BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menumbuhkan dan memompa perekonomian suatu negara. Dimana dengan kehadiran perbankan diharapkan akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara salah satunya adalah menyalurkan kembali dana yang dihimpun dari masyarakat kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. Beberapa tahun terakhir, perbankan mulai menunjukkan persaingan kredit.terutama persaingan merebut pasar mikro. Segmen kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) menjadi mesin penting bagi pertumbuhan kredit perbankan. Menurut data Bank Indonesia (BI) per November 2010, porsi kredit MKM terhadap kredit perbankan mencapai 53,13%. Porsi kredit MKM terhadap total kredit perbankan ini meningkat dari posisi akhir 2009 yang 51,28% atau akhir 2008 yang hanya 48,48% dan di sektor mikro ada terdapat 50 juta pengusaha mikro. Dari 50 juta pengusaha mikro, yang sudah terjamah masih sebagiannya saja dan sisanya masih luas dan masih memerlukan sentuhan kredit.hal ini menjadi anggapan bahwa pasar mikro sebagai lahan yang banyak memberi keuntungan, maka bank-bank besar mulai melirik untuk menggarap lahan tersebut karena bank-bank yang sudah berkecimpung di pasar mikro memang menuai Net Interes Margin (NIM) yang tebal.yang semula lahan 1
2 ini merupakan mata pencaharian dari bank-bank kecil dan BPR, sekarang diperebutkan oleh bank-bank besar. Selain Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sudah lama menjadi mitra dari pasar mikro, beberapa bank besar yang mulai menceburkan diri dalam kredit makro adalah Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga dan BTPN juga bermain bisnis disini, ternasuk Bank Danamon yang masih mengandalkan Dana Simpan Pinjam (DSP). Bahkan, ada juga pemain baru yang cukup kompetitor yaitu Bank Pundi yang dulunya merupakan Bank Eksekutif (Infobank:2010). Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank yang berhasil dalam sepak terjangnya menembus pasaran mikro dan menduduki peringkat pertama bank yang menyalurkan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seta mendapat julukan sebagai raja kredit sekaligus pengusaha pasar mikro dan bank pencetak laba terbesar. Pada per Desember 2009 outstanding kredit mikronya mencapai Rp. 59,51 triliun atau 28,96% dari total kredit yang diberikannya Rp. 205,52 triliun. Kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga bagus hal ini bisa ditunjukkan dari:
3 Tabel 1.1 Kinerja Keuangan 5 Bank Besar Per Desember 2009 Nama Bank CAR NPL LDR BO/PO NIM Jumlah Kantor Jumlah ATM Bank 15,55 2,62 59,15 70,71 5,19 1.185 5.224 Mandiri Bank 13,30 3,52 80,88 77,64 8,97 6.433 4.861 Rakyat Indonesia Bank 16,34 0,73 50,27 68,68 6,40 895 6.781 Central Asia Bank Negara Indonesia 13,91 4,68 64,06 84,86 6,01 1.075 2.958 Sumber: Biro Riset Infobank (BirI) Dari tabel diatas jelas bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) memiliki LDR paling tinggi, ini menunjukkan bahwa hampir seluruh dana masyarakat yang dihimpunnya disalurkan kembali pada masyarakat sebesar 80,88% dan rasionya berada pada rasio yang ditetapkan BI setelah adanya kebijakan penetapan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 78%-100%. Dari Net Interest Margin (NIM) yang dihasilkan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga memiliki NIM tertinggi yaitu sebesar 8,97% menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola earning asset dalam menghasilkan laba operasional bersih. Didukung dengan jumlah kantor 6.433, Bank Rakyat Indonesia (BRI) semakin kuat dalam menjaring nasabah, karena dengan banyaknya kantor yang tersebar maka banyak masyarakat yang mengenal dan percaya pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan menunjukkan manajemen yang bagus dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sehingga mampu memiliki kantor yang tersebar dimana-mana.
4 Dalam merebut pasar mikro, Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyediakan kredit yang diperuntukan bagi para pengusaha UMKM yaitu dalam bentuk Kredit Kupedes dan Kredit Program.Kredit Kupudes merupakan kredit yang disalurkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui kamtor-kantor BRI unit. Sasaran kredit ini adalah usaha mikro dan golongan berpenghasilan tetap yang memerlukan tambahan pembiayaan yang besarnya sesuai dengan ketentuan batasan plafond kupedes. Sektorsektor ekonomi yang menjadi sasaran antara lain adalah pertanian, industri, perdagangan, dan lain-lain. Sedangkan Kredit Program merupakan kredit yang disalurkan BRI berdasarkan petunjuk dari Pemerintah dalam rangka mendukung pembangunan di Indonesia khususnya pengembangan usaha kecil,menengah dan koperasi, serta untuk membiayai pengadaan pangan oleh Badan Urusan Logistik (BULOG). Bentuk kreditnya meliputi Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP), Kredit ketahanan Pangan dan Energi (KKPE-Tebu) dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). Kredit yang dikucurkan oleh bank sangat penting sekali peranannya, karena dengan adanya penyaluran kredit maka akan membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam hal permodalan. Pertumbuhan ekonomi akan berhasil apabila ekonomi makro berjalan seimbang dengan ekonomi mikro, oleh karena itu pemerintah perlu mendorong ekonomi mikro di Indonesia, apabila ekonomi mikro bergerak dengan cepat maka
5 aktivitas perekonomian makro juga akan mengikuti. Salah satu upaya mendorong perekonomian mikro adalah dengan mengembangkan dan memberdayakan UMKM. Jika dilihat dari sisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), sangat memberikan kontribusi terhadap Indonesia. Dimana dengan adanya UMKM akan membantu penciptaan lapangan kerja baru (pro job) sehingga mampu membantu mengentaskan kemiskinan (pro poor) dan mendorong pertumbuhan ekonomi (pro growth). Pada tahun 2010 UMKM menyumbang 55,6% terhadap PDB harga berlaku dengan nilai investasi mencapai Rp. 640,4 triliun atau 52,9% dari total investasi. Tak hanya itu, UMKM juga menghasilkan devisa sebesar Rp. 183,8 triliun atau 20,2% dari jumlah devisa Indonesia. Jumlah pelaku UMKM sebanyak 51,3 juta unit usaha atau 99,91% dari seluruh jumlah pelaku usaha di Indonesia dan tenaga kerjanya mencapai 90,9 juta pekerja atau sebanding dengan 97,1% dari seluruh tenaga kerja Indonesia. Meskipun pemerintah dan perbankan sudah bekerjasama dalam penyediaan modal untuk UMKM namun masih banyak UMKM yang belum terjangkau oleh penyaluran kredit dari perbankan.umumnya alasan yang dipaparkan oleh UMKM adalah sulitnya persyaratan untuk mendapatkan kredit dari bank terutama masalah bahwa UMKM belum memenuhi persyaratan bankable (Republika.co.id: 2011).
6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit yang diberikan terutama kredit UMKM pada Bank Rakyat Indonesia (BRI)? 2. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit Ratio (LDR), Return On Assets (ROA), Non Performing Loans (NPL), dan BOPO? 3. Bagaimana pengaruh kredit UMKM terhadap kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI)? C. Batasan Masalah Sesuai dengan permasalahan di atas maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Data yang digunakan adalah data tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. 2. Pengaruh kredit UMKM terhadap kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit Ratio (LDR), dan Return On Assets (ROA).
7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: a. Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit yang diberikan terutama kredit UMKM pada Bank Rakyat Indonesia (BRI). b. Perkembangan kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan Deposit Ratio (LDR), Return On Assets (ROA), Non Performing Loans (NPL), dan BOPO. c. Pengaruh kredit UMKM terhadap kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI). 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Perbankan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perbankan sebagai bahan pertimbangan manajemen dana bank dalam hal menyalurkan kredit terutama kredit UMKM sehingga berguna untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. b. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki mutu dalam mengembangkan dan memperbaiki usahanya.
8 c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk peneliti selanjutnya. Terutama bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian peran perbankan.