BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. tentunya ada keinginan untuk dapat diterima dalam lingkungan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

ADAPTASI DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( Studi Kasus pada Masyarakat Pendatang dari suku-suku di Flores, di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari hari yang. dengan orang lain akan melahirkan sebuah kegiatan interaksi.

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB II LANDASAN TEORI

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

04Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Fungsi Komunikasi Antar Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Bab 1. PENDAHULUAN. tentang apa itu Tabua Ma T nek Mese yang adalah bagian dari identitas sosial masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS) Oleh : Ira Purwitasari

Efektifitas Komunikasi Interpersonal Umat Beragama di Perumahan Bekasi Jaya Indah Rt 10/14

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. jauh (SLJJ). Konteks ini dimaksudkan bagi setiap pribadi yang. Jika tak bisa percaya pada pasangan akan berdampak pada kondisi

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

Dinamika Kebudayaan. surono

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, dimana setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kompetisi yang ketat. Pengaruh budaya asing juga sangat membentuk kepribadian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lingkungan budaya senantiasa memberlakukan nilai-nilai sosial budaya yang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB IV KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN MASYARAKAT ISLAM PADA APARATUR KECAMATAN BEKRI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).

I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Budaya dan Komunikasi 1

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut

Pengertian, Ruang Lingkup dan Dimensi Komunikasi Antar Budaya. Sesi - 1 Komunikasi Antar Budaya Universitas Pembangunan Jaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan, manusia hidup dalam suatu ruang lingkup sosial tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia dalam aktivitasnya setiap saat memerlukan bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia dengan sesamanya dapat dilakukan melalui komunikasi. Secara kodrati manusia memerlukan komunikasi sejak masih bayi sampai akhir hayatnya, atau ungkapan lain yang dapat digambarkan bahwa secara empiris tiada kehidupan tanpa komunikasi. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukarmenukar gagasan, mengirim dan menerima informasi, membagi pengalaman serta bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Berbagai keinginan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kegiatan komunikasi dengan orang lain dalam suatu sistem sosial tertentu. Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pertukaran informasi, pendapat (communication is the prosess of sharing meaning) yang tujuannya untuk menciptakan saling pengertian diantara mereka yang melakukan komunikasi (Setyaningsih, 2007:1). Berdasarkan teori tersebut. Dari sinilah dapat dilihat bahwa peranan komunikasi menjadi bagian yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Dewasa ini, konteks komunikasi tidak hanya sebatas pada menciptakan saling pengertian antara satu dengan yang lainnya tetapi komunikasi juga merambah pada usaha untuk menyatukan perbedaan yang ada. Hal tersebut disebabkan karena ketika berkomunikasi dengan orang lain, manusia dihadapkan dengan bahasa-bahasa, dan

aturan-aturan, serta nilai-nilai yang berbeda, mengingat manusia adalah individu-individu yang memiliki latar belakang budaya yang berlainan. Seperti yang dikemukakan oleh Margarete Schwezer (dalam Mulyana dan Rahmat, 2003:215) bahwa perbedaan antardaerah tersebut khusus dapat ditemukan dalam bahasa, struktur ekonomi, struktur sosial, agama, norma-norma, gaya interaksi dan pemikiran, serta sejarah lokal. Manusia dalam menjalin relasi untuk memperoleh pemahaman mengenai perbedaan budaya tersebut, membutuhkan suatu proses komunikasi. Oleh karena itu dengan adanya komunikasi yang terjalin antara masyarakat yang berbeda kebudayaan, maka munculah suatu proses komunikasi yang disebut komunikasi antarbudaya, yang diartikan sebagai komunikasi antara dua orang atau lebih yang berbeda latar belakang kebudayaan (Liliweri, 2004:9). Secara umum, tujuan komunikasi antarbudaya adalah untuk menyatakan identitas sosial dan menjembatani perbedaan antarbudaya melalui perolehan informasi baru, mengurangi tingkat ketidakpastian serta mempelajari sesuatu yang baru yang tidak pernah ada sebelumnya dalam kebudayaan. Komunikasi antarbudaya yang intensif dapat mengubah persepsi dan sikap orang lain. Perbedaan latar belakang budaya seringkali menjadi kendala dalam proses komunikasi antarbudaya. Hal ini disebabkan adanya ukuran nilai baik-buruk dan benar salah dari suatu kelompok yang berbeda budaya. Untuk mengatasi kendala tersebut, dapat dilakukan melalui proses adaptasi, yang merupakan penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial budaya baru. Proses adaptasi akan berhasil apabila didahului dengan proses mempelajari nilai-nilai sosial budaya dari kelompok lain.

Budaya yang dimaksud tidak hanya sebatas pada perbedaan suku, ras maupun agama tetapi juga berkaitan dengan perbedaan lingkungan sosial, kebiasaan, nilai dan norma yang berlaku diantara individu yang berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Oleh karena itulah proses adaptasi sangat penting dalam komunikasi antarbudaya. Kabupaten Kupang merupakan salah satu kabupaten/kota dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Seperti daerah daerah lain pada umumnya, Kabupaten Kupang memiliki masyarakat yang majemuk. Dikatakan demikian karena selain masyarakat asli Timor juga terdapat masyarakat pendatang dari berbagai pelosok daerah di NTT maupun luar NTT. Dalam kondisi masyarakat yang majemuk ini, tentunya konflik bisa saja terjadi, mengingat individu dalam komunitas ini berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda. Konflik biasanya sering timbul akibat adanya miskomunikasi antara masyarakat pendatang dan masyarakat asli karena adanya latar belakang bahasa yang berbeda. Sehingga sering menimbulkan ketegangan-ketegangan kecil seperti tidak bertegur sapa antara satu dengan yang lainnya. Namun, sebagai masyarakat pendatang, tentunya harus mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan masyarakat asli Timor. Masyarakat pendatang yang berasal dari berbagai daerah di NTT maupun luar NTT ini ada yang tidak menetap atau yang hanya untuk melanjutkan studi di Kupang dan ada yang menetap atau yang sudah berdomisili terutama mereka yang mengadu nasib dengan mencari sumber penghidupan/bekerja di Kupang. Hal ini dapat dilihat pada kelompok masyarakat pendatang yang menetap di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004 Kabupaten Kupang ini. Masyarakat asli yang dimaksudkan di sini adalah masyarakat yang para leluhur serta nenek moyangnya berasal dari daerah tersebut untuk beberapa generasi terakhir

sedangkan masyarakat pendatang adalah masyarakat yang berasal dari suku atau daerah lain yang menetap baik hanya sementara ataupun menjadi penduduk tetap juga termasuk mereka yang lahir serta bertumbuh di lingkungan tersebut namun leluhur serta nenek moyangnya berasal dari suku lain. Masyarakat pendatang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda beda ini telah berinteraksi dengan masyarakat lokal yang juga memiliki budaya yang berbeda. Maka secara otomatis akan terjalin proses komunikasi antarbudaya di dalam komunitas tersebut, namun untuk mendukung proses komunikasi antarbudaya diperlukan proses adaptasi dalam rangka menghindari permasalahan yang mungkin akan terjadi akibat adanya perbedaan latar belakang budaya dan yang terpenting adalah untuk mempermudah jalannya proses komunikasi antarbudaya. Dalam pelaksanaan proses adaptasi komunikasi antarbudaya di antara kedua komunitas yang hidup bersama di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004 ini, tentunya terjadi proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Dalam penyebaran unsur-unsur kebudayaan ini terdapat tiga proses yakni symbiotic, asimilasi dan akulturasi. Proses symbiotic dapat terjadi bilamana kedua golongan komunitas tersebut yakni komunitas masyarakat pendatang dan masyarakat asli tidak saling mempengaruhi sehingga bentuk dan kebudayaan itu masing-masing tidak berubah. Selain itu kemungkinan lahirnya kebudayaan baru bisa saja terjadi bilamana golongan individu dengan latar belakang yang berbeda sudah tinggal dan bergaul dalam waktu yang lama di daerah tersebut. Selain itu, kebudayaan golongan yang berbeda itu, masing-masing merubah sifatnya yang khas demi beradaptasi antar satu dengan yang lain. Keseluruhan proses asimilasi ini terjadi, jika memang ada suatu kewajiban bagi masyarakat pendatang bila ingin diterima dalam komunitas penduduk asli. Namun demikian tidak tertutup pula

perubahan atau penciptaan kebudayaan baru tersebut memang atas dasar keinginan sendiri. Keseluruhan proses inilah yang dikenal dengan proses asimilasi. Dilain pihak akulturasi kebudayaan pun dapat menjadi salah satu bagian dalam proses adaptasi komunikasi, bila masing-masing golongan kebudayaan tetap mempertahankan kebudayaan mereka namun dapat pula menerima kebudayaan asing. Proses seperti ini bisa terlihat dalam proses kehidupan sehari-hari masyarakat minoritas. Kelompok masyarakat di RT 008/RW 004 Desa Baumata Timur kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang memiliki interaksi sosial yang dapat dikatakan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam setiap momen momen kemasyarakatan (pesta, gotong royong, upacara keagamaan, kedukaan, dsb). Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul: Adaptasi Dalam Komunikasi Antarbudaya ( Studi Kasus pada Masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores, di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004 ). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana proses adaptasi komunikasi antarbudaya masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores dengan masyarakat lokal di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui proses adaptasi komunikasi antarbudaya masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores dengan masyarakat lokal di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004. 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada Ilmu Komunikasi dalam melakukan penelitian tentang proses adaptasi sebagai interaksi komunikasi antarbudaya pada kelompok masyarakat majemuk. 1.4.2 Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai proses adaptasi dalam komunikasi antarbudaya. 1.5 Kerangka Pemikiran, Asumsi, dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian adalah penalaran yang dikembangkan dalam memecahkan masalah penelitian ini. Kerangka pemikiran pada dasarnya menggambarkan jalan pikiran dan landasan rasional dari pelaksanaan penelitian tentang adaptasi dalam komunikasi antarbudaya (studi kasus pada masyarakat pendatang dari suku-suku di Flores yang menetap di Desa Baumata Timur RT 008/RW 004 ). Dewasa ini, peradaban manusia telah berkembang demikian kompleksnya. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok dan berkomunikasi dengan sesamanya, juga sebagai individu-individu dengan latar belakang budaya yang berlainan. Sebagai makhluk sosial tentunya saling bertemu, baik secara tatap muka maupun melalui media komunikasi. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa sekarang ini komunikasi antarbudaya semakin penting dan semakin vital.

Komunikasi antarbudaya merupakan proses komunikasi yang melibatkan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda-beda. Jadi, dapat dikatakan komunikasi antarbudaya dapat terjadi bila produsen pesan (komunikator) adalah anggota budaya dan penerima pesannya (komunikan) adalah anggota budaya lain. Namun dalam pelaksanaannya, proses komunikasi antarbudaya tersebut tentu menemui banyak kendala. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan latar belakang budaya yang menghalangi jalannya interaksi. Untuk itu proses adaptasi sangat diperlukan untuk mendukung proses komunikasi yang terjalin antara orang orang yang berbeda latar belakang budaya tersebut. Namun proses adaptasi dalam interaksi tersebut tidak menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan dari masing-masing penghayat budaya. Dengan kata lain, yang terjadi dalam interaksi antarbudaya tersebut adalah saling menerima dan mempengaruhi tanpa menghilangkan kebudayaan itu sendiri. Dari uraian tersebut, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar I Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Pendatang Adaptasi Masyarakat Asli Symbiotic Akulturasi Asimilasi

1.5.2 Asumsi Adapun asumsi yang dipegang oleh peneliti adalah bahwa dua komunitas yang berbeda budaya dapat saling mempengaruhi. 1.5.3 Hipotesis Hipotesis merupakan pendapat atau kesimpulan sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan kata lain suatu pendapat yang kita gunakan untuk mengetahui kenyataan yang sebenarnya dari sesuatu hal yang belum terbukti kebenarannya. Jadi hipotesis yang dapat peneliti rumuskan pada penelitian ini adalah dua komunitas yang berbeda budaya dapat saling mempengaruhi tetapi tidak mengubah kepribadian kebudayaan masing-masing penghayat budaya.