PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI ACEH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

PENGARUH ALOKASI BELANJA BIDANG EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN Norayana Sinaga C0E013016

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA

BAB V PENUTUP. terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu. signifikan terhadap variabel Y (PAD) Kabupaten Kapuas Hulu.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT. (Factors Identification That Affecting Unemployment.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

Pengaruh PDRB sektor pertanian, nilai tukar petani dan investasi sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja sektor pertanian Provinsi Jambi

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

PENGARUH INVESTASI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI ACEH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kenaikan Jumlah Penduduk Usia Produktif Berkontribusi Positif terhadap Pengangguran di Kabupaten Banyumas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sektor pertanian, dan sektor pariwisata. Sektor tersebut cukup memberikan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Pengaruh Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi. Oleh: *) Irmanelly **)Dosen Tetap STIE Muhaammadiyah Jambi

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Ira Fitrotus Syariyah

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

PENGARUH KREDIT PERBANKAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI ACEH

PENGARUH ALOKASI BELANJA BIDANG KESEHATAN TERHADAP ANGKA HARAPAN HIDUP DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DI RIAU

PENGARUH KESEMPATAN KERJA, PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

PENGARUH REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) TERHADAPPERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS PERTUMBUHAN SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA TAHUN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH

Pengaruh Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) terhadap Variabel Makroekonomi Influence of Card Payment toward Variable of Macroeconomics

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

DAFTAR PUSTAKA. Ardiansyah, Dany Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah terhadap PAD di Daerah Pemerintah Kota Blitar, Yogyakarta: UMM.

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

Abstract. Keywords: Economic Growth, Budget Deficit, Foreign Direct Investment. Abstrak

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

SKRIPSI PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara Tahun

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan

LAMPIRAN I HASIL REGRESI DAN UJI ASUMSI KLASIK PENDUGAAN PARAMETER MODEL SIMULTAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus)

Keywords: SMEs, investment, labor, and wages.

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA TANI SAWAH DI PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

INVESTASI DAN FAKTOR-FAKTOR EKONOMI YANG MEMENGARUHINYA DI PROPINSI PAPUA BARAT

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.8 No.2 Juli Tahun 2008

BAB XI UJI HIPOTESIS

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP PENGANGGURAN TERDIDIKDI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDA ACEH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

Abstrak. Abstract. Pendahuluan. Murti et al., Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Keluarga Miskin di

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi

Keywords: Capital Expenditures, Investment, Employment, Economic growth.

Transkripsi:

ISSN 2302-0172 8 Pages pp. 59-66 PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH Rahmadin 1, Abubakar Hamzah 2, M. Nasir 3 1) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Fakultas ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: This research concern investment and economic growth on unemployment in Aceh Province. in order to analyze the effect arising from the variable workforce, and economic growth on unemployment in the province of Aceh. The research method in this research is to use quantitative analysis. The research was conducted in the period 1990-2012. The type of data in use is secondary data. Data obtained from Bank Indonesia (BI), the Office of Labor and Population (DISNAKER) and BPS. The data collected has been analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing, statistical analysis in this study includes a T-test, F-test to test the hypothesis, and R squer adj to see the level of influence that caused. which will eventually form the multiple linear regression. The conclusion of this study is partially Investment (I) has a significant influence on the level of unemployment that is characterized by the t-value is greater than t-table 2.63> 1.72. economic growth (Y) also have a significant effect on unemployment (U). And variable Investment (I) and economic growth (Y) together can explain unemployment variables (U) of 68.7 percent, the remaining 31.3 percent is explained by other variables outside of this study. Keywords: Investment, Economic Growth, unemployment Abstrak: Penelitian ini mengenai pengaruh investasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Provinsi Aceh. dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan dari variabel angkatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Provinsi Aceh. Metode Penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dalam periode 1990-2012. Jenis data yang di pakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari Bank Indonesia (BI), Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan (DISNAKER) dan BPS. Data yang telah di kumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis, analisis statistik dalam penelitian ini mencakup uji-t, uji F untuk menguji hipotesis, dan R squer adj untuk melihat besarnya pengaruh yang ditimbulkan.yang pada akhirnya akan membentuk persamaan linear regresi berganda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara parsial tingkat investasi (I) mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran yaitu ditandai dengan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel 2,63 > 1,72. pertumbuhan ekonomi (Y) juga memiliki pengaruh signifikan terhadap pengangguran (U). Dan variabel angkatan kerja (AK) dan pertumbuhan ekonomi (Y) bersama-sama dapat menjelaskan variabel pengangguran (U i) sebesar 68,7 persen, sisanya 31,3 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Kata Kunci: Investasi, Pertumbuhan Ekonomi, pengangguran PENDAHULUAN Berdasarkan data BPS Provinsi Aceh tahun 2011, jumlah angkatan kerja Provinsi Aceh telah mencapai 1.938.519 jiwa atau dengan laju pertumbuhan angkatan kerja pada periode 2008-2012 rata-rata sebesar 1,67 persen per tahun. Laju angkatan kerja tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan laju angkatan kerja pada periode 1980-1990 yaitu sebesar 2,72 persen per tahun sedangkan laju agkatan 59 - Volume 1, No. 4, November 2013

kerja pada periode 1971-1980 sebesar 2,97 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi juga akan berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang akan berpartisipasi dalam pembangunan atau dapat dikatakan jumlah angkatan kerja yang masuk ke pasar tenaga kerja akan semakin bertambah. Bertambahnya angkatan kerja yang tidak diikuti dengan tersedianya lapangan dan kesempatan kerja akan menimbulkan pengangguran. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak saja membawa dampak pada jumlah penduduk yang semakin lama semakin besar, tetapi juga membawa dampak tersendiri pada ketenagakerjaan, di mana pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih besar dari pertumbuhan kesempatan kerja (Wirakartausumah, 1999: 16) Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat yang pada gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah mengatasi tingkat pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan pengangguran memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu (Nasir, dkk 2008). Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam skala regional, pertumbuhan ekonomi dihitung dari perkembangan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama periode pembangunan tertentu, baik secara riil maupun secara nominal. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara, wilayah, atau suatu daerah. Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor di antaranya infrastruktur ekonomi (Kristiana,2009:3). KAJIAN KEPUSTAKAAN Raden (1996) dalam penelitiannya yang menganalisis masalah pengangguran di dunia mengatakan bahwa pengangguran di Indonesia ditandai dengan adanya akses penawaran tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, perbaikan kesehatan, struktur umur dan free entry dalam dunia usaha yang rendah. Jika dilihat dari segi pendidikan maka jumlah pengangguran adalah pada tingkat SLTA, yaitu sebesar 0.66 persen pada tahun 1985 dan naik menjadi 2,25 persen pada tahun 1995. Hamzah (1999) melakukan pengujian terhadap hubungan sebab musabab antara kesempatan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi dan produktivitas buruh di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam selama periode 1975-1997 untuk masing-masing variabel di atas, dengan menggunakan kausalitas granger dan Uji Wald. Hasil studi menunjukkan bahwa: Volume 1, No. 4, November 2013-60

(1) pertumbuhan ekonomi menyebabkan pertumbuhan kesempatan kerja, (2) pertumbuhan ekonomi menyebabkan pertumbuhan produktivitas buruh, (3) pertumbuhan kesempatan kerja menyebabkan pertumbuhan produktivitas buruh. Soebagiyo dkk (2005) menyatakan bahwa untuk pendidikan dasar pengaruhnya terhadap kesempatan kerja dan pengangguran masih dapat ditanggulangi, dan tentunya perlu upaya yang baik dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan persoalan ini. Sedangkan bagi pendidikan menengah nampaknya memiliki pengaruh relatif kecil terhadap pengangguran di daerah, oleh sebab itu tentunya upaya preventif pada pengangguran di daerah dapat ditanggulangi dengan memberikan kesempatan penciptaan peluang kerja di daerah dan meningkatkan skill kemampuan yang dimiliki, pendidikan tinggi tidak mempengaruhi pengangguran karena seorang yang memiliki pendidikan tinggi akan cenderung mencari pekerjaan pada tempat lain, karena hal ini akan lebih leluasa bersaing di daerah atau Provinsi lain yang memiliki peluang kerja yang sesuai dengan pendidikan yang dimiliki seorang tersebut. Alim (2007) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap pengangguran, namun dengan arah negatif. Berdasarkan regresi menunjukan jika laju inflasi meningkat sebesar 1 persen, maka akan menurunkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sebanyak 63,246 ribu orang. Maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara inflasi dengan tingkat pengangguran terbuka, artinya memang terjadi trade off antara laju inflasi dengan pengangguran di Indonesia setidaknya selama periode 1980-2007. Mulyana (2003) menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak saja membawa dampak pada jumlah penduduk yang semakin lama semakin besar, tetapi juga membawa dampak tersendiri pada ketenagakerjaan, di mana pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih besar dari pertumbuhan kesempatan kerja. Dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan, maka dapat digambarkan bahwa laju peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Aceh cenderung mengalami fluktuasi, angka rata-rata ini masih berada di bawah angka rata-rata nasional sebesar 1,89 persen setiap tahunnya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat suatu pengaruh positif antara pertumbuhan penduduk dan pengangguran serta terdapat pengaruh negatif antara kesempatan kerja dan pengangguran. Mahalli (2008) menyatakan PDRB kota Medan berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Dimana setiap kenaikan PDRB sebesar 10 persen maka kesempatan kerja akan meningkat sebesar 2,07 persen. Sektor jasa keuangan dan Perusahaan merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dimana setiap kenaikan Nilai Tambah Bruto (NTB) sebesar 10 persen maka kesempatan kerja akan meningkat sebesar 10,23 persen. Kemudian di ikuti Sektor industri 61 - Volume 1, No. 4, November 2013

pengolah dimana setiap kenaikan Nilai Tambah Bruto (NTB) sebesar 10 persen maka kesempatan kerja akan meningkatan sebesar 8,98 persen. Hal ini karena kota Medan merupakan pusat perdagangan dan industri di pulau Sumatera. METODE PENELITIAN Model Analisis Data Adapun model atau peralatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk melihat hubungan antara angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran yang dapat dilihat sebagai berikut (Gujarati, 2001:236): Y i = β o + β 1 X 1i + β 2X 2i +. + β kx ki + ei Dimana : Y i = Variabel Dependent β o = Konstanta X 1,2,i = Koefesien Variabel Independent β 1,2,k = KoefesienVariabel Independent ei = Error Term i = Jumlah data dari 1-n kemudian akan coba diformulasikan kedalam model logaritma berikut ini: U i = β 0 + β 1 Y + β 2 I+ ei Dimana : U = Tingkat pengangguran Y = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi I = Investasi β 0 β 1 β 2 e = Konstanta = Koefisien regresi untuk angkatan kerja = Koefisien regresi untuk pertumbuhan ekonomi (PDRB) = Error Term i = jumlah data dari 1 sampaidengan N Definisi Operasional Variabel Untuk menghindari terjadi penafsiran ganda, maka dalam penelitian ini perlu didefinisikan dengan jelas beberapa variabelvariabel yang digunakan. Adapun definisi variabel-variabel yang digunakan tersebut adalah : Adapun definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan Ekonomi yang digunakan adalah proses kenaikan output perkapita yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) non-migas Provinsi Aceh yang di hitung dalam persentase berdasarkan harga konstan. 2. Tingkat pengangguran (U) adalah jumlah penduduk usia kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan di Provinsi Aceh yang di hitung dalam persentase. 3. Investasi (I) adalah Jumlah perkembangan pembentukan modal domestik bruto yang dihitung dalam persentase. HASIL PEMBAHASAN Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi logaritma linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel investasi (I) dan pertumbuhan ekonomi (Y) terhadap tingkat pengangguran (U). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Volume 1, No. 4, November 2013-62

Hasil Anali sa Regre si D ari tabel di atas dapat diketa U i Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. Y 2.095989 0.644135 3.253959 0.0063 I -0.316627 0.120160-2.635048 0.0206 C 27.60991 9.341749 2.955539 0.0112 R-squared 0.728997 Mean dependent var 1.924651 Adjusted R-squared 0.687304 S.D. dependent var 0.520319 S.E. of regression 0.290958 Akaike info criterion 0.536088 Sum squared resid 1.100539 Schwarz criterion 0.680949 Log likelihood -1.288707 Hannan-Quinn criter. 0.543506 F-statistic 17.48495 Durbin-Watson stat 0.803702 Prob(F-statistic) 0.000206 = Besarnya tingkat pengangguran sebesar 1,72. lainny a dijelas kan oleh variab el lain diluar penelit ian ini seperti kesem hui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: patan kerja diberbagai sektor, tingkat inflasi, maupun APBD. U i = 27,609 0,316 LY + 2,095 LAK + ei Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F, maka diperoleh Di mana : nilai t hitung untuk β 1 sebesar 2,63 sedangkan t tabel LAK= Tingkat Angkatan Kerja Berdasarkan hasil perbandingan dengan LY = Tingkat pertumbuhan Ekonomi t tabel diperoleh hasil bahwa nilai t hitung > t tabel, Hal ini berarti bahwa secara parsial Persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan pada 0,05 pada variabel LAK (X 1i) dan menunjukkan variabel angkatan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Aceh dan juga konsisten secara teori. Dalam hipotesis dan secara teori pertambahan angkatan kerja akan berdampak pada angka yang signifikan pada 0,05 pada LY (X 2i). peningkatan jumlah pengangguran. Hal ini Adapun interpretasi dari persamaan di atas memungkinkan bahwa di Provinsi Aceh adalah : Nilai R Adj diperoleh sebesar 0,687 yang berarti 68,7 persen variabel pengangguran dapat dijelaskan bersama-sama oleh variabel pengangguran lebih besar dipengaruhi oleh faktor-faktor selain jumlah penduduk seperti tingkat kesempatan kerja diberbagai sektor, kurangnya informasi yang didapat oleh pencari jumlah angkatan kerja dan variabel kerja, tingkat pendidikan yang masih rendah, pertumbuhan ekonomi, sementara 31,3 persen kecakapan dan kemampuan yang kurang 63 - Volume 1, No. 4, November 2013

memadai, ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang tidak juga berakhir berakibat pada peningkatan jumlah pengangguran setiap tahunnya. Sedangkan nilai t hitung untuk β 2 sebesar 3,25 dan t tabel sebesar 1,72. Berdasarkan hasil perbandingan dengan t tabel diperoleh hasil bahwa nilai t hitung 3,25 > t tabel 1,72 pada tingkat keyakinan (level of significant) 95 persen dengan tingkat signifikansi sebesar 0,020. Maka hal ini berarti bahwa secara parsial variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara psitif dan nyata signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Aceh dan konsisten secara teori. Uji F menunjukkan bahwa F hitung sebesar 17,48 dan uji F tabel sebesar 3,49 dengan demikian maka nilai F hitung 17.48 > F tabel 3,49 dengan tingkat signifikansi 0,005, hal ini berarti bahwa kedua variabel bebas (β 1 dan β 2) secara simultan berpengaruh terhadap pengangguran di Provinsi Aceh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilihat dari tingakat pertumbuhan tahunan, maka dapat digambarkan bahwa laju peningkatan jumlah investasi di Provinsi Aceh cenderung mengalami fluktuasi, ratarata setiap tahun meningkat sebesar 1,11 persen. Angka rata-rata ini masih berada dibawah angka rata-rata nasional sebesar 1,49 persen setiap tahunnya. 2. Tahun 1991 jumlah pengangguran yang ada di Provinsi Aceh mencapai 94.985 jiwa dan diakhir tahun 2012 jumlahnya mencapai 171.412 jiwa atau selama 17 tahun mengalami peningkatan sebesar 76.427 jiwa (pertahunnya berkisar 4.777 jiwa). 3. Secara parsial diambil kesimpulan bahwa Investasi (I) mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran. dan Pertumbuhan Ekonomi (Y) berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat pengangguran (U). 4. Uji F menunjukkan maka nilai F hitung 17,48 > F tabel 3,49 dengan tingkat signifikansi 0,00, hal ini berararti bahwa kedua variabel bebas (β 1 dan β 2) secara simultan berpengaruh terhadap pengangguran di Provinsi Aceh. 5. Nilai koefisien determinasi (R Squer Adj) diperoleh sebesar 0,68 yang berarti 68 persen variabel pengangguran dijelaskan bersama-sama oleh variabel jumlah investasi dan variabel pertumbuhan ekonomi, sementara 32 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. 6. Pengangguran di Provinsi Aceh lebih besar dipengaruhi oleh faktor-faktor selain Investasi dan pertumbuhan ekonomi seperti pengeluara pemerintah, tingkat kesempatan kerja diberbagai sektor, kurangnya informasi yang didapat oleh pencari kerja, kreativitas pencari kerja yang masih kurang, lemahnya serikat buruh ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang tidak juga berakhir berakibat pada peningkatan Volume 1, No. 4, November 2013-64

jumlah pengangguran setiap tahunnya. Jika kita lihat kondisi Aceh sekarang menunjukkan bahwa penyebab utama kemiskinan dan pengangguran adalah (1) kurang kreativitas (karena kurang pengetahuan dan keterampilan); (2) lingkar sejarah yang berasal dari keluarga miskin; (3) kurang modal; dan (4) faktor lain (sperti sakit dan cacat). Maka peningkatan kreatifitas masyarakat miskin harus ditingkatkan dengan berbagai upaya baik oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Misalnya membangun irigasi untuk seluruh jaringan sawah dan membangun jaringan jalan (minimal pengerasan) ke sentra produksi, di samping membangkitkan kembali gairah penyuluhan, hal yang lebih penting lagi bagaimana pemerintah bisa menjamin pasar dan harga dari hasil pertanian rakyat. Dengan demikian tidak ada alasan petani tidak bertani karena tidak ada air, tidak ke ladang karena terlalu jauh. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pemerintah daerah harus benar-benar menyadari indikator apa yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi guna menekan angka pengangguran, baik itu yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat pendidikan dan pelatihan tenaga kerja lokal atau perubahan struktur ekonomi ke arah yang lebih modern, dsb. 2. Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk lebih serius dalam mamperhatikan kondisi pengangguran yang sedang dialami, dengan memperhatikan pengalokasian anggaran terutama pada pengeluaran pemerintah daerah dalam bidang sumber daya manusia dan ketenaga kerjaan, guna menciptakan tenaga kerja yang handal, baik yang mampu mengadopsi teknologi-teknologi baru sehingga dapat lebih terserap dipasar tenaga kerja, yang kemudian membawa dampak pengangguran yang terus menurun. 3. Untuk mencegah tingginya pertumbuhan pengangguran, maka semua elemen masyarakat harus memulai prinsip kewirausahaan, agar dalam mencari kerja tidak hanya manunggu lowongan kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja baru. 4. Diharapkan kepada pemerintah dan lapisan masyarakat supaya mampu memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara optimal dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat memperoleh pekerjaan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arsyad, L., 1992. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN. Arsyad, L., 2005. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE. Badan Pusat Statistik, 2000. Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk. Buku 1. Jakarta : BPS Badan Pusat Statistik, 2001. penduduk dan Pengangguran di Indonesia, Buku 3. Jakarta : BPS Badan Pusat Statistik, 2008. Aceh Dalam Angka. 65 - Volume 1, No. 4, November 2013

beberapa edisi. Banda Aceh Badan Pusat Statistik, 2008. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi NAD. beberapa edisi. Banda Aceh. Badan Pusat Statistik, 2008. Aceh Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Afrida, B.R., 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Jakarta Djojohadikusumo, S., 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Indonesia. Pustaka LP3ES. Gunawan, H., 2007. Analisis Pengaruh PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis (tidak dipublikasikan). Universitas Syiah Kuala. Ghozali, I., 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro. Hizam, A., 2008. Lapangan kerja, Sebab-sebab Pengangguran dan Upaya Mengatasinya, Pengangguran, Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja. Sumber Artikel. Hamzah, A., 1999. Analisis Sebab Grange di antara: Pertumbuhan Kesempatan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi, dan produktivitas buruh di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Universitas Syiah Kuala. Monmata. No.43. Kristiana, Peby And Purwanti, 2009. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Demografi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Cianjur Periods 1983-2007. Perpusatakaan FE undip. Mulyana, I., 2003. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk dan Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Terhadap Pengangguran di Nanggroe Aceh Darussalam. Thesis (tidak di publikasi). Banda Aceh: universitas Syiah Kuala. Multi, D. F., 2008. Pertumbuhan Ekonomi Aceh. Jakarta: Multi Donor Fund. Manullang, S., 1995. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Nasir, M., 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prayitno, H., 1996. Ekonomi Pembangunan, Jakarta: Ghalia Indonesia. Parta, 1986. Perhitungan pendapatan nasional. Jakarta: lp3es. Supranto, J, M.A, 2001. Statistik teori dan aplikasi. Edisi Ke Enam Jakarta: Relangga. Simajuntak, P.J., 1985. Sumber Daya Manusia. laporan penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. Sukirno, S., 1996. Makro Ekonomi Ke-2. Jakarta: Erlangga Volume 1, No. 4, November 2013-66