), aktiva produktif (assets), manajemen (management), rentabilitas (earning), dan likuiditas (likuidity); dipergunakan realisasi laporan keuangan selama tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Sementara untuk penilaian aspek manajemen akan dilakukan melalui wawancara terstruktur melalui penilaian aspek manajemen umum dan manajemen risiko.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Aspek Permodalan (Capital), Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi seluruh LPD dalam rangka pengembangan usaha. Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aspek permodalan dapat dihitung dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 18 LPD dalam kategori sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu: LPD Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi,Kedisan,Sekaan,Pinggan, Belancan, Abuan, Awan,Batur, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik,Ulian, Lembean,Dausa, Mengani, Tanah Gambir dan Banua dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100. Kualitas aktiva produktif merupakan penanaman dana LPD dalam bentuk kredit yang diberikan, surat berharga, penempatan pada LPD lain, yang dapat memberikan penghasilan sesuai dengan fungsinya. Untuk menentukan tingkat kesehatan LPD dilihat dari rasio Kualitas Aktiva Produktif dan Cadangan Pinjaman Ragu-ragu yang dapat dirinci sebagai berikut. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 3 LPD dalam kategori sehat yaitu: Desa Adat ulian, Lembean dan Daup dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100. Rasio Cadangan Pinjaman Ragu-ragu (CPRR), dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa CPRRyang dihasilkan dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 5 LPD dalam kategori sehat karena CPRR yang dihasilkan sebesar 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: Desa Adat Sekardadi, Abuan, ulian, Banua dan Daup. Analisis Aspek Manajemen (Management) untuk mengukur tingkat kesehatan LPD pada aspek manajemen yaitu dengan menilai manajemen umum dan manajemen risiko. Setehah melakukan wawancara terstruktur dengan masing-masing Kepala LPD Se Kecamatan Kintamani, dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 15 LPD dalam kategori sehat pada penilaian aspek manajemen dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu: LPD Desa Adat Sekardadi, LPD Desa Adat Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Kutuh, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani,Tanah Gambir, Banua, Daup, dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100. Analisis Aspek Rentabilitas (Earning)digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam hubungannya dengan penilaian tingkat kesehatan LPD terdapat dua rasio yang dipergunakan yaitu Return On Assets (ROA), merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak atau laba selama 12 bulan terakhir terhadapratarata volume usaha dalam periode yang sama, dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD di Kecamatan Kintamani 18 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu:lpd Desa Adat Bayung Gede,Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik,Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua, Daup, dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100. Rasio BOPO, merupakan perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama, dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari 20 LPD di Kecamatan Kintamani 18 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu:lpd Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Daup dengan nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100. Analisis Aspek Likuiditas (Likuidity) dalam penilaian tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani pada aspek likuiditas digunakan rasio alat likuid terhadap hutang lancar atau Liquid Assets of Current Liabilities (LACLR), dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa dari dari 20 LPD di Kecamatan Kintamani 11 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 yaitu LPD Desa Adat Pinggan, Belancan, Abuan, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik, Lembean, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Mangguh, dengan

nilai kredit di atas kreteria sehat yaitu sebesar 81 poin dan mencapai nilai maksimum 100. Rasio kedua dalam aspek likuiditas adalah rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima atau Loan to Deposit Ratio (LDR), dari hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa LDR yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 2 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena LDR yang dihasilkan sebesar 93,2 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 2014 yaitu: LPD Desa Adat Kutuh dandausa. Analisis uji t (paired sampel t-test) atau uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan antara jumlah krama desa (anggota) di atas rata-rata dengan jumlah krama desa (anggota) di bawah rata-rata. Uji t (paired sampel t-test) ini digunakan untuk menguji sekaligus untuk menjawab hipotesis yang ada pada penelitian ini. Program Statistical Product and Social Science (SPSS) 16.00 for windows digunakan untuk mempermudah perhitungan besarnya t hitung. Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS dapat dicantumkan seperti nampak pada Tabel 4.24 Tabel 2 Nilai t hitung Std. Deviasi t df Signifikan Di atas rata-rata - Di bawah rata-rata 984.808 9.081 29 0,000 Sumber: Hasil Output SPSS (data diolah) Pada Tabel 4.24 diketahui besar nilai t hitung adalah 9.081, maka t hitung > t tabel yaitu 9.081 > 1.699 (dengan taraf sifnifikan 5% atau 0,05). Berdasarkan pengujian hipotesis maka penelitian ini menolak Ho, berarti ada perbedaan antara kelompok Krama Desa Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ini selanjutnya akan dibahas satu persatu sesuai kriteria penjumlahan yang digunakan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang di nyatakan dalam Peraturan Gubenur Bali tanggal 7 Maret Nomor 11 tahun 2013 tentang tata cara penilaian kesehatan LPD yang menyatakan bahwa instrumen yang dapat digunakan dalam menganalisis tingkat kesehatan suatu LPD adalah menggunakan analisis CAMEL yang menilai kesehatan LPD berdasarkan aspek permodalan (capital), kualitas aktiva produktif (assets), manajemen (management), rentabilitas (earning) dan likuiditas (likuidity). Aspek permodalan merupakan kemampuan LPD untuk menjamin kerugian yang mungkin akan terjadi dari penanaman modal sendiri. Aspek permodalan yang dihasilkan dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 18 LPD dalam kategori sehat karena CAR yang dihasilkan sebesar 86,3 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi,Kedisan,Sekaan,Pinggan, (anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) di bawah rata-rata. Dengan demikian jumlah Krama Desa (anggota) LPD mempengaruhi tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani. Belancan, Abuan, Awan, Batur, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir dan Banua. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh I Made Tyson Ariana (2008-2010) dimana hasil penelitian pada aspek permodalan dalam kategori sehat. Pada aspek kedua Kualitas Aktiva Produktif (Assets) dapat dilihat dari dua rasio yaitu rasio KAP dan CPRR. Rasio KAP merupakan besar risiko kegagalan pengembalian kredit yang dimiliki suatu LPD terhadap penanaman aktiva produktif. Rasio KAP yang dihasilkan dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 3 LPD dalam kategori sehat karena KAP yang dihasilkan sebesar 99,87 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat ulian, Lembean dan Desa Adat Daup. Rasio kedua yang digunakan adalah CPRR merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan LPD untung menyediakan dana cadangan pinjaman ragu-ragu yang dibentuk dengan cadangan pinjaman ragu-ragu yang wajib dibentuk. Rasio CPRR yang dihasilkan

dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 5 LPD dalam kategori sehat karena CPRR yang dihasilkan sebesar 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat Sekardadi, Abuan, ulian, Banua dan Desa Adat Daup. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Wardani (2009-2011) dimana hasil penelitian pada aspek kualitas aktiva produktif dalam kategori tidak sehat. Pada aspek manajemen(management), dari penjumlahan manajemen umum dan manajemen risiko pada LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 bahwa dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 15 LPD dalam kategori sehat karena nilai manajemen yang dihasilkan sebesar 81 poin sampai 99 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu: LPD Desa Adat Sekardadi,Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Bukih, Kutuh, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Desa Adat Daup. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Komang Mei Budiyani (2013-2014) dimana hasil penelitian pada aspek Manajemen dalam kategori sehat. Aspek pengukuran kesehatan LPD yang keempat yaitu aspek rentabilitas (Earning), dalam pengukuran rentabilitas menggunakan dua rasio yaitu rasio ROA dan BOPO. Rasio ROA merupakan kemampuan LPD menghasilkan laba terhadap modal yang ditanamkan pada aktiva produktif. Aspek rentabilitas dalam rasio ROA yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 18 LPD dalam kategori sehat karena ROA yang dihasilkan sebesar 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu:lpd Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian, Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banuadan Desa Adat Daup. Rasio kedua adalah rasio BOPO merupakan perbandingan antara besarnya biaya operasional dengan pendapatan operasional. Aspek rentabilitas dalam rasio BOPO yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 18 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena BOPO yang dihasilkan sebesar 84,72 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 2014 yaitu:lpd Desa Adat Bayung Gede, Sekardadi, Kedisan, Sekaan, Pinggan, Belancan, Abuan, Adat Awan, Batur, Kutuh, Bayung Cerik, Ulian Lembean, Dausa, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Desa Adat Daup. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Wardani (2009-2011) dimana hasil penelitian pada aspek rentabilitas dalam kategori sehat. Aspek terakhir yang digunakan untuk menilai kesehatan LPD adalah likuiditas (Liquidity). Pengukuran kesehatan LPD melalui aspek likuiditas menggunakan dua rasio yaitu rasio LACLR dan LDR. Rasio LACLR merupakan seberapa besar kemampuan alat likuid untuk menjamin hutang lancar. Aspek likuiditas dalam rasio LACLR yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 11 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena LACLR yang dihasilkan sebesar 83,6 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 2014 yaitu:lpd Desa Adat Pinggan, Belancan, Abuan, Bukih, Kutuh, Bayung Cerik, Lembean, Mengani, Tanah Gambir, Banua dan Desa Adat Mangguh. Rasio kedua adalah LDR merupakan kemampuan suatu LPD untuk menyalurkan dana yang diterima kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Aspek likuiditas dalam rasio LDR yang dihasilkan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu dari 20 LPD Se Kecamatan Kintamani 2 LPD tergolong sehat dari tahun 2012 sampai tahun 2014 karena LACLR yang dihasilkan sebesar 93,2 poin sampai 100 poin sehingga berada pada kriteria nilai kredit dalam katagori sehat sebesar 81-100 poin. LPD yang tergolong sehat dari tahun 2012 2014 yaitu: LPD Desa Adat Kutuh dan LPD Desa Adat Dausa. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman Ayu Wardani (2009-2011) dimana hasil penelitian pada aspek likuiditas atas aspek dalam kategori tidak sehat. Hasil penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah apakah ada perbedaan Tingkat Kesehatan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dilihat dari jumlah Krama Desa

(anggota) LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012-2014. Berdasarkan hasil analisis uji t (paired sampel t-test) atau uji beda yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, terdapat perbedaan antara kelompok Krama Desa (anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) LPD di bawah rata-rata. Hal ini di buktikan dengan nilai t hitung > t tabel dengan nilai 9.081 > 1.699 dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Ada dua aspek yang menyebabkan LPD dengan jumlah Krama Desa (anggota) di atas rata-rata dalam kategori cukup sehat, kurang sehat bahkan sampai tidak sehat yaitu aspek Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan aspek likuiditas. Pada aspek KAP pemberian kredit khususnya dalam katagori macet masih tergolong tinggi yang menyebabkan LPD dengan jumlah Krama Desa (anggota) di atas rata-rata dalam kategori cukup sehat, kurang sehat bahkan sampai tidak sehat. Kemudian pada aspek likuiditas pemberian pinjaman belum dilakukan secara selektif, sehingga pinjaman yang diberikan tidak seimbang dengan dana yang diterima dari masyarakat ini menjadi salah satu faktor penyebab LPD dengan jumlah Krama Desa (anggota) di atas rata-rata dalam kategori cukup sehat, kurang sehat bahkan sampai tidak sehat. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani dari tahun 2012 sampai tahun 2014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada tahun 2012 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat kurang sehat karena rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diantara 51- < 66 (batas minimum kurang sehat). Hal ini ditunjukkan dengan ratarata nilai kredit CAMEL sebesar 62,28 poin. (2) Pada tahun 2013 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat kurang sehat karena rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diantara 51- < 66 (batas minimum kurang sehat). Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 57,18 poin. (3) Pada tahun 2014 LPD Se Kecamatan Kintamani mendapatkan predikat cukup sehat karena rata-rata nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diantara 66 <81 (batas minimum cukup sehat). Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit CAMEL sebesar 70,21 poin. (4) Berdasarkan analisis uji t diketahui besar nilai t hitung adalah 9.081, maka t hitung > t tabel yaitu 9.081 > 1.699 sehingga hasil penelitian ini menerima Ha dengan hipotesis ada perbedaan antara kelompok Krama Desa (anggota) LPD dengan jumlah di atas rata-rata dan jumlah kelompok Krama Desa (anggota) di bawah rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah di paparkan di atas, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut. (1). Kepada Kepala LPD Se Kecamatan Kintamani untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat khususnya dalam hal pemberian kredit, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi tingkat kredit dalam kategori macet di masa yang akan datang. (2). Dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatan LPD Se Kecamatan Kintamani agar meningkatkan faktor likuiditas dengan cara memberikan pinjaman secara lebih selektif dan menghimpun dana dari masyarakat dengan menyeimbangkan antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang diterima. Selain itu aspek permodalan hendaknya di pertahankan atau ditingkatkan secara proporsional dengan ATMR, karena modal sangat penting dalam menjaga kesehatan LPD dari berbagai risiko yang ditanggung oleh LPD itu sendiri. (3). Kepada peneliti selanjutnya agar menganalisis faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesehatan LPD dilihat dari jumlah krama desa (anggota), kenapa LPD dengan jumlah krama desa (anggota) sedikit dalam kategori sehat sedangkan LPD dengan jumlah krama desa (anggota) banyak dalam kategori cukup sehat, kurang sehat, bahkan tidak sehat. DAFTAR RUJUKAN Bank Indonesia. 2004. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Gubenur Bank Indonesia. Kasmir. Edisi Revisi 2008. Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Keputusan Gubenur Bali Nomor 3 Tahun 2003 tanggal 20 Januari 2003 tentang Lembaga Perkreditan Desa di

Desa Pekraman dalam wilayah Provinsi Bali Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Munawir, S. 1995. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-Empat. Yogyakarta: Liberty. Peraturan Provinsi Bali, 2007. Perda Provinsi Daerah Tingkat I Bali No. 3 Tahun 2007 tentang Lembaga Perkreditan Desa. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 1988 tentang Lembaga Perkreditan Desa. Sofyan Syafri Harahap, 2011. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada. SK. Direksi BPD No. 0193.10.2007.2 (2007), Sistem Penilaian Terhadap LPD di Provinsi Bali. Vera Wati Onsi.2008. Bank dan Lembaga Keuangan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.