BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karenanya (Roche Pharmaceuticals, 2012). Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Dari data Globocan (2002), International Agency for Research on Cancer (IARC) dalam Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2012) didapatkan estimasi insidens kanker payudara di indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh Rumah Sakit di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%) (Yayasan Kanker Indonesia, 2012). Berdasarkan data laporan distribusi penyakit kanker di rumah sakit sentinel (rawat jalan) se Jawa Timur berdasarkan waktu terus meningkat pada tahun 2007 sebanyak 666, tahun 2009 sebanyak 825 sedangkan pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak 1.527 kasus. Untuk distribusi penyakit kanker payudara (rawat inap) pada tahun 2011 dilaporkan sebanyak 898 kasus dan 25 orang diantaranya meninggal dunia (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012). Dari laporan Triwulan I Rawat Jalan Rumah Sakit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Rumkital) dr Ramelan Surabaya tahun 2012 didapatkan data
kunjungan pasien yang menderita neoplasma ganas payudara sebanyak 549 orang (Rumkital dr Ramelan, 2012). Penyebab penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor risiko yang berhubungan dengan kanker payudara meliputi: Hormonal, genetik, Reproduksi, dan endokrin (Rasjidi, 2009). Studi juga mengevaluasi peranan faktor perilaku hidup sangat berpengaruh terhadap perkembangan kanker payudara yang meliputi : merokok, makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan, obesitas, konsumsi alkohol, kurang gerak. Faktor resiko yang lain yaitu hormonal dan risiko yang diwariskan (Corwin, 2008). Faktor obesitas menyebabkan 30% risiko terjadinya kanker. Asupan energi yang berlebih pada obesitas menstimulasi produksi hormon estrogen, terutama setelah menopouse. Terdapat hubungan yang bermakna antara terjadinya kanker payudara dengan berat badan yang berlebih, diet yang tidak seimbang serta kurangnya aktifitas (Kresnawan, 2012). Faktor risiko penyebab terjadinya keadaan estrogen dominan dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan diet. Faktor risiko ini dapat dibagi dua, yaitu beberapa faktor yang memperberat seperti: peningkatan berat badan pasca menopause, diet tinggi lemak, minuman beralkohol dan faktor risiko yang mempunyai dampak positif seperti: peningkatan konsumsi serat, peningkatan konsumsi buah dan sayur. Serta faktor hormon dan reproduksi seperti mentruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12 tahun), menopause pada usia relatif tua (lebih dari 50 tahun), tidak menyusui, pemakaian kontrasepsi dalam waktu lama, infertilitas, serta melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun (Rasjidi, 2009). Isoflavon yang terdapat dalam kedelai, terbukti dapat meniru peranan dari hormon estrogen pada wanita yang berikatan dengan reseptor estrogen sebagai bagian dari aktifitas hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, secara in situ dibuktikan bahwa isoflavon mengadakan aksi inhibisi tirosin kinase yakni
menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel sehingga dapat digunakan sebagai pencegahan penyakit kanker (Koswara, 2006). Terdapat beberapa komponen dalam kedelai yang dipercaya mempunyai sifat anti kanker. Senyawa tersebut antara lain : inhibitor protease, phitat, saponin, phitosterol, asam lemak omega -3 dan isoflavon. Mekanisme yang banyak diketahui sebagai anti kanker dari isoflavon adalah aktifitas anti estrogen, menghambat aktifitas enzim penyebab kanker, aktifitas anti oksidan dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh (Koswara, 2006). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan asupan isoflavon pada penderita kanker payudara 2. Apakah asupan isoflavon merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker 3. Apakah ada perbedaan kejadian obesitas antara penderita kanker payudara 4. Apakah obesitas merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker payudara di rumah sakit. 5. Apakah faktor faktor risiko seperti : riwayat keluarga, paritas, dan terapi sulih hormon berpengaruh terhadap kanker payudara. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan asupan isoflavon dan obesitas pada pasien kanker payudara dengan orang sehat serta pengaruhnya terhadap kejadian kanker 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui perbedaan asupan isoflavon pasien kanker payudara
b. Mengetahui hubungan asupan isoflavon dengan kejadian kanker c. Mengetahui perbedaan risiko obesitas pasien kanker payudara dengan orang sehat. d. Mengetahui hubungan antara risiko obesitas dengan kejadian kanker e. Mengetahui hubungan faktor risiko seperti : riwayat keluarga, paritas, dan terapi sulih hormon dengan kejadian kanker payudara. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan mengembangkan wawasan peneliti dalam melakukan suatu penelitian ilmiah. 2. Bagi Pembuat Kebijakan dan Institusi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan landasan kebijakan dalam melakukan upaya pencegahan terhadap peningkatan prevalensi kanker payudara. Apabila dapat dibuktikan bahwa ada asupan isoflavon pada pasien kanker payudara lebih sedikit dibandingkan dengan orang sehat, maka akan memberikan sumbangan penelitian ilmiah baru dalam ilmu gizi dan onkologi dan diharapkan para ahli gizi untuk mempertimbangkan promosi penggunaan bahan makanan sumber isoflavon untuk mencegah dan terapi penderita kanker payudara. 3. Bagi Masyarakat Penelitian dapat memberikan informasi dan dijadikan pertimbangan dalam upaya pemeliharaan kesehatan sehingga terhindar dari masalah penyakit kanker payudara.
E. Keaslian penelitian Untuk menyatakan keaslian penelitian berikut ini kami tampilkan penelitian penelitian sebelumnya serta perbedaannya dengan penelitian ini : 1. Lof dan Weiderpass (2006) melakukan penelitian tentang hubungan konsumsi phitoestrogen dengan penurunan kejadian kanker payudara, endometrial dan prostat, menggunakan rancangan case control dengan kesimpulan konsumsi phitoestrogen memiliki efek protektif terhadap kanker payudara, endometrial dan prostat. Persamaan pada rancangan penelitian, variabel bebas dan variabel terikat sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan khusus spesifik untuk kanker payudara saja. 2. Dewi, et al. (2010) Intervensi Isoflavon Kedelai tidak Berpengaruh Terhadap Status Inflamasi dan Imunitas Pada Remaja dengan Kegemukan. Menggunakan rancangan eksperimen dengan kesimpulan pemberian susu kedelai secara nyata dapat meningkatkan kadar isoflavon plasma. Persamaan pada variabel bebas yaitu isoflavon. Sedangkan perbedaannya terletak pada rancangan penelitian dan variabel terikat. 3. Indrati, et al. (2005) meneliti tentang faktor faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara wanita menggunakan metode case control dengan hasil menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam hal riwayat penyakit keluarga, aktifitas fisik, konsumsi lemak yang tinggi, menyusui kurang dari 5 bulan, dan penggunaan kontrasepsi oral yang lama. Persamaan metode dan variabel terikat penelitian sedangkan perbedaan pada variabel bebas.