STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP

MANAJEMEN RUAS JALAN DAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KOTA SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN/KOTA DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

ANALISIS KEBUTUHAN JALAN DI KAWASAN KOTA BARU TEGALLUAR KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan jasa angkutan yang

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundangan di Bidang LLAJ. Pasal 3 yang berisi menyataan transportasi jalan diselenggarakan

EVALUASI PERBANDINGAN URUTAN PRIORITAS USULAN PROYEK PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI EKSISTING DENGAN METODA PEMBOBOTAN DI SULAWESI SELATAN.

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BAB I PENDAHULUAN. kinerja (performance) dalam memfasilitasi mobilitas orang dan barang. Hal ini

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, saat ini sedang mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK

Penyebaran Kuisioner

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Tual 1.1. LATAR BELAKANG

PEMETAAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN ( STUDI KASUS BUNDARAN WARU ) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

Kata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja

PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN PAWAN V TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN KOTA KABUPATEN KETAPANG

BAB I PENDAHULUAN. Demak tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk menunjang pertumbuhan

URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan Negara untuk mewujudkan tujuan bernegara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis pembangunan. Ketersediaan

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN

ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ( AHP ) STUDI KASUS : KUALA NAMU - MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan ini merupakan pergerakan yang umum terjadi pada suatu kota. memberikan suatu transportasi yang aman, cepat, dan mudah.

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam

J. Sains & Teknologi, Desember 2012, Vol.1 No.2 : ISSN

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENGKAKAN BIAYA KONSTRUKSI (COST OVERRUN)

I. PENDAHULUAN. kebijakan di kawasan tertentu. Kawasan tersebut adalah wilayah yang berada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi (jarak pendek antara 1 2 km) maupun dengan moda

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Dalam meningkatkan kemajuan pembangunan di suatu negara sangat

STUDI PERENCANAAN TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRAVEL DEMAND DAN PENENTUAN LOKASI STRATEGIS DENGAN ADJACENT MATRIX TUGAS AKHIR

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Manfaat Dan Biaya Rusunawa Jemundo, Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Transkripsi:

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA Abstrak Sy. Mulian Oktari 1), Sumiyattinah 2), Heri Azwansyah 2) Keberadaan jalan memegang peranan penting dalam bidang transportasi darat, karena jalan merupakan sumber kelancaran mobilitas dan aksesibilitas masyarakat dalam memenuhi segala kebutuhannya. Usulan perbaikan dan penyediaan prasarana jalan di Kecamatan Kapuas pada pelaksanaan program secara sektoral. Program-program usulan masih bersifat umum dan hanya program jangka pendek yang belum mengarah kepada pencapaian sasaran pembangunan secara komprehensif. Analisa serta penentuan prioritas penanganan jalan digunakan Metode Multi dengan Analitycal Heirarchy Prosess (AHP) sebagai alat hitung yang dapat mengidentifikasi kondisi jaringan jalan dan menentukan prioritas pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Kapuas. Analisa data yang didapat mencakup 2 (dua) kriteria yaitu pertama adalah kriteria permasalahan yang meliputi akomodasi terhadap kebutuhan perjalanan, keterpaduan hirarki jaringan jalan, pemerataan aksesibilitas dan koneksitas, keterpaduan RTRW, keterpaduan antar moda transportasi, serta biaya penyediaan dan pengoperasian. Kedua adalah kriteria sektor penanganan jalan, yaitu sektor peningkatan jalan dan sektor pemeliharaan periodik. Hasil Analisa yang diperoleh dari 2 (dua) sektor penanganan program pengembangan jaringan transportasi jalan di Kecamatan Kapuas didapatkan prioritas yang paling utama adalah usaha pemenuhan terhadap akomodasi kebutuhan perjalanan dengan nilai/bobot 22,99 %, sedangkan bobot alternatif pengembangan jaringan jalan, yaitu sektor peningkatan jalan yang mendapatkan nilai bobot tertinggi yaitu Jl. Jenderal Sudirman 42,60 %. Kata kunci : jaringan jalan, metode multi kriteria, Kecamatan Kapuas. 1. PENDAHULUAN Secara garis besar kondisi wilayah Kota Sanggau sangat strategis karena terletak disalah satu dari 15 kecamatan yang berada di Kabupaten Sanggau, yakni di Kecamatan Kapuas.Perkembangan pembangunan di Kecamatan Kapuas berkembang cukup pesat hal ini dikarenakan jaringan jalan yang merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam menunjang kelancaran arus lalu lintas, sehingga aksesibilitas dan koneksitas antar daerah terjangkau. Hal ini menunjang dan mempercepat pelaksanaan pembangunan disegala bidang,diantaranya bidang ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a) Untuk mengidentifikasi kondisi jaringan jalan yang terdapat di Kecamatan Kapuas. b) Menentukan prioritas pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Kapuas. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jaringan jalan dalam perkembangan kota bersifat multi dimensi. sistem transportasi jalan kota Sanggau Kecamatan Kapuas diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu mengadakan transportasi lainnya mencapai seluruh pelosok wilayah daratan untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan daerah dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Atas dasar hal tersebut diatas, kiranya sistem jaringan jalan dikota Sanggau Kecamatan Kapuas pada saat ini perlu dilakukan suatu pengembangan agar dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Sanggau akan sarana dan prasarana transportasi yang lebih 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 2) Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

baik lagi, khususnya kebutuhan prasarana jalan. 2.2 Jaringan Transportasi Jalan Jaringan transportasi jalan adalah serangkaian simpul atau serangkaian kegiatan yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan. 3. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Dalam tahapan ini penulis melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini agar solusi yang didapat sesuai dengan yang diharapkan yaitu adanya keterkaitan dan kesinambungan antara masalah yang dihadapi dengan solusi yang didapatkan. 3.2 Studi Literatur Setelah tahap identifikasi masalah selanjutnya adalah tahap studi literatur. Dalam tahap ini penulis mempelajari literatur-literatur yang dapat mendukung dan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Langkah-langkah dalam metoda AHP meliputi : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang di inginkan 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama 3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment seluruhnya n x [ ( n 1 ) / 2 ] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH Kecamatan Kapuas adalah salah satu dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Sanggau, yang juga merupakan pusat perdagangan terbesar di Kabupaten Sanggau. Luas wilayah Kecamatan Kapuas adalah 1.382,00 km 2 meliputi 6 Kelurahan, 19 Desa, 48 Dusun. Secara geografis Kecamatan Kapuas terletak antara 110 0 18 10 sampai dengan 110 0 46 25 bujur timur dan 0 0 12 40 lintang utara sampai dengan 0 0 14 35 lintang selatan. 3.3 Metodelogi Survey dan Penyebaran kuisoner Dalam penulisan skripsi ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pengumpulan data dengan survey untuk mendapatkan keterangan berupa data yang bersifat aktual, data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Pengumpulan data dengan angket/kuisoner dengan cara meyebar angket kepada responden, data yang telah didapat dari responden kemudian diolah dengan menggunakan metode Analitycal heirarchy process (AHP).

5. PENGUMPULAN DATA 5.1 Hasil Data dari Survey Tabel 1 Total Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Kecamatan Kapuas Yang Melewati Jalan Arteri Dan Kolektor NAMA JALAN TOTAL JL. JENDERAL A. YANI 2585 JL. JENDERAL SUDIRMAN 3335 JL. RE.MARTADINATA 1081 JL. RA. KARTINI 823 JL. Ir. H. JUANDA 1588 JL. GAJAH MADA 1551 JL. KAPUAS 690 JL. RAMBAI 434 JL. M.SULAIMAN 1266 JL. P. MAS 867 Survey kendaraan dilakukan hanya 1 (satu) hari dan pelaksanaannya pada hari senin tanggal 12 November 2012, waktu pengambilan data kendaraan dimulai dari pukul 06.00 dan berakhir pada pukul 18.00, dengan 10 (sepuluh) orang surveyor. Dimana survey tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat volume lalu lintas yang melewati jalan-jalan arteri dan kolektor pada jam-jam sibuk aktifitas kendaraan didaerah tersebut. 5.2 Hasil Data dari Kuisioner Tabel 2 Data AHP Masing masing kriteria Akomodasi terhadap kebutuhan 7, 80 perjalanan Keterpaduan antar moda transportasi 6, 14 Aksesibiltas / koneksitas 7, 04 Keterpaduan hirarki sistem jaringan 7, 34 jalan Biaya penyediaan dan pengoperasian 5, 23 Keterpaduan terhadap RTRW Kec. Kapuas Kab. Sanggau 6, 22 Tabel 3 Data AHP Untuk Peningkatan Jalan di Kecamatan Kapuas Jl. R.E Martadinata 6, 565 Jl. Jenderal Ahmad Yani 5, 265 Jl. Jenderal Sudirman 7, 155 Tabel 4 Data AHP Untuk Pemeliharaan Periodik Jalan di Kec. Kapuas Jl. R.A Kartini 6, 463 Jl. Ir. H Juanda 6, 650 Jl. Gajah Mada 7, 660 Jl. Kapuas 6, 078 Jl. Rambai 5, 298 Jl. H. Mustafa Sulaiman 6, 527 Jl. Pangeran Mas 6, 208 6. Analisa Data Tabel 5 Nilai Global Pengembangan Jaringan Jalan Akomodasi terhadap kebutuhan jalan Keterpaduan hirarki jaringan jalan Keterpaduan antar moda transportasi Keterpaduan RTRW 0, 1460 0, 2299 1 0, 2077 2 0, 1423 5 Biaya penyediaan dan pengoperasian 0, 1031 6 Pemerataan aksesibilitas dan koneksitas 0, 1860 3 jaringan jalan pada Tabel 5 didapat dari hasil 4

pengembangan jaringan jalan. Dari hasil perhitungan nilai global prioritas kriteria pengembangan jaringan jalan diatas terlihat bahwa kriteria akomodasi terhadap kebutuhan perjalanan mendapatkan nilai/bobot yang paling tinggi sebesar 22,99%, selanjutnya keterpaduan hirarki jaringan jalan 20,77%, pemerataan aksesibilitas dan koneksitas 18,60%, keterpaduan RTRW 14,60%, keterpaduan antar moda transportasi 14,23%, dan bobot terendah adalah biaya penyediaan dan pengoperasian sebesar 10,31%. Sehingga didapat kesimpulan bahwa pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Kapuas didasarkan pada tingginya tingkat kebutuhan terhadap perjalanan, yang secara langsung berpengaruh terhadap volume lalu lintas, kelas jalan yang memadai (hirarki jalan) dan akses menuju pusat-pusat kegiatan. Tabel 6 Nilai Global Peningkatan jalan Jalan Jenderal Ahmad Yani 0. 230 Jalan RE. Martadinata 0. 359 Jalan Jenderal Sudirman 0. 426 jaringan jalan pada Tabel 6 didapat dari hasil peningkatan jaringan jalan. Dari hasil perhitungan nilai global prioritas tiap kriteria peningkatan jalan di atas Jl. Jenderal Sudirman mendapatkan bobot tertinggi yaitu sebesar 42,60 %, kemudian Jl. RE. Martadinata dengan bobot sebesar 35,90 %, dan yang mendapatkan bobot terendah adalah Jl. Jenderal Ahmad Yani yaitu sebesar 23,00 %. 3 2 1 Tabel 7 Nilai Global Pemeliharaan Periodik Jalan Jl. RA. Kartini 0. 148 Jl. Ir. H Juanda Jl. Gajah Mada Jl. Kapuas Jl. Rambai Jl. Mustafa Sulaiman Jl. Pangeran Mas 0. 157 0. 208 0. 131 0. 099 0. 150 0. 104 jaringan jalan pada Tabel 7 didapat dari hasil pemeliharaan periodik jalan. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa Jl. Gajah Mada mendapatkan bobot tertinggi sebesar 20,80%, selanjutnya Jl. Ir. H Juanda 15,70%, Jl. Mustafa sulaiman 15,00%, Jl. RA. Kartini 14,80%, JL. Kapuas 13,10%, Jl. Pangeran Mas 10,40%, dan yang mendapat bobot terendah adalah Jl. Rambai yaitu sebesar 9,90%. 4 2 1 5 7 3 6

7. PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan persepsi para Stake Holder kriteria yang mempunyai bobot relatif besar menyangkut faktor penyebab perlunya pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Kapuas adalah kriteria akomodasi terhadap kebutuhan perjalanan mendapatkan bobot/nilai tertinggi 22,99 % dan biaya penyediaan dan pengoperasian mendapatkan bobot terendah sebesar 10,31 %. 2. Dari hasil perhitungan untuk sektor peningkatan jalan, bobot/nilai tertinggi Jl. Jenderal Sudirman 42,60 %, dan Jl. Jenderal Ahmad Yani mendapatkan bobot/nilai terendah yaitu 23,00 %. 3. Untuk sektor pemeliharaan jalan, bobot/nilai tertinggi Jl. Gajah Mada 20,80 %, dan bobot/nilai terendah Jl. Rambai sebesar 9,90 %. 4. Dari hasil analisa yang diperoleh dari ke 2 (dua) sektor penanganan program pengembangan jaringan transportasi jalan di Kecamatan Kapuas ini didapatkan prioritas yang paling utama adalah usaha pemenuhan terhadap akomodasi kebutuhan perjalanan, keterpaduan hirarki jalan, pemerataan aksesibilitas keterpaduan antar moda transportasi, dan terakhir adalah biaya penyediaan dan pengoperasian. 7.2 Saran jalan dan penentuan prioritas pengembangan jaringan jalan di Kecamatan Kapuas, sebaiknya mencakup semua jaringan jalan, baik itu arteri, kolektor, lokal dan lingkungan. 2. Perlu adanya tambahan peran serta pendapat dari masyarakat sebagai pengguna jalan didalam kuisioner, selain pendapat para Stake Holder. 3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat pada pengembangan penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penambahan metode lain pada penelitian ini, dimana metode tambahan yang dipergunakan dapat melengkapi akan kekurangan dari Metode Multi. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. 2011. Kalimantan Barat Dalam Angka. Kantor Statistik Pontianak Provinsi Kalimatan Barat. Badan Pusat Statistik. 2011. Kecamatan Kapuas Dalam Angka. Kantor Statistik Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. Dinas Perhubungan. 2010. Laporan Akhir Tataran Transportasi Kabupaten Sanggau. Kabupaten Sanggau. Saaty, Thomas L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Terjemahan oleh Liana. Setiono, Ir. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Sakirin, 2008, Studi Pengembangan Jaringan Transportasi Jalan Di Kabupaten Sambas Dengan Menggunakan Metode Multi. Skripsi, Tugas Akhir. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Adapun saran yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. Untuk pengembangan penelitian lebih lanjut, proses identifikasi kondisi jaringan