BAB IV ANCAMAN VIRUS MERS BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI DAN UPAYA PEMERINTAH INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

Upaya Indonesia dalam Perlindungan Warga Negara Indonesia dari. Penyebaran Virus Mers di Arab Saudi ( )

Frequent Ask & Questions (FAQ) MERS CoV untuk Masyarakat Umum

KESIAPSIAGAAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DALAM CEGAH TANGKAL MERS-COV DI PINTU MASUK NEGARA

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

Swine influenza (flu babi / A H1N1) adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae.

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi

BAB III KEMUNCULAN DAN PENYEBARAN VIRUS MERS. Middle Eastern Respiratory Syndrome yang disingkat dengan sebutan MERS

PEDOMAN UMUM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

PANDUAN PRATIKUM KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) di Indonesia

Informasi penyakit ISPA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

~ Kepada Para Lembaga Penerima Trainee & Trainee Praktek Kerja dari Luar Negeri ~

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

TAKLIMAT MERS-CoV UNTUK AGENSI / PENGENDALI JEMAAH UMRAH

Simulasi Kejadian Luar Biasa Flu Burung di Desa Dangin Tukadaya

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

FLU BURUNG AVIAN FLU BIRD FLU. RUSDIDJAS, RAFITA RAMAYATI dan OKE RINA RAMAYANI

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Januari 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

PENANGANAN INFLUENZA DI MASYARAKAT (SARS, H5N1, H1N1, H7N9)

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI KASUS KONFIRMASI ATAU PROBABEL INFEKSI VIRUS

AVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso

MATERI INTI 3 PENGENDALIAN KEJADIAN PENYAKIT DI KLOTER DESKRIPSI SINGKAT

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Maret 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

Penyakit Virus Ebola

Demam sekitar 39?C. Batuk. Lemas. Sakit tenggorokan. Sakit kepala. Tidak nafsu makan. Muntah. Nyeri perut. Nyeri sendi

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Materi Inti 3 Pengendalian Kejadian Penyakit di Kloter DESKRIPSI SINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. kepadatan penduduk. Menurut WHO (2009), Sekitar 2,5 miliar penduduk dunia

2014 AEA International Holdings Pte. Ltd. All rights reserved. 1

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. ISPA adalah suatu infeksi pada saluran nafas atas yang disebabkan oleh. yang berlangsung selama 14 hari (Depkes RI, 2010).

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CALON JAMA AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

KENALI FLU BABI DAN DIRI ANDA

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

BAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI E.5 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2007

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT

UPAYA MANDIRI PENCEGAHAN PENULARAN FLU BURUNG KE MANUSIA Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi Staf Pengajar FMIPA UNY Pendahuluan Di awal tahun 2007,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

S T O P T U B E R K U L O S I S

MEMBANGUN KEKEBALAN TUBUH, MENGHAPUS SERATUS PENYAKIT

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

Transkripsi:

BAB IV ANCAMAN VIRUS MERS BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI DAN UPAYA PEMERINTAH INDONESIA Bab ini akan menguraikan mengenai respon negara Indonesia terkait penyebaran virus MERS, cara mencegah, menanggulangi dan menghentikan penyebaran atau pertumbuhan dari virus MERS. A. Penyebaran Virus MERS Terhadap WNI di Luar Negeri Corona virus adalah pengelompokan besar virus dan memiliki family yang beragam, termasuk virus yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia (termasuk common cold) dan hewan. Sebelumnya, MERS-Cov tidak pernah ditemukan pada manusia atau hewan, tetapi gejala virus ini berhubungan erat dan mirip dengan corona virus yang sebelumnya didapatkan pada kelelawar. (Prawira, 2014). Penyebaran virus MERS-Cov ini mulai muncul pada tahun 2012 di Arab Saudi dimana ditemukan penduduk yang 400 diduga bahwa penyakit yang dideritanya tersebut berasal dari kontak langsung dengan unta,ternyata terdapat beberapa korban lain yang terjangkit virus MERS-Cov ini. Pada akhirnya diketahui bahwa korban tersebut pernah melakukan kontak dengan unta, termasuk dengan Unta yang sakit. (Anggi Kusumadewi A. N., 2014) Virus Mers ini berasal dari kelelawar. Pada bulan Agustus 2013,serum darah dari unta Oman dan dari unta Spanyol mempunyai protein antibody yang terspesifikasi MERS- Cov,ini merupakan virus yang sangat menyerupai virus MERS-Cov yang beredar pada unta.. Corona virus ini terutama ditularkan melalui saluran pernapasan (respiratory droplet) dan kontak langsung atau tidak langsung dengan manusia yang terinfeksi. Virus ini juga dapat dideteksi dalam darah, tinja, dan urin. Penularan dari partikel virus di udara (airbone infection) dapat bersumber dari sekret pernapasan yang bersifat aerosol dan material tinja. 45

Corona virus memiliki selaput lemak dengan respons terhadap desinfektan dan sabun cuci bervariasi (Sativa, 2013) MERS-Cov sendiri adalah strain corona virus yang pada mulanya berawal di Arab Saudi dan menyebar ke Eropa serta negara lain termasuk Indonesia. Sampai saat ini di Indonesia belum didapatkan kasus penyebaran virus MERS, meski di awal tahun 2014 sempat terdapat penderita yang dirawat di rumah sakit di Indonesia sepulang dari ibadah umrah karena dicurigai terjangkit virus MERS-Cov (Natalova, 2015) Virus MERS telah menyebar ke berbagai negara, karena mobilitas yang bisa di akses oleh siapapun mempernudah penyebaran virus MERS, dan warga dari berbagai negara yang melakukan perjalanan bisnis,umrah dan haji ke Arab Saudi termasuk warga negara Indonesia yang berada di Arab Saudi sebagai TKI dan setiap tahunnya pemerintah Indonesia memberangkatkan calon jemaah haji ke Arab Saudi tidak hanya itu TKI juga terdapat di Korea Selatan sebagai pekerja. Dari data epidemiologi tentang pola serangan virus MERS-Cov ini, dalam tiga tahun terakhir (2012-2015), jumlah infeksi tertinggi berada pada bulan April-Mei setiap tahunnya. Setelah bulan Mei, jumlah infeksi cenderung terlihat mengalami penurunan jumlah kasus yang signifikan. Jika pola infeksi ini terjadi pada bulan April dan Mei saja, maka diharapkan pada musim haji tahun 2015 yang jatuh pada September-Oktober, tidak dapat dipastikam siapapun termasuk jemaah haji terjangkiti wabah MERS-Cov selama ibadah haji. Terjadinya virus MERS yang menyerang Arab Saudi pada tahun 2012-2015 mengakibatkan penurunan pada jumlah jemaah haji dari Indonesia akan tetapi pada tahun 2015 jemaah haji mengalamai kenaikan yang di jelaskan seperti bagan di bawah ini : 46

haji 2012 haji 2013 haji 2014 haji 2015 Gambar 4 : (agama,2015) Oleh karenanya, jamaah haji Indonesia dihimbau untuk terus waspada terkait pemberitaan virus MERS ini, perlu dipahami juga bahwa perangai virus juga dapat berubah atau mutasi setiap saat sehingga kewaspadaan terhadap infeksi ini tetap menjadi perhatian utama. Penggunaan alat pelindung diri dan kontrol infeksi yang baik sangat dibutuhkan karena bermanfaat dalam mencegah penyebaran virus meskipun tidak pernah dapat mengeliminasi risiko secara sempurna. Pemerintah Indonesia menghimbau kepada yang akan berangkat ke Arab Saudi, termasuk calon jamaah haji, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian yaitu (Republika, 2014) : 1. Perilaku hidup bersih sehat dan istirahat yang memadai. 2. Mengomsumsi makanan yang memiliki nilai gizi seimbang. Minum air yang cukup 2,5 3 liter sehari untuk menghindari dehidrasi karena dehidrasi dapat mengganggu mekanisme pertahanan alamiah pada saluran napas akibat gangguan sistem mukosilier. 47

3. Mengomsumsi kurma dan air zam-zam secara teratur untuk memelihara asupan kalori dan cairan. 4. Rajin cuci tangan menggunakan sabun atau handscrub sebagai upaya pengendalian infeksi. 5. Membatasi aktivitas berlebihan di luar pemondokan untuk mengurangi kontak. 6. Membiasakan penggunaan masker. 7. Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok karena polusi asap rokok dapat merusak struktur dan pertahanan alamiah saluran napas. 8. Membatasi atau tidak mengunjungi peternakan dan tempat pemotongan hewan. 9. Selama berada di Arab Saudi, segera mengosultasikan kesehatan bila mengalami gejala demam, batuk, atau sulit bernapas. 10. Bagi penderita penyakit kronik seperti diabetes, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, gagal jantung, gagal ginjal, atau penyakit kronik lainnya, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis sebelum berangkat dan tetap mengomsumsi obat secara teratur. 11. Bila dalam waktu 10-14 hari setelah balik ke Tanah Air dan mengalami keluhan pernapasan, segera berkonsultasi ke dokter. 12. Bila akan bepergian ke Saudi, ikuti perkembangan informsi terkait virus MERS- CovTidak ada pengobatan spesifik untuk MERS-Cov. Terapi, yang diberikan hanya suportif untuk menghilangkan gejala. Pengobatan simptomatik yang diberikan berdasarkan beratnya penyakit. Tidak ada vaksin khusus untuk penyakit ini. Berbagai hal ini hanya bagian dari ikhtiar manusia. Dengan semakin merebaknya virus Corona MERS di Arab Saudi saat ini, dan berdasarkan himbauan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, KJRI Jeddah turut 48

menghimbau kepada para WNI di seluruh wilayah Kerajaan Arab Saudi maupun yang akan bepergian ke Arab Saudi baik dalam rangka umroh maupun tujuan kunjungan lainnya untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut (news D., 2014): a. Menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun antiseptic (anti-bacterial), dan segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernafas (sesak nafas, atau nafas pendek). b. Melindungi diri dan orang lain dari penyebaran kuman-kuman dan penyakit yang menyerupai influenza, dengan cara sebagai berikut: 1. Jika timbul sakit dengan gejala penyakit seperti influenza, maka bila memungkinkan tunda bepergian. 2. Praktekkan etika batuk dan bersin yang baik. Tutup mulut dan hidung dengan tangan untuk mengurangi penyebaran kuman. Jika menggunakan tissue, buanglah sesegera mungkin dan cuci tangan setelahnya, upayakan untuk menghindari kontak dengan orang sakit 3. Kenali gejala-gejala infeksi virus corona, seperti batuk, demam, hidung dan tenggorokan terasa mampat, sesak nafas, dan dalam beberapa kasus, disertai diare. Dalam kasus-kasus yang lebih serius, penderita bisa mengalami komplikasi serius seperti gejala gangguan pernapasan (pneumonia) hebat yang berujung kematian. 4. Gunakanlah selalu masker saat berada tempat-tempat umum dan keramaian, terutama saat melaksanakan ibadah umrah 5. Bagi calon jamaah umroh yang telah berusia lanjut dan atau memiliki catatan penyakit kronis, serta wanita hamil dan anak-anak yang akan 49

menjalankan ibadah umroh dalam waktu dekat, disarankan untuk menunda pelaksanaan ibadah umrohnya. Virus MERS yang kemunculan awalanya pada tahun 2012 telah mengakibatkan korban jiwa yang sangat banyak terutama di Arab Saudi sedangkan untuk wilayah luar Arab Saudi korban terbanyak akibat dari virus MERS adalah Korea Selatan yang mulai muncul pada tahun 2015. Satu warga negara Indonesia yang berpergian ke Arab Saudi positif terkena virus MERS dan di rawat Abu Dhabi (Nidia, 2014),sedangkan 5 orang warga negara Indonesia terjangkiti virus MERS di negara Korea Selatan (Siswanto, 2015) Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS- Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga harus diwaspadai. Mekanisme penyebaran virus korona dari hewan ke manusia tersebar secara tidak sengaja disaat menghirup udara yang terkontaminasi dari debu kotoran kering kelelawar yang terinfeksi. Selain itu infeksi MERS ditularkan antar manusia sehingga penyebarannya belum dapat di pastikan murni dari manusia belum terbukti menyebar, penyebaran virus berasal dari salah satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi. Selain kelelawar, hewan unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus corona tersebut, dimana ditemukan antibody terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu. Para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS (Novie, 2014) 50

Dalam ilmu medis menganggap cara penularan virus corona jenis ini sama dengan cara penularan jenis virus pernafasan lainnya, yang antara lain melalui penularan secara langsung melalui percikan ludah yang keluar saat penderita batuk atau bersin, Kontak langsung dengan penderita atau hewan atau produk hewani yang terinfeksi. Penularan secara tidak langsung karena menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus ini, lalu menyentuh mulut, hidung atau mata. Para ilmuwan di WHO terus melakukan kajian guna mengetahui bagaimana penyebaran virus ini baik pada manusia maupun pada hewan. Penularan masih terbatas, tetapi karena adanya kontak dekat, seperti yang terjadi saat memberikan pelayanan kepada pasien tanpa pencegahan infeksi yang memadai. Penularan dari hewan ke manusia belum sepenuhnya dipahami. Namun diyakini manusia dapat terinfeksi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan unta dromedaris yang terinfeksi di Timur Tengah. Strain MERS CoV telah diidentifikasi dalam unta di beberapa negara, termasuk Mesir, Oman, Qatar dan Arab Saudi. (Kemenkes, MERS, 2014) B. Upaya Perlindungan Warga Negara Indonesia Ruang lingkup kesiapsiagaan terhadap MERS-Cov, upaya antisipasi pencegahan kemungkinan risiko warga Negara Indonesia yang berada di negara terjangkit maupun yang berada di Indonesia terinfeksi MERS-CoV. Mendeteksi dini kasus dan penatalaksanaan kasus untuk membatasi penyebaran kasus dan meminimalisir kematian.serta peran jajaran kesehatan disemua jenjang administrasi pemeritah dan pemilik kepentingan atau sektor terkait dalam antisipasi menghadapi MERS-CoV (Slamet M. d., 2013) 51

Input konversi output Gambar 5 : sistem politik sumber (Sitepu, 2006) Dari gambar di atas dapat dijelaskan Indonesia melakukan berbagai cara untuk menghadapi penyebaran virus MERS yaitu dengan guna melaksaan haji atau umrah atau yang tinggal di Arab Saudi Terkait hal itu 1. Pemerintah Indonesia menghimbau kepada masyarakatnya yang akan berangkat ke Arab Saudi agar waspada dengan semakin merebaknya virus Corona MERS. Berdasarkan himbauan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, KJRI Jeddah turut menghimbau kepada para WNI di seluruh wilayah negara Arab Saudi maupun yang akan bepergian ke Arab Saudi baik dalam rangka umroh maupun tujuan kunjungan lainnya untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Slamet,2013) : a. Menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun antiseptic (anti-bacterial), dan segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernafas (sesak nafas, atau nafas pendek) b. Melindungi diri dan orang lain dari penyebaran kuman-kuman dan penyakit yang menyerupai influenza, dengan cara sebagai berikut: c. Jika timbul sakit dengan gejala penyakit seperti influenza, maka bila memungkinkan tunda bepergian. 52

d. Praktekkan etika batuk dan bersin yang baik. Tutup mulut dan hidung dengan tangan untuk mengurangi penyebaran kuman. Jika menggunakan tissue, buanglah sesegera mungkin dan cuci tangan setelahnya, upayakan untuk menghindari kontak dengan orang sakit e. Kenali gejala-gejala infeksi virus corona, seperti batuk, demam, hidung dan tenggorokan terasa mampat, sesak nafas, dan dalam beberapa kasus, disertai diare. Dalam kasus-kasus yang lebih serius, penderita bisa mengalami komplikasi serius seperti gejala gangguan pernapasan (pneumonia) hebat yang berujung kematian. e. Gunakanlah selalu masker saat berada tempat-tempat umum dan keramaian, terutama saat melaksanakan ibadah umrah. Bagi calon jamaah umroh yang telah berusia lanjut dan atau memiliki catatan penyakit kronis, serta wanita hamil dan anak-anak yang akan menjalankan ibadah umroh dalam waktu dekat, disarankan untuk menunda pelaksanaan ibadah umrohnya. (kemenlu, 2014) 2. Surveilans di pintu masuk bandara. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi dini dan respon serta memastikan wilayah bandara, pelabuhan, bandara dan lintas batas negara dalam keadaan tidak ada transmisi virus MERS-CoV. Kewaspadaan dilakukan terhadap dua hal yaitu waspada terhadap kasus MERS-CoV yang masuk ke Indonesia untuk dilakukan deteksi dini dan respon, serta waspada terhadap keamanan (transmisi virus MERS-CoV) wilayah bandara, pelabuhan dan lintas batas negara (antar pengunjung, dari dan ke petugas bandara serta keluarganya petugas, terutama petugas kesehatan yang kontak. Adapun faktor risiko yang dapat memberi peluang terjadinya transmisi virus MERS- CoV di bandara adalah melalui tindakan-tindakan terdapat petugas yang tidak menggunakan 53

masker, adanya prosedur pemeriksaan pasien dalam investigasi, sirkulasi udara dalam ruangan pemeriksaan rentan (risiko pada petugas). Oleh karenanya untuk mencegah penyebaraan virus MERS tersebut, petugas kesehatan diharapkan untuk mendeteksi adanya kasus di poliklinik yang mendeteksi adanya kasus dengan gejala demam, batuk dan atau pneumonia atau otoritas bandara/ pelabuhan/ dan operator/ agen alat angkut yang kontak dengan penumpang dari jazirah Arab atau negera terjangkit mengenai ada tidaknya yang mengalami gejala-gejala virus MERS Deteksi Dini dilakukan melalui pengawasan kedatangan terhadap orang, barang dan alat angkut yang datang dari negara terjangkit (Selamet, 2013) a) Pengawasan terhadap orang, dilaksanakan melalui: pemberian Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH) terhadap jamaah haji yang kembali atau Health Alert Card (HAC) bagi pelaku perjalanan lainnya dari negara terjangkit. b) Menerima pelaporan dari tenaga kesehatan kloter/ awak/ operator/ agen alat angkut yang baru saja meninggalkan daerah terjangkit mengenai ada tidaknya penumpang yang sakit, terutama yang menderita infeksi saluran pernapasan akut, dilaksanakan melalui: 1. Petugas aktif menanyakan pada operator/ agen alat angkut mengenai ada tidaknya penumpang yang sakit, terutama yang menderita infeksi saluran pernapasan akut. 2. Petugas aktif menanyakan pada semua unit otoritas di bandara/ pelabuhan/ dan operator/ agen alat angkut mengenai ada tidaknya petugas yang menderita infeksi saluran pernafasan akut. 54

3. Mendeteksi penumpang dari negara terjangkit yang mengalami demam melalui penggunaan thermal scanner di terminal kedatangan. Dalam praktisnya ada 4 hal yang harus disiapkan sebagai kesiapsiagaan yaitu peraturan,pedoman, tim gerak cepat, petugas yang terlati,serta sarana, logistik dan biaya. Secara umum kesiapsiagaan tersebut meliputi kesiapsiagaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diwujudkan melalui (Slamet,2013) 3. Membentuk atau mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) di wilayah otoritas pintu masuk negara (pelabuhan laut/ udara/ lintas batas darat. Tim gerak cepat yang dibentuk adalah : a. Tim terdiri atas petugas, Imigrasi, Bea Cukai dan unit lain yang relevan di wilayah otoritas pintu masuk negara yang memiliki kompetensi yang diperlukan dalam pencegahan importasi penyakit. b. Meningkatkan jejaring kerja dengan semua unit otoritas di bandara/pelabuhan/ Sarana dan prasarana. c. Memastikan alat transportasi (ambulans) dapat difungsikan setiap saat untuk mengangkut kasus ke RS. d. Memastikan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk koordinasi dengan unit-unit terkait. e. Menyiapkan logistik penunjang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan antara lain obat obat dukungan (life saving), alat kesehatan, Health Alert Card, dan lain lain, dan melengkapi logistik, jika masih ada kekurangan. f. Menyiapkan media komunikasi risiko atau bahan KIE dan menempatkan bahan KIE tersebut di lokasi yang tepat. 55

g. Ketersediaan pedoman pengendalian MERS-CoV untuk petugas kesehatan, termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana dan rujukan kasus. Selain itu, pemerintah antisipasi penyebaran virus MERS meski belum menemukan penyakit yang disebabkan virus MERS di Indonesia, meski demikian, Dirjen Pengendalian Penyakit dan tetap melakukan pemeriksaan dengan WNI yang menderita demam dan batuk sepulang dari Arab Saudi. Beberapa kegiatan kewaspadaan terhadap Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS- CoV) yang sudah di lakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut (Slamet,2013): 1. Kesiapan Sarana dan Petugas Kesehatan: a. Surat edaran kepada Dinas Kesehatan Propinsi, KKP seluruh Indonesia dan B/BTKL No. HK.03.03/D/II.1/633/2013 tanggal 19 Februari 2013 tentang kewaspadaan virus corona baru (Novel Corona Virus). b. Surat edaran kepada Dinas Kesehatan Propinsi, KKP seluruh Indonesia dan Rumah Sakit Vertikal No. HK.03.03/D/II.1/1027/2013 tanggal 3 Mei 2013 tentang peningkatan kewaspadaan Novel Corona Virus (ncov). 2. Penanganan Lintas Sektor : a. Surat kepada BNP2TKI No. PM.01.01/D/II.1/1112/2013 tanggal 17 Mei 2013 tentang kewaspadaan kasus Novel Corona Virus (ncov) di kalangan TKI b. Surat kepada Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI No. PM.01.05/D/II.1/1304/2013 tanggal 19 Juni 2013 tentang Kewaspadaan terhadap kasus MERS CoV dan Avian Influeza A H7N9 3. Kesiapan Kantor Kesehatan Pelabuhan: 56

a. Surat edaran kepada Kepala KKP seluruh Indonesia No. HK.03.03/D/II.1/110/2013, tanggal 17 Mei 2013 tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Novel Corona Virus (ncov) b. Tindak lanjut yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan: 1. Koordinasi dengan lintas sektor di pelabuhan dan bandara, meliputi Imigrasi, Otoritas Bandara, PT.Angkasa Pura dan PT.Pelindo untuk melakukan pengamatan terhadap crew / awak kapal / pesawat dan penumpang. 2. Persiapan pemasangan banner dan spanduk kewaspadaan terhadap Novel Corona Virus (ncov). 3. Menyediakan logistik seperti Alat Pelindung Diri (APD), kartu kewaspadaan kesehatan / Healt Allert Card (HAC), disinfektan dan obat-obatan. 4. Menyiapkan alat Thermal Scanner. Pada sat ini sesuai kesepakatan WHO dan Negara Kawasan Asia Tenggara belum perlu mengaktifkan alat ini dan akan dievaluasi dari waktu ke waktu 5. Persiapan rujukan, dan lain lain yang mengacu pada kesiapsiagaan pandemi influenza. 6. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Cilacap pada tanggal 19 20 Juni 2013 telah menyusun rencana kontijensi dan pada tanggal 23 26 Juni 2013 dilakukan simulasi penanggulangan penyebaran penyakit MERS CoV,sehingga dokumen penanggulangan sudah dibuat lengkap. Sampai dengan bulan Juni 2013, 28 Pelabuhan, Bandara, dan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) di 22 KKP telah melakukan kesiapsiagaan dan antisipasi menghadapi pandemi dengan melakukan penyusunan rencana kontijensi dan simulasi penanggulangan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam International Health Regulation IHR (2005). Kegiatan tersebut adalah kesiapsiagaan dan antisipasi 57

terhadap pandemi influenza, yang pada prinsipnya dapat juga digunakan sebagai kesiapsiagaan dan antispasi terhadap MERS(slamet,2013) 58