KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA PENDEKATAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut:

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

Lanjutan Pemasaran Hasil Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di lahan kering daerah pengunungan. Umur tanaman melinjo di desa ini

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Copyright Rani Rumita

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

beberapa desa salah satunya adalah Desa Yosowilangun Kidul

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KERANGKA TEORI. Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan

IV. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke

TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum Esculentum L. Mill.) Di Desa Bangun Rejo Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pertemuan 10 STRATEGI DISTRIBUSI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi adalah sebuah konsep sistem yang di dukung oleh. manajer dalam organisasi atau dalam tingkatan manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.2 Lembaga dan Saluran Pemasaran

7. KINERJA RANTAI PASOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman semusim yang tergolong rumput-rumputan

ANALISIS TATANIAGA AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

II TINJAUAN PUSTAKA Itik Itik merupakan ternak yang termasuk ke dalam komoditas unggas dan sudah

TINJAUAN PUSTAKA. di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

ANALISIS TATANIAGA BERAS

PEMASARAN PRODUK PERTANIAN Konsep Pemasaran. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

Salah satu unsur dalam bauran pemasaran adalah place atau. saluran pemasaran yang merupakan perantara bagi produsen

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

Manajemen Pemasaran. Fungsi dan arus saluran pemasaran, keputusan rancangan saluran, keputusan manajemen saluran, dinamika saluran.

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

ANALISIS TATANIAGA BUAH NAGA ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI KABUPATEN BANYUWANGI

Transkripsi:

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tanaman Melinjo Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dengan tanda-tanda : bijinya tidak terbungkus daging tetapi hanya terbungkus kulit luar. Berdasarkan bentuk tajuk pohonnya dikenal ada 2 jenis tanaman melinjo, yakni bertajuk kerucut dan bertajuk piramida. Bila tidak di pangkas, maka tanaman melinjo yang berumur tua bisa mencapai ketinggian lebih dari 25 m dari permukaan tanah (Sunanto,1991). Tanaman melinjo bercabang banyak, dan pada seluruh bagian batang, cabang dan rantingnya, tampak ruas-ruas bekas tempat tumbuh tangkai daun, ranting, dan cabang. Ranting dan cabang tanaman melinjo tidak berhubungan kuat dengan batang tanaman, sehingga mudah lepas; dengan demikian memang sangat membahayakan bila orang memanjat pohon melinjo, bisa jatuh karena menginjak dahan atau cabang pohon yang mudah lepas dari batang pohon (Sunanto,1991). Menurut Sunanto (1991), Di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, dikenal adanya 3 varietas melinjo yaitu: (a) Varietas Kerikil: buah atau biji melinjo varietas ini ukurannya kecil, bentuknya agak bulat. Jumlah buah tiap pohon bisa lebat; (b) Varietas Keton: buah atau biji melinjo varietas ini jauh lebih besar daripada varietas kerikil, bentuknya panjang jumlah buah tiap pohon bisa lebat; dan (c) Varietas Gentong: buah atau biji melinjo varietas ini ukurannya paling besar, dan bentuknya agak bulat. Jumlah buah tiap pohonnya kurang lebat. 7

8 Kualitas melinjo sangat menentukan kualitas empingnya. Biji melinjo yang kualitasnya paling baik adalah biji melinjo yang ukurannya terbesar dan sudah tua benar. Untuk mengetahui apakah biji melinjo itu sudah tua benar adalah: a. Bila masih berkulit luar maka warna kulit luarnya merah tua; sangat baik bila biji melinjo yang berkulit luar merah tua itu jatuh sendiri dari pohon. b. Bila sudah tidak berkulit luar, maka biji melinjo itu kulit kerasnya berwarna coklat kehitam-hitaman dan mengkilat. Hal ini penting karena pada produsen emping mendapatkan biji melinjo dari pedagang dalam keadaan sudah tidak ada kulit luarnya. 2. Saluran dan Lembaga Pemasaran Menurut Masyhuri (2011), pemasaran diartikan sebagai ilmu yang menelaah terhadap aliran barang secara fisik dan ekonomis dari produk melalui lembaga pemasaran kepada konsumen. Menurut Daryanto (2011), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Fungsi pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan fungsional yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik aktivitas proses fisik maupun aktivitas jasa, yang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan atau penambahan kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan terhadap suatu

9 produk (Sa id dan Intan, 2004). Fungsi-fungsi pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: Fungsi pertukaran meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan hak milik suatu barang dan atau jasa melalui suatu proses pertukaran. Fungsi pertukaran terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi penjualan mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pemindahan hak milik produk dari produsen atau lembaga perantara pemasaran, yang mempunyai hak kepemilikan, kepada konsumen atau pemakai, termasuk di dalamnya kegiatan promosi dan periklanan. Fungsi pembelian dilakukan oleh pedagang perantara untuk dijualkembali dan oleh produsen untuk dijadikan bahan baku atau masukan dalam proses produksi, seperti input dan alat pertanian yang dibeli oleh petani, pembelian hasil pertanian oleh industri pengolahan, dan pembelian produk setengah jadi oleh industri untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi. Fungsi fisik adalah semua aktivitas untuk menangani, menggerakkan, dan mengubah produk-produk secara fisik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Fungsi-fungsi fisik meliputi fungsi penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan. Fungsi penyimpanan berupaya mengatur dan mengontrol persediaan untuk kebutuhan selama periode tertentu. Dalam fungsi ini barang disimpan setelah produksi selesai kemudian disimpan sampai dengan waktu akan dikonsumsi. Fungsi pengangkutan merupakan gerakan perpindahan barang-barang dari asal produksi menuju ke tempat konsumen. Fungsi ini memegang peranan dalam memperlancar perpindahan produk dari lokasi produksi sampai ke lokasi

10 konsumen akhir. Fungsi pengolahan dilakukan untuk merubah hasil komoditas pertanian agar memperoleh nilai tambah. Fungsi fasilitas adalah kegiatan-kegiatan yang dapat membantu sistem pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi fasilitas terdiri dari fungsi standarisasi dan grading, fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan resiko, dan fungsi informasi pasar. Fungsi standarisasi meliputi penetapan standar-standar produk dalam rangka menentukan standar yang sesuai dengannya. Fungsi grading adalah usaha mengklasifikasikan atau mengelompokkan produk-produk pertanian ke dalam kumpulan-kumpulan yang berdasarkan standarisasi tertentu, sehingga produk-produk tersebut berada dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan ukuran untuk setiap kriteria standarisasi yang digunakan. Fungsi pembiayaan berperan dalam perencanaan pembiayaan, pelaksanaan pembiayaan, pengawasan pembiayaan, pengevaluasian pembiayaan, dan pengendalian pembiayaan. Fungsi penanggungan resiko merupakan resiko yang harus dihadapi oleh produsen atau pemilik produk sepanjang saluran pemasaran. Fungsi informasi pasar mencakup data dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan, seperti informasi mengenai harga, mutu maupun sumber produk. a. Pengertian Saluran Pemasaran Saluran pemasaran (marketing channels) adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran merupakan

11 seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir (Kotler, P. 2009). Menurut Daryanto (2011), saluran distribusi adalah saluran yang dipakai oleh produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik berpindahnya hak (penguasaan) hinga pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak pemilikinya. Fungsi saluran distribusi: 1) Informasi: mengumpulkan dan mendistribusikan riset pemasaran serta informasi mengenai kantor dan kekuatan dalam lingkungan pemasaran yang dibutuhkan untuk merencanakan dan membentuk pertukaran. 2) Promosi: mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasive mengenai suatu penawaran. 3) Kontak: menemukan dan komunikasi dengan calon pembeli. 4) Penyesuaian: membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli termasuk aktivitas, seperti: membentuk, pemilahan, perakitan, dan pengemasan. 5) Negosiasi: mencapai persetujuan mengenai harga dan persyaratan lain dari tawaran harga sehingga kepemilikan dapat dipindahkan. Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Pengertian ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau perantara untuk dapat menyalurkan produkya kepada konsumen akhir (Laksana Fajar, 2008).

12 b. Tingkatan Saluran Pemasaran Menurut Laksana Fajar (2008), tingkatan dalam saluran pemasaran terdiri dari: 1) Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung (A Zero level channel). Produsen menjual langsung ke konsumen. 2) Saluran satu tingkat (A one-level channel). Mempunyai satu perantara penjualan. Di dalam pasar konsumen, perantara itu sekaligus merupakan pengecer (retailer), sedangkan dalam pasar industry merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industry. 3) Saluran dua tingkat (A two-level channel). Mempunyai dua perantara penjualan. Di dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar (whole-saler), dan sekaligus pengecer (retailer), sedang dalam pasar industry mereka mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industry. 4) Saluran tiga tingkat (A three-level channel). Mempunyai tiga perantara penjualan yaitu grosir, pemborong, dan pengecer, seorang pemborong biasanya ada di tengah antara grosir dan pengecer. c. Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoeh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah

13 menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginaan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan bentuk usahanya (Sudiyono, 2001). 1) Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran secara langsung berhubungan dengan petani, Tengkulak ini melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian. 2) Pedagang pengumpul, jual komoditi yang dibeli tengkulak dari petani biasanya relative lebih kecil sehingga untuk meningkatkan efisiensi, misalnya dalam pengangkutan, maka harus ada proses kosentrasi (pengumpulan) pembelian komoditi oleh pedagang pengumpul. Jadi pedagang pengumpul ini membeli komoditi pertanian dari tengkulak. 3) Pedagang Besar, untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengempul ini harus dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut dengan pedagang besar. 4) Pengecer, merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer ini sebenarnya merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang besifat komersiil, artinya kelanjutan proses produksi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dari aktivitas pengecer dalam menjual produknya kepada konsumen.

14 Menurut hasil penelitian Elly Jumiyati, dkk (2013) yang melakukan analisis saluran pemasaran dan margin pemasaran kelapa dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran kelapa dalam di lokasi penelitian, yaitu saluran I: petani pedagang pengumpul desa/kecamatan pedagang pengumpul antar kabupaten/kota konsumen, dan saluran pemasaran yang ke II: petani pedangan pengumpul desa/kecamatan pedagang pengumpul antar kabupaten/kota pedagang pengecer konsumen. 3. Biaya, Keuntungan dan Margin Pemasaran Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengeringan, pungutan retribusi, dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran ini berbeda satu sama lainnya disebabkan karena: a) macam komoditi, b) lokasi pemasaran, c) macam lembaga dan efektivitas pemasaran yang dilakukan (Soekartawi, 1993). Menurut Sudiyono (2001), margin pemasaran dapat ditinjau dari dua hal, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran sering menggunakan konsep margin pemasaran yang dipandang dari sisi harga. Margin pemasaran merupakan selisih harga yang dibayarkan konsumen akhir dan harga yang diterima petani produsen. Dengan menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapat beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam aktivitas pemasaran ini. Margin dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu : Pertama, margin pemasaran merupakan perbedaaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Kedua, margin pemasaran

15 merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran jasa-jasa pemasaran. Keuntungan pemasaran adalah penjumlahan dari semua keuntungan yang diperoleh dalam tiap lembaga pemasaran. Jarak yang mengantarkan produksi pertanian dari produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan pemasaran (Soekartawi, 1993). 4. Efisiensi Pemasaran Menurut Cahyono (2003) mengatakan bahwa pemasaran dapat dikatakan efisien jika menguntungkan petani dan konsumen, dengan melibatkan sedikit lembaga pemasaran. Dengan melibatkan sedikit pemasaran, maka harga jual ditingkat petani tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh petani juga lebih tinggi. Sedangkan tingkat harga jual di pasaran yang harus dibayar oleh konsumen lebih rendah sehingga konsumen mampu untuk membelinya. Pemasaran dapat dikatakan efisien, jika (1) biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi, (2) persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi, (3) tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan (4) adanya kompetisi pasar yang sehat (Soekartawi,1989). Indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan efisiensi pemasaran adalah (1) margin pemasaran, (2) harga di tingkat konsumen, (3) tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan (4) intensitas persaingan pasar (Sudiyono, 2002).

16 Menurut Mubyarto (1994) sistem tataniaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat yaitu mampu menyampaikan hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu. Khaswarina, dkk (2014), melakukan penelitian tentang analisis saluran pemasaran produk susu bubuk kedelai di Pekanbaru, menunjukkan bahwa terdapat dua lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran satu yaitu agen/distributor dan agen outlet, sedangkan pada saluran kedua industri hanya bekerjasama dengan agen. Saluran yang paling efisien adalah saluran dua, saluran dua lebih efisien karena salurannya lebih pendek dan keuntungan yang diterima agen lebih besar. Sustiyana, dkk (2013) melakukan penelitian tentang analisis supply chain dan efisiensi pemasaran gula siwalan di Kabupaten Sumenep Jawa Timur, menunjukkan bahwa dari kelima saluran dalam rantai pasok gula siwalan ini tergolong sangat efisien, setiap anggota rantai pasok mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya. B. Kerangka Pemikiran Petani melinjo di Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung memiliki kontribusi besar dalam memenuhi permintaan konsumen atau sebagai bahan baku industri emping melinjo. Dalam kegiatan penjualan melinjo sampai ke tangan konsumen, petani berhubungan langsung dengan lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran yang berkaitan seperti tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang

17 besar, dan pedagang pengecer. Setiap lembaga pemasaran tersebut, mempunyai margin pemasaran. Margin merupakan selisih harga yang dibayarkan konsumen atau pengrajin emping dan harga yang diterima oleh petani melinjo. Selain itu, margin merupakan perjumlahan antara keuntungan dengan biaya pemasaran. Biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan seperti biaya pengupasan, penyimpanan, pengemasan, pengangkutan, bongkar muat, penyusutan dan pungutan retribusi. Selain adanya biaya tersebut, para lembaga pemasaran mengambil sejumlah nilai atas balasan jasa yang telah mereka lakukan yang disebut dengan keuntungan pemasaran. Dalam hal untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran maka dibutuhkan analisis tentang farmer share yang bermanfaat untuk mengetahui bagian yang diterima oleh petani dari harga ditingkat konsumen dan rasio biaya dengan nilai produk yang bermanfaat untuk mengetahui perbandingan antara biaya pemasaran dengan nilai produk melinjo yang diterima oleh konsumen.

18 Petani Melinjo Di Desa Plumbon Lembaga Pemasaran - Tengkulak - Pedagang Pengumpul - Pedagang Besar - Pedagang Pengecer Margin Pemasaran Biaya Pemasaran Keuntungan Efisiensi Pemasaran - Farmer s share - Rasio biaya dengan nilai produk Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran