BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk. Masalah

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. dapat diatasi. Permasalahan ini antara lain diwarnai jumlah yang besar

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juga dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun kemampuan mengembangkan sumber daya alam seperti deret hitung. Alam

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi,

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian UN-

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, dengan

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang.perserikatan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun bagi negara. Manfaat-manfaat tersebut antara lain; dengan

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat agar dapat menerima pembentukan Norma Keluarga Kecil Bahagia. dan Sejahtera (NKKBS) (Manuaba, 2004).

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia khususnya negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi masalah utama di Indonesia dalam bidang kependudukan. Keadaan penduduk yang semakin meningkat akan mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat (Yunitasari, 2011). Laju pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat kelahiran dan kematian. Adanya perbaikan pelayanan kesehatan menyebabkan tingkat kematian rendah, sedangkan laju tingkat kelahiran tetap tinggi, hal ini merupakan penyebab utama ledakan penduduk (Prawiroharjo, 2010 dalam Sitopu, 2012). Untuk menekan laju pertumbuhan manusia, terutama mencegah ledakan penduduk pada tahun 2015, diperlukan alat kontrasepsi yang menjadi salah satu medianya (Ratnaningtyas, 2009). Selain itu kontrasepsi merupakan kebutuhan utama keluarga untuk membentuk keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2013). Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia, terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 juga mencatat bahwa angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359 meninggal dunia per 100.000 ibu hamil/melahirkan. Fakta ini sangat memprihatinkan mengingat, kurang lebih 14.000 ibu yang meninggal karena 1

2 melahirkan setiap tahunnya dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki angka kematian ibu tertinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) (BKKBN, 2013). Data The Alan Guttmacher Institute, New York, menyebutkan didunia kirakira 85 dari 100 perempuan yang aktif secara seksual tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun (Nsa, 2008 dalam Ratnaningtyas, 2009). Sedangkan dari data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) jumlah peserta Keluarga Berencana (KB) di Indonesia baru mencapai 44 juta pasangan usia subur baru mencapai 61,9% dari 71,08 juta pasangan usia subur (PUS) tahun ini. Padahal target pemerintah 65% (Detik.com, 2013). Sesuai data dan informasi kesehatan Provinsi Jawa Timur, presentase wanita berstatus kawin 15-49 tahun yang menggunakan alat/cara KB adalah 55,7% (Kemenkes RI, 2012). Di Pacitan, berdasarkan data yang didapat dari Dinkes menyebutkan pada tahun 2012 bahwa peserta KB aktif semua metode adalah 135919 pasangan usia subur (48,48%) dari 280377 pasangan usia subur. Data yang didapat dari Dinkes Kabupaten Pacitan jumlah pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi di Puskesmas Kecamatan Tulakan yaitu sebanyak 66,51% (Dinkes Kab.Pacitan, 2012). Data yang di dapat dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Tulakan, Desa Kalikuning pemakaian alat kontrasepsi sebanyak 57,40%. Di Desa Kalikuning terdapat 23 RW namun data yang di dapat dari Posyandu hanya 3 RW yaitu RW 05 sebanyak 62,92%, RW 06 sebanyak 67,64%, dan RW 07 sebanyak 72,09%. Hasil Tanya jawab 10 pasangan usia subur RW 05 tentang alat kontrasepsi sebagian masih banyak yang belum mengetahui keefektifan, kekekurangan dan kelebihannya, cara penggunaan serta efek samping terhadap kesehatan.

3 Masih banyak wanita di Indonesia yang enggan menggunakan alat kontrasepsi karena berbagai alasan, mulai dari kurangnya pengertian akan manfaat berkontrasepsi hingga takut efek samping/efek terhadap kesehatan (detik.com, 2013). Pemakaian kontrasepsi merupakan salah satu dari sekian banyak variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap tingkat fertilitas. Sementara itu kontribusi pemakaian kontrasepsi terhadap penurunan angka kelahiran tidak saja ditentukan oleh banyaknya pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kualitas pemakaiannya (BKKBN, 2013). Fungsi kontrasepsi adalah merencanakan kehamilan sehingga setiap pasangan dapat memperoleh anak sesuai waktu yang diinginkan dan memberikan perawatan dan pemeliharaan seoptimal mungkin. Jika tanpa kontrasepsi, mungkin sebuah keluarga dapat memiliki banyak anak dengan waktu yang berdekatan, disamping kesulitan mengasuh anak juga tidak baik bagi kesehatan ibu dan anaknya. Tetapi pada umumnya pasangan tidak nyaman bersenggama jika menggunakan alat kontrasepsi atau lebih gagal merencanakan kehamilan sehingga terjadi kehamilan yang tidak diinginkan (Fragesti, 2012). Dari semua permasalahan kontrasepsi yang menyebabkan kehamilan tidak diinginkan, sehingga membuat ibu meninggal adalah komunikasi terhadap pasangan dan pengetahuan terhadap alat kontrasepsi sangat penting (Detik.com, 2013). Oleh sebab itu angka kesadaran masyarakat akan pentingnya kontrasepsi masih perlu ditingkatkan. Hal ini sangat penting dalam upaya menekan laju pertambahan penduduk yang tinggi. (Affandi, 2013 dalam toentas.com, 2013).

4 Informasi tentang kontrasepsi dari petugas kesehatan sangat diperlukan. Kontrasepsi merupakan kebutuhan utama keluarga untuk membentuk keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2013). Pasangan usia subur diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif sehingga memberi efek samping penurunan fertilitas (Suratun, 2008). Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB, diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasangan usia subur akan pentingnya alat kontrasepsi. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah atau sosialisasi terhadap Pasangan Usia Subur yang memenuhi syarat KB, selain itu informasi juga dapat diperoleh dari berbagai media, misalnya Koran, majalah, televisi,maupun internet. Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin mengetahui tentang Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi di RW 05 Desa Kalikuning Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Gambaran pengetahuan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi di RW 05 Desa Kalikuning Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan? 1.3. Tujuan

5 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontraspsi di RW 05 Desa Kalikuning Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Secara teoritis alat kontrasepsi digunakan untuk mencegah kehamilan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan. Alat kontrasepsi yang sudah ada sekarang diharapkan dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagaimana perlunya untuk menunjang kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil yang bahagia. 1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1. Bagi Responden Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi dengan cara memberi leaflet. 1.4.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai refrensi dalam membuat proposal selanjutnya. 1.4.2.3. Bagi Profesi Sebagai sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan asuhan keperawatan komunitas pada program Keluarga Berencana. 1.4.2.4. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dipakai sebagai tambahan literatur bagi ilmu keperawatan dalam hal Keluarga Berencana.

6 1.5. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang kontrasepsi telah dilakukan dengan topik sebagai berikut: 1. Nur Faika (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar pada tingkat baik, cukup dan kurang yang menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan sampel 34 pasangan usia subur, pengambilan sampelnya yaitu menggunakan teknik sampling jenuh dan intrumen penelitian kuesioner. Pada penelitian diatas terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan berupa teknik pengambilan sampling yang digunakan, penelitian Faika (2013) menggunakan teknik sampling jenuh sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Persamaan dengan peneliti sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan tema penelitian yaitu pengetahuan tentang alat kontrasepsi. 2. Selli Dorsiani Sitopu (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Helvetia Medan, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karateristik dan pengetahuan akseptor keluarga berencana dengan

7 penggunaan alat kontrasepsi di puskesmas Helvetia medan, yang menggunakan metode penelitian korelasi, dengan sampel akseptor KB perempuan (ibu) di puskesmas Helvetia medan, hasil penelitiannya yaitu ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan Ibu Akseptor Keluarga Berencana dengan penggunaan alat kontrasepsi dengan nilai p = 0,001 (p<0,05). Pada penelitian diatas terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan berupa metode penelitian yang digunakan, penelitian Sitopu (2012) menggunakan menggunakan metode korelasi dan concecutive sampling, sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dan purposive sampling. Persamaan dengan peneliti sebelumnya yaitu sama-sama pengumpulan data menggunakan kuesioner dan tema penelitian yaitu pengetahuan tentang alat kontrasepsi. 3. Lisa Yunitasari (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Tingkat Pengtahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas Tegarejo Yogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan ibu menggunakan kontrasepsi IUD di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta tahun 2001, yang menggunakan metode penelitian survei (non eksperimen) dengan sampel seluruh akseptor dan akseptor KB yang berkunjung ke Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta, hasil penelitian menunjukkan

8 bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi IUD. Pada penelitian diatas terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan berupa metode penelitian yang digunakan, penelitian Yunitasari (2011) menggunakan metode penelitian korelasi survey (non eksperimen) dan sampling isidental, sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dan purposive sampling. Persamaan dengan peneliti sebelumnya yaitu sama-sama pengumpulan data menggunakan kuesioner dan tema penelitian yaitu pengetahuan tentang alat kontrasepsi.