PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

PRODUKSI MALTODEKSTRIN DARI TEPUNG SAGU MENGGUNAKAN ENZIM Α- AMILASE. [The Production of Maltodextrin of Sagoo Flour using α-amylase]

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

Pembuatan Tablet CTM Dengan Metode Kempa Langsung

Lampiran 1. Gambar Kertas HVS Bekas, ᾳ selulosa, dan SMKHB. Gambar 1. Gambar 2. Keterangan : Gambar 1 : Kertas HVS bekas. Gambar 2 : Alfa Selulosa

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 16, No.2, 2011, halaman ISSN :

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

PENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

PENGARUH UKURAN GRANUL DAN KADAR SOLUTIO GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP MIGRASI VITAMIN B6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB I PENDAHULUAN. (compression coating). Sekarang salut film enterik telah banyak dikembangkan. dan larut dalam usus halus (Lachman, et al., 1994).

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN

DEKSTRIN, TEKNOLOGI DAN PENGGUNAANNYA

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS INDUSTRI TEACHING

UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS DALAM PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG MENGGUNAKAN ENZIM α-amilase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

FORMULASI GEL SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB DALAM MIKROKAPSUL BERBAHAN INTI SITRONELAL ABSTRAK ABSTRACT

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

MATERI DAN METODE. Prosedur

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

III. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

BAB III BAHAN DAN METODE

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

OPTIMASI PRODUKSI MALTODEKSTRIN BERBASIS PATI SAGU MENGGUNAKAN α-amilase DAN METODE SPRAY DRYING

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH SIRSAK

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

BAB I PENDAHULUAN. sebagian wilayah Asia. Khusus wilayah Asia, penghasil singkong terbesar adalah

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI FISIKOKIMIA PATI BUAH PISANG TALAS (Musa paradisiaca var Sapientum L) SEBAGAI EKSIPIEN FORMULASI TABLET

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

Transkripsi:

MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 1, APRIL 2002 PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET Effionora Anwar Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok, 16424 Abstrak Salah satu produk modifikasi pati yang dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis (fi lm coating) tablet adalah maltodekstrin. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan maltodekstrin DE 5-10 sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet. Maltodekstrin DE 5-10 diperoleh dengan cara hidrolisis pati singkong menggunakan enzim α-amilase dari NOVO (Termamyl L120 ) pada suhu 85 C selama 65 menit. Maltodekstrin DE 5-10 digunakan sebagai bahan penyalut pada konsentrasi 10, 15, 20 dan 25%, sebagai bahan salut pembanding digunakan hidroksimetil selulosa (HPMC). Evaluasi tablet salut dilakukan berdasarkan ketentuan yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi III dan IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maltodekstrin DE 5-10 dari pati singkong dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis dengan hasil yang cukup baik pada konsentrasi 10-25%, bahkan pada konsentrasi 10% hasilnya lebih baik dari tablet yang disalut dengan hidroksimetil selulosa. Abstract The Use of Maltodextrin from Tapioca Starch as a Film Coating Tablet Material. Maltodexrin is a modified starch product which can be use as a material film coating tablet. The aim of the research was to study the capability of maltodextrin as a material film coating exipient. Maltodextrin DE 5-10 was made by hidrolysis of tapioca starch with α-amylase enzyme from NOVO (Termamyl L120 ), at 80 C, for 65 minute. Maltodextrin was used as a film coating material at concentration 10%,15%,20% dan 25%. As a comparative film coating material was used HPMC. The evaluation of the coating tablet was done accordance to Farmacope Indonesia third and fourth edition. The result show that maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch can be used as film coating at concentration 10-25% with concentration 10% gave better result a HPMC. Keywords : Maltodextrin, fi lm coating Pendahuluan Pati singkong banyak tersedia di Indonesia akan tetapi tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan penyalut selaput tablet (lapis tipis), karena sifat fungsionalnya yang tidak memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai bahan salut lapis tipis pati singkong perlu dimodifikasi terlebih dahulu. Salah satu bentuk modifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan menghidrolisis parsial pati baik secara kimia atau dengan enzim untuk menghasilkan maltodekstrin. Maltodekstrin sudah digunakan sebagai bahan salut gula tablet (dragee) [1]. Untuk memperluas penggunaan maltodekstrin, maka penelitian ini mencoba menggunakannya sebagai bahan salut lapis tipis tablet. Martodekstrin merupakan senyawa polimer glukosa, oleh sebab itu memungkinkan sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet [2]. Maltodekstrin yang dipakai sebagai bahan penyalut pada penelitian ini mempunyai DE 5-10, dibuat dengan menghidrolisis pati singkong menggunakan enzim α-amilase dari NOVO (Termamyl 120L) pada suhu 85 C selama 65 menit. DE adalah Dextrose Equivalent yang menyatakan jumlah total gula pereduksi hasil hidrolisis pati, baik secara kimiawi maupun secara enzimatis. Penggunaan maltodekstrin DE 5-10 sebagai senyawa polimer dalam komposisi bahan penyalut lapis tipis ini dengan pertimbangan, rantai polimer glukosa yang dihasilkan masih cukup panjang, sehingga menghasilkan sifat fungsional yang sesuai sebagai bahan salut lapis tipis. Penyalutan tablet bertujuan untuk menutupi rasa, bau, warna yang tidak menyenangkan dari zat aktif dan yang mudah rusak kena udara luar. Di samping itu penyalutan tablet dapat meningkatkan daya tahan terhadap 50

MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 1, APRIL 2002 51 pengaruh mekanik, memudahkan waktu menelan karena permukaannya datar dan tidak mempunyai sisi yang tajam, lebih menarik dan memberikan ciri yang spesifik terhadap suatu jenis sediaan obat, sehingga memudahkan untuk identifikasi. Sebagai tahap awal penelitian, tablet inti dibuat tanpa bahan obat (plasebo) untuk mengetahui kemampuan maltodekstrin DE 5-10 dari pati singkong sebagai bahan penyalut lapis tipis tablet. Tablet salut lapis tipis yang dihasilkan dievaluasi berdasarkan persyaratan Farmakope Indonesia ed. III dan IV, yang penting untuk diketahui adalah daya hancur tablet, karena akan berkaitan dengan pelepasan zat aktif obat. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran tentang bahan penyalut lapis tipis yang dapat diproduksi dari pati singkong. Bahan dan Metode Bahan dan Peralatan Bahan baku yang digunakan untuk membuat maltodekstrin DE5-10 adalah pati singkong berkualitas pharmaceutical grade yang dibeli dari pabrik Tapioka Setia, Kedung Halang, Bogor. termamyl 120L ), Avicel 101, Mg stearat, PEG 400, natrium alginat, HPMC, dan pereaksi kimia untuk evaluasi tablet. Peralatan yang digunakan adalah shaking bath, alat pencetak tablet, panci penyalut, dan alat pengering, Viscometer Brookfield, SEM dan alat alat gelas. Metode kerja 1. Pembuatan maltodekstrin DE 5-10 dan karakterisasi Maltodekstrin DE 5-10 dibuat menurut metode Griffin dan Brook [3]. Pati singkong dihidrolisis dengan enzim termamyl 120L yang mempunyai aktivitas 6147,66 unit/ml pada suhu 85 C selama 65 menit. Untuk menghentikan aktivitas enzim ditambahkan HCl 0,1N sampai ph 3,7-3,9. Campuran yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 40-45 C, kemudian dihaluskan, dan terakhir diayak dengan ayakan mesh 100. Karakterisasi terhadap maltodekstrin meliputi, penentuan DE menggunakan metode Lane Eynon [4], penentuan kadar air [4], penentuan kadar abu [4], pengukuran ph dengan ph meter, dan penentuan bentuk serta ukuran partikel mengguna SEM. Setelah diketahui karakter maltodekstrin DE 5-10, selanjutnya dibuat tablet inti plasebo. menurut Farmakope Indonesia Ed III dan IV, meliputi uji keragaman bobot, keragaman ukuran, kekerasan, keregasan, dan waktu hancur. Di samping itu dilakukan pula uji organoleptik yang meliputi tampilan tablet, meliputi secara keseluruhan keadaan permukaan tablet [5] Setelah tablet inti memenuhi persyaratan, dilakukan penyalutan. 3. Pembuatan tablet salut lapis tipis Komposisi formula bahan penyalut yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut (Tabel 1). Campuran bahan di atas masing-masing dipanaskan sampai suhu 80 C sambil diaduk di dalam alat pencampur hingga homogen. Cairan yang dihasilkan ditentukan viskositasnya dengan viskometer. Ke dalam panci penyalut yang bersih dimasukkan sejumlah tablet inti, selanjutnya disemprotkan cairan penyalut sedikit demi sedikit sampai rata pada permukaan tablet sambil disemprotkan udara panas (50-70 C). Setelah proses penyemprotan selesai, tablet dibiarkan dalam panci penyalut yang tetap berputar sampai dingin. Terhadap tablet yang dihasilkan dilakukan evaluasi yang serupa dengan tablet inti. Hasil Penelitian 1. Maltodekstrin yang dihasilkan mempunyai nilai DE 6,5-7,9, partikel berbentuk dan berukuran tidak beraturan (Gambar 1), dengan kadar air 5,69 %, kadar abu 0.17 %, dan ph 4,3. Hasil evaluasi terhadap massa tablet adalah sebagai berikut: laju alir 8,4 detik, dan sudut diam 28, dengan viskositas sebagai tercantum dalam Tabel 2. Tabel 1. Komposisi bahan penyalut lapis tipis Tabel 2. Hasil pengukuran viskositas bahan penyalut 2. Pembuatan tablet inti plasebo Tablet inti plasebo mengandung Mg stearat (1%) dan Avisel PH 101, berbentuk cembung dengan berat tablet 300 mg. Tablet yang dihasilkan dievaluasi

52 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 1, APRIL 2002 A B Gambar 1. A. Pati singkong (P=1000X), B maltodektrin (DE 5-10) dari pati singkong (P-1010) Tabel 2. Hasil pengukuran viskositas bahan penyalut Tabel 4. Hasil evaluasi fisik tablet 2. Hasil pengamatan secara organoleptis tablet inti dan tablet salut lapis tipis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Hasil evaluasi fisik tablet inti dan tablet salut yang meliputi bobot, diameter dan ketebalan tablet inti dan tablet salut lapis tipis dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 3. Hasil pengamatan organoleptik tablet inti dan tablet salut lapis tipis Hasil evaluasi kekerasan, keregasan dan waktu hancur tablet inti dan tablet salut lapis tipis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil evaluasi kekerasan, keregasan dan waktu hancur tablet

MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 1, APRIL 2002 53 Hasil dan Pembahasan 1. Maltodekstrin yang dihasilkan sudah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan yaitu mempunyai DE dengan kisaran 5-10. Proses hidrolisis pada pati mengakibatkan rusaknya partikel granula yang ditunjukkan oleh perubahan bentuk (Gambar 1). Pati singkong yang digunakan pada penelitian ini mempunyai kualitas baik seperti yang terlihat pada gambar, berbentuk oval dan oval terpotong tanpa ada lubang-lubang sesuai dengan pernyataan yang dilaporkan [6], bentuk granula dapat pula digunakan sebagai salah satu cara untuk mengidentifikasi pati [7]. Keutuhan bentuk granula pati dapat dijadikan salah satu parameter untuk menentukan kualitas pati, karena kerusakan granula dapat merubah viskositas pasta yang dihasilkan, kerusakan tersebut antara lain adalah terbentuknya lubang-lubang pada partikel granula [8]. Kadar air maltodekstrin yang dihasilkan berada di bawah kadar pati secara umum 14%, hal itu menunjukkan kemungkinan ketahanannya terhadap pertumbuhan mikroba selama penyimpan cukup baik, terutama bila proses pengemasan yang dilakukan juga mendukung. Kadar abu dari maltodekstrin di bawah yang dipersyaratkan USP sebagai eksipien, yaitu 0,5%, hal itu menunjukkan bahwa kontaminasi pada proses pembuatan dapat diminimalisasi. ph maltodeksrin relatif rendah, karena setelah penambahan HCl untuk menginaktifkan enzim α-amilase tidak dilakukan netralisasi kembali, sebaiknya sebagai bahan penyalut ph diusahakan mendekati netral. Pada penelitian ini pengaruh ph tidak mempengaruhi tablet inti, karena tidak mengandung bahan aktif. 2. Dari hasil evaluasi massa tablet inti menunjukkan bahwa komposisi bahan dalam formula sudah memenuhi persyaratan, sehingga dapat dilakukan pencetakan tablet. Tablet inti yang dihasilkan setelah dilakukan evaluasi, secara keseluruhan memenuhi persyaratan tablet, baik dari segi sifat fisik maupun dari efektivitas yang ditunjukkan oleh daya hancur dan kekerasan tablet. Setelah tablet inti disalut dengan bahan penyalut yang mengandung maltodekstrin pada konsentrasi berbeda, disalut pula dengan bahan yang mengandung HPMC sebagai pembanding. Tablet salut yang dihasilkan setelah dievaluasi menunjukkan hasil yang bervariasi (Tabel 4 dan 5). Dari data tersebut di atas terlihat bahwa warna tablet yang dihasilkan dengan bahan penyalut yang mengandung maltodekstrin dan HPMC tidak menunjukkan adanya berbedaan, hal itu kemungkinan disebabkan pada semua formula menggunakan Na-Alginat yang berwarna coklat. Hasil evaluasi keseragaman bobot, diameter dan ketebalan tablet menunjukkan angka dibawah yang dipersyaratkan, yaitu 5%. Keregasan tablet baik tablet inti maupun tablet yang disalut (Tablel 5) memenuhi persyaratan, karena mempunyai angka keregasan di bawah 1%, dengan demikian dengan adanya goncangan yang sudah diperkirakan tablet akan kehilangan berat hanya sebesar 0.01-0,11%. Kekerasan tablet inti dan tablet yang disalut dengan bahan penyalut dari formula 2-4 (Tablel 5) memenuhi persyaratan karena mempunyai kekerasan di bawah 6-10 Kp. Waktu hancur semua jenis tablet (Tabel 5) masih memenuhi persyaratan, karena di bawah 15 menit. Semakin cepat hancur suatu tablet, dapat diharapkan semakin cepat obat sampai pada sasarannya. Kekerasan tablet yang disalut dengan bahan penyalut formula 1 dan 5 lebih besar dari 10 Kp, akan tetapi tidak menunjukkan waktu hancur yang melebihi 15 menit. Secara keseluruhan tablet yang disalut dengan bahan penyalut yang mengandung maltodekstrin lebih baik dari tablet yang disalut dengan bahan penyalut yang mengandung 10% HPMC, walaupun semua tablet salut yang dibuat dalam penelitian ini memenuhi persyaratan Farmakope ed III dan IV. Hal itu kemungkinan dipengaruhi oleh viskositas HPMC yang tinggi dibandingkan dengan bahan penyalut yang menggunakan maltodekstrin. Kesimpulan Maltodekstrin DE 5-10 dapat digunakan sebagai bahan penyalut lapis tipis pada konsentrasi 10-25%. Tablet yang disalut dengan bahan penyalut yang mengandung maltodekstrin DE 5-10 menunjukkan hasil yang lebih baik dari tablet yang disalut dengan HPMC 10%. Daftar Acuan 1. H. H. Voelker, Suesswaren 20 (1976) 207. 2. H. A. Lieberman, L. Lachman, J. B. Schwartz, Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets. Vol.1 2 nd ed., Marcel Dekker Inc, New York, 1989. 3. V. K. Griffin, J. R. Brooks, J. Food Sci. 54 (1989) 190. 4. Association of Official Analitical Chemists, Official Methods of Analytical Chemists, 14 th ed., AOAC Inc., Arlington, Virginia, 1984. 5. L. Lachman, A. L. Herbert, L. K. Joseph, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Lea & Febiger, Philadelphia, 1986. 6. G. M. A. Van Beynum, J. A. Roels, Starch Conversion Technology, Marcel Dekker Inc, New York, 1985.

54 MAKARA, SAINS, VOL. 6, NO. 1, APRIL 2002 7. T. Vasanthan, R. D. Thomas, Cereal Chem 73 (1996) 199. 8. Y. C. Takeda, A. Takeda, S. Susuki, Hiruzuki, J. Food Sci. 54 91989) 177.