MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS

dokumen-dokumen yang mirip
Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

PENGARUH KEDIP LISTRIK PADA OPERASI RSG-GAS TERAS 66

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

KAJIAN OPERASI RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN DUA TRANSFORMATOR

KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

REAKTOR BEROPERASI DENGAN BEBAN LISTRIK PADA JALUR 1 DAN JALUR 2. Koes Indrakoesoema KONSUMSI ENERGI LISTRIK PUSAT REAKTOR SERBA GUNA (PRSG) SAAT

EVALUASI PENGOPERASIAN POMPA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER UNTUK MENUNJANG OPERASI REAKTOR RSG-GAS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

REFUNGSIONALISASI PEMUTUS PADA PANEL DISTRIBUSI UTAMA BHB03/04 DAN BHC03/04

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS

BAB III KEBUTUHAN GENSET

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

EV ALUASI KONSUMSI DAY A LISTRIK RSG-GAS PADA SIKLUS OPERAS I TERAS KE 58. Teguh Sulistyo Pusat Reaktor Serba Guna Kawasan Puspiptek Serpong 5310

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

TEORI LISTRIK TERAPAN

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

MODIFIKASI SISTEM KENDALI MOTOR POMPA PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS UNTUK MENANGGULANGI KEDIP LISTRIK

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

PERANCANGAN SUPLAI TEGANGAN CADANGAN UNTUK MENGANTISIPASI SUPAYA BATERAI UPS DI ELECTRIC ROOM 5 TIDAK KEHABISAN DAYA

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA

MODIFIKASI PANEL LISTRIK SISTEM LAPISAN AIR HANGAT KOLAM REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

PEMELIHARAAN SISTEM PENDINGIN PRIMER JE 01 DI REAKTOR GA. SIWABESSY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

PERHITUNGAN KEANDALAN PENGGABUNGAN JALUR DISTRIBUSI SISTEM KELISTRIKAN RSG-GAS

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

BAB 3 METODE PENGUJIAN

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Transkripsi:

MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS Kiswanto, M. Taufiq, Yayan Andriyanto, Nugraha Luhur Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan 153 Email : kiswanto@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI SUPLAI DAYA LISTRIK KATUP GBA01 AA001 SISTEM DISTRIBUSI AIR BAKU RSG-GAS. Sistem penyedia air baku (GBA01) merupakan unit kolam penampungan air yang dipergunakan sebagai penyedia air baku untuk sistem pendingin sekunder dan sistem produksi air bebas mineral. Sumber air baku kolam selama ini di pasok dari PAM Puspiptek melalui pipa distribusi demgan menggunakan katup GBA01 AA001 yang digerakkan menggunakan motor listrik dengan tegangan kerja 380 V yang dipasok dari panel jalur listrik normal BHC. Telah dilakukan modifikasi pasokan suplai daya listrik untuk katup GBA01 AA001 dengan memindahkan suplai listrik tersebut ke jalur listrik BNC yang disuplai dari PLN dan diesel. Modifikasi dilakukan dengan mempelajari gambar diagram suplai daya listrik dari PLN untuk mengetahui spesifikasi beban yang diperlukan, mempelajari gambar diagram distribusi diesel untuk mengetahui beban diesel, membuat perancangan, melakukan instalasi dan melakukan pengujian untuk melihat unjuk kerjanya. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi dan tetap dapat beroperasi meskipun terjadi gangguan pada suplai daya listrik dari PLN. Kata kunci : modifikasi, suplai listrik, katup ABSTRACT MODIFICATION OF ELECTRICAL POWER SUPPLY DISTRIBUTION OF RAW WATER VALVE GBA01 AA001 SYSTEM Raw water supply system (GBA01) is a unit of water storage pool that is used as the raw water supply for the secondary cooling system and demineralized water production system. The source of raw water in the pond has been supplied from PAM Puspiptek through distribution pipes demgan using GBA01 AA001 valve actuated by electric motors with a working voltage of 380 V is supplied from a panel of normal electrical pathways BHC. They were modified supply of electrical power supply to the valve GBA01 AA001 by moving the power supply to the electric lines BNC supplied from PLN and diesel. Modifications made by studying the diagram of electricity power supply to determine the specifications of the required load, studying diesel diagram to determine the load distribution of diesel, making the design, install and test to see the performance. From the test results it can be concluded that the system can work according to specification and still be able to operate even if an interruption in the power supply of electricity.. Keywords: modification, electricity suplay, valve PENDAHULUAN Sistem pendingin sekunder reaktor G.A. Siwabessy berfungsi melepaskan panas yang diterima dari sistem pendingin primer dan hal ini terjadi di di menara pendingin, dimana pada saat pelepasan panas sebagian air ikut menguap dan terpercik ke lingkungan, sehingga perlu dilakukan penambahan air ke sistem pendingin. Untuk penambahan air atau make-up pada sistem pendingin diperlukan adanya sumber air yang selalu siap untuk dipergunakan yaitu sistem penyedia air baku (GBA01). Sistem ini berfungsi untuk menyimpan air yang akan digunakan sebagai cadangan bagi sistem pendingin sekunder dan sistem penyedia air bebas mineral(1). Pasokan air bersih bagi sistem penyedia air baku (GBA01) dilakukan oleh sistem distribusi air dari Puspiptek melalui pipa distribusi dengan menggunakan katup GBA01 AA001 sebagai pengendali masuknya air yang menggunakan motor listrik dengan tegangan 222

kerja 380 V ac. Saat terjadi kendala terhentinya pasokan air dikarenakan matinya suplai listrik PLN yang mensuplai katup GBA01 AA001 maka pasokan air bersih akan terhenti, hal ini terjadi karena suplai listrik untuk katup GBA01 AA001 masih menggunakan pasokan dari jalur PLN yaitu jalur utama I pada panel BHC. Untuk menghindari hal ini maka dilakukan modifikasi suplai listrik yaitu dengan memindahkan suplai listrik dari jalur normal utama I ke jalur darurat BNC yang suplai listriknya berasal dari diesel BRV30, sehingga pada saat terjadi pemadaman listrik PLN kebutuhan suplai listrik untuk katup GBA01 AA001 dapat dipenuhi oleh sistem darurat diesel BRV30. Modifikasi dilakukan dengan mempelajari gambar diagram suplai daya listrik dari PLN untuk mengetahui spesifikasi beban yang diperlukan, mempelajari gambar diagram distribusi diesel untuk mengetahui beban diesel, membuat perancangan, melakukan instalasi dan melakukan pengujian untuk melihat unjuk kerjanya TEORI Diskripsi Sistem dan Suplai Daya Listrik RSG-GAS 1. Sistem suplai air baku Puspiptek merupakan institusi yang mengelola suatu kawasan lembaga penelitian yang didalamnya terdapat beberapa instansi/lembaga penelitian milik pemerintah. Lembaga penelitian tersebut dibangun di area Puspiptek dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi di berbagai bidang yang aplikasinya dimanfaatkan baik dalam Tabel 1 Kebutuhan air di reaktor dunia industri, kesehatan maupun kemasyarakatan. Untuk menyediakan kebutuhan air bersih di seluruh kawasan Puspiptek, baik yang berada dilingkungan perkantoran, laboratorium, maupun di perumahan, maka dibangun unit pengolahan air bersih dengan menggunakan sumber air baku dari sungai Cisadane. Air bersih dari Unit PAM (Pengelola Air Minum) Puspiptek dibuat menggunakan standar nasional air minum dengan mengacu pada SNI 01-3553-2006 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) Di Pusat Reaktor Serbaguna GA. Siwabessy, air bersih dipergunakan sebagai sumber air bagi karyawan yang berada di gedung kantor dan sebagai penyedia air pendingin bagi reaktor, sehingga kebutuhan air bersih yang diperlukan menjadi cukup besar dan sangat vital bagi kelangsungan dan keamanan operasi reaktor. Dan karena pasokan air bersih hanya disediakan oleh unit PAM Puspiptek maka ketergantungan pada unit ini menjadi 100% sehingga apabila terdapat gangguan pada unit produksi air bersih maka kegiatan yang berada di lingkungan PRSG menjadi terganggu. Untuk menjalankan reaktor dengan beban operasi penuh, reaktor serbaguna membutuhkan air untuk proses sebanyak ± 100 m 3 /jam, sebagian besar air tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pada proses penambahan air pendingin sekunder dan proses pembuatan air bebas mineral. Jumlah kebutuhan air tersebut tidak selalu tetap tetapi tergantung pada mutu air pemasok (PAM Puspiptek) dan kondisi operasi dari sistem yang terkait. Adapun perincian kebutuhan air proses di reaktor serbaguna adalah : Kebutuhan air untuk keperluan Jumlah Laju penambahan air ke sistem pendingin sekunder karena penguapan dan percikan di menara pendingin untuk setiap kali penambahan Laju penambahan air ke sistem pendingin sekunder karena blow-down, (untuk memperbaiki kualitas air pendingin) untuk setiap kali penambahan 53 m 3 /jam 20 m 3 /jam Laju proses pengolahan air bebas mineral, untuk setiap kali proses 5 m 3 /jam Sistem sanitasi, sistem pemadam kebakaran dan cadangan 22 m 3 /jam Dari jumlah total kebutuhan air di gedung reaktor hanya 78 m 3 /jam yang harus di sediakan pada sistem penyedia air baku sedangkan untuk keperluan sanitasi, pemadam kebakaran dan cadangan disediakan oleh jalur pipa pasokan air PAM Puspiptek 223

yang lain. Kebutuhan jumlah air tersebut juga tidak berlangsung secara terus-menerus tetapi hanya pada saat tertentu ketika air pendingin sekunder dan sistem pengolahan air bebas mineral membutuhkan pasokan air baku untuk proses. Air proses pada kolam persediaan air baku dipasok dari PAM Puspiptek melalui pipa tunggal dengan diameter 150 mm (DN 150) di tampung pada kolam air proses yang terletak di gedung bantu. Kolam penampung air proses mempunyai kapasitas tampung 100 m 3 dan selalu dijaga dalam kondisi penuh secara otomatis oleh kendali permukaan air (PA04 CL001) yang akan memerintahkan katup GBA01 AA001 untuk membuka atau menutup secara otomatis(2). 2. Suplai Daya Listrik Fungsi dari sistem suplai daya listrik adalah untuk memasok energi listrik ke sistem-sistem yang ada di RSG-GAS sehingga memungkinkan dipenuhinya persyaratan fungsi pada keadaan operasi normal dan kondisi darurat. Di RSG-GAS sistem suplai daya listrik didesain secara redundan, yang setiap grup redundan dihubungkan ke masing-masing redundan panel distribusi utama. Satu dari tiga buah sistem suplai daya redundan terdiri dari: a) Daya normal 380 V AC (PLN) b) Daya darurat 380 V AC (Diesel) c) Daya tak putus 24 V DC a) Daya Normal 380 V AC (PLN) Daya listrik RSG-GAS dipasok dengan daya listrik melalui 2 (dua) sirkuit 20 kv dari sumber daya utama (PT. PLN). PT. PLN memasok instalasi RSG-GAS dengan daya 3030 kva sedangkan kebutuhan daya listrik untuk operasi reaktor dan gedung perkantoran sebesar 2500 kva. Tegangan rendah disediakan oleh 3 (tiga) transformator penurun tegangan (BHT01, BHT02, dan BHT03) menjadi 400 V AC secara redundan. Sisi tegangan rendah dari transformator dihubungkan dengan 3 redundan panel distribusi utama 380 V AC (BHA, BHB, dan BHC) yang dipasang pada gedung bantu. Panel distribusi utama tersebut juga memasok panel distribusi normal reaktor 3 redundan (BHD, BHE, dan BHF untuk kondisi operasi normal dan 3 panel distribusi daya darurat (BNA, BNB, dan BNC) pada gedung reaktor. b) Daya Darurat 380 V AC (Diesel) Sistem yang terkait dengan keselamatan dipasok oleh sistem daya darurat secara redundan (BNA, BNB, dan BNC). Dalam hal kegagalan suplai daya normal, tiap-tiap panel distribusi darurat dipasok oleh dieselgenerator yang independen (yang di beri kode BRV10, BRV20, dan BRV30). Setiap sumber daya dilengkapi dengan hubungan otomatis untuk satu grup beban redundan, tetapi tidak berhubungan dengan grup redundan lainnya. Dengan demikian sistem daya darurat dipisahkan menjadi tiga redundan dan jalur yang berbeda, masingmasing dipasok oleh diesel-generator yang independen dan redundan dengan peralatan tambahan yang menyertainya seperti sistem start-up dan sistem pemasokan bahan bakar. Dengan demikian kegagalan pada salah satu jalur tidak akan mengganggu kemampuan dan kelayakan jalur lainnya. Setiap unit dieselgenerator mampu melayani beban-beban jalur darurat secara penuh ditambah dengan kapasitas cadangan sekurang-kurangnya 10 % secara kontinyu(3). c) Daya Tak Putus 24 V DC Tiga buah sistem tak putus 24 V DC disuplai dari tiga buah busbar darurat. Setiap sistem suplai daya tak putus terdiri dari penyearah (rectifiers) + 24 V dan 24 V (BTU11/BTU12, BTU21/BTU22, dan BTU31/ BTU32), baterai (yang idberi kode BTJ11/BTJ12, BTJ21/BTJ22, dan BTJ31/BTJ32), dan panel-panel distribusi (BWE, BWF, dan BWG). Sistem tak putus 24 V DC ini memasok pula Sistem Proteksi Reaktor (termasuk katup isolasi primer) dan peralatan Instrumentasi dan Kendali. 224

3. Perhitungan Arus Nominal Untuk menghitung besarnya arus nominal untuk motor AC 3 fasa yang mengalir pada penghantar dihitung dengan menggunakan persamaan : P In Amp ( 1 ) E. Cos.. 3 dimana : E = Tegangan kerja P = Daya motor Cosφ = Faktor kerja η = efisiensi/rendamen 4. Perhitungan kawat penghantar Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki bermacammacam jenisnya. Penghantar untuk instalasi listrik telah diatur dalam PUIL 2000 Persyaratan umum penghantar, semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diuji dan diperiksa menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang serta untuk menjaga keamanan maka nilai kawat penghantar ini harus dikalikan dengan 125 % (4) A A I I L 3 mm² ( 2 ) V R Dengan: = luas penampang (mm2) = arus nominal beban (A) L = panjang kabel (m) = tahanan jenis penghantar (Ω/mm2) v r = rugi-rugi tegangan yang diperbolehkan METODE Tabel 2. Kebutuhan bahan Modifikasi suplai daya listrik pada sistem distribusi katup GBA01 AA001 dimulai dengan mempelajari gambar diagram suplai daya listrik dari PLN untuk mengetahui spesifikasi beban yang diperlukan, mempelajari gambar diagram distribusi diesel untuk mengetahui beban diesel dan panel terdekat yang disuplai oleh disel, membuat gambar rancangan baru karena panel yang lama tidak memungkinkan untuk dilakukan modifikasi, melakukan instalasi pada panel yang baru sesuai gambar rancangan dan melakukan pengujian dengan mematikan suplai listrik dari PLN untuk melihat unjuk kerjanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam kegiatan modifikasi ini ternyata terdapat kendala yaitu pada panel kontrol yang lama sistem suplai daya listriknya menggunakan busbar sehingga sulit dilakukan modifikasi untuk itu maka dibuatlah panel kontrol baru dengan mengacu pada wiring diagram yang lama dan panel kontrol ini diletakkan dekat katup GBA01 AA001, adapun bahan-bahan yang digunakan adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2. BAHAN DAN ALAT SATUAN JML Panel distribusi 40 Cm x 60 Cm unit 1 MCB 10 Ampere 3 phasa pc 1 MCB 2 A 1 phasa pc 1 Kontaktor 3 fasa pc 2 Kontaktor Kontrol pc 4 Push Button[ pc 1 Lampu Indikator pc 3 Kabel, NYY 4 x 1,5 mm 2 m 60 Kabel, kontrol m 10 225

1. Perhitungan Arus Nominal Katup distribusi GBA01 AA001 menggunakan motor listrik dengan daya 0,9 KW dengan tegangan kerja 380 Volt maka berdasar pada persamaan 1 akan didapatkan arus nominal sebesar : P In E. Cos.. 3 900 In = 2, A 380.0,8.0,8.1,73 2. Penentuan ukuran kabel Dari hasil studi gambar instalasi, untuk panel suplai daya listrik system katup GBA01 AA001 yang paling dekat dengan jalur distribusi suplai daya listrik jalur darurat adalah panel UKA04 GP201. Panel ini mendapat suplai daya listrik dari jalur darurat BNC. Jarak antara Panel GBA01 AA001 dengan UKA04 GP201 sejauh 60 m. Dengan menggunakan estimasi nilai rugi tegangan sebesar 2 % (5)maka besarnya rugi-rugi tegangan yang diperbolehkan sebesar: v r = 2 % x 380 Volt = 7,6 volt dengan menggunakan persamaan (2) didapat luas penampang kabel sebesar: A I L 3 V R 1,73.2,.60.0,0175 A = 0,511 mm² 7,6 Dengan mempertimbangkan factor keamanan 125 % dan disesuaikan dengan kawat penghantar yang ada dipasaran maka dipakai kawat penghantar dengan ukuran 1,5 mm² 3. Instalasi modifikasi Instalasi modifikasi suplai daya listrik pada sistem distribusi katup GBA01 AA001 dimulai dari memindahkan jalur kabel suplai daya listrik dari panel distribusi PLN 380 V 50 Hz (BHC) ke jalur kabel suplai daya listrik dari panel distribusi diesel-generator (BNC) melalui panel UKA04 GP201 seperti yang ditunjukkan pada blok diagram Gambar 2 di bawah ini. Pemindahan jalur suplai daya listrik dari panel distribusi BHC ke panel distribusi BNC ini dengan pertimbangan bahwa letak dan jarak panel yang terdekat dengan panel listrik sistem distribusi katup GBA01 AA001. Disamping itu dilakukan pembuatan panel control system distribusi katup GBA01 AA001 yang baru yang berdasarkan gambar rangkaian seperti ditunjukkan gambar 1 dan hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar 3 226

K07 K01 K02 K10 SEMINAR NASIONAL XI L1 L10 To BNA 07 Checkback GBA 01 AA001/B5 L2 L12 L3 L L11 Q01 K10 43 33 K10 44 34 F10 K03 S1 11 Q01 21 K02 K01 12 22 K10 23 53 61 K10 K07 23 54 62 M K08 A1 K08 22 K02 21 A1 K09 22 K01 21 A1 A1 H-5 K09 A2 A2 A2 A1 A2 Gambar 1. Wiring diagram panel control katup GBA01 AA001 open close PLN PLN BHT Penel BHT = Sistem Tegangan Rendah PenelBHC = Sistem distribusi Utama PenelBHF = Sistem Ditribusi Normal PenelBNC = Sistem Distribusi Darurat Penel UKA 04 = Panel Distreibusi Gedung GBA001 AA001 = Panel kontrol sistem distribusi air baku BHT BHC GBA 01 AA 01 BHC GBA 01 AA 01 BHF BHF BNC dieselgenerator dieselgenerator BNC UKA 04 Blok diagaram suplai daya listrik sebelum modifikasi Blok diagaram suplai daya listrik setelah modifikasi Gambar 2. Blok diagram sebelum dan sesudah modifikasi 227

Panel kontrol baru Panel kontrol lama Gambar 3. Panel control lama dan panel control baru Suplai daya listrik untuk panel kontrol katup GBA01 AA01 setelah dilakukan modifikasi di suplai dari jalur darurat BNC melalui penel UKA04, secara teknis jalur darurat ini tidak pernah mati karena ditunjang dengan beroperasinya disel darurat apabila suplai listrik dari PLN mengalami gangguan berupa pemadaman atau gangguan teknis. Disel dapat beroperasi terus-menerus 3 x 24 jam tanpa penambahan bahan bakar. Pengujian dilakukan dengan simulasi dari kontrol level CL004 sehingga katup dapat membuka dan menutup secara otomatis berdasar pada posisi control level, katup menbuka pada level air 1,8 meter dan katup menutup pada level air 2,3 meter. Hasil pengukuran besaran listrik pada katup distribusi GBA01 AA001 ini ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengujian motor katup Parameter Tegangan Spesifikasi Tegangan R S 388 V 380 415 V Tegangan S T 389 V 380 415 V Tegangan T R 388 V 380 415 V Arus R 0,3 A 0,5 A Arus S 0,3 A 0,5 A Arus T 0,3 A 0,5 A Pengujian juga dilakukan dengan mematikan suplai listrik dari PLN sehingga disel darurat beroperasi dengan delay waktu detik, delay waktu detik ini tidak berpengaruh besar terhadap suplai air baku ke kolam row water. Pengujian ini mewakili gangguan 228

listrik PLN secara nyata yang akan dirasakan oleh sistem RPS (Reactor Protection System) yaitu bila tegangan PLN mengalami fluktuasi diatas 20 % dan fluktuasi frekuensi diatas 5 % lebih dari 2 detik. KESIMPULAN Telah berhasil dilakukan modifikasi suplai daya listrik system distribusi air baku katup GBA01 AA001 sehingga katup tetap dapat beroperasi mengalirkan air baku ke kolam row water walaupun suplai daya listrik dari jalur normal PLN mengalami gangguan berupa fluktuasi tegangan diatas 20 % dan fluktuasi frekuensi diatas 5 % selama 2 detik dan digantikan suplai dari disel darurat yang dapat beroperasi selama 3 x 24 jam tanpa penambahan bahan bakar. Delay waktu detik beroperasinya disel tidak berpengaruh besar terhadap suplai air baku ke kolam row water. DAFTAR PUSTAKA 1. ANNONYMOUS, Kumpulan Diklat Penyegaran Operator dan Supervisor Reaktor, Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN, Oktober 20 2. Interatom, GmBH, Electrical Safety Analysis Report of MPR-30 3. ANNONYMOUS, LAK RSG-GAS Rev.10.1, Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN, Desember 2011, Vol. 1 dari 2 4. SNI 04-0225-2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Badan Standarisasi Nasional, 2000. 5. P. VAN HARTEN, E. SETIAWAN, Instalasi Listrik Arus Kuat 3, Cetakan kelima, Penerbit CV. Trimitra Mandiri, Pebruari 2002 TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Modifikasi suplay listrik termasuk kelas berapa dalam reaktor dan adakah informasi baik developer atau penanggung jawab RSG? 2. Pernahkan dipikirkan atau dianalisis mengapa design dari pabrikan PRSG menyambung langsung katup ke PLN dan bukan pada jalur emergency (genset) seperti yang dilakukan dalam modifikasi. Jawaban 1. Fasilitas yang dimodifikasi tidak termasuk dalam klasifikasi kelas satu sehingga tidak perlu ijin pada regulator. 2. Dari analisis yang pernah dilakukan bahwa gangguan listrik PLN ini sepertinya tidak diprediksi oleh pembangun RSG-GAS. 229