S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

dokumen-dokumen yang mirip
No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.12/ 32 /DPbS Jakarta, 18 November 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat.

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Rencana Bisnis Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK AGRONIAGA (TBK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/1/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.9/24/DPbS Jakarta, 30 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - LAPORAN REALISASI RENCANA BISNIS 1) PT Bank Periode :

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK (PENDEKATAN RGEC) PADA BANK RAKYAT INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode. CAMELS dan Metode RGEC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada tahun 2009 & 2010 Bank Mandiri Mendapat peringkat 2 artinya Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR:9/17/PBI/2007 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

LAPORAN KEUANGAN BANK

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

Kualitas Aset (Asset Quality) Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risks)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN RGEC PADA PT. BANK BNI (PERSERO), TBK PERIODE Nama : Darel Akhir Syawal NPM : Jurusan : Akuntansi

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat Syariah

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan sebagai bagian dari perekonomian, memiliki peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini menggunakan dua penelitian sebelumnya sebagai

Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Dana Bank

Lampiran 1 Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Pos-pos Jumlah Modal Inti.

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum

Bab 3. Kesehatan dan Rahasia Bank

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

NERACA KONSOLIDASIAN

Transkripsi:

No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22 Oktober 2004 tentang Rencana Bisnis Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4457), Bank wajib menyusun Rencana Bisnis dan menyampaikannya kepada Bank Indonesia, serta melaporkan realisasi dan hasil pengawasan terhadap Rencana Bisnis tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diatur ketentuan pelaksanaan tentang penyusunan dan pelaporan Rencana Bisnis dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia dengan pokok-pokok ketentuan sebagai berikut: I. UMUM 1. Dalam rangka mencapai tujuan usaha Bank yang berpedoman kepada visi dan misi yang telah ditetapkan maka Bank perlu menyusun suatu perencanaan yang matang dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan eksternal dan internal. Untuk menghasilkan perencanaan yang matang tersebut, Bank harus menyusun

menyusun Rencana Bisnis yang realistis dan komprehensif dengan cakupan Rencana Bisnis yang diperluas sehingga lebih mencerminkan kompleksitas usaha Bank yang semakin meningkat. 2. Secara operasional Rencana Bisnis adalah dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha Bank jangka pendek (satu tahun) dan jangka menengah (tiga tahun), termasuk strategi untuk merealisasikan rencana tersebut, rencana untuk memperbaiki kinerja usaha, dan rencana pemenuhan ketentuan kehati-hatian sesuai dengan target dan waktu yang ditetapkan. Penyusunan Rencana Bisnis dilakukan oleh Direksi dan harus memperoleh persetujuan Komisaris Bank. Selanjutnya, dalam rangka mengimplementasikan Rencana Bisnis secara efektif maka Direksi wajib mengkomunikasikan rencana tersebut kepada pemegang saham dan seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank. II. CAKUPAN DAN PENYUSUNAN RENCANA BISNIS Sesuai dengan Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22.Oktober 2004 tentang Rencana Bisnis Bank Umum, cakupan Rencana Bisnis Bank sekurang-kurangnya meliputi ringkasan eksekutif, kinerja Bank saat ini, penerapan manajemen risiko, kebijakan dan strategi manajemen, proyeksi keuangan, rencana penghimpunan dana, rencana penyaluran dana, rencana permodalan, proyeksi rasio dan pos-pos tertentu, rencana pengembangan organisasi dan sumber daya manusia, rencana pengembangan produk dan aktivitas baru, rencana perubahan jaringan kantor, dan lain-lain. Cakupan Rencana Bisnis ini bersifat minimum sehingga apabila diperlukan Bank dapat memperluas cakupan tersebut sesuai dengan kebutuhan, dengan tetap memperhatikan hal-hal sebagaimana ditetapkan pada angka I di atas. 1. Ringkasan

1. Ringkasan Eksekutif Ringkasan eksekutif ini berisi penjelasan umum, baik kuantitatif maupun kualitatif, mengenai hasil yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, seperti kecukupan permodalan, kualitas aset, rasio obligasi pemerintah terhadap total aktiva produktif, penyaluran dana kepada usaha mikro, kecil, dan menengah, rentabilitas, penghimpunan dana, rasio likuiditas, dan target usaha Bank dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun ke depan, serta asumsi makro dan mikro yang digunakan. Ringkasan eksekutif ini sekurang-kurangnya memuat: a. Indikator Keuangan Utama Indikator keuangan utama antara lain memuat posisi saat ini maupun proyeksi sebagaimana contoh tabel di bawah ini. Indikator CAR Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif Obligasi Pemerintah/ Total Aktiva Produktif NPL Ratio-Gross NPL Ratio-Net Kredit/Total Akt. Prod. Rasio KUK terhadap Total Kredit Rasio UMKM terhadap Total Kredit ROA ROE NIM BOPO Total DPK LDR Periode Des Tahun 2005 04 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Des 06 Des 07 b. Target

b. Target Jangka Pendek Bagian ini menguraikan target (fokus) kegiatan usaha Bank selama 1 (satu) tahun ke depan, baik kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan visi dan misi Bank disertai dengan alasan pemilihan target, asumsi yang digunakan, dan strategi untuk mencapai target tersebut. Contoh target jangka pendek adalah pemeliharaan tingkat NPLs < 5%, peningkatan fungsi intermediasi, pengembangan perbankan Syariah, penerapan good corporate governance, dan peningkatan efisiensi. c. Target Jangka Menengah Bagian ini menguraikan target kegiatan usaha Bank selama 3 (tiga) tahun ke depan, sesuai dengan visi dan misi Bank. Penyusunan target jangka menengah disesuaikan pula dengan target jangka panjang Bank, khususnya yang terkait dengan rencana pencapaian pengelompokan Bank sebagaimana tercantum pada pilar pertama Arsitektur Perbankan Indonesia, seperti Bank internasional, Bank nasional, Bank dengan fokus kegiatan usaha pada segmen tertentu atau Bank dengan kegiatan usaha terbatas. d. Asumsi Makro dan Mikro Bagian ini menguraikan asumsi makro seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi, dan asumsi mikro seperti tingkat persaingan antar bank dan pertumbuhan kredit industri perbankan, yang digunakan di dalam menyusun Rencana Bisnis Bank. 2. Kinerja

2. Kinerja Bank saat ini Bagian ini berisi penjelasan umum, baik kuantitatif maupun kualitatif, mengenai kondisi Bank selama 1 (satu) tahun terakhir dan menyoroti hal-hal utama yang perlu mendapat perhatian atau permasalahan yang dihadapi serta hasil-hasil yang telah dicapai Bank dilihat dari faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar, yang untuk pertama kali didasarkan atas hasil uji coba untuk posisi tahun 2004. Dalam hal ini termasuk pula hasil pelaksanaan action plan dalam rangka memperbaiki kinerja Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS). Uraian hasil pelaksanaan action plan ini dicantumkan pertama kali untuk Rencana Bisnis Tahun 2006. Selain penyajian penjelasan tersebut di atas, pada bagian ini juga harus disajikan realisasi pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menggambarkan keterlibatan Bank dalam rangka ikut serta mendorong perkembangan yang positif dari sektor usaha tersebut. Kinerja Bank saat ini sekurang-kurangnya memuat uraian kuantitatif dan kualitatif dari faktor-faktor: a. Permodalan Uraian mengenai kondisi kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset bermasalah, kondisi kemampuan Bank dalam penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank. b. Kualitas

b. Kualitas Aset Uraian mengenai kondisi kualitas aktiva produktif, konsentrasi eksposur risiko kredit, perkembangan aktiva produktif bermasalah, kecukupan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal, sistem dokumentasi, dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. c. Manajemen Uraian mengenai penerapan prinsip good corporate governance, penerapan manajemen risiko, efektivitas penerapan ketentuan prinsip mengenal nasabah (Know Your Customers) dan Undangundang Tindak Pidana Pencucian Uang (Anti Money Laundering), dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. d. Rentabilitas Uraian mengenai pencapaian Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), tingkat efisiensi Bank (BOPO), perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek laba operasional. e. Likuiditas Uraian mengenai kondisi likuiditas seperti rasio aktiva/pasiva likuid, potensi maturity mismatch, kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR), proyeksi cash flow, konsentrasi pendanaan, kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management/alma), akses kepada sumber pendanaan, dan stabilitas pendanaan. f. Sensitivitas

f. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar Uraian mengenai kondisi kemampuan modal Bank dalam mengcover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai tukar serta kecukupan penerapan manajemen risiko pasar. g. Realisasi Pemberian Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kredit kepada usaha mikro adalah kredit kepada usaha mikro dengan plafon kredit sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Kredit kepada usaha kecil adalah kredit kepada usaha kecil dengan plafon kredit lebih besar dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Kredit kepada usaha menengah adalah kredit kepada usaha menengah dengan plafon kredit lebih besar dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 3. Penerapan Manajemen Risiko Penerapan manajemen risiko sekurang-kurangnya memuat: a. Faktor-faktor Risiko (Risk Factors) Uraian ini meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi strategi usaha Bank termasuk yang secara langsung mempengaruhi rentabilitas, seperti faktor-faktor suku bunga, nilai tukar, fluktuasi pasar atau persaingan, dan masalah-masalah hukum yang sedang dan akan dihadapi Bank. b. Proses

b. Proses Manajemen Risiko Proses manajemen risiko pada Bank meliputi hasil penerapan manajemen risiko untuk periode awal tahun sampai dengan akhir tahun. Pada bagian ini, khususnya untuk informasi per akhir Desember 2004, diuraikan secara singkat mengenai hasil kemajuan yang diperoleh Bank atas action plan manajemen risiko yang disampaikan kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Profil Risiko Uraian mengenai profil risiko meliputi informasi yang dihasilkan berdasarkan penilaian Bank mengenai tingkat dan trend seluruh eksposur risiko. Penilaian tersebut mengkombinasikan penilaian kuantitatif dan kualitatif (kualitas penerapan manajemen risiko). Mengingat bahwa laporan profil risiko dipersyaratkan untuk dilaporkan pada posisi triwulan I tahun 2005 maka uraian profil risiko dicantumkan pertama kali untuk Rencana Bisnis Tahun 2006. 4. Kebijakan dan Strategi Manajemen Bagian ini berisi penjelasan umum mengenai kebijakan dan strategi manajemen selama 1 (satu) tahun ke depan, yang sekurang-kurangnya memuat: a. Kebijakan Manajemen (Policy Statements) Uraian kebijakan manajemen meliputi informasi umum kebijakan Bank dalam menjalankan strategi usaha. Dalam uraian ini termasuk pula uraian mengenai kebijakan manajemen risiko yang disusun berdasarkan

berdasarkan evaluasi atas penerapan manajemen risiko sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas. b. Strategi Bisnis Uraian strategi bisnis Bank meliputi informasi langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan usaha Bank yang telah ditetapkan, strategi untuk mengantisipasi perubahan kondisi eksternal, strategi manajemen risiko, dan strategi pengembangan teknologi informasi. Sebelum strategi bisnis ini disusun hendaknya Bank melakukan analisis terlebih dahulu mengenai strengths, weaknesses, opportunities, dan threats yang ada pada Bank. c. Kebijakan Remunerasi (Remuneration Policies) Uraian mengenai kebijakan remunerasi meliputi informasi kebijakan yang mengatur pemberian gaji, bonus (benefits), dan fasilitas lain kepada pengurus Bank termasuk besarannya. 5. Proyeksi Keuangan Mencerminkan kondisi keuangan Bank saat ini (actual) dan proyeksi untuk periode 3 (tiga) tahun ke depan secara triwulanan. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yang digunakan dalam menyusun proyeksi keuangan dimaksud. Dalam penyajian kondisi keuangan Bank saat ini, Bank hendaknya menyajikan data keuangan terakhir yang tersedia. Proyeksi keuangan ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 1 : Neraca b. Lampiran 2 : Komitmen, Kontinjensi dan Transaksi Derivatif c. Lampiran 3 : Laba Rugi d. Lampiran 4 (a) : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Lampiran

Lampiran 4 (b) : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Risiko Pasar 6. Rencana Penghimpunan Dana Mencerminkan posisi penghimpunan dana saat ini (actual) dan rencana penghimpunan dana untuk periode 1 (satu) tahun ke depan secara triwulanan. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yang digunakan dalam menyusun rencana dimaksud serta strategi Bank untuk merealisasikan rencana tersebut. Rencana penghimpunan dana ini disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 5 : Rencana Penghimpunan Dana Pihak Ketiga b. Lampiran 6 : Rencana Penerbitan Surat Berharga 7. Rencana Penyaluran Dana Mencerminkan posisi penyaluran dana saat ini (actual) dan rencana penyaluran dana untuk periode 1 (satu) tahun ke depan secara triwulanan. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yag digunakan dalam menyusun rencana dimaksud serta strategi Bank untuk merealisasikan rencana tersebut. Rencana penyaluran dana ini wajib disajikan dengan mengacu pada: a. Lampiran 7 (a) : Rencana Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait b. Lampiran 7 (b) : Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur Inti c. Lampiran 7 (c) : Rencana Pemberian Kredit menurut Kegiatan Usaha Utama Bank d. Lampiran 7 (d).1 : Rencana Pemberian Kredit menurut Sektor Ekonomi Lampiran 7 (d).2 : Rencana Pemberian Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menurut Sektor Ekonomi Lampiran

Lampiran 7 (d).3 Rencana Pelimpahan Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menurut Sektor Ekonomi e. Lampiran 7 (e).1 : Rencana Pemberian Kredit menurut Jenis Penggunaan Lampiran 7 (e).2 : Rencana Pemberian Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menurut Jenis Penggunaan Lampiran 7 (e).3 : Rencana Pelimpahan Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menurut Jenis Penggunaan f. Lampiran 7 (f).1 : Rencana Pemberian Kredit menurut Propinsi Lampiran 7 (f).2 : Rencana Pelimpahan Kredit menurut Propinsi g. Lampiran 8 : Rencana Penyaluran Dana dalam bentuk Surat Berharga h. Lampiran 9 : Rencana Penyaluran Dana dalam bentuk Penyertaan Modal 8. Rencana Permodalan Mencerminkan posisi permodalan saat ini (actual) dan rencana permodalan untuk periode 3 (tiga) tahun ke depan secara triwulanan. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai upaya-upaya Bank dalam rangka memenuhi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) terutama yang terkait dengan Pilar 1 mengenai permodalan, termasuk rencana merger atau akuisisi. Selain itu dijelaskan pula asumsi yang digunakan untuk menyusun rencana dimaksud serta strategi Bank untuk merealisasikan rencana tersebut. Rencana permodalan ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 10. 9. Proyeksi

9. Proyeksi Rasio dan Pos-pos Tertentu Proyeksi ini harus mencerminkan kondisi saat ini (actual) dan proyeksi rasio-rasio keuangan dan perkembangan pos-pos neraca tertentu untuk posisi terakhir dan periode 1 (satu) tahun ke depan secara triwulanan. Dalam bagian ini diuraikan juga mengenai asumsi yang digunakan untuk menyusun rencana dimaksud serta strategi Bank untuk merealisasikan rencana tersebut. Proyeksi Rasio dan Pos-pos Tertentu terdiri dari: a. Permodalan Proyeksi permodalan sekurang-kurangnya meliputi proyeksi rasio Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (CAR), rasio modal inti terhadap modal pelengkap, dan rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap modal. b. Kualitas Aset Proyeksi kualitas aset sekurang-kurangya meliputi rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif, rasio Non Performing Loan, rasio aktiva produktif bermasalah terhadap aktiva produktif, rasio PPAP yang dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk, rasio agunan yang diambil alih terhadap total kredit, kredit yang diberikan, fasilitas kredit kepada nasabah yag belum ditarik, kredit kepada UMKM dan rasio KUK terhadap total kredit. c. Manajemen Proyeksi manajemen sekurang-kurangnya terdiri dari proyeksi predikat profil risiko (risiko komposit) sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. d. Rentabilitas

d. Rentabilitas Proyeksi rentabilitas sekurang-kurangnya terdiri dari rasio Return On Equity (ROE), rasio Return on Asset (ROA), rasio Net Interest Margin (NIM), rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), rasio Fee Based Income terhadap total Pendapatan Operasional, Laba (rugi) Operasional, dan Laba (rugi) tahun berjalan. e. Likuiditas Proyeksi likuiditas sekurang-kurangnya terdiri dari Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Dana Pihak Ketiga. f. Lainnya Proyeksi ini sekurang-kurangnya terdiri dari rasio obligasi pemerintah-trading/sun terhadap total obligasi pemerintah, rasio dana pendidikan, rasio aktiva tetap terhadap modal, rasio aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasional Bank terhadap modal, dan total aset. Proyeksi rasio dan pos-pos tertentu ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 11. 10. Rencana Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia Pada bagian ini diuraikan informasi terkini mengenai struktur organisasi dan pengembangan organisasi dan sumber daya manusia dan rencana pengembangannya selama 1 (satu) tahun ke depan, yang sekurang-kurangnya memuat: a. Rencana Pengembangan Organisasi Termasuk dalam rencana pengembangan organisasi adalah rencana pembentukan/perubahan satuan kerja dan atau komite, yang disesuaikan

disesuaikan dengan kemampuan, ukuran, dan kompleksitas usaha Bank. b. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia Termasuk dalam rencana pengembangan sumber daya manusia adalah rencana kebutuhan, pendidikan, dan pelatihan sumber daya manusia berikut rencana biaya/anggaran pendidikan dan pelatihan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. 11. Rencana Pengembangan Produk dan Aktivitas Baru Pada bagian ini diuraikan mengenai rencana pengembangan produk dan aktivitas baru untuk periode 1 (satu) tahun ke depan, yang sekurang-kurangnya memuat: a. Rencana Produk dan Aktivitas Baru Yang dimaksud dengan produk dan aktivitas baru adalah produk/aktivitas yang nature-nya baru bagi Bank, menambah atau meningkatkan risiko tertentu pada Bank, termasuk produk dan aktivitas yang sudah banyak dilakukan oleh perbankan namun merupakan produk dan aktivitas baru bagi Bank. Tata cara dan persyaratan untuk menyelenggarakan produk dan aktivitas baru berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Rencana Produk dan Aktivitas Baru disajikan dengan mengacu pada Lampiran 12. b. Rencana Pengembangan Pelayanan Rencana pengembangan pelayanan antara lain rencana pengembangan sarana atau media informasi kepada nasabah, pengembangan sarana elektronik untuk kebutuhan nasabah, pengembangan

pengembangan produk yang sudah ada, standarisasi sistem antrian nasabah, dan pelayanan pengaduan nasabah. 12. Rencana Perubahan Jaringan Kantor Rencana perubahan jaringan kantor meliputi rencana pembukaan jaringan kantor untuk periode 1 (satu) tahun ke depan yang sekurangkurangnya mencantumkan lokasi kabupaten/kotamadya secara jelas, khusus untuk DKI Jakarta sekurang-kurangnya mencantumkan lokasi kecamatan secara jelas. Rencana perubahan jaringan kantor ini disajikan dengan mengacu pada Lampiran 13. 13. Lain-lain Hal-hal lain yang perlu diuraikan dalam Rencana Bisnis sekurang-kurangnya meliputi langkah-langkah penyelesaian Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) dan aktiva tetap yang tidak digunakan dalam operasional Bank. Agunan yang diambil alih adalah aktiva yang diserahkan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan surat kuasa untuk menjual di luar pelelangan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. III. LAPORAN REALISASI DAN PENGAWASAN RENCANA BISNIS 1. Sesuai dengan Pasal 21 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22 Oktober 2004 tentang Rencana Bisnis Bank Umum, Bank wajib menyampaikan Laporan Realisasi Rencana Bisnis secara triwulanan, yaitu untuk posisi Maret, Juni, September dan Desember, yang sekurang-kurangnya mencakup: a. perbandingan

a. perbandingan antara Rencana Bisnis dengan realisasinya; b. penjelasan mengenai deviasi atas realisasi Rencana Bisnis, seperti kendala yang dihadapi, fokus, dan prioritas pencapaian Rencana Bisnis; c. tindak lanjut atau upaya yang akan dilakukan untuk memperbaiki pencapaian realisasi Rencana Bisnis. Hal-hal yang diperbandingkan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi rasio dan pos-pos permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, serta rasio dan pos-pos lainnya. Dalam hal terjadi deviasi antara Rencana Bisnis dan realisasinya, Bank menyajikan penjelasan secara lengkap mengenai penyebab deviasi tersebut dan sekaligus penjelasan mengenai upaya perbaikannya. Laporan Realisasi Rencana Bisnis disajikan dengan mengacu pada Lampiran 14 (a) dan Lampiran 14 (b). 2. Sesuai dengan Pasal 4 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22 Oktober 2004 tentang Rencana Bisnis Bank Umum, Komisaris wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis. Hasil pengawasan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Pengawasan Rencana Bisnis sebagaimana dipersyaratkan dalam Pasal 22 Peraturan Bank Indonesia tersebut. Cakupan dalam laporan yang disusun Komisaris tersebut sekurangkurangnya meliputi: a. pendapat Komisaris tentang pelaksanaan Rencana Bisnis berupa penilaian aspek kuantitatif maupun kualitatif terhadap realisasi Rencana Bisnis; b. hasil

b. hasil penilaian Komisaris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bank, seperti faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar (CAMELS); c. pendapat Komisaris mengenai upaya perbaikan apabila menurut penilaian yang bersangkutan kinerja Bank dari hasil CAMELS sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas terjadi penurunan kinerja. Pendapat dan penilaian Komisaris pada huruf a sampai huruf c dapat dilengkapi pula dengan penilaian yang bersangkutan atas faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Dalam kaitan dengan tugas Komisaris ini, Bank harus memastikan adanya mekanisme internal yang mengatur bahan dan materi yang diperlukan dalam rangka penyusunan laporan tersebut di atas, sesuai dengan kebijakan internal Bank. Laporan Pengawasan Rencana Bisnis disajikan dengan mengacu pada Lampiran 15. IV. LAIN-LAIN 1. Lampiran dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini merupakan contoh untuk menyusun Rencana Bisnis Tahun 2005. Untuk penyusunan Rencana Bisnis periode berikutnya, pencantuman tahun hendaknya disesuaikan. Lampiran-lampiran tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. 2. Istilah Rencana Kerja Tahunan Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku khususnya dalam rangka proses perizinan/persetujuan, dipersamakan dengan Rencana Bisnis. V. PENUTUP

V. PENUTUP Dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini maka Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 27/3/UPPB tanggal 25 Januari 1995 perihal Penyampaian Rencana Kerja Bank dan Laporan Pelaksanaannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak tanggal 22 Oktober 2004. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA, MAMAN H. SOMANTRI DEPUTI GUBERNUR