PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/Permentan/SR.230/6/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT USAHA RAKYAT DI SEKTOR PERTANIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/KU.340/2/2011 TENTANG

Bidang Tanaman Pangan

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

PETUNJUK TEKNIS KKP-E

Perkembangan Ekonomi Makro

LAPORAN KEGIATAN KINERJA PENYALURAN DAN PEMANFAATAN KREDIT PROGRAM PERTANIAN KKPE DI PROVINSI BALI

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Pembangunan Agribisnis di Indonesia

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 57/Permentan/KU.430/7/2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI

TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Kegiatan usaha ini harus diiringi oleh perhatian terhadap keseimbangan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN UNTUK AGRIBISNIS

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PETERNAKAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah


RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Kredit Usaha. Pembibitan Sapi. Pelaksanaan. Pencabutan.

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDIT USAHA PEMBIBITAN SAPI

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

A. Realisasi Keuangan

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA. Oleh :

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS SAPI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14.1/Permentan/RC.220/4/2015 TANGGAL : 1 April 2015

I. PENDAHULUAN. PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

REVITALISASI PERTANIAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN KABUPATEN BANDUNG

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Inovasi Pertanian 2015

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.

Peran Bank Jateng Dalam Implementasi Program. Kredit Ketahanan Pangan Dan Energi (KKP-E)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. pertanian. Perkembangan suatu usaha tani dipengaruhi ketersediaan modal. Modal

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2012 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto i

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 44 TAHUN : 2000 SERI : D NO.38 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 87 TAHUN 2000 TENTANG

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1

PROGRAM AKSI PEMBANGUNAN PERTANIAN SELAMA 100 HARI 1)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 41/Permentan/OT.140/5/2007 TENTANG

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KAWASAN PERTANIAN (SIKP) UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

Transkripsi:

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian Tahun 2006

I. PENDAHULUAN Salah satu faktor penunjang untuk dapat meningkatkan produksi dan produktivitas hasil produksi pertanian adalah aspek permodalan. Dengan modal yang cukup maka para petani dan peternak dapat menerapkan paket teknologi rekomendasi sehingga produktivitas hasil dapat ditingkatkan dan akhirnya pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak menjadi lebih baik. Sumber permodalan yang berasal dari kredit program seperti Kredit Ketahanan Pangan (KKP) terbatas untuk membiayai komoditas strategis dan hanya untuk usaha budidaya saja. Oleh karena itu untuk mendukung dan membiayai aspek hulu dan hilir khususnya untuk membiayai alat dan mesin pertanian maka pemerintah telah menyediakan Skim Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) yang sumber dananya berasal dari dana Surat Utang Pemerintah (SUP). KUMK selain untuk membiayai usaha budidya tanaman dan peternakan yang belum dibiayai oleh KKP juga dapat dimanfaatkan untuk membiayai alsintan, aspek pengadaan saprodi, sapronak dan pengadaan hasil produksi. Tujuan penyediaan KUMK adalah agar Usaha Mikro dan Kecil yang berusaha dibidang pertanian dapat lebih mudah mengakses kredit kepada lembaga perbankan dengan persyaratan yang ringan dan terjangkau. KUMK ini sudah dapat dimanfaatkan mulai tahun 2004 dengan suku bunga dibawah suku bunga pasar. Pola penyaluran kreditnya adalah Executing mengingat resiko kredit sepenuhnya menjadi tanggung jawab perbankan, sehingga keputusan kredit berada pada lembaga perbankan. 1

II. TUJUAN Dana KUMK SUP-005 disediakan dalam rangka meningkatkan akses usaha mikro dan kecil bidang pertanian terhadap kredit perbankan untuk pembiayaan investasi dan modal kerja dengan persyaratan yang ringan dan terjangkau. III. KETENTUAN KUMK Beberapa ketentuan umum dana KUMK SUP-005 adalah sebagai berikut : 1. KUMK adalah kredit modal kerja dan investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada usaha mikro dan kecil guna pembiayaan usaha produktif. 2. Usaha produktif adalah usaha pada semua sektor ekonomi (termasuk pembiayaan untuk sektor pertanian) yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan usaha mikro dan kecil. 3. Ketentuan Usaha Mikro adalah memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun. Sedangkan Usaha Kecil memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 milyar per tahun atau memiliki kekayaan bersih Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan. 4. KUMK disediakan dalam rangka meningkatkan akses usaha mikro dan kecil terhadap dana pinjaman untuk pembiayaan investasi dan modal kerja dengan persyaratan yang ringan dan terjangkau. 2

5. Perbankan penyalur KUMK adalah : Bank BRI, Mandiri, Bukopin, BNI dan 26 Bank Pembangunan Daerah (BPD). 6. Perbankan bertanggung jawab penuh atas resiko kredit yang disalurkan kepada usaha mikro dan kecil. Oleh karena itu keputusan kredit berada pada perbankan tersebut. Peran pemerintah terbatas pada fasilitasi dan koordinasi serta mediasi antara debitur dan perbankan. 7. Suku bunga kredit : Bagi usaha mikro maksimum suku bunga SBI ditambah spread 10%. Bagi usaha kecil maksimum suku bunga SBI ditambah spread 7%. 8. Plafon kredit : Bagi usaha mikro sampai Rp. 50 juta per debitur Bagi usaha kecil sampai Rp. 500 juta per debitur 9. Jangka waktu pinjaman : Kredit investasi maksimum 5 (lima) tahun Kredit modal kerja maksimum 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang maksimum 2 (dua) kali IV. RUANG LINGKUP Prioritas pemanfaatan KUMK sektor pertanian adalah untuk membiayai : (1) usaha budidaya yang belum dibiayai KKP, (2) pengadaan sarana produksi dan pengadaan hasil produksi, serta (3) alat dan mesin pertanian 3

1. KUMK untuk usaha budidaya, pengadaan saprodi, dan hasil produksi a. Budidaya tanaman pangan antara lain meliputi : padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dll. b. Budidaya hortikultura antara lain meliputi : jeruk, pisang, mangga, manggis, durian, bawang merah, cabe merah, kentang, rimpang, tanaman hias/anggrek, dll. c. Budidaya peternakan antara lain meliputi : sapi potong, sapi perah, ayam ras/buras, itik, kambing, domba, burung puyuh, babi, dll. d. Budidaya perkebunan antara lain meliputi : karet, kelapa, kelapa sawit, kakao, kopi, cengkeh, tebu, dll. e. Pengadaan sarana produksi/sapronak meliputi : bibit, pupuk, pakan ternak, obat-obatan, dll. f. Pengadaan hasil produksi meliputi : tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Secara rinci usaha budidaya dan pengadaan saprodi dan hasil produksi terdapat pada lampiran 1. 2. KUMK untuk alat dan mesin pertanian Departemen Pertanian telah melakukan identifikasi alsintan yang akan dibiayai melalui dana KUMK SUP-005 yaitu alsintan tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. a. Alsintan tanaman pangan antara lain meliputi : traktor roda dua, power thresher, corn sheller, rice milling unit, pompa air, dryer dll. 4

b. Alsintan hortikultura antara lain meliputi : pengolah bawang goreng, pengolah kripik buah (vacuum frying), pengolah selai/dodol, pengolah juice buahbuahan, dll. c. Alsintan peternakan antara lain meliputi : paket inseminasi buatan, mesin tetas, pencacah daging, pemerah susu, pasteurisasi susu, mesin pellet, dll. d. Alsintan perkebunan antara lain meliputi : pengolah kelapa sawit mini, sangrai kopi, sangrai kakao, pengolah teh, pengolah lada, pengolah kelapa, dll Secara rinci jenis alsintan dan plafon kreditnya terdapat pada lampiran 2. V. POLA PENYALURAN DANA KUMK SUP-005 1. KUMK untuk usaha budidaya pertanian Diusahakan penyaluran dana KUMK SUP-005 untuk usaha budidaya dapat melalui pola kerjasama kemitraan antara Koordinator (penyedia saprodi dan penampung hasil saprodi), perbankan, kelompok tani, dan dinas teknis. Adapun peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut : a. Perbankan : disamping menyalurkan kredit juga melakukan uji petik calon debitur. 5

b. Koordinator : menyediakan saprodi/sapronak tepat waktu, menampung hasil produksi, dan membantu dalam pengembalian kredit. c. Dinas teknis : menseleksi kelompok tani/ternak, melakukan bimbingan teknis, dan memberikan rekomendasi kepada perbankan. d. Kelompok tani/ternak : melakukan usaha budidaya sesuai anjuran Dinas, mengembalikan kredit tepat waktu dan jumlah. Secara rinci mekanisme penyaluran dana KUMK SUP-005 aspek budidaya melalui pola kemitraan terdapat pada lampiran 3. 2. KUMK untuk alat dan mesin pertanian Prosedur penyaluran dana KUMK SUP-005 untuk alsintan diusahakan melalui Pola Kerjasama antara Debitur (Kelompok tani/upja), Perbankan, Produsen atau Distributor Alsintan, dan Pemda atau Dinas Teknis. Adapun peran masing-masing pihak yang bermitra sbb : a. Perbankan : disamping menyalurkan kredit juga dilibatkan dalam pemilihan debitur atau UPJA. b. Produsen Alsintan : menjamin after sale service juga ikut membantu menanggung resiko kredit perbankan. 6

c. Pemda/Dinas Teknis : membantu dalam seleksi alsintan baik layak dari segi finansial, ekonomi serta dari segi sosial budaya. d. Debitur/UPJA : mengelola alsintan secara professional. Secara rinci mekanisme penyaluran dana KUMK SUP-005 untuk alsintan melalui pola kemitraan terdapat pada lampiran 4. 3. Prosedur penyaluran kredit a. Dinas teknis membantu dalam penseleksian debitur dan membantu dalam penyusunan RDKK. b. Dinas teknis mengendorse dalam memberikan rekomendasi usulan kredit kepada perbankan. c. Keputusan akhir kredit ada pada perbankan karena resiko kredit sepenuhnya menjadi tanggung jawab perbankan. d. Dinas teknis mengawal pemanfaatan KUMK untuk pertanian dan membantu dalam proses pengembalian kreditnya. 7

VI. STRATEGI DAN LANGKAH OPERASIONAL 1. Dalam rangka pemanfaatan dana KUMK SUP-005 untuk pertanian maka peran pemerintah daerah baik tingkat propinsi maupun kabupaten (dinas teknis) sangat besar yaitu melalui koordinasi dengan lembaga perbankan dan instansi terkait lainnya. Peran Dinas Teknis sangat diperlukan dalam hal : a. Identifikasi UPJA, kelompok tani/ternak dalam memanfaatkan KUMK. b. Membantu dalam penyiapan RDKK dan total kebutuhan kreditnya. c. Mengawal penyusunan RDKK, pengajuan kredit, pemanfaatan dan pengembalian kreditnya. d. Membantu perbankan dalam memperoleh penjaminan kredit. e. Melakukan koordinasi dengan perbankan dan instansi terkait lainnya dalam rangka pemanfaatan KUMK. 2. Departemen Pertanian telah melakukan identifikasi jenis alsintan dan usaha budidaya komoditas yang akan dibiayai melalui KUMK yang selanjutnya sudah disampaikan kepada perbankan pelaksana KUMK. 3. Peran Dinas Teknis perlu ditingkatkan dalam penseleksian jenis alsintan, budidaya komoditas yang 8

disesuaikan dengan kebutuhan lokal spesifik dan perlu terus berkoordinasi dengan perbankan pelaksana KUMK. VII. PENUTUP 1. Prioritas pemanfaatan dana KUMK SUP-005 sektor pertanian adalah untuk membiayai (1) usaha budidaya tanaman yang belum dibiayai KKP, (2) pengadaan sarana produksi, sarana peternakan dan pengadaan hasil produksi. Serta (3) alat dan mesin pertanian, 2. Mekanisme penyaluran dana KUMK SUP-005 diusahakan melalui Pola Kerjasama Kemitraan antara Perbankan, Produsen atau Distributor Alsin, Produsen Saprodi/Sapronak, Dinas Teknis dan Kelompok Tani atau Ternak. Melalui pola kerjasama ini diharapkan penyaluran kredit menjadi lancar dan pengembaliannya dapat tepat waktu dan jumlah. 3. Peran Dinas Teknis perlu terus ditingkatkan terutama berkoordinasi dengan Perbankan dan instansi terkait lainnya sehingga KUMK dapat dimanfaatkan secara optimal dan tepat sasaran sehingga sukses penyaluran diikuti sukses pengembalian kreditnya. 9

10