for-nature and Development Swaps: Peluang Penerapannya di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Mekanisme Debt-for-Nature Swap

DEBT FOR NATURE SWAPT. By: Dewi Triwahyuni

Kesepakatan Debt-for-Nature Swap AS-RI. Sisa Pembayaran Utang RI ke AS Tahun 1970-an Dialihkan untuk Membiayai Konservasi Hutan Sumatera

Analisis Keuangan Taman Nasional di Indonesia:

I. PENDAHULUAN. telah memanfaatkan pinjaman luar negeri dalam pembangunannya. Pinjaman luar

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang fokus terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama,

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum. UTANG NEGARA i : PEMERINTAH BUKA HEDGING ii UTANG VALUTA ASING (VALAS) Nasional.kontan.co.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

Warta Kebijakan. Pengalihan Utang untuk Pelestarian Hutan

Dengan Jumlah Hutang Paling Memprihatinkan

Pembiayaan Defisit pada APBN-P URAIAN Realisasi APBN-P Realisasi APBN SURPLUS/(DEFISIT) (4,1) (129,8) (87,2) (98,0)

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI SAL DALAM RAPBN I. Data SAL

BAB I PENDAHULUAN. tabungan paksa dan tabungan pemerintah (Sukirno dalam Wibowo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1

I. PENDAHULUAN. Kemunduran perekonomian dunia selama beberapa tahun mengakibatkan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DALAM PROGRAM DEBT FOR NATURE SWAPS

KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DALAM PROGRAM DEBT FOR NATURE SWAPS (DNS) DI INDONESIA

Konsolidasi Fiskal dan Komitmen Indonesia pada G20 1

No II. PASAL PER PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Penunjukan Bank ACCD dilakukan berdasarkan kerja sama antara Bank Indonesia dengan bank sen

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKHIR UNGGULAN FAKULTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

DIALOG NASIONAL: UPAYA PENCAPAIAN MDG DI INDONESIA Jakarta, 5 Agustus 2004

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia


Utang Indonesia Mengancam Diskresi Fiskal

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN

Materi 7 MANAJEMEN EKSPOSUR TRANSAKSI.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAGIAN ANALISA PENDAPATAN NEGARA DAN BELANJA NEGARA SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

Transkripsi:

Debt-for for-nature and Development Swaps: Peluang Penerapannya di Indonesia Dipresentasikan kepada Bapak Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Bappedal Jakarta, 14 September 2001 NRM/EPIQ Group Promoting Decentralized and Strengthened Natural Resource Management in Indonesia Batasan Sederhana Debt-for-Nature Swap (DNS) adalah suatu mekanisme pembatalan sebagian utang dengan cara menukarkannya dengan komitmen debitur untuk konservasi alam Debt-for-Development Swap (DDS) adalah suatu mekanisme pembatalan sebagian utang dengan cara menukarkannya dengan komitmen debitur untuk pembangunan

Mengapa DNS dan DDS Perlu Diterapkan di Indonesia? Lebih 38 persen dari pengeluaran RAPBN 2002 untuk bayar utang domestik dan luar negeri Hampir 45 persen penerimaan RAPBN 2002 untuk bayar utang Alokasi anggaran pembangunan hanya 2,8 persen terhadap PDB pada RAPBN 2002 (Rp 47,1 triliun) Anggaran konservasi alam di bawah US$1 per hektar selama 10 tahun terakhir Lebih dari 80 juta rakyat Indonesia tergantung pada sumber daya hutan (deforestasi per tahun lebih dari 2 juta hektar) Alokasi Anggaran RAPBN 2002 terhadap PDB (dalam( persen) 2.5 Bunga Utang Domestik 1.6 2.8 Bunga Utang Luar Negeri Cicilan Utang Pokok Luar Negeri Pengeluaran pembangunan 3.5

Apa Manfaat DNS dan DDS bagi Arus Kas APBN Komponen Keunggulan Transaksi Keuntungan Masa Restrukturisasi Masa pembayaran kembali utang dalam jangka waktu yang lebih panjang Arus kas APBN dapat dikelola lebih baik Denominasi Mata Uang Pinjaman Tingkat Suku Bunga Berubah menjadi mata uang rupiah (local currency) Tergantung pada negosiasi dan kondisi ketahanan debitur Tidak menghadapi resiko fluktuasi nilai tukar Mengurangi beban APBN Bagaimana DNS dan DDS dapat Merangsang Perekonomian Indonesia? Mengurangi beban APBN membayar utang dalam hard currency Sebagian kewajiban pembayaran bunga dan utang pokok dapat dibatalkan Menyisihkan sebagian anggaran untuk bayar utang bagi pembiayaan pembangunan dan konservasi alam domestik (daripada membayar utang 100%) Memperkuat APBN untuk peningkatan anggaran pembangunan dan konservasi alam

Bagaimana DNS dan DDS Bekerja: Kasus Akumulatif US$500 Juta Beberapa Negara Kreditur US$500 Juta dibatalkan Pemerintah Indonesia Mata uang rupiah setara US$250 Juta Kegiatan Konservasi dan Pembangunan Sosial Transaksi Debt-for for-nature Swap dalam Restrukturisasi Utang Komersil Pemerintah dan Swasta: Kasus US$20 Juta Tahap 1 $18 Juta Debitur Kreditur Asumsi: Debt purchase diskon 25% Redemption price diskon 10% $15 Juta Utang $20 Juta Fasilitator transaksi $18 Juta KEHATI/ Fasilitator Tahap 3 Kegiatan Pelestarian Alam/Pembangunan Sosial Tahap 2

Restrukturisasi Utang Konvensional dan Debt-for-Nature and Development Swaps: Kasus US$20 Juta Utang Komersil Pemerintah dan Swasta 70.00 Billion Rupiah 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00-2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Payment Period Conventional DNS Peluang Debt Consolidation Pemerintah Jerman Konversi utang DM 50 juta untuk perlindungan lingkungan, pengentasan kemiskinan dan pendidikan Pemerintah RI mengalokasikan 50% dari DM 50 juta dalam mata uang rupiah sebagai local funds (50% utang dibatalkan) Mengurangi beban APBN dari membayar utang dan bunga bilateral kepada Pmerintah Jerman

Tahapan yang perlu dilakukan Pemerintah RI Melakukan redesain proses secara resmi kepada perwakilan Pemerintah Jerman di Jakarta Mengirimkan surat resmi Pemerintah RI melalui Menko Perekonomian kepada German Embassy di Jakarta Membuat Tim Kerja Khusus yang pembentukannya melalui Keppres Menyiapkan proposal kegiatan yang disepakati antar departemen dan kementerian negara Mulai membangun proses internalisasi mekanisme keuangan DNS dan DDS dalam APBN Peluang dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Mengurangi utang negara berkembang yang memiliki hutan tropis signifikan Memberikan diskon maksimal 40 persen dari harga utang Pemerintah Amerika Serikat akan melakukan pengurangan utang antara 1999-2001 sebesar US$200 juta untuk seluruh negara pemilik hutan tropis

Tahapan yang Perlu Dilakukan Pemerintah RI Menindaklanjuti proses tahun 1998-1999, di mana pemerintah dengan bantuan USAID Jakarta dan 5 LSM sudah berupaya mendapatkan TFCA, tapi terlambat dan Pemerintah kurang serius Secara resmi mengirimkan surat ketertarikan Pemerintah RI kepada US Treasury Pemerintah RI melalui Keppres membuat Tim Kerja Khusus, dengan melibatkan Departemen Ekonomi dan Kementerian Negara Terkait Bekerjasama dengan USAID Jakarta dapat lebih mempercepat dan memperkuat proses. Bagaimana Pemerintah Melihat Kedua Peluang Tersebut? Jerman menitikberatkan pada proteksi lingkungan, kemiskinan dan pendidikan (lebih prioritas) AS lebih terkonsentrasi terhadap pelestarian hutan tropis (sesuai komitmen Indonesia untuk CGI) Bagi Indonesia, fokus utama lebih baik diarahkan untuk memanfaatkan fasilitas Jerman karena proses sedang berjalan Jika fasilitas Jerman ini berhasil dicapai, pemerintah kreditur lainnya diyakini akan menyusul, seperti AS dan Swis

Bagaimana Pemerintah Memperkuat Peranan LSM? Beberapa LSM Nasional dan Internasional telah membentuk Komite Pengarah DNS dan DDS di Indonesia. Pemerintah dapat menggunakan komite ini Melibatkan LSM dalam perumusan kebijakan teknis dan penyusunan proposal Pemerintah perlu menyampaikan komitmennya agar dana DNS dan DDS tidak menjadi sumber KKN baru