BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang proses pengambilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil belajar. Skor total hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari posttest kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hasil belajar. Skor total hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari posttest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian didapatkan dengan. Hasil belajar siswa untuk kelas

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dalam proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengumpulan data diperoleh X 1 = 36 untuk kelas eksperimen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian ini diperoleh data skor minat belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa antara kelas yang menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penilai ahli akan menilai intrumen tes tersebut pada kriteria rumusan butir tes sesuai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desain True Eksperimental Design dengan menggunakan metode The Post-test

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian didapatkan dengan membandingkan skor minat belajar siswa antara kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas tersebut baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan postest.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis secara statistik. Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun kontrol diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest (angket awal)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas kontrol dapat pada ilihat pada tabel sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Advance Organizer terhadap hasil belajar siswa (Studi Kuasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( pbis. Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas butir soal diperoleh data sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Talang Padang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS non Paperless. Setelah diberikan Pretest dan Posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15. Berdasarkan hasil penelitian atau hasil pretest-posttest (terdapat pada Lampiran 16), untuk kelas eksperimen yang menggunakan LKS paperless pada hasil prettes diperoleh skor minimum 44,82 dan skor maksimum 82,75 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 66,05, hasil posttest diperoleh skor minimum 79,31 dan skor maksimum 100, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 90,55. Sedangkan untuk kelas kontrol sebagai kelas pembanding yang menggunakan LKS non paperless pada hasil pretest diperoleh skor minimum 17,24 dan skor maksimum 72,41 dari rentang skor minimum diperoleh skor rata-rata 44,09 hasil posttest diperoleh skor minimum 31,03 dan skor maksimum 93,1, dari rentang skor minimum dan skor maksimum diperoleh skor rata-rata 56,98. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (menggunakan LKS paperless) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (menggunakan LKS non paperless ) dengan perbedaan 33,57%.

4.2 Analisis Data 4.2.1 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data merupakan salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam menentukan statistik uji yang akan digunakan dalam pengujian data selanjutnya. Pengujian terhadap normal tidaknya penyebaran data hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan rumus chi kuadrat dengan taraf nyata α = 0,05. Hasil yang diperoleh dari uji statistik adalah sebagai berikut: Tabel 9. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Jenis Tes 2 hitung 2 tabel Keterangan Eksperimen Kontrol Pretest 1,55 9,488 Normal Posttest 3.1 9,488 Normal Pretest 6,2 9,488 Normal Posttest 3,38 9,488 Normal Karena 2 hitung < 2 tabel maka data tersebut penyebarannya terdistribusi normal. Untuk perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 17. 4.2.2 Pengujian Homogenitas Varians Data Pengujian homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui data hasil penelitian berasal dari populasi apakah benar-benar homogen atau tidak homogen. Oleh karena itu, pengujian homogenitas data yang digunakan pada pengolahan ini adalah uji Barlett pada taraf nyata α = 0,05 dengan hipotesis bahwa skor pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 10. Uji Homogenitas Sampel 2 hitung 2 tabel Keterangan 18,98 90,5 H 0 diterima Dari hasil perhitungan diperoleh 2 hitung sebesar 18,98. Pada taraf nyata α = 0.05 diperoleh 2 tabel = 2 (1-0.05) (2-1) = 2 (0, 95) (1) = 90,5. Dengan demikian harga 2 hitung lebih kecil dari 2 tabel yaitu 18,98 < 90,5 atau harga 2 hitung masih berada di dalam daerah penerimaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians populasi homogen. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18. 4.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan homogenitas varians didapatkan data terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka dalam pengujian hipotesis ini, peneliti menggunakan uji anakova. Dengan menggunakan uji anakova dapat dilihat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan hasil belajar siswa pada kelas kontrol, jika F hitung F tabel. Berdasarkan hasil uji hipotesis sesuai yang terdapat pada Lampiran 20, diperoleh perbandingan antara harga F hitung dengan F tabel seperti pada tabel 11:

Tabel 11. Uji Hipotesis Statistika F hitung F tabel (α= 5%, db - 1 dan 35) Keterangan 11,46 4,13 H 0 ditolak Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 11,46 Sedangkan F tabel diperoleh pada taraf kepercayaan 0,05 diperoleh (α = 0,05; db=1 dan db d 35) sebesar 4,13. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20. Dengan demikian secara statistik dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan terima H 1. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan LKS paperless dengan hasil belajar siswa yang menggunakan LKS non paperless. 4.4 Pembahasan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penyajian LKS paperless pada kelas eksperimen dan menggunakan penyajian LKS non paperless pada kelas kontrol. Perolehan data pada kedua kelas ini dilakukan sebanyak dua kali tiap kelas yaitu tes yang dilakukan pada awal pembelajaran atau pretest dan tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran atau posttest. Pretest dilaksanakan di kelas sebelum kelas tersebut diberikan perlakuan, sedangkan Posttest diberikan pada kelas yang sudah diberikan perlakuan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 12:

Rata-rata Hasil Belajar Siswa Tabel 12. Deskriptif Rata-rata Skor pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Pretest Posttest Eksperimen 66.05 90.55 Kontrol 44.09 56.98 Perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan LKS paperless dan siswa yang menggunakan LKS non paperless dapat dilihat pada gambar 2. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 K. Eksperimen K. Kontrol Pre Test Pos Test Gambar 2. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Dari hasil yang diperoleh pada gambar 2 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen untuk pretest sebelum diberikan perlakuan LKS paperless hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan perbedaan 21,96 %. Namun rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan menggunakan LKS paperless untuk posttest hasil belajar

siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan perbedaan 33,57 %. Dilihat dari persentase kemajuan hasil belajar, rata-rata skor kemajuan hasil belajar untuk kelas eksperimen hasil belajar siswa lebih tinggi yaitu sebesar 24,5 % sedangkan untuk kelas kontrol hasil belajar siswa hanya sebesar 12,88 %. Setelah data diperoleh dari hasil belajar siswa yang terkumpul maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas. Pada pengujian normalitas dan homogenitas dinyatakan bahwa data terdistribusi normal dan homogen, maka tahap selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada pembahasan berikut. Perbedaan hasil belajar tersebut ditunjukan oleh persentase ratarata kemajuan belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk tiap butir soal. Persentase rata-rata skor hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Tiap Butir Soal Butir soal Kelas eksperimen Kelas kontrol Aspek Pretest Posttest Pretest Posttest 1 94.73 98.24 82.45 85.96 C2 2 0 100 0 42.1 C1 3 92.1 97.36 26.31 46.05 C3 4 70.17 71.92 31.57 66.67 C2

Persentase Pretest Hasil Belajar Siswa Butir soal Kelas eksperimen Kelas kontrol Aspek Pretest Posttest Pretest Posttest 5 97.89 100 12.63 35.78 C1 6 21.05 57.89 43.42 47.36 C3 7 68.42 99.24 73.68 84.96 C3 Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap butir soal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pretest dapat dilihat pada gambar 3. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 Butir Soal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 3. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Butir Soal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Pretest Hasil perolehan prettest sebelum diberikan perlakuan LKS paperless pada kelas eksperimen yaitu untuk butir soal nomor 5 hasil belajar siswa lebih tinggi dari

kelas kontrol yaitu sebesar 97.89%, sedangkan untuk kelas kontrol hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 12.63%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 1 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 94.73%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 1 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 82.45%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 92.1%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 26.31%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 70.17%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 31.57%. Selanjutnya pada pretest untuk butir soal nomor 2 baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol hasil belajar siswa sebesar 0%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 68.42%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 73.68%. selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 21.05%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 43.42%. Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap butir soal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada posttest dapat dilihat pada gambar 4.

Persentase Posttest Hasil Belajar Siswa 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 Butir Soal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Butir Soal Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Pada Posttest Hasil perolehan posttest setelah diberikan perlakuan LKS paperless pada kelas eksperimen yaitu untuk butir soal nomor 2 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 2 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 42.1%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 5 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 5 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 35.78%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 99.24%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 7 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 84.96%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal

nomor 1 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 98.24%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 1 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 85.96%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 97.36%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 3 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 46.05%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih tinggi yaitu dari kelas kontrol yaitu sebesar 71.92%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 4 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 66.67%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 57.89%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 6 hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 47.36%. Persentase rata-rata skor kemajuan belajar siswa tiap butir soal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 5.

Persentase Kemajuan Hasil Belajar Siswa 100 90 80 70 60 50 40 30 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 Butir Soal Gambar 5. Distribusi Persentase Skor Kemajuan Belajar Siswa Tiap Butir Soal Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Perolehan kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu untuk butir soal nomor 2 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 2 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 42.1%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 6 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 36.84%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 6 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 3.94%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 7 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 30.82%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 7 kemajuan hasil belajar siswa

lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 11.28%. Selanjutnya untuk kemajuan hasil belajar siswa pada butir soal nomor 1 baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol kemajuan hasil belajar siswa sama yaitu sebesar 3.51%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 4 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 1.75%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 4 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 35.1%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 5 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 2.11%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 5 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 23.15%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk butir soal nomor 3 kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 5.26%, sedangkan pada kelas kontrol untuk butir soal nomor 3 kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 19.74%. Dengan demikian pada setiap item nomor soal, pada kelas ekperimen dan kelas kontrol hasil belajar siswa memiliki perbedaan. Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap ranah kognitif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pretest dapat dilihat pada gambar 6.

Persentase Pretest Hasil Belajar Siswa 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Aspek Kognitif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 6. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Pretest Distribusi perolehan persentase hasil belajar siswa pada prettest sebelum diberikan perkaluan LKS paperless pada kelas eksperimen untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu memperoleh nilai sebesar 82.45%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 57.01%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 62.1%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 58.24%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 61.18%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 7.89%.

Persentase Postest Hasil Belajar Siswa Persentase rata-rata skor hasil belajar siswa tiap ranah kognitif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada posttest dapat dilihat pada gambar 7. 100 90 80 70 60 50 40 30 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 20 10 0 Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Aspek Kognitif Gambar 7. Distribusi Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Tiap Ranah Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada Posttest Distribusi perolehan persentase hasil belajar siswa pada posttest setelah diberikan perkaluan LKS paperless pada kelas eksperimen untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu memperoleh nilai sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pengetahuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 38.15%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 87.71%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek aplikasi hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 59.29%. Selanjutnya pada

Persentase Kemajuan Hasil Belajar Siswa kelas eksperimen untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 85.08%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pemahaman hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 76.31%. Persentase rata-rata skor kemajuan belajar siswa tiap ranah kognitif antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar 8. 100 90 80 70 60 50 40 30 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 20 10 0 Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Aspek Kognitif Gambar 8. Distribusi Persentase Skor Kemajuan Belajar Siswa Tiap Ranah Kognitif Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Distribusi persentase kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu untuk aspek pengetahuan kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu memperoleh nilai sebesar 38.82%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pengetahuan kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 30.26%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek aplikasi

kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu sebesar 25.61%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek aplikasi kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu sebesar 1.05%. Selanjutnya pada kelas eksperimen untuk aspek pemahaman kemajuan hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas kontrol yaitu sebesar 2.63%, sedangkan pada kelas kontrol untuk aspek pemahaman kemajuan hasil belajar siswa lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu sebesar 19.3%. Berdasarkan perolehan persentase hasil belajar siswa pada masing-masing kelas tingkat kognitif aspek pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi untuk pretest, posttest dan kemajuan hasil belajar siswa baik kelas eksperimen yang menggunakan LKS paperless dan kelas kontrol yang menggunakan LKS non paperless, hasil belajar siswa yang diperoleh memiliki perbedaan. Penyajian LKS paperless dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru, khususnya pada saat kerja kelompok. Dalam kerja kelompok ini, bukan hanya ketua kelompok yang aktif, tetapi semua anggota kelompok aktif. Hal ini disebabkan karena pada saat LKS ditampilkan dengan menggunakan LCD proyektor, waktu tampilan per slide telah ditentukan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. Jadi, setiap anggota kelompok wajib mengemukakan pendapatnya, kemudian didiskusikan dalam kelompok masingmasing untuk menyimpulkan jawaban yang disepakati oleh semua anggota kelompok. Setelah slide LKS selesai ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah lembar jawaban dari masing-masing kelompok dikumpul dan menunjuk salah satu kelompok

untuk mempersentasekan hasil kerja kelompoknya. Apabila ada tanggapan atau sanggahan dari kelompok lain, maka setiap anggota kelompok punya tanggung jawab untuk menjelaskan. Sehingga guru tidak akan menjadi subjek belajar lagi melainkan sebagai fasilitator bagi siswa. Dengan demikian siswa tidak akan dipandang sebagai objek yang pasif dan proses belajar tetapi akan lebih aktif dan hasil belajar fisika siswa lebih tinggi. Memperhatikan rata-rata pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, ternyata kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan LKS paperless lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan LKS non paperless. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penggunaan LKS paperless adalah salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena penyajian LKS paperless ini lebih berorientasi kepada siswa. Penyajian LKS paperless membuat siswa memiliki daya serap yang tinggi terhadap materi yang diajarkan, menuntut masing-masing siswa agar mampu melakukan penjelasan kerja kelompoknya kepada teman-teman kelompok lain sehingga secara tidak langsung siswa akan lebih bekerja keras memahami materi pembelajaran, dan guru hanya sebagai fasilitator.