BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dianggap sebagai bundel sumber daya produktif dan perusahaan berbeda memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membangun model penelitian.

DAFTAR ISI Daftar Isi

Analisis Sumberdaya dan Kapabilitas Internal Perusahaan Menggunakan RBV

PERTEMUAN 4 : LINGKUNGAN INTERNAL: SUMBER DAYA, KAPABILITAS DAN KOMPETENSI INTI

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan bisnis di Indonesia menjadikan negeri ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah Fiorella Clay yang berjualan secara online.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

By dendar

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV maka, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Strategi Operasi untuk Barang & Jasa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dan kapabilitas yang dimiliki oleh Bank BTN serta menentukan sumber daya dan

BAB I PENDAHULUAN. memandang pentingnya keberadaan UMKM, yaitu (1) kinerja UMKM

MANAJEMEN STRATEGIK KULIAH IV. Tujuan Pembelajaran BAHASAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan fungsi dan peran supply chain management (SCM) pada. sebuah perusahaan agar menjadi lebih efisien dan produktif?

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan saling bersaing untuk menjadi yang terunggul.

FORMULASI STRATEGI HOTEL RUMAH TAWA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING MELALUI PENDEKATAN RESOURCE BASED VIEW

BAB I PENDAHULUAN. Peran Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses pada 08 November 2016 pukul WIB.

ANALISIS INTERNAL PERUSAHAAN (STRENGTH & WEAKNESS), MENGGUNAKANKONSEP RESOURCE-BASED VIEW OF THE FIRM DENGAN KERANGKA VRIO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan di bidang perekonomian sampai saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. (customer value delivery) secara menguntungkan. Dalam kondisi persaingan yang

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

ANALISIS STRATEGIS PEMASARAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya agar tetap exist. Apalagi sekarang ini tuntutan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Untuk mengatasi hal tersebut suatu perusahaan dituntut untuk lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Proses Manajemen Stratejik. Dosen: Pristiana Widyastuti, S.AB.,M.AB.,MBA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ir. M. Yamin Siregar, MM

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia usahanya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. daya saing yang tinggi untuk dapat bersaing dalam pasar global. Untuk itu perlu

Peminat Sekolah S2 Bisnis 10% Tidak Berminat Berminat 90%

BAB III METODOLOGI. Dalam penulisan tesis ini digunakan strategi analisis situasi dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB I PENDAHULUAN. market sharenya, beberapa perusahaan menerapkan berbagai strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk menghasilkan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang

BAB V PENUTUP. analisis data yang dilakukan, implikasi penelitian, keterbatasan penenlitian dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian maupun perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dalam Industri Leasing (pembiayaan)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan inovasi dan mengembangkan diferensiasi produknya. Teknologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini emas semakin disukai sebagai salah satu pilihan investasi, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing

I. PENDAHULUAN. perkembangan dunia konstruksi sekarang ini banyak sekali hal-hal yang

Analisis industri..., Hendry Gozali, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mereka dituntut untuk memberikan dan menawarkan produk yang terbaik bagi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengetahui strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana. perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baru bermunculan sehingga mengakibatkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pendekatan pada mempelajari kekuatan dan kelemahan internal perusahaan terletak pada dua asumsi dasar. Pertama, bahwa perusahaan dapat dianggap sebagai bundel sumber daya produktif dan perusahaan berbeda memiliki bundel sumber daya yang berbeda. Ini adalah asumsi dari heterogenitas sumber daya (resource heterogeneity) perusahaan. Kedua, bahwa beberapa sumber daya sangat mahal untuk ditiru atau penawarannya inelastik. Ini adalah asumsi imobilitas sumber daya (resource immobility). Jika sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan memungkinkan perusahaan itu menggali kesempatan atau menetralkan ancaman, sumber daya ini dimiliki oleh hanya sejumlah kecil perusahaan yang berkompetisi, dan jika mereka mahal untuk ditiru atau penawarannya inelastik, maka mereka mungkin kekuatan perusahaan dan sumber daya potensial dari keunggulan kompetitif. Selain itu mungkin bahwa tidak hanya beberapa sumber dan kapabilitas memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, tetapi ribuan atribut organisasi, yang dibundel bersama mampu menghasilkan keunggulan kompetitif. Pendekatan Resource Based View berhubungan dengan pilihan strategi yang dapat digunakan pihak manajemen Mirota Batik dengan tugas penting untuk mengidentifikasikan, mengembangkan, dan menggunakan sumber daya utama yang dimiliki perusahaan untuk memaksimumkan hasilnya. Alasannya adalah 110

perusahaan yang memiliki serta menggunakan sumber daya dan kapabilitasnya secara efisien memiliki peluang yang lebih besar untuk beroperasi secara ekonomis dan lebih baik dalam memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sumber daya atau kapabilitas yang dimiliki Mirota Batik merupakan kekuatan atau kelemahan yang relevan dalam menghasilkan keunggulan bersaing. Dalam melakukan analisis Resource Based View, salah satu cara untuk mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas yang memiliki potensi untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan adalah dengan menggunakan analisis rantai nilai (value-chain analysis). Dengan memahami hal tersebut membuat perusahaan berpikir mengenai sumber daya dan kapabilitas sebagai keunggulan bersaing yang potensial sampai pada level yang sangat mikro, sehingga akan menunjukkan berbagai sumber daya dan kapabilitas yang diperlukan. Setiap aktivitas kegiatan, baik itu aktivitas primer maupun aktivitas pendukung yang ada di rantai nilai Mirota Batik mempunyai kekuatan dan kelemahan yang relevan dan tidak relevan dengan keunggulan bersaing perusahaan. Berdasarkan analisis rantai nilai di Bab IV, dapat disimpulkan bahwa sumber daya atau kapabilitas di Mirota Batik yang diisyaratkan sebagai key success factors adalah sebagai berikut: Menawarkan konsep toko belanja batik yang lengkap dengan berbagai jenis, motif, model, untuk segala usia. 111

Menawarkan konsep toko belanja batik dipadukan dengan beraneka ragam kerajinan tradisional, souvenir, barang-barang kesenian, jamu dan lulur tradisional, cokelat, sampai makanan ringan dan oleh-oleh khas Yogyakarta. Oblong Pitutur sebagai produk asli Mirota Batik, yang merupakan cenderamata alternatif dengan desain bermuatan falsafah budaya Jawa dan kata bijak yang di ambil dari serat karya-karya Pujangga Jawa Ronggo Warsito. Perpaduan konsep toko belanja dengan budaya dan kesenian Jawa umumnya dan Yogyakarta khususnya. Penerapan konsep one stop shopping. Menawarkan competitive price Menjual beraneka ragam barang dengan tetap fokus pada kualitas. Strategi pemasaran dari mulut mulut. Kepercayaan dan loyalitas supplier. Menerapkan sistem konsinyasi (titip jual). Kemampuan mengikuti perubahan dan perkembangan tren produk di pasaran. Area Mirota Batik yang strategis terletak di kawasan wisata Malioboro dan tepat berseberangan dengan pasar Beringharjo. Memiliki dukungan dari keluarga Keraton Yogyakarta. Budaya tepo seliro yang ditanamkan oleh sang pemilik sebagai budaya organisasi. 112

Jiwa seni dan kreativitas dalam menciptakan ide serta inovasi dari sang pemilik. Mempunyai sumber daya manusia berpengalaman dalam olah kreativitas dan seni. Kemampuan melakukan regenerasi yang qualified untuk meneruskan jiwa seni dan kreativitas yang dimiliki oleh sang pemilik dan telah membudaya dan berakar kuat sebagai kompetensi inti dari Mirota Batik. Setelah melakukan analisis sumber daya dan kapabilitas melalui pendekatan VRIO Framework dapat disimpulkan bahwa hampir semua sumber daya dan kapabilitas Mirota Batik yang menjadi sumber keunggulan bersaing memiliki sifat competitive parity, temporary competitive advantage, dan Sustained competitive advantage. 5.2 Saran Dalam resource based view (RBV) menunjukkan bahwa jika semua yang dilakukan oleh perusahaan adalah menciptakan nilai dengan cara yang sama dengan pesaingnya, kinerja terbaik yang dapat diperkirakan adalah competitive parity. Untuk bekerja lebih baik dibanding competitive parity, perusahaan harus terlibat dalam aktivitas yang bernilai (valuable) dan jarang (rare). Perusahaan harus melakukan berbagai hal untuk menciptakan nilai ekonomi yang tidak dilakukan perusahaan lain. Dalam mencari keunggulan kompetitif, perusahaan lebih baik untuk mengembangkan dan mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas uniknya 113

dibanding unggul pada bagaimana meniru sumber daya dan kapabilitas dari perusahaan lain. Ini tidak mengimplikasikan bahwa perusahaan harus selalu menjadi penggerak pertama untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Beberapa perusahaan mengembangkan sumber daya dan kapabilitas yang bernilai, jarang dan mahal ditiru sebagai penggerak kedua yang efisien, yaitu mengimitasi cepat dan meningkatkan inovasi produk dan teknologi dari perusahaan lain. Bukannya menyarankan bahwa perusahaan harus selalu menjadi penggarak pertama, pandangan berbasis sumber daya menunjukkan bahwa untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan harus mengimplementasikan strategi yang mendasarkan pada sumber daya dan kapabilitas yang bernilai, jarang dan mahal ditiru, apapun strategi atau sumber dayanya. Sumber daya dan kapabilitas yang bersifat competitive parity yang dimiliki oleh Mirota Batik saat ini juga dimiliki oleh para kompetitornya. Oleh karena itu, agar Mirota Batik mampu unggul dalam industri batik dan kerajinan maka Mirota Batik harus terus meningkatkan sumber daya maupun kapabilitas yang dimilikinya. Dari hasil penelusuran serta pemetaan kekuatan dan kelemahan sumber daya dan kapabilitas yang dilakukan melalui analisis rantai nilai, maka Mirota Batik dapat menciptakan keunggulan bersaing dengan melakukan beberapa perbaikan, antara lain: 1. Melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas operasional, yakni mengembangan dan pelebaran infrastruktur yang berkelanjutan. 114

2. Mengembangkan infrastruktur teknologi informasi sehingga pemanfaatan secara maksimal kegiatan perusahaan melalui fasilitas berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dapat lebih mendukung strategi perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing. 3. Membuat program training untuk meningkatkan kualitas knowledge maupun skill dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan terkait langsung dengan profesi dan keahlian maupun kemampuan/ketrampilan (manajerial) lainnya sehingga dapat menunjang produktivitas kerja karyawan. 5.3 Keterbatasan Penelitian Konsep RBV sangat berguna bagi para manajer untuk mengingatkan mereka bahwa keunggulan kompetitif yang berkelanjutan tidak selalu menjadi hasil dari operasi dalam peluang ancaman lingkungan yang tinggi dan rendah, tetapi juga tergantung pada keberadaan dan eksploitasi sumber daya perusahaan dan kemampuan yang berharga, langka dan mahal untuk meniru. Sebagai hasilnya, dapat digunakan oleh manajer untuk menilai kekuatan dan kelemahan sebuah perusahaan dalam merumuskan suatu strategi. Namun, konsep RBV ini mempunyai dua kelemahan. Pertama, tingkat subyektifitas yang relatif masih tinggi, dikarenakan causal ambiguity. Mungkin saja manajer tidak mengetahui sumber daya yang menghasilkan keunggulan bersaing, atau mereka dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah memandang keunikan mereka dan terlalu tinggi atau terlalu rendah memandang sejauh mana 115

strategi yang mereka kejar dapat menjadi sustained competitive advantage. Kemungkinan lainnya adalah bahwa manajer bisa saja salah melakukan penilaian atau analisis apakah sumber daya dan kapabilitas pesaingnya merupakan sumber daya dan kapabilitas individual atau merupakan sumber daya dan kapabilitas yang terikat menjadi satu bersama atribut organisasi lainnya. Hal ini menyebabkan munculnya kemungkinan terjadinya pembiasan dari penerapan teori dan semua definisi termasuk sumber daya juga membatasi makna manajerial RBV. Kedua, perusahaan yang tidak memiliki sumber daya kritis tidak dapat menciptakan keunggulan kompetitif sehingga konsep RBV tidak dapat diterapkan untuk perusahaan tersebut. Oleh karena itu, akademisi sebaiknya harus tetap melanjutkan untuk melakukan penelitian mengenai RBV sebagai proses pembelajaran untuk lebih memahami dan memperoleh pengetahuan baru tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang unggul, kemampuan menganalisis apakah sumber daya dan kapabilitas pesaing adalah individual atau terikat dengan sekumpulan atribut organisasi lainnya, dan membantu perusahaan untuk mengembangkan atau merumuskan strategi yang lebih tepat dan efektif untuk keberlangsungan perusahaan. 116