BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dasar, sedangkan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

3 Metodologi Penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

III. Bahan dan Metode

3. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB I PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu makanan yang memiliki nilai gizi yang baik bagi

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

II. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

Bab III Metode Penelitian

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

Lampiran 1 Prosedur Rotofor

II. METODE PENELITIAN

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

4 Hasil dan Pembahasan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Gen BPPT Serpong, selama 13 bulan dari April 2007 sampai Mei 2008.

TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

METODOLOGI. Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar) c a b

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya keingintahuan peneliti terhadap hasil suatu aktivitas. Metode penelitian ini deskriptif berkesinambungan, karena dilakukan secara terus-menerus (Nazir, 2003). B. Objek Penelitian DNA yang digunakan berasal dari ikan gurame yang sensitif dan resisten terhadap Aeromonas hydrophila hasil penelitian Meita (2005) dan Saptiani (2005) serta yang tidak diinfeksi oleh bakteri tersebut. C. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret sampai September 2009 di Laboratorium Mikrobiologi & Genetika Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. 22

23 D. Alat dan Bahan yang digunakan Tabel 3.1 Alat yang digunakan No. Alat Fungsi 1. Tabung mikrosentrifuga 1,5 ml Menyimpan hasil isolasi DNA 2. Lemari es / frezeer Menyimpan sampel, bahan isolasi dan bahan PCR 3. Pisau bedah dan pinset Mengambil sisik atau daging atau silur ikan gurame 4. Botol Duran Menyimpan larutan 5. Waterbath Menginkubasi saat melakukan isolasi DNA 6. Mikrosentrifuge Memisahkan molekul menurut berat jenis 7. Mini spin Menghomogenkan bahan-bahan PCR 8. Spatula Mengambil bahan padatan 9. Microwave Melarutkan agarosa 10. Horizontal elektroforesis Elektroforesis hasil isolasi dan hasil PCR 11. Tray dan comb Mencetak agarosa 12. UV-transillumeter Melihat hasil elektroforesis 13. Mesin PCR Perbanyakan potongan DNA 14. Vertikal elektroforesis Elektroforesis hasil PCR 15. Kaca akrilamida Mencetak gel poliakrilamida 16. Bak kaca Melakukan perwarnaan perak gel poliakrilamida 17. Magnetic stirer Menghomogenkan larutan 18. gloves Mengurangi kontaminasi dari tangan 19. Kamera digital Alat dokumentasi hasil isolasi dan hasil PCR Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan No. Bahan Fungsi 1. Es batu Mempertahan suhu sampel tetap dingin 2. Aquadest Melepaskan gel poliakrilamid 3. Air deion Pelarut yang tidak mengandung ion 4. Primer DNA Faktor inisiasi dalam proses PCR 5. MgCl 2 Kofaktor dalam proses PCR 6. Buffer Taq DNA polymerase Menjaga kondisi optimal Taq polimerasi 7. Taq DNA polymerase (Merk Fermentas) Enzim dalam proses PCR

24 Tabel 3.2 Bahan yang digunakan (lanjutan) No. Bahan Fungsi 8. Formamide Mengurangi smear 9. Larutan TBE dan TAE Buffer saat elektroforesis untuk menjaga kelancaran pergerakan DNA saat elektroforesis 10. Gel agarosa dan gel poliakrilamid Media untuk mengelektroforesis 11. Pewarnaan perak Mewarnai elektroforesis hasil PCR 12. Buffer lisis 2x CTAB Menghancurkan membran sel 13. Sodium dodecyl sulfate (SDS) 20% Melarutkan lemak, mendenaturasi protein 14. Proteinase K Memutuskan rantai polipeptida protein 15. Potasium asetat 5M Mengendapkan protein yang terdenaturasi 16. CIAA (Chlorofom -isoamyl alcohol) Melarutkan protein, mengikat lemak 17. RNAse Mendegradasi molekul RNA 18. Sodium asetat 3M Mengendapkan protein 19. Etanol absolut Mengendapkan asam nukleat 20. Alkohol 70% Memisahkan garam-garam yang menempel pada DNA 21. Buffer TE Pelarut DNA 22. Loading dye Pemberat DNA saat elektroforesis 23. DNA Marker Standar ukuran DNA 24. Ethidium bromide Pewarna agarosa yang mampu berpendar bila diberi sinar UV E. Cara Kerja 1. Persiapan alat dan bahan Sebelum melakukan penelitian, dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Persiapan tersebut meliputi pencucian botol-botol Duran, pengecekan bahan-bahan yang akan digunakan, pembuatan stok larutan bahanbahan yang akan digunakan ketika isolasi DNA, elektroforesis horizontal maupun elektroforesis vertikal; sterilisasi tabung mikrosentrifuga 1,5 ml, tabung

25 PCR, tips dan air deion, kalibrasi mikropipet dan penataan letak bahan-bahan baik dalam lemari maupun sampel ikan di dalam freezer. 2. Isolasi DNA Sampel ikan gurame yang digunakan berasal dari gurame yang resisten dan sensitif terhadap Aeromonas hydrophila hasil penelitian Saptiani (2005) dan Meita (2005) disiapkan masing-masing berjumlah sepuluh ekor. Sampel ikan disimpan pada wadah sterofoam yang berisi es dan disiapkan pisau, pinset dan gunting yang sebelumnya telah diberi alkohol 70% untuk mencegah kontaminasi mikroba. Kemudian diambil bagian sisik atau daging dari ikan gurame sebanyak ± 0,1 ml atau silur kira-kira sepanjang 0,5 cm. Sisik atau daging atau silur yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung mikrosentrifuga steril berukuran 1,5 ml yang telah diberi tanda S (sensitif) dan R (resisten) masing-masing berjumlah 10 buah. Kemudian, buffer lysis CTAB 2x fresh ditambahkan sebanyak 500 µl dan SDS 20% sebanyak 7 µl ke dalam tiap tabung mikrosentrifuga. Semua bahan dalam tabung dihomogenkan (dibolak-balik) minimal 50x lalu di inkubasi pada suhu 65 o C selama 1 jam. Setelah itu, enzim proteinase K sebanyak 10 µl dimasukkan lalu dihomogenkan terlebih dahulu dan diinkubasi kembali pada suhu 65 o C selama 2 jam. Selanjutnya, proteinase K kembali dimasukkan lagi sebanyak 5 µl lalu dihomogenkan dan diinkubasi kembali pada suhu 65 o C selama 16 jam. Untuk mencegah penurunan tinggi air yang banyak, waterbath ditutup dengan menggunakan wadah plastik yang kurang lebih seukuran dengan waterbath.

26 Setelah diinkubasi selama semalam, kemudian potassium asetat 5 M ditambahkan ke dalam tabung sebanyak 1/10 volume dan diinkubasi dalam freezer selama 20 menit. Setelah 20 menit, tabung disentrifugasi dengan kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit dan fasa cair bagian atas (supernatan) yang terbentuk dipindahkan ke dalam tabung mikrosentrifuga baru. Enzim RNAse ditambahkan ke dalam tabung tersebut sebanyak 1/100 volume dan diinkubasi pada 37 o C selama 1 jam. Kemudian, kloroform : isoamil alkohol (24:1) sebanyak 1/2 volume dimasukkan ke dalam tabung dan dihomogenkan dengan dibolak-balik minimal sebanyak 50x. Tabung disentrifugasi kembali pada kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit. Fasa cair bagian atas dipindahkan kembali ke dalam tabung mikrosentrifuga baru yang steril dan sodium asetat 3 M sebanyak 1/10 volume ditambahkan lalu dihomogenkan. Setelah itu, etanol absolut dingin sebanyak 2x volume ditambahkan dan dihomogenkan. Kemudian, tabung mikrosentrifuga diinkubasi di dalam freezer suhu -20 0 C selama semalam. Tabung mikrosentrifuga kemudian disentrifugasi pada kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit lalu etanol absolute dalam tabung mikrosentrifuge dibuang. Tabung mikrosentrifuga dibilas dengan alkohol 70% sebanyak 1x volume. Kemudian bagian dalam tabung dikeringkan secara alami dengan membalikkan tabung di atas kertas tisu, setelah DNA kering, sebanyak 30-50 µl TE ditambahkan ke dalam tabung dan dijentik-jentik hingga DNA larut semua. Kemudian, tabung diinkubasi pada suhu 37 o C selama 15 menit dan disimpan dalam freezer sebagai DNA stok untuk selanjutnya dilakukan elektroforesis DNA hasil isolasi

27 3. Elektroforesis DNA hasil isolasi Sebanyak 20 tabung mikrosentrifuga yang berisi DNA stok resisten dan sensitif dipersiapkan dalam wadah sterofom berisi es. Konsentrasi gel agarose 1% sebanyak 0,4 gran dilarutkan dalam 40 ml buffer 0,5 x TAE dengam menggunakan alat microwave selama ± 3 menit. Gel yang telah cair didinginkan terlebih dahulu pada suhu kamar kemudian dalam keadaan hangat-hangat kuku gel dituangkan dalam cetakan bersisir perlahan hingga merata dan didiamkan hingga membeku. Setelah gel membeku kemudian disimpan dalam alat elektroforesis hingga terendam semuanya oleh buffer 0,5 x TAE. DNA dari dalam tabung mikrosentrifuga diambil sebanyak 5 µl dan dicampurkan dengan 2 µl loading dye hingga benar-benar homogen. Dengan hati-hati DNA yang telah dicampurkan loading dye dimasukkan ke dalam sumur gel. Kemudian 3 µl DNA λ yang dipotong enzim EcoRI/HindIII dimasukkan kedalam salah satu sumur sebagai standar ukuran DNA. Setelah semua sumur terisi, sampel DNA dielektroforesis selama 60 menit dengan tegangan 100 volt. Setelah elektroforesis selesai, dilakukan pewarnaan dengan merendam gel selama 5 menit dalam larutan ethidium bromide (20 µl/ml) dan dibilas dengan akuades selama 3 menit. Selanjutnya, hasil elektroforesis diamati dengan menggunakan UV- Transiluminator (λ= 520 nm) dan didokumentasikan dengan kamera digital Nikkon Cool-Pix.

28 4. Uji Kualitas DNA hasil isolasi dengan RAPD Masing-masing 10 DNA gurame sensitif dan resisten hasil isolasi yang telah diseleksi kemudian diuji dengan penanda RAPD menggunakan primer OPA 2 untuk mengetahui baik atau tidaknya kualitas DNA yang diisolasi. Pengggunakan primer RAPD OPA 2 untuk mengetahui kualitas DNA berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Holipah (2006) yang dianggap mampu mengamplifikasi DNA gurame resisten dan sensitif. Sebelumnya terlebih dahulu dilakukan pengenceran DNA mulai dari 5x hingga 20x berdasarkan hasil visualisasi elektroforesis hasil isolasi. Reagen Tabel 3.3 Komposisi Reaksi PCR Primer RAPD Konsentrasi stok Konsentrasi akhir Volume 1 reaksi (µl) Volume ½ reaksi (µl) Air deion steril 16,1 8,05 MgCl 2 25mM 2mM 2 1 Buffer Taq polymerase* 10x 1x 2,5 1,25 dntp 100mM untuk masingmasing datp, dgtp, dctp dan dttp 200µM untuk masing-masing datp, dgtp, dctp dan dttp 0,2 0,1 Taq polymerase 5U/ µl 1U 0,2 0,1 DNA 2 1 Primer 32 ng/ µl 32 ng 2 1 Total 25 12,5 Telah mengandung 2mM MgCl 2 maka total konsentrasi akhir MgCl 2 dalam reksai tersebut sebesar 4mM. Siklus PCR yang digunakan: denaturasi awal 94 o C selama 2 menit dan sebanyak 35 siklus yang terdiri dari 94 o C selama 1 menit, suhu annealing 35 o C

29 selama 1 menit dan 72 o C selama 2 menit, kemudian ekstensi akhir 72 o C selama 5 menit. Denaturasi annealing extension inkubasi 94 o C 94 o C 72 o C 72 o C 2 1 35 0 C 2 5 1 10 o C 35 siklus Gambar 3.1 Tahapan dan suhu saat PCR dengan primer RAPD Kemudian hasil amplifikasi dengan mesin PCR Gene Amplified PCR system 9700 di elektroforesis dengan menggunakan media gel agarosa 1,4 % yang dilarutkan dalam 25 ml buffer 0,5x TBE selama 90 menit dengan tegangan sebesar 50 volt. Sebanyak 5 µl DNA dicampurkan dengan 2 µl loading dye di atas parafilm hingga benar-benar homogen kedua larutan tersebut. Untuk mengetahui ukuran fragmen-fragmen DNA yang muncul digunakan marker 100 pb DNA Mix Ladder ( merek GeneRuler TM ) sebanyak 3 µl. Setelah elektroforesis selesai dilakukan, kemudian dilakukan pewarnaan dengan menggunakan ethidium bromide selama 5 menit diatas shaker dan dicuci dengan deion water selama 3 menit dalam keadaan digoyang-goyangkan. Hasil pewarnaan dilihat pada UV- Transillumeter (λ= 520 nm) dan difoto dengan kamera digital Nikkon Cool-Pix.

30 5. Optimasi suhu annealing primer SSR Sebelum melakukan PCR dengan menggunakan primer SSR pada sampel DNA resisten dan sensitif, dilakukan optimasi suhu annealing terlebih dahulu. Optimasi tersebut bertujuan untuk mengetahui suhu annealing yang cocok sehingga menghasilkan visualisasi pita DNA yang tajam dan spesifik. DNA yang digunakan untuk melakukan optimasi ini adalah DNA gurame yang tidak diinfeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Untuk menentukan suhu annealing yang akan dipakai bisa menggunakan rumus Ta = 4(G + C) + 2(A + T) dari setiap primer yang akan dipakai. Rentang optimasi annealing dari primer yang dipakai menggunakan suhu-suhu yang lebih tinggi dari optimasi pada penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyu (2009) dan Arrizqiyani (2009). 6. Amplifikasi dengan primer SSR Dilakukan PCR terhadap 10 sampel DNA gurame sensitif dan 10 DNA gurame resisten yang sebelumnya telah teramplifikasi dengan menggunakan penanda RAPD. Amplifikasi menggunakan empat primer SSR yaitu GE 1.4, GE 1.7, GE 1.9 dan GE 1.10. Suhu annealing yang digunakan sesuai pada saat melakukan optimasi yang menghasilkan pita jelas yaitu sebesar 49,5 o C. Adapun komposisi reaksi PCR SSR yang digunakan terlihat pada Tabel 3.4.

31 Tabel 3.4 Komposisi reaksi PCR Simple Sequence Repeats (SSR) Reagen Konsentrasi stok Konsentrasi akhir Volume 1 reaksi (µl) Air deion steril 12,8 MgCl 2 25 mm 2 mm 2 Buffer Taq* 10x 1x 2 dntps 100 mm untuk masing-masing datp, dgtp, dctp dan dttp 200 µm untuk masing-masing datp, dgtp, dctp dan dttp Taq polymerase 5 U/µL 0,5 U 0,1 DNA 1 Primer forward 32 ng/µl 32 ng 1 Primer reverse 32 ng/µl 32 ng 1 Total 20 Telah mengandung 2mM MgCl 2 maka total konsentrasi akhir MgCl 2 dalam reksai tersebut sebesar 4mM. 0,1 Denaturasi annealing extension inkubasi 94 0 C 94 0 C 5 1 72 0 72 0 45 0 50 0 2 7 1 10 0 35 siklus Gambar 3.2 Tahapan dan suhu PCR primer Simple Sequence Repeats (SSR) 7. Elektroforesis DNA Hasil PCR Untuk mengetahui hasil PCR dengan penanda SSR, dilakukan elektroforesis dengan menggunakan gel agarosa 3% (0,75 gram) yang dilarutkan dalam 25 ml buffer 0,5x TBE. Sebanyak 5 µl DNA dari tabung PCR diambil dan dihomogenkan dengan 2 µl loading dye kemudian dimasukkan ke dalam sumur gel agarosa dengan hati-hati. Elektroforesis dilakukan selama 150 menit dengan tegangan 50 volt menggunakan alat elektroforesis horizontal. Selanjutnya

32 dilakukan elektroforesis dengan menggunakan gel poliakrilamid 6% untuk mengetahui ukuran fragmen DNA yang berbeda beberapa pasang basa karena pada gel agarosa tidak dapat terseparasi dengan baik.sampel DNA sebanyak 5 µl diambil dari tabung PCR yang telah dicampurkan dengan 2 µl loading dye. Kemudian DNA dimasukkan kedalam sumur - sumur dengan sangat hati-hati dan sebagai pembanding untuk mengetahui ukuran fragmen-fragmen DNA yang muncul digunakan 100 pb DNA Mix Leader sebanyak 3 µl. Elektroforesis dilakukan selama 3,5 jam dengan tegangan 150 volt. 8. Pembuatan gel poliakrilamida Pada penelitian ini digunakan gel poliakrilamida dengan konsentrasi 6%. Sebanyak 31,5 ml air deion dicampurkan dengan 4,5 ml TBE 10x dan 9 ml akrilamida 30%. Ketiga larutan tersebut dihomogenkan menggunakan magnetic stirer tanpa dipanaskan, kemudian dalam keadaan masih dihomogenkan ditambahkan 220 µl APS dan 25 µl TEMED. Larutan gel langsung dituangkan di atas cetakan kaca poliakrilamid dengan hati-hati sehingga tidak terbentuk gelembung udara. 9. Pewarnaan perak Gel poliakrilamida diwarnai dengan pewarnaan perak menurut metode Tegelstrom (1986) yang telah dimodifikasi Aryani 2001. Gel poliakrilamida dilepaskan dari kaca yang dibantu dengan dibasahi oleh aquades kemudian di pindahkan ke dalam bak pewarnaan. Semua proses pewarnaan dilakukan dalam

33 keadaan di goyang di atas shaker. Tahap pertama pewarnaan yaitu gel direndam dalam larutan yang terdiri dari 0,1 gram CTAB yang dilarutkan dalam 100 ml air deion selama 20 menit. Kemudian larutan pertama diambil secara cepat dengan menggunakan alat vacum dan gel dicuci dengan 100 ml air deion selama 20 menit. Air deion yang merendam gel diambil kembali dengan menggunakan alat vacum, selanjutnya ditambahkan larutan yang terdiri dari 100 ml air deion + 1,2 ml NH 3 selama 15 menit. Larutan sebelumnya dikeluarkan kembali dan ditambahkan larutan impregnating yang terdiri dari 100 ml air deion, 0,16 gram AgNO 3, 40 µl NaOH 10N dan 0,4 ml NH 3 selama 15 menit. Kemudian gel dicuci dengan 100 ml air deion selama satu menit yang sebelumnya larutan impregnating telah dibuang. Larutan developing dimasukkan ke dalam bak pewarnaan yang terdiri dari 2 gram Na 2 CO 3 yang dilarutkan dalam 200 ml air deion. Sebanyak 100 µl FA 37% fresh kemudian dicampurkan dengan Na 2 CO 3 yang benar-benar telah larut. Pewarnaan dengan larutan tersebut dilakukan sampai muncul pita-pita DNA. Terakhir gel direndam dalam larutan yang terdiri dari 100 ml air deion yang dicampurkan 0,1 ml CH 3 COOH selama satu menit. 10. Analisis Data Analisis data untuk pita yang muncul pada gel poliakrilamid menggunakan persamaan Nei & Lei. Dengan melambangkan angka 1 untuk adanya pita yang muncul dan angka 0 untuk tidak adanya pita yang muncul. Hasil perhitungan data tersebut kemudian dibuat dendogram dengan metode UPGMA menggunakan

34 program MVSP pada komputer. Untuk mengetahui nilai heterozigositas dihitung berdasarkan Lynch & Morgan (1994) dengan rumus sebagai berikut : / -1 q(i) = nilai frekuensi dan heterozigositas dari populasi x (i) = frekuensi homozigot resesif null pada lokus i Untuk nilai informasi tingkat polimorfisme (PIC) dengan persamaan : PIC = 1- pi 2 = frekuensi alel ke-i (1,2,3,...dst)

35 11. Alur penelitian Persiapan alat dan bahan Isolasi stok DNA Gurame sensitif Gurame resisten Gurame tidak diinfeksi Elektroforesis agarosa Amplifikasi dengan RAPD OPA2 Elektroforesis agarosa Optimasi annealing primer PCR primer SSR Elektroforesis agarosa 3% Gel poliakrilamida 6% Analisis data Kesimpulan Gambar 3.3 Alur penelitian yang digunakan