BAB II SISTEM PENGATALOGAN BAHAN PUSTAKA. Menurut Sulistyo Basuki ( 1994 : 324 ) pengatologan adalah proses menyusun entri bagian katalog.

dokumen-dokumen yang mirip
2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Tujuan Katalog Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Perpustakaan Sekolah 18 April 2018

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

BAGAN KLASIFIKASI DAFTAR TAJUK SUBYEK TESAURUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

Disusun Oleh : Mulyati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF

KEGIATAN UTAMA DI PERPUSTAKAAN

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah

Katalogisasi KATALOGISASI DOKUMEN. Sri Rahayu. 1. Pendahuluan

Katalog dan Minat Baca

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan sebagai pusat informasi. Perpustakaan merupakan salah satu. sarana untuk temu kembali dalam penelusuran informasi.

Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2

MANFAAT NOMOR PANGGIL DALAM KEGIATAN PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi negeri atau swasta. Menurut Fahmi (2009:1) Perpustakaan perguruan tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIS Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

DATABASE PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN KLASIFIKASI BUKU DAN PEMBUATAN KARTU KATALOG BUKU BAGI PETUGAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) DI KOTA SINGARAJA.

KATALOGISASI DESKRIPTIF PERPUSTAKAAN SEKOLAH Gatot Subrata

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL ILMIAH BIDANG HUMANIORA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN BAHAN PUSTAKA DI RAK PERPUSTAKAAN

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN MENDAYAGUNAKAN MEDIA KATALOG PERPUSTAKAAN Oleh : Misdar Piliang Pustakawan IAIN-SU

RANCANGAN KATALOG KARTU UNTUK TEMU-BALIK SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR TATA USAHA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

Sistem Informasi di Perpustakaan

KEBIJAKAN PENGATALOGAN BERBASIS RESOURCE DESCRIPTION AND ACCESS (RDA)

Oleh Nia Hastari Doddy Rusmono Dini Suhardini

PETUNJUK TEKNIS INPUT DATA TERBITAN BERKALA MAJALAH/ JURNAL/ BULETIN/ TERBITAN BERKALA LAINNYA Untuk Tingkat Deskriptor Pustaka

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald (1981:5) Sistem

KARYA ILMIAH PEMANFAATAN KATALOG DALAM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG. Oleh:

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

untuk keperluan studi atau bacaan, studi ataupun rujukan.

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

BAB I PENDAHULUAN. buku yang kita inginkan, namun fungsi dari perpustakaan tidak hanya tempat

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

Pengelolaan Perpustakaan

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PASCAGEMPA DI UPT PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PANDUAN RINGKAS MENJALANKAN PROGRAM SIPISIS Oleh : B. Mustafa

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA KARYA CETAK DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH (KAPD)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (BPAD)

Morality Intellectuality Entrepreneurship

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

Kompetensi Pustakawan Pengolahan. Qudussisara Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI BUKU DENGAN SUBJEK AGAMA ISLAM KOLEKSI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

Panduan Pemasukan Data melalui SIPISIS for Windows

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 50 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PANGKALAN DATA BUKU

MODUL 4 SARANA TEMU KEMBALI TERBITAN BERSERI

oleh: HETTY GULTOM, S.Sos.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Perpustakaan sekolah

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source

BAB I PENDAHULUAN. yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

MENGGUNAKAN DDC. Oleh: Fiqru Mafar

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI UNTUK SUBYEK KEDOKTERAN MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

PENGELOLAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN. Erma Awalien Rochmah IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi No. 46, Tulungagung

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO : PER- 038/A/JA/09/2011

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

Modul VI BIBLIOGRAFI

BAB III LANDASAN TEORI. Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: kitab,bukubuku,

Berikut ini sekilas ilustrasi proses penelusuran sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan.

PROFIL KOLEKSI PERPUSTAKAAN IPB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Definisi Perpustakaan dan Perpustakaan Perguruan Tinggi

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Pengelolaan Perpustakaan

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII

Transkripsi:

BAB II SISTEM PENGATALOGAN BAHAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Katalogisasi atau penatalogan merupakan kegiatan yang utama dalam proses pengolahan buku agar siap dimanfatkan oleh pemakai atau pengguna. kegiatan pengatologan ini dilaksanakan oleh pustakawan yang berkerja pada bidang teknis. Menurut Sulistyo Basuki ( 1994 : 324 ) pengatologan adalah proses menyusun entri bagian katalog. Sedangkan menurut Soetminah (1992 : 96 ) katalog adalah daftar pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi bahan pustaka. Dari uraian di atas, dapat diyatakan bahwa katalog perpustakaan merupakan suatu daftar buku yang dimiliki suatu perpustakaan dan disusun secara sistemmatis untuk dapat memudahkan pengguna dalam menemukan informasi dari bahan pustaka yang disediakan oleh perpustakaan. Biasanya katalog memegang peranan penting dalam penelusuran informasi karena katalog memuat keterangan bibliografis tentang sebuah buku mulai dari nama pengarang, judul buku, ( anak judul dan judul tambahan ), edisi. Impresum ( kota terbit, nama penerbit, tahun terbit ), keterangan tentang deskrifsi fisik buku (kolasi) seperti jumblah halaman, keterangan seri, serta catatan-catatan yang dianggap perlu seperti nomor panggil (call namber). Dengan adanya katalog, maka pengguna dapat mengenali bahan pustaka apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan atau dapat digunakan sebagai petunjuk yang dapat membantu pengguna untuk menemukan dan memilih bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan secara cepat dan tepat. 10

Secara garis besar, jenis katalog dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu : (a) Katalog abjad (katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek, katalog leksikal/diclionary catalogue) (b) katalog klas (Clased catalogue) (c) Alphaberica-clased catalogue, (d) katalog terbagi (divided catalogue). Sedangkan menurut bentuk fisiknya katalog terdiri dari: 1) Katalog Kartu Pada katalog bentuk kartu dengan ukuran 7,5 x 12,5 cm, setiap entri ditulis dalam satu kartu ini kemudian dijajarkan dalam laci lemari katalog 2) Katalog Berkas Bentuk ini merupakan kumpulan kertas/kartu yang berisi keterangan mengenai katalog. Pada bagian kiri diberi lubang, kemudian diikat atau dijilid 3) Katalog Buku Pada katalog bentuk buku terdapat sejumblah entri yang tercetak pada setiap halamannya 2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Adapun tujuan pengatalogan menurut Sulistyo Basuki ( 1994 : 316 ) adalah : 1. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang ketahui berdasarkan nama pengarangnya, judulnya, dan subjeknya. 2. Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan oleh pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu atau dalam jenis literatur tertentu. 3. Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisnya atau berdasarkan karakternya. 11

Sedangkan yang menjadi fungsi dari pengatalogan menurut Lasa H.S. (1990:23) adalah: 1. Mencacat koleksi yang dimiliki oleh suatu pepustakaan. 2. Memudahkan pembaca dalam mencari bahan pustaka milik perpustakaan itu. 3. Mengembangkan standar-standar bibliografi secara internasional. Dari pendapat di atas dapat diyatakan bahwa tujuan dan fungsi dari pengatalogan adalah membantuh dan memudahkan pengguna untuk melakukan temu balik terhadap buku yang dibutuhkannya. 2.3 Pengatalokan Bahan Pustaka Pengatalokan bahan pustaka merupakan tugas pokok perpustakaan. Kegiatan pengatalokan ini dilaksanakan oleh putakawan bidang pelayanan teknis. Pengatalogan ini mempunyai dua kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu, katalogisasi dan klasifikasi. Dengan demikian, proses katalogisasi mencakup kegiatan katalogisasi deskriptif dan katalogisasi subjek. 2.4 Deskripsi Bibliografi Menurut Tairas ( 1981 : 177 ) pengertian deskripsi bibliografi adalah satu set data bibliografi dan fisik dari bahan pustaka. Bagian-bagian dari deskripsi bibliografi dibagi dalam tujuh unsur dimana praturan dasarnya telah ditetapkan dalam ISBD ( M ) (Internasional standard Bibliographic Description For Monographi). ISBD (M) merupakan basis peraturan deskripsi bahan monograf dalam AACR2. Internasional standard Bibliographic Description For Monographi disingkat ISBD (M) bertujuan memberikan suatu kerangka metode pembuatan yang dapat diteria secara internasional. Menurut Sulistyo Basuki (1993 : 334) ISBD (M) dibuat untuk memenuhi tiga hal utama: 12

1. Supaya informasi yang dilakukan oleh suatu negara atau dalam suatu bahasa dapat dengan mudah dikenal di negara lain atau oleh pemakaian yang berbahasa lain 2. Supaya informasi bibliografi yang dikeluarkan oleh suatu negara dapat dicampurkan dengan informasi bibliografi dari negara lain dalam suatu jajaran 3. Supaya informasi bibliografi dicatat dalam bentuk yang mudah dialihkan kebentuk yang dipakai oleh mesin, dengan prediksian sedikit-sedikinya. Untuk semua ini ditemukan suatu cara, sehingga berbagai unsur-unsur suatu informasi bibliografi dapat dengan mudah dialihkan atau dikenali dengan mata biasa maupun dengan mesin tanpa orang harus mengerti isinya. Alat yang digunakan adalah tanda baca. Setiap daerah dari data bibliografi tersebut dipisahkan dengan tanda baca yaitu tanda titik (.) dan tanda hubungan (.-) dan setiap daerah dibatasi dengan tanda baca yang mudah dimengerti Daerah yang ada dalam deskripsi bibliografi masing-masing adalah : 1. Daerah Judul dan Peryataan Kepengarangan Dalam daerah judul dan peryataan kepengarangan memuat unsur-unsur judul sebenarnya, judul pararel, keterangan judul dan peryataan kepengarangan. Antara judul sebenarnya dengan judul paralel dibatasi dengan tanda baca sama dengan (=), antara judul sebenarnya dengan keterangan judul dibatasi oleh tanda baca titik dua (:) untuk memperpendek judul digunakan tanda titik tiga ( ), untuk memisahkan antara judul dengan peryataan kepengarang ditandai dengan miring (/), apabila pengarang lebih dari tiga orang maka yang dicantumkan hanya pengarang pertama disebut dengan tanda.(et al), antara pengarang pertama dengan pengarang kedua atau penerjemah, editor digunakan tanda baca titik koma (;). Contoh : london consequences : a novel /edited by margeret brabble and B.S. Jhonson ; The work Ablemau ( et all ). 13

2. Daerah Edisi Daerah edisi memuat unsur-unsur yang terdiri dari peryataan edisi dan peryataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antara peryataan kepengarangan dengan edisi adalah tanta titik dan hubungan rengkap (.-) untuk memisahkan antara edisi dengan peryataan kepengarangan sehubungan dengan edisi dipakai tanda garis miring (/) dan untuk memisahkan pengarang dengan pengarang berikutnya sehubungan edisi digunakan tanda baca titik koma (:) Contoh : a Dictionary of modren english usage/ by J.H Fowle.-2 nd ed. / Revised by ernest gowers 3. Daerah Publikasi Daerah publikasi memuat unsur-unsur kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antara daerah edisi dengan daerah publikasi adalah tanda baca titik dan garis hubungan rangkap (.-), tanda baca yang digunakan untuk membatasi kota terbit dengan penerbit adalah tanda titik koma (;), untuk membatasi antara penerbit dengan tahun terbit tanda baca yang digunakan adalah koma (,). Sineloco [s.i] digunkan jika kota terbit tidak ada pada dokumen dan sinenomie [s.n] digunakan jika tidak ada pada penertbit dan sineanio [s.a] digunakan jika pada dokumen tidak ada tahun terbit. Jika kota terbit dan penerbit lebih dari satu maka cukup dicatat yaitu yang dianggap utama. Contoh : the Indian heritage of america / by Alvin M.Josephy. Batam ed -New york : Batam books, 1996 14

4. Daerah Deskripsi Fisik Dalam daerah deskripsi fisik terdapat unsur-unsur jumblah halaman buku baik yang memakai angka arab dan angka Romawi, peryataan ilustrasi, ukuran buku serta lampiran dan tambahan. Tanda baca yang digunakan untuk membatasi jumblah halaman yang memakai angka Romawi dengan angka arab dipakai tanda baca koma (,) antara angka arab dan peryataan ilustrasi dibatasi dengan tanda baca titik dua (;) untuk membatasi peryataan ilustrasi dengan ukuran buku digunakan tanda baca titik koma (;) dan ukuran dengan lampiran tanda baca yang digunakan adalah tanda tambah (+). Contoh : xi, 546p.:ill.;30 cm. + 7 maps. 5. Daerah Seri Daerah seri terdiri dari unsur-unsur peryataan seri, peryataan sub seri dan nomor seri. Tanda baca yang dipakai untuk mengawali daerah seri adalah tanda titik dan garis hubungan rangkap (.--), untuk judul seri dan sub seri dipakai tanda baca titik dua (:), untuk nomor seri dipakai tanda titik koma (;). Setiap seri ditulis dalam tanda kurung biasa (6). Contoh : (occasional papers / university of Illinions graduate school of Library science ; no. 25) 6. Daerah Catatan Dalam daerah ini memuat unsur-unsur yang diangap penting untuk diketahui pengguna perpustakaan. Unsur-unsur ini ini tidak tercantum dalam deskripsi bibliografi seperti judul asli karya terjemahan, bentuk karya akademiks, keterangan abstrak, bibliografi, indeks semua yang terdapat pada daerah catatan ini disususn menurut abjad. Contoh : Bib.p. : 333-232 Indekx p. : 233-245 15

7. Daerah Nomor Standar (ISBN) dan Harga Dalam daerah ini khusus mencatat nomor standar sebuah karya. Untuk bahan pustaka monograf (buku) disebut dengan ISBN ( International Standar Book Number). Kegunaan ISBN untuk mencatat semua terbitan yang ada di seluruh dunia serta digunakan sebagai sarana temu balik informasi. Harga merupakan unsur kedua daerah ISBN dan harga terbitan yang dicantumkan dengan angka serta lambang resmi mata uangnya. Contoh : ISBN : 987-234-24 2.5 Penentuan Tajuk Subjek Subjek merupakan tema, topik isi yang dibahas dalam suatu karya oleh pengarang. Isi dari karya tersebut diungkapkan dengan menggunakan istilah atau kata-kata yang dapat mewakili dokumen yang diambil dalam daftar tajuk subjek atau tesaurus. Kegiatan II sering disebut mengindeks. Menurut Eva Philips dalam buku Membina Perpustakaan (1992) mengindeks adalah seni menentukan subjek suatu karya, dan mencari istilah yang sama Untuk subjek itu dalam daftar tajuk subjek. Untuk menetukan tajuk subjek bukanlah suatu perkerjaan yang mudah. Oleh sebab itu seorang kataloger harus berpedoman pada daftar tajuk subjek yang telah ditetapkan oleh suatu perpustakaan, agar tidak terjadi kesalahan terhadap judul buku yang sama ditetapkan pada tajuk subjek yang berlainan. Pedoman untuk penentuan tajuk subjek pada perpustakaan yang umumnya banyak dipakai pedoman Library of Congress Subject Headings (LCSH). Searlist Heading, Daftar Tajuk Subjek indonesia dan lain-lain. 16

2.6 Penentuan Tajuk Entri Utama Dalam proses katalogisasi, hal pertama yang dilakukan adalah membuat konsep entri utama, yang dimaksudkan untuk mengindentifikasikan suatu buku atau karya. Tajuk entri utama ini ditemukan berdasarkan peraturan katalogisasi, yaitu : a) Praturan menetukan tajuk entri utama monograf. b) Peraturan menentukan tajuk badan penerbit berseri. c) Peraturan menentukan tajuk perorangan. d) Peraturan menentukan tajuk badan koporasi. Menurut tairas soekaraman (1981 : 128) entri utama adalah uraian katalog lengkap dari suatu bahan yang memberikan semua informasi yang diperlukan untuk mengindentifikasi suatu karya. Dalam katalog kartu entri ini memberikan juga jejakan dari semua entri tambahan yang dibuatkan untuk suatu karya. Tajuk entri utama berfungsi untuk menentukan posisi kartu dasar dalam susunan katalog pengarang dan katalog judul, karena pada umumnya katalog pengarang / judul disusun secara abjad. Pada umumnya yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang ( nama orang, badan korporasi, lembaga pemerinta atau swasta ) maupun yang bertangung jawab atas isi dari suatu buku. Nama orang dapat dijadikan sebagai tajuk apabila orang tersebut yang menjadi penanggung jawab suatu karya ( jumblah pengarangnya tidak lebih dari tiga orang ). Judul suatu karya dapat menjadi tajuk apabila karya tersebut tidak diketahui penanggung jawabnya ( kumpulan karya berada dibawah pimpinan editor atau penyunting dan pengarangnya lebih dari tiga orang ). Badan korporasi atau lembaga dapat menjadi tajuk apabila karya tersebut adalah milik badan, dibiayai oleh badan, isi publikasi merupakan tanggung jawab badan, dan menguraikan kegiatan-kegiatan badan. Sehubungan dengan hal tersebut, petugas yang mengerjakan katalog harus mengetahui dengan jelas ketentuan apa saja yang digunakan untuk memilih tajuk 17

entri utama, agar dipekerjakaannya sempurna, kosisten, dan mudah digunakan. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatiakan dalam memilih tajuk entri utama seperti: A. Karya pengarang tunggal Adalah suatu karya yang dikarang oleh suatu pengarang, maka yang menjadi entri utama adalah pengarang itu sendiri. B. Karya pengarang ganda Adalah karya yang dikarang lebih dari satu orang pengarang secara bersama-sama. Dalam kepengarangan ini ada beberapa ketentuan yanag dapat dilihat antara lain : - Apabila karya ditulis oleh dua orang atau tiga orang pengarang maka yang menjadi tajuk entri utama adalah pengarang utama yang disebutkan pertamakali pada halaman judul dan pengarang yang lain dituliskan sebagai tajuk entri halaman. - Bila suatau karya dikarang oleh tiga orang pangarang tanpa ada pengarang utama, tajuk ditentukan pada pengarang yang disebut pertama kali pada halaman judul. - Jika suatu karya dikarang lebih dari tiga orang, maka yang menjadi tajuk entri utama adalah judul dan pengarang pertama menjadi tajuk tambahan. C. Karya editor Adalah karya pengarang ganda yang terdiri dari lebih tiga orang pengarang dibawah seorang editor, dalam hal ini ketentuan yang harus diperhatikan yaitu: - Karya dibawah pimpinan editor yang mempunyai judul bersama entri utamanya ditetapkan dibawah judul, sedangkan entri tambahannya adalah editor. 18

- Jika tidak mempunyai judul bersama, entri utama adalah pengarang atau judul karya tersebut, sedangkan entri tambahannya dibawah editor D. Karya anonim Adalah karya yang tidak diketahui pengarang atau nama pengarangnya tidak jelas, untuk karya ini yang menjadi entri utama adalah judul. E. Karya badan korporasi Yang menjadi tajuk entri utama untuk badan korporasi adalah badan itu sendiri, jika badan itu yang bertanggung jawab atas karya yang dihasilkan. Tajuk entri utama untuk badan korporasi adalah nama perkumpulan organisasi, bank dan lembaga penelitian. Untuk badan pemeritahan seperti legislatif, yudiskatif, dan edukatif yang menjadi tajuk entri utama adalah nama negara. F. Karya terjemahan Bila suatu karya diterjemahkan kedalam bahasa lain, tajuk entrinya ditentukan pada pengarang asli, dan entri tambahan dibuat pada penerjemah. 2.7 Klasifikasi Di perpustakaan ada begitu banyak buku, mulai dari buku yang tebal, tipis, tinggi, lebar, dan sebagainya. Bila buku-buku tersebut hanya disusun menurut tinggi, warna, dan tebalnya, maka pengguna akan sulit menentukan koleksi buku yang disediakan oleh perpustakaan dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, sebaiknya buku-buku tersebut harus disusun dan diperkelompokkan sesuai dengan isi dan subjeknya. Pengelompokan buku dalam perpustakaan dikenal dengan istilah klasifikasi bahan perpustakaan. Ada berbagai sumber yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui pengertian klasifikasi. Soetminah ( 1992 :81 ) menjelaskan bahwa klasifikasi adalah kegiatan mengelompokan buku-buku yang subjeknya berbeda. Sedangkan Sulistyo Basuki (1990 : 395) menyebutkan klasifikasi adalah proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda atau entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam 19

pengetahuan kedalam tatat urutan sistematis. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Eryono (1993 : 126) bahwa klasifikasi adalah pengelompokan barang-barang atau objek berdasarkan tingkat persamaannya. Dengan demikian berarti sekaligus pemisahannya dari benda-benda atau objek lain berdasarkan tinggkat perbedaannya. Secara sederhana dari pergertiaan klasifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi adalah pengelompokan buku-buku yang subjeknya sama dengan sesuai dengan bidang-bidang ilmu yang terkandung dalam buku tersebut. Pengelompokan bidang ilmu tersebut dibagi atas: - Kelompok buku teks - Kelompok terbitan berkala: - Majalah - Bibliografi - Indeks - Dan lain-lain - Kelompok bidang ilmu pengetahuan. - Filsafat - Keagamaan - Sosial/kemasyarakatan - Bahasa - Eksakta - Terapan/prktis - Kesenian, rekreasi dan olah raga - Kesusastraan - Sejarah, bibliografi dan ilmu bumi (sumardji, 1988:25). Tujuan klasifikasi adalah untuk membantu pemakai mengindentifikasi dan melokalisasi sebuah dokumen berdasarkan nomor pangil, serta mengelompokkan semua diokumen sejenis menjadi satu. Klasifikasi mengacu pada susunan logis bidang pengetahuan dan seni menyusun buku atau dokumen lain sesuai dengan bagan 20

klasifikasi. Dengan kata lain, klasifikasi berarti pembuatan sebuah bagan klasifikasi dan penerapan bagan klasifikasi tersebut terhadap bahan pustaka. Orang yang menerapkan bagan klasifikasi tersebut dinamai pengklasifikasi (classifier). Ada beberapa sistem klasifikasi yang digunakan perpustakaan diseluruh dunia seperti, Dewey Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC), Library congres classification (LCC), Sistem CC (colo Classification), daftar perluasan DDC yang khusus dikembangkan untuk indonesia, dan lain-lain. Dari beberapa sistem klasifikasi tersebut, DDC merupakan sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan oleh perpustakaan di dunia termasuk Indonesia. DDC membagi ilmu pengetahuan dalam 10 kelas utama, yaitu : 000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni 600 Ilmu Terapan 700 Kesenian dan Olah Raga 800 Kesusasteraan 900 Sejarah dan Geografi ( sulistyo-basuki, 1993: 408) Pada DDC edisi 19 sistem klasifikasi dibagi tiga volume, volume pertama introduction, volume ke-2 bagan atau schedule dengan notasi 000-999, volume ke-3 indeks relatif yang berisikan subjek yang disusun secara alfabetis disertai nomor klasifikasi. Pada DDC edisi 20 dibagi menjadi empat volume, volume pertama 21

dengan notasi 000-599 dan 600-999 dan volume ke-4 disebut indeks relatif. Pada DDC 21 sistem klasifikasi sama dengan DDC edisi 20 yaitu terdiri dari empat volume. 2.8 Pengertian Kartu Katalog Secara Manual Kartu katalog yang akan diketik terlebih dahulu harus dipersiapkan T-slip (Temorary Slip). T slip yang terbuat dari kertas buram berukuran ¼ folio dengan ukuran 7,5 x 12,5. Fungsi dari T-slip adalah sebagai konsep untuk pembuatan kartu katalog yang berisikan keterangan-keterangan mengenai buku yang bersangkutan. T-slip ini sifatnya sementara karena ini merupakan konsep untuk memudahkan pada saat pengetikan kartu katalog. Isi dari T-slip meliputi : - Nomor penepatan - Nama pengarang - Judul - Imprit (impresum) - Kolasi (deskripsi fisik) - Notasi - Tracingaitu Menurut sumardji (1994 :11) setiap bahan pustaka paling sedikit dibuat empat jenis kartu katalog yai tu : a. Kartu katalog pengarang b. Kartu katalog judul c. Kartu katalog subjek d. Kartu katalog shelflist 22

2.9 Penyusunan Kartu Katalog pada Laci Katalog Kartu-kartu katalog yang sudah siap diolah disusun agar pengguna dapat dengan mudah melakukan penelusuran. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 319) penyusunan katalog sacara garis besar yaitu : 1. Katalog abjad terdiri dari a. Katalog pengarang b. Katalog judul c. Katalog subjek d. Katalog leksikal (dictionary catalugue) 2. Katalog kelas (clssifed catalogue) 3. Katalog terbagi (devided catalogue) Susunan katalog abjad disusun menurut abjad dari setiap entri ( pengarang, judul dan subjek ). Katalog pengarang memberikan informasi tentang nama pengarang suatu karya. Katalog judul memberikan informasi mengenai judul-judul buku apa saja yang dimiliki perpustakaan. Katalog subjek memungkinkan pengguna untuk mengetahui buku-buku yang dimiliki oleh perpustakaan berdsarkan subjeknya. Sedangkan katalog leksikal merupakan katalog yang mencangkup entri pengarang, judul dan subjek yang disusun bersama-sama menjadi satu menurut abjad. Susunan katalog kelas (classified catalogue) disusun menurut kelas dari setiap entri. Susunan katalong terbagi merupakan sempalan dari katalog leksikal. 2.10 Penyusnan Buku di Rak Menurut Soetimah (1992 : 83) penyusun buku adalah kegiatan menempatkan buku pada yang sudah selesai diolah dan dilengkapi dengan lebel didalam rak, buku diatur sesuai dengan sandi buku yang merupakan kode kelompok subjek atau isi buk. Dalam penyusunan buku di rak diperhatikan nomor pangil, karena berfungsi sebagai petunjuk tempat atau nomor urut dimana buku yang bersangkutan harus ditempatkan dan disusun pada rak. Nomor yang sama menjadi entri utama. Apabila 23

tiga huruf pertama pun sama maka disusun mulai dari kelas yang terkecil sampai yang terbesar. Rak yang diisi buku-buku tidak boleh diisi terlalu padat atau penuh karena akan membuat rusak buku-buku dan susah untuk mengambilnya kembali, serta buku-buku baru akakn kesulitan untuk menempatkannya ke rak buku. Sebaiknya setiap rak buku bagian bawah dikosongkan agar buku-buku baru dapat ditempatkan di bagian tersebut. pada tiap tingkat rak sebaiknya hanya diisi buku setengah atau tiga perempat saja agar memudahkan dalam penembahan buku dan tidak mengeser buku terlalu banyak. 2.11 Katalog Komputer (OPAC) Katalog komputer terpasang ( Online komputer katalog ) sering disebut dengan online public access catalugue ( OPAC ), adalah bentuk katalog terbaru yang telah digunakan pada sejumblah perpustakaan tertentu. OPAC cepat menjadi pilihan katalog yang digunakan oleh berbagai jenis perpustakaan. Dari berbagai bentuk fisik katalog yang telah digunakan diperpustakaan, ternyata OPAC dianggap paling luwes ( fleksibel) dan paling mutakhir ( Taylor 199 : 11) Online Public Access Catalugue ( OPAC ) merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekaman lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna. OPAC adaah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna untuk menelusuri data katalog (untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Berbagai perpustakaan mulai menggunakannya sebagai perangkat lunak untuk membuat katalog. Pada perpustakaan umum kota medan memutuskan bahwa Micro CDS/ISIS merupakan perangkat lunak resmi untuk perpustakaan umum kota medan. Untuk format katalog digunakan format indomarc. Jadi secara umum, OPAC adalah 24

suatu sistem temu balik informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusuri koleksi suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya. 25