Optimalisasi Daya Pembangkit Listrik Tenaga Angin Turbin Sumbu Horizontal dengan Menggunakan Metode Maximum Power Point Tracker

dokumen-dokumen yang mirip
Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

Optimasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Maximum Power Point Tracker (MPPT) dengan Metode Gradient Approximation

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Dimana ρ = kerapatan udara (biasanya 1.22 kg/m 3 ) λ = tip-speed ratio β = pitch angle (dalam derajat) Cp = koefisien daya dari wind turbine

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

Desain Maximum Power Point Tracking untuk Turbin Angin Menggunakan Modified Perturb & Observe (P&O) Berdasarkan Prediksi Kecepatan Angin

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MPPT (MAXIMUM POWER POINT TRACKER) PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN (PLTB)

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

Perancangan dan Simulasi Chopper Buck Boost pada Aplikasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Novitasari, et al., Optimalisasi Daya Output Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin...

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Analisis dan Pengujian

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

Pemanfaatan Turbin Ventilator yang Terpasang Pada Atap Rumah Sebagai Pembangkit Listrik

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

BAB 1 PENDAHULUAN. energi listrik yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya kebutuhan akan

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Buck-Boost Converter

BAB III PERANCANGAN SISTEM

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

PENGATURAN PITCH ANGLE TURBIN ANGIN BERBASIS KENDALI LOGIKA FUZZY (Aplikasi Pada Data Angin Daerah Medan Tuntungan dan sekitarnya)

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ANGIN VERTIKAL MULTIBLADE TIPE SUDU CURVED PLATE PROFILE DILENGKAPI RUMAH ROTOR DAN EKOR SEBAGAI PENGARAH ANGIN

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

SEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST

1. Energi Surya 2. Energi Angin 3. Energi Air 4. Energi Biomassa

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

Bab 2 Dasar Teori Prinsip Konversi Energi Angin Energi kinetik dalam benda bergerak dirumuskan dengan persamaan (2.1)

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

Transkripsi:

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE) Optimalisasi Daya Pembangkit Listrik Tenaga Angin Turbin Sumbu Horizontal dengan Menggunakan Metode Maximum Power Point Tracker Nur Asyik Hidayatullah Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Madiun Indonesia Email: asyik@pnm.ac.id Hanifah Nur Kumala Ningrum Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Madiun Indonesia Email: hanifah.nkn@gmail.com Abstrak Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat serta tuntutan energi yang ramah lingkungan, efisien dan berkelanjutan, maka pemanfaatan energi terbarukan harus terus ditingkatkan. Metode yang digunakan adalah dengan membangun pembangkit listrik tenaga angin turbin sumbu horizontal. Teknologi ini mempunyai kelebihan bisa menangkap angin dengan kuat, karena posisinya yang tinggi, efisiensi rotor yang lebih tinggi di banding tipe vertikal, bisa diarahkan ke arah angin, dan mempunyai mekanisme perlindungan terhadap angin yang merusak.keunggulan teknologi ini sangat cocok dengan topografi negara Indonesia yang memiliki kecepatan angin relatif rendah.pembangkit listrik tenaga anginturbin sumbu horizontal mempunyai rasio daya yang rendah. asio daya keluaran pembangkit listrik tenaga angin dengan turbin tipe horizontal hanya sekitar 30% dari daya angin yang melewati turbin. Pada penelitian ini, untuk meningkatkan daya keluaran pembangkit listrik tenaga angin maka digunakan metode Maximum Power Point Tracker. Dari hasil percobaan dengan berbagai kecepatan angin di dapati bahwa rata-rata daya tanpa hanya sekitar 44,33% saja sedangkan yang dengan rasio daya rata-rata mengalami kenaikan yaitu sebesar 49,51%. Kata kunci Turbin Angin Horizontal; ; Optimalisasi Daya Pembangkit. I. PENDAHULUAN Listrik dikenal sebagai sumber energi pembawa, energi pembawa adalah suatu substansi atau sistem yang memindahkan energi dalam suatu bentuk dari satu tempat ke tempat yang lain. Listrik dibangkitkan oleh suatu pembangkit, dari suatu energi primer dikonversikan dalam energi listrik. Sebagai contoh sumber energi primer adalah bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam) air, sinar matahari, angin, biomassa, dan lain-lain. Mulai tahun 1970-an, penggunaan energi fosil mulai dikurangi karena dampaknya yang tidak bersahabat dengan lingkungan dan jumlah ketersediaannya di alam yang semakin berkurang. Dan digantikan dengan sumber energi yang ramah lingkungan dan ketersediannya melimpah yang disebut energi terbarukan. Jenis energi terbarukan ini salah satunya adalah energi angin. Penggunaan angin untuk sumber energi sudah dimanfaatkan sejak dulu oleh bangsa Belanda yang terkenal dengan kincir anginnya. Memasuki abad ke-21 penggunaan energi angin semakin meluas ke negara berkembang dan kapasitasnya bertambah 25 % setiap tahunnya [1]. Pembangkit listrik tenaga angin mempunyai efisiensi daya yang rendah. Namun energi angin yang bisa ditangkap hanya sekitar 30-40%. Permasalahan inilah yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu meningkatkan rasio daya keluaran pembangkit listrik tenaga angin. II. METODOLOGI A. Turbin Angin Turbin angin merupakan suatu bagian dari sistem pembangkit tenaga angin dimana berperan sebagai penangkap energi angin untuk ditransformasikan menjadienergi gerak untuk memutar generator. Ada banyak tipe dari turbin angin menurut bentuknya. Antara lain jenis propeller, darrieus, sailwing, fan-type, savious, tipe vertikal dan horizontal. B. Daya pada Turbin Energi kinetik pada turbin bisa dirumuskan [2]: Ek= 1/2 mv 2 (1) Karena massa bisa diganti dengan kerapatan udara ρ, Luas area A, dan kecepatan v, maka bisa ditulis: m = ρav (2) Sehingga bila persamaan (1) dan (2) digabungkan maka: P w = 1/2ρAV 3 (3) Dengan ; Pw adalah daya angin (Watt) Ρ adalah kerapatan udara (kg/m3) (pada 15o C dan tekanan 1 atm, ρ= 1.225 kg/m3) A adalah luas area turbin yang dilewati angin (m2) (A = (π/4)d2), V adalah kecepatan angin (m/s) Daya yang bisa ditangkap oleh turbin : 7

Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE) P o = (v 2 -v o 2 ) (4) Po adalah daya yang bisa diektraksi turbin/ daya output turbin ( Watt) V adalah kecepatan upstream yang melewati turbin Vo adalah kecepatan downstream yang melewati turbin Karena kecepatannya tidak selalu tetap maka kita mengambil rata-rata dari kecepatan upsteam dan downstream yaitu 1/2( v+vo) maka persaman (2) menjadi: m = ρa ((v+vo)/2) (5) Dan daya yang bisa diekstraksi menjadi[2] : P o = 0 ( ) 1 ( ) (6) Koefisien daya ini bisa dihitung dengan berbagai persamaan, untuk menghitung Cp kita gunakan persamaan [4]: C p (λ, β) = c 1 ( λ Dengan - c 3 β c 4 ) + c 6 λ (11) = (12) λ λ β β λ = tip speed ratio (kecepata rotor dibanding kecepatan angin) β = sudut sudu turbin (o) Persamaan ini menjadi [2]: P o = ( ), ( ) - Dari persamaan ini kita bisa melihat ada pengaruh sudut sudu turbin terhadap koefisien daya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. (7) P o = (8) C p = ( ), ( ) - (9) Cp adalah koefisien daya atau efisiensi turbin. Gambar 2. Karateristik β terhadap Cp[4] Sudut sudu (β) merupakan sudut yang dibentuk antara sudu dengan sumbu horizontal rotor. Bila β bertambah besar maka daya mekanik turbin akan semakin berkurang. Bila kecepatan angin semakin besar maka daya akan semakian besar. Untuk menghindari beban berlebih maka β ini diatur agar system tetap aman. Gambar 1.Kurva efisiensi rotor dibandingkan dengan Vo/V atau Cp [3] Berdasarkan gambar 1 nilai maksimum Cp adalah 0.59. namun ini hanya secara teori saja, nilai pada umumnya antara 0.4 sampai 0.5 untuk turbin kecepatan tinggi dan 0.2-0.4 untuk turbin kecepatan rendah. C. Pengaturan Sudut Sudu Daya pada turbin angin dipengaruhi oleh besarnya kecepatan angin yang memutar turbin (persamaan 3) semakin besar kecepatan angin,daya yang dihasilkan semakin besar. Untuk menghitung daya mekanik turbin kita gunakan koefisien daya (Cp) sebagai pengalinya sesuai rumus: Pm = Cp x Pw (10) D. Maksimum Power Point Tracker Maksimum Power Point Tracker () adalah suatu metode yang digunakan untuk mengoptimalkan daya keluaran berbagai pembangkit listrik. Pada pembangkit listrik tenaga angin, biasa digunakan untuk mengoptimalkan daya keluaran dari generator dengan menggunakan konverter daya elektronik. Selain itu bisa digunakan untuk menghindari kelebihan daya bila ada penambahan kecepatan angin. Contoh hubungan antara kecepatan angin dengan daya yang dibangkitkan bisa dilihat pada gambar 3. Pada gambar ini, sudu mulai bergerak pada kecepatan 4 m/s dan efisiensi optimal aerodinamiknya didapat pada kecepatan angin 15 m/s. pada kecepatan 25 m/s daya yang diterima dibatasi untuk menghindari kelebihan beban pada turbin angin. Pada kecepatan cutout angin, turbin berhenti berputar untuk menghindari kerusakan [5]. 8

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE) input Kecepatan Angin Wind turbine Generator V Penyearah Boost DC- Penyearah DC Converter Beban Duty Cycle Daya Beban Gambar 4. Diagram Blok Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Gambar 3.Daya output turbin angin sebagi fungsi dari kecepatan angin [6]. Selama kondisi kecepatan angin maksimal, generator angin menggunakan metode yang bervariasi untuk algoritma nya, salah satunya dengan Perturbation and Observation (P&O) Control. ini didasarkan pada monitoring output wind-generator (WG) dengan mengukur tegangan atau arus keluaran dari WG dan mengatur duty cycle dari dc/dc converter sesuai hasil perbandingan antara nilai daya keluaran WG. E. Bost Converter Pada ini digunakan boost converter berfungsi untuk mengatur tegangan wind turbine ke tegangan beban, sedemikian sehingga daya output selalu berada di titik daya maksimum [7]. F. Inverter Inverter digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang tetap. Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, cell bahan bakar, tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Tegangan output yang biasa dihasilkan adalah 120 V 60 Hz, 220 V 50 Hz, 115 V 400 Hz [8]. G. Metodologi Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan rasio daya keluaran sistem pembangkit listrik tenaga angin tipe horizontal wind turbine. Agar mendapatkan hasil kerja yang baik serta maksimal, maka dalam pelaksanaannya dilakukan perancangan, instalasi dan evaluasi sistem di Politeknik Negeri Madiun. Agar mendapat hasil yang akurat maka perlu dibandingkan antara sistem dengan memakai dan tanpa. - Desain Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Desain sistem penelitiannya yaitu dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga angin turbin sumbu horizontal dengan daya keluaran sekitar 1kW. Pada bagian keluaran generator dihubungkan dengan Maximum Power Point Tracker (). H. Pemodelan Sistem Pemodelan sistem tanpa yaitu gambar 5 digunakan untuk mengetahui karakteristik sistem pembangkit listrik tenaga angin. Sistemnya terdiri dari turbin angin generator induksi, kemudian disearahkan dengan rectifier dan diukur daya keluaran dengan memasang amperemeter dan voltmeter. Daya yang diperoleh dihitung berdasakan hasil kali nilai pada amperemeter dan voltmeter yang sudah di-ms-kan. Gambar 5. Pemodelan sistem tanpa - Pemodelan Sistem dengan dengan Menggunakan Algoritma Perturbation & Observation (P&O) Untuk pengaturan daya yang optimal digunakan Maximum Power Point Tracker () dengan mengatur duty cycle pada Boost DC-DC Converter. Algoritma yang digunakan adalah Perturbation & Observation (P&O) yang cukup sederhana dan mudah. Gambar 6 menunjukkan Sistem dengan. Gambar 6. Pemodelan sistem dengan 9

Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE) III. HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil simulasi dan analisis data dari pengujian sistem pembangkit listrik tenaga angin yang meliputi: 1). Pengujian tanpa dengan beberapa kecepatan angin dan variasi beban. 2). Pengujian dengan dengan beberapa kecepatan angin dan variasi beban. Data yang dianalisis meliputi: Untuk pengujian 1) dan 2) meliputi daya dan daya ratarata dari sistem pembangkit listrik tenaga angin. A. Pengujian sistem tanpa Pengujian ini untuk mengetahui karakteristik dari sistem. Pada pengujian ini akan dihitung daya elektris yang dibangkitkan generator dengan menghitung daya pada keluaran rectifier tiga fasa dan pada keluaran rectifier yang dipasang di beban. Daya keluaran ini dihitung berdasarkan nilai tegangan dan arus yang terbaca pada voltmeter dan amperemeter. Untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus yang pasti (tanpa ripple) dipasang signal rms untuk mendapatkan nilai tegangan dan arus rms. Kemudian hasil perkalian tegangan dan arus kita plot dalam grafik yang menampilkan karakteristik pengaruh beban terhadap daya keluaran sistem. Hasil simulasi bisa dilihat di Tabel 1. Tabel 1 Hasil simulasi tanpa untuk berbagai kecepatan angin dan variasi beban. Daya pada kecepatan angin (Watt) 2 m/s 3 m/s 4 m/s 5 m/s 6 m/s 8 m/s 25 2.004 1.126 0.5 0.19 0.11 0.08 50 327.8 363.8 419.4 493.9 596.7 896.8 100 369.8 403.6 452.7 519.5 603.7 833.8 500 225.1 239.5 260.8 288.4 323.4 417.2 1000 135.7 155.7 171.2 171.2 190.8 242.8 5000 76.97 77.72 78.77 80 81.65 86.03 10K 45.42 45.86 46.48 47.26 48.19 50.69 Pada pengujian tanpa ini didapatkan bahwa fluktuasi perubahan dayanya cukup tinggi. Semakin besar nilai beban daya yang dihasilkan semakin turun. Daya beban naik dan turun sesuai dengan pertambahan beban. Kecepatan angin yang berbeda maka didapatkan daya yang berbeda pula, semakin besar kecepatan angin maka daya yang di dapat juga semakin besar. Sesuai dengan rumus (3) : = ρa Maka kita lihat dari persamaan tersebut bahwa semakin besar kecepatan angin maka daya yang terukur semakin besar. Gambar 7. Kurva daya untuk kecepatan 1 m/s sampai 8 m/s B. Pengujian dengan Untuk pengujian dengan turbin angin yang telah kita buat kita sambungkan ke rectifier untuk mendapatkan gelombang DC. Kemudian kita hubungkan ke konverter untuk mengatur besar tegangan. bekerja dengan mensensor tegangan pada keluaran rectifier dan daya pada keluaran konverter dengan mengalikan tegangan dan arus yang didapat dari voltmeter dan amperemeter dan nilai tersebut sudah dirata-rata dengan memasang signal rms agar kita bisa mendapatkan nilai yang nyata tanpa terpengaruh besarnya ripple. Dan pengaturan besar tegangan tersebut dilakukan dengan cara mengatur duty cycle yang kemudian terhubung dengan PWM. Perubahan duty cycle tersebut mengikuti perubahan dari daya output yang terukur pada beban. Konverter DC-DC tersebut terhubung dengan beban yang besarnya berubah, dari 25 ohm sampai 1000 ohm, daya beban yang diamati kemudian dicatat sesuai dengan perubahan nilai hambatan pada beban. Berdasarkan karakteristik sistem, didapatkan daya maksimal pada hampir semua kecepatan angin didapatkan pada beban 100Ω, oleh karena itu pengujian sebagai daya maksimum untuk menghitung efisiensi pembangkit, diambil daya acuan (daya pembangkitan maksimal) pada beban 100Ω. Tabel 2. Perbandingan hasil simulasi tanpa dan dengan dengan kecepatan angin 3 m/s Daya (Watt) pada kec. Angin 3 m/s asio Daya (%) tanpa dengan 25 1.126 7.6 0.28 1.88 50 363.8 365 90.14 90.44 100 403.6 430 100.00 106.54 500 239.5 268 59.34 66.40 1000 155.7 150.5 38.58 37.29 5000 77.72 80.5 19.26 19.95 10000 45.86 60.8 11.36 15.06 ata-rata (%) 45.57 48.22 Untuk pengujian tanpa = 45,57 % 10

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE) Untuk pengujian dengan = 51,88 % Tabel 3 asio daya dari beban tanpa dan dengan untuk kecepatan angin 4 m/s Daya (Watt) pada kec. Angin 4 m/s asio Daya (%) tanpa dengan 25 0.5 5.8 0.11 1.28 50 419.4 470 92.64 103.82 100 452.7 497.6 100.00 109.92 500 260.8 300.5 57.61 66.38 1000 171.2 211.8 37.82 46.79 5000 78.77 89.8 17.40 19.84 10000 46.48 68.5 10.27 15.13 ata-rata (%) 45.12 51.88 Untuk pengujian tanpa = 45,12 % Untuk pengujian dengan = 51,88 % Tabel 4 Perbandingan hasil simulasi tanpa dan dengan untuk kecepatan angin 5 m/s. Daya (Watt) pada kec. Angin 5 m/s asio Daya (%) tanpa dengan 25 0.19 6.74 0.04 1.30 50 493.9 530.5 95.07 102.12 100 519.5 587.34 100.00 113.06 500 288.4 304.73 55.51 58.66 1000 171.2 212.5 32.95 40.90 5000 80 90.67 15.40 17.45 10000 47.26 68.9 9.10 13.26 ata-rata(%) 44.01 49.54 Untuk pengujian tanpa = 44,01 % Untuk pengujian dengan = 49,54 % Tabel 5 Perbandingan hasil simulasi tanpa dan dengan untuk kecepatan angin 6 m/s Daya (Watt) pada kec. Angin 6 m/s asio Daya (%) tanpa dengan 25 0.11 5.6 0.02 0.93 50 596.7 630.5 98.84 104.44 100 603.7 689 100.00 114.13 500 323.4 367.1 53.57 60.81 1000 190.8 234.5 31.61 38.84 5000 81.65 100.6 13.52 16.66 10000 48.19 67.9 7.98 11.25 ata-rata(%) 43.65 49.58 Untuk pengujian tanpa = 43,65 % Untuk pengujian dengan = 49,58 % Tabel 6. Perbandingan hasil simulasi tanpa dan dengan untuk kecepatan angin 8 m/s Daya (Watt) pada kec. Angin 8 m/s asio Daya (%) tanpa dengan 25 0.08 3.5 0.01 0.42 50 896.5 860.6 107.52 103.21 100 833.8 945.3 100.00 113.37 500 417.2 503.1 50.04 60.34 1000 242.8 323.6 29.12 38.81 5000 86.03 100.6 10.32 12.07 10000 50.69 83 6.08 9.95 ata-rata (%) 43.30 48.31 Untuk pengujian tanpa = 43,30 % Untuk pengujian dengan = 48,31 % Berdasarkan besarnya rasio daya pada 5 sampel kecepatan angin, bisa dilihat bahwa sistem pembangkit listrik tenaga angin dengan mempunyai rasio daya rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan. Artinya pembangkit listrik tenaga angin dengan mempunyai kinerja dan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan yang tanpa. Tabel 7. asio Daya ata-ata tanpa dan dengan Menggunakan asio Daya ata-ata(%) Kecepatan angin tanpa dengan 3 m/s 45.57 48.22 4 m/s 45.12 51.88 5 m/s 44.01 49.54 6 m/s 43.65 49.58 8 m/s 43.30 48.31 Dari berbagai kecepatan angin di atas bisa kita lihat bahwa rata-rata daya tanpa hanya sekitar 44,33% saja 11

Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE) sedangkan yang dengan rasio daya rata-rata mengalami kenaikan yaitu sebesar 49,51%. IV. KESIMPULAN Penelitian ini telah memaparkan secara komprehensive teknologi turbin sumbu horisontal untuk pembangkit listrik tenaga angin. Untuk meningkatkan rasio daya keluaran sistem pembangkit listrik tenaga angin maka di gunakan metode Maximum Power Point Tracker (). Dari hasil simulasi didapatkan bahwa sistem yang dilengkapai dengan bisa meningkatkan efisiensi daya dari sistem. Dari kelima pengujian berdasarkan kecepatan angin didapatkan hasil bahwa pembangkit listrik tenaga angin yang menggunakan, rasio daya rata-ratanya lebih tinggi daripada yang tidak menggunakan, oleh karena itu dapat digunakan untuk meningkatkan rasio daya pembangkit listrik tenaga angin yang dihubungkan pada beban yang bervariasi. UCAPAN TEIMAKASIH Penelitian ini dibiayai oleh Dana DIPA Nomor: SP DIPA- 042.04.2.400020/2015 Politeknik Negeri Madiun. DAFTA PUSTAKA [1] Muyen, S.M.. Tamura, Junji.Murata, Toshiaki. Stability Augmentation of a Grid-connected Wind Farm.Springer.London.2009 [2] Masters, Gilbert M.. enewable &Efficient Electric *Power System. Wiley Interscience.London.2004. [3] Patel, Mukund P. Wind and Solar Power Systems Second Edition.Taylor&Francis.New York.2006. [4] Wind Turbine :: Blocks (SimPowerSistems )..<UL: http://www.mathworks.com/help/toolbox/physmod/powersys/ref/windtu rbine.html>. Diakses pada 4 April 2015. [5] agheb, M. Control of Wind Turbines. https://netfiles.uiuc.edu/mragheb. Diakses Pada 16 April 2015. [6] Abarzadeh, Mustafa. Kojabadi, Hossein Madadi. Chang, Liuyen. Small Scale Wind Energy Conversion System. Sahand University of Technology. Iran. 2010. [7] ashid, Muhammad H. Power Electronic Handbook.Elsevier.2007 [8] Evelina, Winna. Analisis Karakteristik Pengaturan. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.2008 12