Evaluasi Pasca Huni Performansi Fisik Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Pasca Huni Performansi Fisik Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. hasil kuisioner dan pengukuran pencahayaan, suhu, kelembaban, dan

EVALUASI PASCA HUNI RUANG PERAWATAN INTENSIF RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

LAMPIRAN. A. Gambar Denah Tataletak Ruang Operasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

Evaluasi Pasca Huni Terhadap Performansi Fisik Ruang Instalasi Gawat Darurat

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

EVALUASI PASCA HUNI TERHADAP PERFORMANSI FISIK RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24

BAB VII PENUTUP. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor

BAB III METODE PENELITIAN. dibandingkan dengan standar normatif, serta mendeskripsikan persepsi

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dapat diselenggarakan dengan melakukan upaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit. operasional sementara nomer 503/0299a/DKS/2010. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

BAB III METODE PENELITIAN

Evaluasi Pasca Huni Pengguna Internal terhadap Performa Fisik Kamar Operasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy Evaluation) dalamnya, yang di sebut dengan Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. karena atas berkat dan kasih sayangnya, dapat diselesaikannya skripsi ini dengan judul

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

Kamar Operasi. Dewi Feri, ST., MKes

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP KUALITAS BANGUNAN PUSKESMAS DI YOGYAKARTA

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA - BEKASI

BAB III : DATA DAN ANALISA

EVALUASI PASCA HUNI KENYAMANAN PENGGUNA BANGSAL AL-A RAAF RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta. 2. Kualitas bangunan puskesmas di Yogyakarta

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

ORGANISASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Rumah sakit memiliki resiko untuk terjadi Health care Associated

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memengaruhi status kesehatan yaitu pelayanan kesehatan, perilaku,

Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi atau Healthcare Associated Infections (HAIs) di rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RUMAH SAKIT BERSALIN DI TOMOHON ( PENDEKATAN UTILITAS DALAM DESAIN )

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007)

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

[RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG]

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN MENGELOLA BADAN MUTU: MENJAGA MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN. Jakarta, 30 Juni 2005

PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEMARANG

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KRITERIA MUTLAK DAN KRITERIA TIDAK MUTLAK VILA BINTANG NO ASPEK NO UNSUR NO SUB UNSUR

Analisa Program Kebersihan Lingkungan Rumah Sakit PPI RSIA CICIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian

ABSTRAK. berkapasitas 32 tempat tidur, poliklinik, unit bedah dan persalinan, unit gawat

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan konstruksi telah dikenal sejak lama dan terus berkembang.

Dosen Pengampu : Andi Purnomo, S.T., M.T. Diharto, S.T., M.Sc.

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Page 198. Kata Kunci: Evaluasi sarana dan prasarana, Pengendalian infeksi ruang operasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA SEMARANG DENGAN KONSEP HEALING ENVIRONMENT

BAB I. 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN OBJEK

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

4.3. Sistem Penyampaian Jasa, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pelanggan. Sistem penyampaian jasa terdiri dari physical support dan contact personnel

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB III METODE PERANCANGAN

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

Kebijakan Kementerian Kesehatan Terhadap Pelayanan Sterilisasi di Rumah Sakit

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


EVALUASI DESAIN TATA RUANG UNIT HD RS MUHAMMADIYAH WONOSOOBO

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

No Pengguna Kegiatan Nama Ruang Persyaratan Standard Kapasitas Unit Luas Satuan (m 2 ) Luas Total (m 2 ) Sumber

UNIVERSITAS DIPONEGORO JUDUL UNGARAN PEDIATRIC HOSPITAL TUGAS AKHIR INTAN NOVITA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Transkripsi:

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 1 Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 Evaluasi Pasca Huni Performansi Fisik Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping Siti Hardiyanti Adam 1*, Widodo Hariyono 2, Iswanta 3 1 Program Magister Manajemen Rumah Sakit, Program Pasca Sarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 *Penulis Korespondensi : dr.sitihardiyanti@gmail.com 2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Riwayat Artikel: Riwayat artikel: Diterima 12 April 2016; Direvisi 22 Mei 2016; Dipublikasikan 17 Juni 2016 ABSTRACT Background: Hospitals must meet the facilities and infrastructure technical requirements of the hospital that support health care services completely. The evaluation of Hospital buildings standard's fulfillment can be done by Post Occupancy Evaluation. Method: the study used mix method. Population consisted of all internal user in Obstaetric and Gynaecology Unit. There are 23 samples that determined by shovin formula. Result and Discussion: The result of study showed that location of Obstetrics and Gynecology Unit is not easy to be reached from Emergency Room, Intensive Care Unit, and Operating Room. Based on measuring result, there are some data that not appropriate with Depkes 2007. Width of labor room < standard, which is minimum 12m 2 /bed, unnatural lighting= 244 lux. Humidity in neonatal room= 67,1%. Temperature in labor room= 26,9 o C. Based on questionnaire result, technical and functional aspects are appropriate with standard, process aspect is almost appropriate with standard. Conclusion: Location, room availability, width, lighting, humidity, and temperature in Obstetrics and Gynecology Unit are not fulfill the standard yet. Technical and functional aspects are appropriate with Depkes 2007, process aspect is almost appropriate with Depkes 2007. Keywords: Post Occupancy Evaluation, Obstaetric and Gynaecology Unit. PENDAHULUAN Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. 1 Rumah sakit harus memenuhi, persyaratan teknis sarana dan prasarana rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna. 2 Ruang kebidanan dan penyakit kandungan merupakan fasilitas pelayanan khusus di rumah sakit yang menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam. Pelayanan kebidanan dan neonatus yang didukung dengan ketersediaan bangunan, prasarana dan peralatan medis yang memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan bagi pasien dan pengguna rumah sakit lainnya sangat mendukung keberhasilan dari pelayanan kebidanan dan neonatus tersebut. 3 Penilaian kualitas suatu bangunan dapat dilakukan dengan mengadakan evaluasi pasca huni (EPH). Kegiatan evaluasi pasca huni dilakukan untuk menilai tingkat kesesuaian antara bangunan dan lingkungan binaan dengan nilai-nilai dan kebutuhan penghuni bangunan. 4 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping merupakan Rumah Sakit Tipe C yang sedang berkembang. Pada Rumah Sakit ini belum pernah dilakukan evaluasi pasca huni pada instalasi pelayanan medik, terutama instalasi kebidanan dan penyakit kandungan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan perlu dilakukan evaluasi pasca huni. LANDASAN TEORI Untuk dapat melengkapi standar pelayanan medik rumah sakit, diperlukan adanya standar yang harus dijadikan acuan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan rumah sakit untuk mencapai kondisi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pedoman fasilitas rumah sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Medik Departemen Kesehatan RI dapat dipakai salah satu acuan depkes 2007 Evaluasi pasca huni adalah suatu proses evaluasi fasilitas dengan cara yang sistematik setelah fasilitas tersebut dibangun dan dihuni dalam suatu kurun waktu. 5 Evaluasi pasca huni menilai kriteria performansi yang terdiri dari 3 aspek, yaitu: aspek teknikal, aspek fungsional, dan aspek proses. Tiga aspek ini telah mencakup penilaian segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan secara keseluruhan. a. Aspek teknikal : dapat menjadi ciri latar belakang lingkungan pengguna beraktivitas. Meliputi struktur, sanitasi dan ventilasi, keselamatan kebakaran, elektrikal, dinding eksterior, finishing

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 2 interior, atap, akustik, pencahayaan, dan sistem kontrol lingkungan. b. Aspek fungsional : meliputi faktor manusia, penyimpanan, komunikasi dan alur kerja, fleksibilitas, dan perubahan, serta spesialisasi dalam tipe atau unit bangunan. Organisasi yang menempati gedung mengharapkan memperoleh kepuasan dari gedung tersebut karena kinerja fungsionalnya. c. Aspek proses : meliputi teritorialitas, privasi dan interaksi, persepsi lingkungan, citra dan makna, serta kognisi dan orientasi lingkungan. 6 BAHAN DAN CARA Jenis penelitian ini menggunakan rancangan mix method. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dari kuesioner dan pengukuran langsung, data kualitatif dari observasi dan wawancara. Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas kesehatan di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandunganberjumlah 24 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus sholvin 7 : n = N/N(d) 2 + 1 n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05 n = 24/24(0,05) 2 + 1 n= 22,64. Dibulatkan menjadi 23 sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling hingga jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi. Penelitian ini dilaksanakan di RS PKU Muhammadiyah Gamping pada bulan September 2015 - Maret 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan: 1. Observasi, menggunakan checklist yang diadaptasi dari Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS Kelas C Tahun 2007 2. Wawancara semi terstruktur dengan panduan wawancara, hasilnya ditampilkan dalam bentuk deskripsi 3. Pengukuran langsung untuk pencahayaan, kebisingan, suhu, dan kelembaban 4. Penyebaran kuesioner.kuesioner diolah secara statistik dengan menggunakan metode rata-rata (mean) yang kemudian diinterpretasikan menggunakan skala Guttman. 8 HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Observasi Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping terletak di sisi barat lantai 2.Akses menuju Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan berupa tangga dan lift umum di sisi barat, serta ramp dan lift pasien di sisi timur. Pintu masuk pasien UGD, ICU, dan Kamar Operasi terletak di sisi timur.

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 3 Tabel.1 Checklist Pesyaratan Ruangan Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Berdasarkan Depkes 2007 Nama Ruangan Luas Standar Pemenuhan Ruangan Standar (Bila tidak, disertai alasan) Ya Tidak Ya Tidak 1. R. Administrasi min.6 m 2 (Bergabung dengan gudang steril) 2. Ruang Tunggu min.16m 2 3. Ruang Bersalin/ Kala I-II-III Min. 12 m 2 / TT 4. Ruang Tindakan Min. 12 m 2 / TT 5. Ruang Min. 7,2 m 2 / Pemulihan TT / Kala IV 6. Ruang Bayi Min. 9 m 2 7. Gudang Steril (clean utility) 8. Ruang ganti pakaian/ loker 9. Ruang dokter 9-16 m 2 10. Ruang perawat/ 9-16 m 2 Petugas 11. Pantri Min. 6 m 2 (Terdapat ruang observasi kala I tanpa meja bersalin dengan luas 7,2m 2 /TT, 3 meja bersalin kala II-IV dengan luasan 9m 2 /TT, 1 ruang isolasi dengan 1 meja bersalin dengan luas 13,7m 2 /TT) Jadi satu dengan ruang bersalin Jadi satu dengan ruang bersalin kala II-III Min. 6 m 2 (Bergabung dengan ruang pendaftaran) Min. 6 m 2 Ruang ganti, ruang dokter, dan ruang petugas digabung dalam 1 ruangan 12. Gudang Kotor 4-6 m 2 (luas ruangan 1m 2 ) 13. KM/WC @ KM/WC luas 2 m 2 3m 2 14. Janitor Min. 3 m 2 15. Parkir Brankar Min. 2 m 2

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 4 b. Has c. il Pengukuran Tabel 2. Hasil Pengukuran Pencahayaan Ruangan No. Nama Ruangan 1 R. Administrasi dan Pendaftaran 2 Ruang Tunggu 106 3 Bersalin Alami 340 Hasil (lux) Tidak 155 Buatan 200 4 Ruang Isolasi 138 5 Ruang Observasi Alami 340 Buatan 200 6 Ruang Bayi I 46 7 Ruang Bayi II 50 8 KM/WC 88 petugas I 9 KM/WC 122 petugas II 10 KM/WC pengunjung 51 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kebisingan Ruangan No. Nama Ruangan Hasil (db) 1 R. Administrasi 44,5 dan pendaftaran 2 Ruang Tunggu 44,5 Pengantar Pasien 3 Ruang Bersalin 44,5 Tidak 4 Ruang Isolasi 43,4 5 Ruang Observasi 44,5 6 Ruang Bayi I 45 7 Ruang Bayi II 45 8 Gudang Steril 44,5 Tabel 4. Hasil Pengukuran Suhu Ruangan No. Nama Ruangan Hasil( C) Tidak 1 R. Administrasi 26,7 dan pendaftaran 2 Ruang Tunggu 28 Pengantar Pasien 3 Ruang Bersalin 26,9 4 Ruang Isolasi 27,7 5 Ruang Observasi 26,9 6 Ruang Bayi I 29,1 7 Ruang Bayi II 28,6 8 Gudang Steril 26,9 Tabel 5. Hasil Pengukuran Kelembaban Ruangan No. Nama Ruangan Hasil(%) Tidak 1 Ruang Bersalin 48,8 2 Ruang Isolasi 53,2 3 Ruang Observasi 48,8 4 Ruang Bayi I 67,1 5 Ruang Bayi II 58,5 6 Gudang Steril 48,8 d. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan tanggal 23 Maret 2016 dengan narasumber supervisor Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping. Secara garis besar Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandugan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah mencukupi kebutuhan pengguna internalnya. Beberapa ruangan yang digunakan untuk lebih dari satu kegiatan tidak mengganggu kenyamanan petugas. Ruang utilitas kotor sudah cukup untuk aktivitas membersihkan alat namun kurang untuk tempat meniriskan alat karena luas ruangan yang terbatas. Tidak tersedia ruang khusus untuk Kala IV karena kala II dan Kala IV dilakukan diruangan yang sama. Ruang observasi berfungsi utuk observasi Kala I. Pencahayaan ruangan cukup namun untuk pencahayaan lampu tindakan kurang terang. Alat komunikasi dianggap cukup dengan adanya telepon di unit kamar bersalin dan kamar bayi, tidak tersedianya nursecall di kamar bersalin tidak mengganggu aktivitas.

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 5 e. Hasil Olah Kuesioner Tabel 6. Interpretasi Hasil Berdasarkan Skala Guttman Nilai X Interpretasi 0-0,2 Sangat Tidak 0,21-0,4 Tidak 0,4-0,6 Mendekati 0,61-0,8 0,81-1 Sangat Sumber: Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian 8, telah diolah kembali. Tabel 7. Hasil Jawaban Kuesioner Aspek Nilai X Interpretasi (Skala Guttman) Teknikal 0.738 Fungsional 0.660 Proses 0.473 Mendekati sesuai Ya; Lantai tidak licin; 91,30% Ya; Lantai mudah dibersihkan; 86,96% Ya; Pintu mudah dioperasikan; 78,26% Ya; Dinding cerah; 82,61% Ya; Tingkat kebisingan cukup; 82,61% Ya; Penghawaan nyaman; 65,22% Ya; Tingkat pencahayaan cukup; 86,96% Ya; Luas ruangan cukup; 86,96% Ya; Tinggi langitlangit pas; 82,61% Ya; Bahan dinding keras; 86,96% Ya; Langit-langit mudah dibersihkan; 91,30% Ya; ada alat pemadam; 86,96% Ya; Hubungan antar dinding tidak siku; 73,91% Ya; Aliran air cukup; 91,30% Ya; Hubungan antara lantai dinding melengkung; 82,61% Ya; Jumlah kran cukup; 52,17% Ya Tidak Grafik 1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Aspek Teknikal

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 6 bayi; 95,65% Ya; ada KM/WC petugas; 86,96% Ya; Ada kamar ganti; 78,26% Ya; ada parkir; 73,91% istirahat dokter; 60,87% alat steril; 91,30% istirahat petugas; 82,61% pemulihan kala IV; 73,91% Ya; ada pantry; 69,57% linen steril; 60,87% Ya; Ada tempat sampah padat; 91,30% tindakan; 82,61% administrasi; 73,91% pendaftaran; 65,22% Ya; Ada tempat sampah cair; 56,52% tunggu keluarga; 86,96% Ya; Ruang bersalin sesuai ; 82,61% Ya; Ada tempat sampah benda tajam; 73,91% bersalin kala I-III; 65,22% Ya; ada ruang janitor; 30,43% Ya; Ada tempat sampah non medis; 86,96% Ya; ada KM/WC pengunjung; 78,26% utilitas kotor; 73,91% dekontaminasi; 60,87% Ya Tidak Grafik 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Aspek Fungsional Ya; Instalasi mudah dicapai; 73,91% Ya; Pintu masuk dibedakan; 30,43% Ya; Instalasi komunikasi; 82,61% Ya; Instalasi mudah dicapai OK; 34,78% Ya; Instalasi mudah dicapai UGD; 34,78% Ya; Instalasi mudah dicapai ICU; 30,43% Ya; R. Bayi dan R. Ibu dekat; 86,96% Ya; Ada tanda bahaya kebakaran; 52,17% Ya; Ada tanda bahaya listrik; 39,13% Ya; Prosedur maintenance kebersihan rutin; 86,96% Ya; Ada tanda bahaya gas; 26,09% Ya; Prosedur sterilisasi rutin; 78,26% Ya; Pintu keluar khusus jenazah; 39,13% Ya Tidak Grafik 3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Aspek Proses

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 7 PEMBAHASAN 1. Performansi Fisik Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping a. Lokasi Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus mudah dicapai dari UGD, ICU, dan Kamar Operasi. Instalasi kebidanan dan penyakit kandungan terletak di lantai 2, UGD terletak di lantai 1, ICU dan Kamar Operasi terletak di lantai 4. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan terletak di sisi barat gedung rumah sakit sedangkan fasilitas lift pasien, ramp, pintu masuk UGD, ICU, dan Kamar Operasi seluruhnya berada di sisi timur gedung. Hal ini membuat Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan tidak mudah dicapai dari UGD, ICU, dan Kamar Operasi. b. Pencahayaan Pencahayaan yang terukur pada ruang bersalin dengan menggunakan pencahayaan buatan (lampu ruangan) adalah 244 lux dan ini belum memenuhi standar Depkes yaitu 300-500 lux. Pengaturan pencahayaan ini sangat penting karena keberadaan cahaya/pencahayaan akan memberikan keadaaan visual tertentu, keadaan visual yang baik akan memberikan efisiensi, efektivitas, dan kenyamanan bagi manusia tersebut secara keseluruhan. 9 Pencahayaan yang optimal berpengaruh terhadap kejadian human error dimana semakin baik pencahayaan suatu ruangan makan akan semakin rendah kesalahan yang terjadi. 10 Bila pencahayaan di instalasi kebidanan dan panyakit kandungan optimal dan di-maintenance dengan baik maka hal ini dapat meningkatkan kinerja pegawai yang bertugas di instalasi tersebut. c. Kebisingan Dari pengukuran didapatkan kebisingan di area ruang bersalin dan observasi adalah 44,5 db, di ruang isolasi 43,4 db, dan di ruang bayi 43,7 db ketiganya memenuhi standar Depkes 2007 yaitu maksimal 45 db. Kondisi ini dapat mendukung efisiensi waktu pengerjaan aktivitas di instalasi kebidanan dan penyakit kandungan karena berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kebisingan berpengaruh terhadap lamanya waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat kebisingan yang semakin rendah menunjukan waktu penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat dibandingkan tingkat kebisingan yang tinggi. 11 d. Penghawaan Suhu pada ruang bersalin dan observasi terukur 26,9 o C, suhu ini melebihi standar Depkes untuk ruang bersalin yaitu 24-26 o C dan 22-24 o C untuk ruang pemulihan/perawatan.kelembaban pada ruang bayi terukur 67,1% dan ini tidak sesuai standar Depkes 2007, kelembaban udara harus selalu dijaga agar sesuai standar karena kelembaban di suatu rumah sakit berpotensi membuat kuman berkembang. 12 Untuk menjaga kelembaban ruangan ini segala fasilitas yang mengatur penghawaan di instalasi kebidanan dan penyakit kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping harus selalu aktif dan diatur sesuai dengan standar penghawaan agar tidak terjadi pertumbuhan kuman. 2. Penilaian Pengguna Internal Pembahasan masing-masing aspek: a. Aspek Teknikal Hasil aspek teknikal adalah sesuai dengan standar Depkes 2007, dimana rata-rata 0,738 atau 73,8 % responden beranggapan bahwa kondisi Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping telah sesuai dengan standar Depkes 2007. Kekurangan dari aspek teknikal terdapat pada jumlah kran yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan menurut 52,17 % responden, hanya terdapat 1 kran cuci tangan untuk area kamar bersalin dan 1 kran cuci tangan untuk kamar bayi. b. Aspek Fungsional Aspek fungsional hasilnya sesuai, dimana rata-rata 0,660 atau 66% responden beranggapan bahwa aspek ini sesuai dengan standar Depkes 2007. Item yang mendapat nilai terendah adalah ketersediaan ruang janitor yaitu 30,43%. Pada Instalasi kebidanan dan penyakit kandungan tidak tersedia ruang janitor. Ruangan lain yang tidak tersedia secara khusus adalah ruang istirahat dokter, ruangan ini jadi satu dengan ruang istirahat petugas dan ruang ganti. Gudang steril jadi satu dengan ruang administrasi. Mayoritas responden menilai pengadaan ruang administrasi, ruang tunggu, ruang pemulihan, ruang tindakan, ruang bayi, kamar mandi, ruang istirahat petugas sudah terpenuhi. Empat puluh persen beranggapan belum tersedia 4 bed untuk ruang bersalin I-III dan dari hasil observasi didapatkan 4 bed bersalin yang terbagi menjadi 3 bed bersalin biasa untuk kala II-IV dan 1 khusus isolasi untuk kala I-IV. c. Aspek Proses Hasil dari aspek proses adalah mendekati sesuai dimana rata-rata 0,473 atau 47,3% responden beranggapan bahwa aspek ini cukup memenuhi standar yang ditetapkan Depkes tahun 2007. Sebagian besar responden menganggap instalasi kebidanan dan penyakit kandungan tidak mudah dicapai dari UGD, ICU dan kamar operasi, dari hasil observasi didapatkan bahwa instalasi kebidanan dan penyakit kandungan terletak di lantai 2, UGD di lantai 1, ICU dan kamar operasi di lantai 4. Instalasi Kebidanan dan

Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016 8 Penyakit Kandungan terletak di sisi barat gedung rumah sakit sedangkan akses untuk transportasi pasien seluruhnya terletak di sisi timur gedung baik lift pasien, ramp, pintu masuk UGD, ICU, maupun kamar operasi. Faktor komunikasi dianggap mencukupi kebutuhandengan tersedianya alat komunikasi berupa telepon, namun pada instalasi kebidanan dan penyakit kandungan fasilitas nurse call hanya tersedia 1 di area kamar bayi sedangkan di area kamar bersalin tidak tersedia. Faktor sign and symbol mendapai poin yang rendah dimana pada instalasi kebidanan dan penyakit kandungan tidak tersedia tanda bahaya sumber listrik maupun tanda bahaya kebakaran. Empat puluh tujuh koma delapan tiga persen responden menilai tidak ada tanda bahaya kebakaran dan 60,87% responden menilai tidak ada tanda bahaya pada sumber listrik. SIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan antara keadaan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan RS PKU Muhammadiyah Gamping saat ini dengan standar yang telah ditetapkan Depkes 2007. 1. Performansi Fisik Lokasi Instalasi Kebidanan Dan Penyakit Kandungan tidak mudah dicapai dari UGD, ICU, dan Kamar Operasi. Suhu ruangan, kelembaban, dan pencahayaan buatan berupa lampu belum memenuhi standar Depkes 2007. Ruang administrasi dan gudang steril menggunakan 1 ruangan, begitu pula ruang istirahat dokter, ruang petugas, dan ruang ganti menggunakan 1 ruangan. Luas ruang gudang kotor tidak memadai, tidak tersedia ruang janitor. Luas ruang bersalin belum memenuhi standar luas ruangan menurut Depkes 2007. 2. Penilaian Pengguna Internal Aspek teknikal dan aspek fungsional oleh responden dianggap sesuai dengan kriteria Depkes 2007, sedangkan aspek proses dianggap mendekati sesuai dengan kriteria Depkes 2007. Berdasarkan simpulan di atas, dapat disarankan: 1. Bagi pihak manajemen atau pengelola rumah sakit; meningkatkan sarana dan prasarana instalasi kebidanan dan penyakit kandungan sesuai dengan kemampuan rumah sakit 2. Kepala ruang instalasi kebidanan dan penyakit kandungan; mengatur penggunaan ruang di instalasi kebidanan dan penyakit kandungan sesuai dengan fungsinya. 2. Depkes. 2007, Pedoman Teknissarana dan prasarana Rumah Sakit kelas C, Sekretariat Jenderal Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 3. Kemenkes. 2012, Pedoman teknis bangunan Rumah Sakit Kelas B, Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Jakarta, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 4. Suryadhi. 2005, Evaluasi Pasca Huni Instalasi Rawat Darurat Di Badan Rumah Sakit Umum Tabanan, IKM FK UGM, Yogyakarta. 5. Hatmoko, A.U. 2010, Arsitektur Rumah Sakit, Global Rancang Selaras, Yogyakarta. 6. Preiser, V.F.E., Rabinowitz, H.Z. &White, E.T. 1998, Post Occupancy Evaluatio, Van Nostrand Ranhola Company, New York. 7. Sunyoto. 2013, Teori, Kuesioner dan Analisis data, Graha Ilmu, Yogyakarta. 8. Riduwan. 2007, Skala pengukuran variabelvariabel penelitian, Alfabeta, Bandung. 9. Andriyanto, W. 2009, Hubungan antara penglihatan, pencahayaan, dan persepsi manusia dalam desain interior dalam Ambiance Jurnal Desain Interior Volume 2, hh. 89-94. 10. Joseph, A. 2006, The Impact of light on Outcomes in Healthcare Setting, The Center of Health Design, USA 11. Yusuf, M. 2013, Pengaruh kebisingan terhadap waktu penyelesaian pekerjaan operator dalam Seminar Nasional IENACO 2013, diakses tanggal 5 April 2016, dariejournal.uajy.ac.id/1986/2/1ti04897. pdf 12. Abdullah, M.T. &Buraerah, A.H. 2011, Lingkungan fisik dan angka kuman udara ruangan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar Sulawesi Selatan dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.5, No.5, hh 206-211. DAFTAR PUSTAKA 1. Siregar,C.J.P. &Amalia, L. 2004,Farmasi Rumah Sakit.teori dan penerapan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.