Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malnutrisi semakin diketahui sebagai faktor. prosnosis penting yang dapat mempengaruhi keluaran

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

Faktor-faktor yang Berkorelasi dengan Status Nutrisi pada Pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap perempuan akan mengalami proses fisiologis dalam hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit perlemakan hati non alkohol atau Non-alcoholic Fatty Liver

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

I. PENDAHULUAN. terlokalisasi pada bagian-bagian tubuh tertentu (Sudoyo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. perempuan ideal adalah model kurus dan langsing, obesitas dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

LAPORAN PENELITIAN. Program Pendidikan Dokter Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. umum lipid ada yang larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non. dan paha seiiring dengan bertambahnya usia 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL. Universitas Indonesia

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

KEBUTUHAN ENERGI SEHARI

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 5 HASIL. 29 Hubungan antara..., Wita Rizki Amelia, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyebut suatu kondisi akumulasi lemak pada hati tanpa adanya

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK

CRITICAL ILLNESS. Dr. Syafri Guricci, M.Sc

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Adolescene atau remaja merupakan periode kritis peralihan dari anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 HASIL. 2,3 (0,3-17,5) Jenis Kelamin Pria 62 57,4 Wanita 46 42,6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sentral, dislipidemia, dan hipertensi (Alberti et al., 2006; Kassi et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Kadar Hidro si utirat arah, dan Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis Hati ang en a an an Puasa amadhan Azzaki Abubakar 1, Irsan Hasan 2, Murdani Abdullah 3, Hamzah Shatri 4 1 Program Pendidikan Dokter Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2 Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM 3 Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM 4 Divisi Psikosomatik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ABSTRAK Pendahuluan. Prevalensi sirosis cukup tinggi di Indonesia yang mayoritas populasinya adalah muslim. Pada saat menjalani puasa Ramadhan yang merupakan kewajiban umat muslim terjadi berbagai proses metabolik seperti penurunan glikokogenesis, peningkatan glukoneogenesis dan ketogenesis, dapat mempengaruhi keadaan klinis, nutrisi dan bokimiawi pasien sirosis hati yang juga mengalami proses hiperkatabolik. Penelitian tentang pengaruh puasa Ramadhan pada pasien sirosis hati di Indonesia belum pernah dilakukan. Berdasarkan kenyataan diatas perlu diteliti bagaimana perubahan terhadap status nutrisi, status fungsi hati, pembentukan badan keton dan keseimbangan nitrogen pada pasien sirosis hati yang menjalankan puasa Ramadhan. Metode. Penelitian ini merupakan studi pre dan post, yang menilai perubahan pada pasien sirosis hati yang berpuasa Ramadhan: saat Ramadhan dan pasca Ramadhan. Pada subjek penelitian dilakukan pengambilan data-data dasar, anamnesis dasar. Pada minggu ke 4 saat puasa Ramadhan dilakukan pengukuran antropometrik, yaitu timbang berat badan, indeks massa tubuh (IMT), ketebalan triceps skinfold (TSF), dan mid-upper arm circumference (MUAC). Pada subjek juga dilakukan pengambilan darah vena untuk pemeriksaan laboratorium dan pengukuran ekskresi nitrogen urin yang ditampung dalam 24 jam. Pada minggu ke empat pasca Ramadhan subyek dievaluasi kembali dengan prosedur yang sama seperti saat Ramadhan. Hasil. Rerata (SD) indeks massa tubuh saat puasa Ramadhan adalah 25,112 (4,05) kg/m2 dan pasca Ramadhan 25,25 (4,01) kg/m2 (p = 0,43). Didapatkan rerata (SD) midarm muscle circumference (MAMC) saat Ramadhan 25,77 (3,077) cm dan rerata (SD) pasca Ramadhan 25,96 (3,42) cm (p=0,22). Tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara kadar saat puasa Ramadhan 2,44 (2,93) gram/24 jam, sedangkan rerata (SD) keseimbangan nitrogen pasca Ramadhan 0,51 (3,16) gram/24 jam (p=0,037). Simpulan. Tidak ada perubahan status fungsi hati yang dinilai dengan Skor Child Pugh saat puasa Ramadhan dan pasca butirat darah saat puasa Ramadhan dan pasca Ramadhan. Terdapat keseimbangan nitrogen yang lebih positif saat puasa Ramadhan dibandingkan pasca Ramadhan. Kata Kunci PENDAHULUAN Pada saat puasa terjadi proses adaptasi metabolik protein berupa keseimbangan nitrogen, lipolisis, dan ketogenesis. Sumber energi tubuh berupa lemak (jaringan adiposa, 5% total), protein (terutama di otot, 14,50%), sumber energi. 1 Peralihan dari tahap makan ke puasa dan proses kelaparan yang lama dimediasi oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, metabolik, hormonal dan regulasi glukosa. Proses ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu fase protein. Pada tahap ini pula terjadi mobilisasi lemak (asam lemak bebas) yang cepat, kemudian dioksidasi menjadi Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015 23

Azzaki Abubakar, Irsan Hasan, Murdani Abdullah, Hamzah Shatri CO2 (beta oksidasi), sebagian dirubah menjadi badan keton atau diresintesis ke trigliserida (lipogenesis). 2 hiperkatabolik. Terjadinya keadaan hiperkatabolik setelah orang sehat. Owen melaporkan bahwa setelah puasa dari makan malam terakhir sampai pagi, oksidasi sumber normal. 3,4 berasal dari badan keton, glukosa untuk proses daur ulang 5 Pengaruh puasa terhadap orang yang sehat maupun yang mengalami masalah kesehatan telah cukup banyak endokrin, dan fungsi neuropsikiatri. 6,7 Pada orang sehat nyata pada kadar dan albumin, namun terjadi sedikit peningkatan bilirubin serum. lapisan subkutan dada, perut, midaksiler, subpariliaka, Dari 23 sukarelawan (13 laki-laki, 10 perempuan) yang berpuasa didapatkan penurunan persentase lemak tubuh secara bertahap dari minggu pertama puasa sampai akhir bulan Syawal. 9 Penurunan lemak tubuh pada 16 pemain 10 Trabelsi dkk, mengemukakan adanya penurunan berat badan dan persentase lemak tubuh pada 10 laki-laki 11 penyakit ginjal, penyakit jantung dan gangguan neurologis 7, kepustakaan. Elnadry dkk, melaporkan bahwa kepatuhan 12 METODE dan, yang pengambilan sampel adalah dengan cara yaitu atas kehendak sendiri, selama 30 hari penuh, pasien indeks massa tubuh (IMT), ketebalan (TSF) dan (MUAC) Pada subjek juga dilakukan pemeriksaan laboratorium: albumin, bilirubin total, bilirubin direk, masa protrombin, darah perifer lengkap, ; Pengukuran ekskresi nitrogen urin yang ditampung dalam 24 jam. untuk pencatatan diit yang dikonsumsi dan selama 1 hari dengan waktu yang bersamaan dengan penampungan urin 24 jam, kemudian dianalisis parameter laboratorium sampel darah (albumin, bilirubin 24 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015

Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Kadar 3- -Hidroksi Butirat Darah, dan Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis Hati yang Menjalankan Puasa Ramadhan total dan direk, masa protrombin, darah perifer lengkap, sampel urin (ekskresi nitrogen urin 24 jam), pengukuran antropometrik (ketebalan MUAC, IMT,, Data digambarkan dalam bentuk ± standar. bila data terdistribusi normal dan atau atau perbedaan pada data dengan keluaran kategorik. Nilai HASIL terdapat 16 orang (66,7%) laki-laki dan orang (33,3%) (11,01) tahun, median 59 tahun dan umur minimal-maksimal Diabetes melitus (DM) 3 orang (12,5%), hipertensi 2 orang dislipidemia-penyakit jantung koroner masing-masing 1 N Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Umur (tahun) Lain-lain Ada Tidak ada 16 15 9 13 5 6 9 15 66,7 33,3 62,5 37,5 54,2 20, 25 37,5 62,5 skor Child Pugh (CP) yang mencakup penilaian kadar bilirubin serum, kadar albumin serum, waktu protrombin, subyek dengan CP A 19 orang (79,2%), CP B 2 orang subyek dengan CP A didapatkan skor Child Pugh 6 baik B dengan skor Child-Pugh. Dari 3 pasien CP C didapatkan 1 pasien (33,3%) yang mengalami penurunan status fungsi skor CP disebabkan adanya penurunan nilai protrombin Child Pugh B Subyek 1 Subyek 2 Child Pugh C Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 12 11 10 11 11 10 Penilaian status nutrisi dilakukan dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT), ketebalan lemak sub kutan TSF Didapatkan hasil rerata (SD) berat badan pasien saat puasa 7,40 (3,61) mm, median 6,9 mm, minimum 3 mm dan adalah 7,9 (4,33) mm. Uji normalitas data menggunakan Pada pengukuran MUAC didapatkan rerata (SD) Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015 25

Azzaki Abubakar, Irsan Hasan, Murdani Abdullah, Hamzah Shatri tabel 3. Variabel MUAC (cm) TSF (mm) MAMC Saat 25,11 (4,05) 2,17 (3,60) 7,40 (3,61) 25,77 (3,07) 25,25 (4,01) 2,49 (3,3) 7,9 (4,33) 25,96 (3,42) 0,43 0,044 0,024 0,22-0,42-0,21-0,649-0,010-0,967-0,001-0,503-0,12 dengan waktu yang bersamaan saat penampungan urin terdistribusi normal dilakukan uji t berpasangan (505,29) kkal ( sebagai berikut 316,99 (145,03) gram, 53,41 (21,5) gram dan 69,16 (23,77) gram sedangkan rerata (SD) asupan adalah 192,16 (505,29) kkal ( ( gram ( uji t berpasangan didapatkan p>0,05 yang menunjukkan angka asupan energi, karbohidrat, lemak dan protein didapatkan rerata (SD) persentase (%) kecukupan asupan energi, karbohidrat, lemak dan protein saat puasa (61,72), 75,62 (33,09) dan 109,97 (43,72), sedangkan rerata (SD) persentase (%) asupan energi, karbohidrat, 91,4 (27,71), 67,47 (27,03) dan 104,1 (32,36). Data uji t berpasangan () didapatkan nilai untuk persentase kecukupan asupan energi, karbohidrat, lemak dan protein berturut-turut kecukupan asupan energi, karbohidrat, lemak dan protein hasil dapat dilihat pada tabel 4. didapatkan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5. Variabel Energi (kkal) Lemak (gram) Protein (gram) % energi % karbohidrat % lemak % protein 2049,14 (72,39) 316,99 (145,09) 53,41 (21,5) 69,16 (23,77) 100,09 (61,34) 102,24 (61,72) 75,62 (33,09) 109,97 (43,72) 192,16 (505,29) 295,61 (96,6) 49,9 (22,00) 63,47 (16,47) 93,91 (19,9) 94,4 (27,71) 69,47 (27,03) 104,1 (32,36) 0,135 0,071 0,494 0,122 0,093 0,132 0,241 0,444-231-1045 0,42-107,70-7,009-14,04-1,672-13,044-3,564-47,927-6,792-4,927-5,917-22,203 -,632-1,93 26 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015

Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Kadar 3- -Hidroksi Butirat Darah, dan Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis Hati yang Menjalankan Puasa Ramadhan Variabel Saat 0,14 (0.07) 0,11 (0.09) 0,166-0,013-0,071 jumlah ekskresi nitrogen urin 24 jam dan penambahan kehilangan nitrogen dari tempat lain sebanyak 4 gram. Dari angka asupan protein dihitung asupan nitrogen, didapatkan rerata (SD) asupan nitrogen pada saat puasa jam ( Berdasarkan asupan nitrogen dan nitrogen urin selama 24 jam, didapatkan rerata (SD) keseimbangan jam, sedangkan rerata (SD) keseimbangan nitrogen DISKUSI bahwa perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 2,1:1. 13 dkk yaitu 44 tahun. 13 Ndraha dkk menyebutkan jumlah pasien terbanyak pada umur 40-60 tahun. 14 Penyebab sebelumnya. 13 stroke dan dislipidemia yang mungkin berkaitan dengan sindroma metabolik yang menjadi salah satu penyebab sirosis melalui jalur (NAFLD). dengan menggunakan skor Child Pugh pada 24 pasien yang subyek dengan Child Pugh A 19 pasien (79,2%), Child Pugh B 2 pasien (,3%), dan Child Pugh C 3 pasien (12,5%). Pada penilaian yang dilakukan kembali pada 4 minggu pasca menurut skor Child Pugh, namun pada 1 pasien dengan Child Pugh C terdapat peningkatan skor 12 pada saat berbeda dengan yang diungkapkan oleh Elnadry di Mesir. Child Pugh C, kemudian meningkat menjadi 13% selama 12 alasan penyebab penurunan skor Child Pugh yang terjadi dan berapa jumlah pasien pada masing-masing skor Child karena jangka waktu puasa yang lebih lama yaitu 15,5 jam di Mesir dibanding 13 jam di Indonesia, jumlah sampel lebih besar yaitu 202 pasien dan sebagian besar subyek terutama energi, karbohidrat dan protein saat puasa yang terjadi pada pasien sirosis dapat dikompensasi subyek dengan CP A, namun asupan lemak masih kurang status nutrisi. Variabel Asupan nitrogen (gram) 11,09 (3,4) 4,65 (2,00) 2,44 (2,93) 10,16 (2,63) 5,46 (2,55) 0,59 (3,16) 0,117 0,099 0,037-0,257-2,12-1,790-1,651 0,125-3,559 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015 27

Azzaki Abubakar, Irsan Hasan, Murdani Abdullah, Hamzah Shatri Pengukuran berat badan, IMT, MUAC, TSF, dan menunjukkan perbedaan bermakna ( dkk yang melibatkan 1 laki-laki sehat (10 berpuasa didapatkan rerata (SD) berat badan (kg) pada yang (3), 7,5 (4,3) (p<0,001), akhir ramadhan 77,7 (3), 0,2 14 (2,2). 51 sebaliknya terdapat perbedaan bermakna IMT pada akhir Tunisia, dengan rata-rata suhu 30-35 0 C dan kelembaman sampai jam 7 malam). 11 Penurunan ini dapat disebabkan kehilangan cairan pada dipengaruhi oleh budaya lokal dan kualitas makanannya. ruah disediakan oleh penyelia makanan. 15 bahwa persentase lemak tubuh menurun selama bulan pertama bulan Syawal. Pengukuran persentase lemak tubuh dilakukan dengan rumus Pollock dan Jackson, menggunakan penjumlahan 7 tempat pengukuran lemak subkutan (dada, abdomen, mid-aksiler, subparailiaka, dilakukan pada jam 10-12 malam. Pengukuran dilakukan (bulan Syawal). 9 Trabelsi dkk melaporkan rerata (SD) lemak tubuh 19,5 (1,4). Pengukuran ketebalan dengan kaliper skapula dan suprailiaka. Selanjutnya persentase lemak 11 Pengukuran ketebalan dipengaruhi 16 oleh fungsi tempat pengukuran, pengalaman 17 disimpan, metabolisme menjadi menurun. 15 pasien rawat jalan dengan penyebab alkoholik maupun penyebab alkoholik adalah 11,4 (1,9) mm, lebih rendah tubuh lebih berpengaruh dibanding parameter nutrisi lain TSF merupakan metode yang tepat untuk penilaian status nutrisi pada pasien sirosis. 1 menunjukkan hasil yang sama, dengan tempat pengukuran 2 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015

Perubahan Status Fungsi Hati, Status Nutrisi, Kadar 3- -Hidroksi Butirat Darah, dan Keseimbangan Nitrogen pada Pasien Sirosis Hati yang Menjalankan Puasa Ramadhan massa tubuh pada manusia menurun selama puasa dan pengukuran beberapa parameter antropometrik dan 9 Penilaian antropometrik dengan mengukur ketebalan TSF dan MAMC lebih dipilih dari pada pemeriksaan indeks massa tubuh karena dipengaruhi oleh adanya edema dan asites pada pasien sirosis. 19,20 tampaknya ketebalan TSF lebih dapat menggambarkan pada umumnya tercukupi kecuali asupan lemak yang asupan energi, karbohidrat, dan protein mencapai asupan lemak hanya mencapai 75,62%. Pada pasca yang mencapai 100%, sementara asupan energi, asupan ada adaptasi dari subyek untuk mengkonsumsi makanan menjalankan puasa yang panjang sampai 13 jam. ada peningkatan pembentukan benda keton darah mencukupi kebutuhan energi otak sebagai kompensasi kurangnya energi yang terbentuk dari sumber yang lain jangka puasa yang panjang sampai 13 jam. Sebagai hari berpuasa yang lama secara terus-menerus, terjadi penurunan katabolisme protein sejalan dengan mobilisasi asetoasetat. Benda keton meningkat sampai 70 kali lipat selama puasa yang panjang. 2 dibanding karbohidrat walaupun angka asupan karbohidrat sesuai kebutuhan normal dan saat kebutuhan lemak kurang dari normal terjadi peningkatan ketogenesis untuk ini sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa pada terhadap produksi energi menurun yaitu 2% pada pasien sirosis dibandingkan 3% pada kontrol normal, sedangkan kontribusi energi dari lemak meningkat, 6% pada pasien mungkin disebabkan oleh gangguan pelepasan glukosa makan, pasien sirosis sama halnya dengan orang sehat, menggunakan karbohidrat dari makanan secara cepat, kemampuan menyimpan dan mobilisasi energi sebagai trigliserida. 21 Pugh A, kompensasinya baik sehingga asupan makanan ekskresi nitrogen urin yang lebih rendah pada saat puasa asupan makanan terutama asupan protein tercukupi Desain ini belum dapat menjelaskan secara lengkap pengaruh SIMPULAN Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015 29

Azzaki Abubakar, Irsan Hasan, Murdani Abdullah, Hamzah Shatri DAFTAR PUSTAKA 1. 2. of Medicine. 192; 137: 379-99. 3. of oral branched chain amino acid enriched nutrient mixture. J 4. 5. 6. 2. 7. Sciences 2010: 2: 5: 240-57.. 122: 16 91. 9. 395-61. 10. performance and lactate, heart rate and perceptual responses in 11. September 2011: 3: 134-44. 12. Parasitol. 2011; 41: 2: 337-46. 13. pertama, Jayabadi 2007: 335-45. 14. Ndraha S, Simadibrata M. Child Pugh class and male gender were 15. 16. 9. 17. Press. Jan 1990; 274-2. 1. Nutr 2003; 12: 2: 203-. 19. 20. Clinics North America 2007; 36: 1-22. 21. 20-35. 30 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 1 Januari 2015