V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Subtitusi tepung sukun dalam pembuatan non flaky crackers bayam hijau

dokumen-dokumen yang mirip
PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::

I. PENDAHULUAN. alternatif (Suryana dan Purwoto, 1996). dan serat. Bentuk buah sukun padat dan sering disebut sebagai Bread fruit.

I. PENDAHULUAN. kenyataan menunjukkan bahwa terigu lebih bersifat adaptif dibandingkan pangan

V. SIMPULAN DAN SARAN. memberikan pengaruh terhadap sifat kimia, fisik, mikrobiologis dan

SUBTITUSI TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN NON FLAKY CRACKERS BAYAM HIJAU (Amaranthus tricolor)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan bentuk dari biskuit (Widianto dkk., 2002). Tepung juga memegang peranan

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kombinasi tepung terigu dan tepung ikan sidat dalam pembuatan biscuit

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

SKRIPSI. KUALITAS CRACKERS DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN SUBTITUSI PATI BATANG AREN (Arenga pinnata Merr.)

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian crackers kombinasi mocaf dan tepung waluh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

KUALITAS NON FLAKY CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG. SUKUN DAN TEPUNG IKAN TERI NASI (Stolephorus sp.)

V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Subtitusi pati aren dalam pembuatan crackers daun pepaya memberikan

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

V. SIMPULAN DAN SARAN. kuning dan tepung tapioka, maka dapat disimpulkan : 1. Kerupuk lele yang disubstitusi dengan tepung labu kuning pada tepung

V. SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Astawan, M Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

I. PENDAHULUAN. ketergantungan terhadap tepung terigu, maka dilakukan subtitusi tepung terigu

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

V. SIMPULAN DAN SARAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan :

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I. PENDAHULUAN. Sejak dulu, tanaman aren atau enau merupakan tanaman penghasil bahanbahan

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN FOOD BAR BERBASIS PISANG

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat, arakat, mulai dari buah, daun, batang, pelepah, sampai jantungnya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

II. TINJAUAN PUSTAKA

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

V. SIMPULAN DAN SARAN. serta pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. KUALITAS COOKIES DENGAN KOMBINASI TEPUNG TERIGU, PATI BATANG AREN (Arenga pinnata) DAN TEPUNG JANTUNG PISANG (Musa paradisiaca)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

SKRIPSI. PENINGKATAN KUALITAS CRACKERS DENGAN KOMBINASI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG WALUH (Cucurbita moschata Durch)

JURNAL. KUALITAS COOKIES DENGAN KOMBINASI TEPUNG TERIGU, PATI BATANG AREN (Arenga pinnata) DAN TEPUNG JANTUNG PISANG (Musa paradisiaca)

METODE. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SAGU (Metroxylon sagus Rottb.) DAN PENAMBAHAN EKSTRAK LABU KUNING TERHADAP KUALITAS MIE KERING

DAFTAR PUSTAKA. Badan Standarisasi Nasional Sodium Bikarbonat. Sumber: Badan Standarisasi Nasional.

V. SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan tepung biji nangka, maka dapat disimpulkan : kadar abu, kadar air dan uji mikrobiologi nugget ikan lele

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

SKRIPSI. KUALITAS NON FLAKY CRACKERS COKLAT DENGAN VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca forma typica) Disusun oleh:

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

Lampiran 1. Spesifikasi Tepung Jagung

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. pangan yang disukai anak-anak (Sardjunani, 2013).

PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Persiapan Bahan Baku

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB XIII KESIMPULAN DAN SARAN

OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT PADA PROSES PRODUKSI TEPUNG SUKUN

V. SIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan parameter kadar protein, β-karoten, kadar serat,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

KAJIAN PEMBUATAN FLAKES PORANG (Amorphophallus. Oncophyllus) YANG DIPERKAYA TEPUNG DARI KACANG. HIJAU (Phaseolus Radiatus)

BAB III METODE PENELITIAN

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Sumber Pangan Alternatif dalam Pembuatan Cookies. Edi Djunaedi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

SEMINAR NASIONAL PEMBUATAN ROTI MANIS DARI TEPUNG UBI JALAR PUTIH

FORTIFIKASI Fe ORGANIK DARI BAYAM (Amaranthus tricolor L) DALAM PEMBUATAN COOKIES UNTUK WANITA MENSTRUASI

Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

c, total asam, total padatan terlarut, ph, tel-;stur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

Transkripsi:

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Subtitusi tepung sukun dalam pembuatan non flaky crackers bayam hijau memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar karbohidrat, tetapi disisi lain menurunkan kandungan protein, kadar lemak dan kadar betakaroten. 2. Subtitusi tepung sukun untuk menghasilkan non flaky crackers bayam hijau berkualitas baik ialah 15% dilihat dari parameter warna dan tekstur pada uji organoleptik serta uji kimia meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar betakaroten. B. Saran Saran yang perlu diberikan setelah melihat dan membaca hasil penelitian ini ialah : 1. Proses pembuatan non flaky crackers perlu penambahan putih telur secukupnya agar tekstur menjadi lebih renyah dan adonan lebih kompak. 2. Perlu peningkatan jumlah serbuk bayam hijau lebih dari 2% untuk meningkatkan kadar serat dan betakaroten non flaky crackers. 56

DAFTAR PUSTAKA Agustiniasari, I., Widaningrum, Rachmat, R. Tth. Mutu Bayam (Amaranthus tricolor L.) Hasil Pengeringan Teknologi Far Infra Red (FIR) Selama Penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen Untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian 1230-1239. Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Anggorodi. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anonim. 1980. Komposisi Bahan Makanan. Departemen Kesehatan. Jakarta. Arief, D.M. 2012. Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas (L) Lam) cv Cilembu Sebagai Bahan Subtitusi Tepung Terigu dalam Pembuatan Biskuit. Skripsi. Fakultas Teknobiogi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta. Artama, T. 2001. Pemanfaatan tepung ikan lemuru (Sardinella longiceps) untuk meningkatkan mutu fisik dan nilai gizi crackers. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Aisiyah, A.L. 2012. Kandungan Betakaroten, Protein, Kalsium dan Uji Kesukaan Crackers Dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.) dan Ikan Teri Nasi (Stolephorus sp.) Untuk Anak KEP dan KVA. Skripsi. Program Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran. UNDIP. Semarang. Astawan, M. 1999. Membuat Mie dan Bihun. Edisi Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta. Astawan, M., dan Andreas L.,M. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. PT. Gramedia. Jakarta. Bandini, Yusni dan Nurudin, Azis. 2001. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta. Bekti, E. K., Sampurna, A., dan Rusiman. Tth. Penurunan Kadar HCN dan Rasa Pahit Pada Tepung (Artocapus altilis) Dengan Lama Perendaman Dalam Berbagai Konsentrasi Larutan Garam (NaCl). Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 8 (1): 28-32. Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., dan Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta. 57

58 Burton, G.W. and Ingold. 1984. B-caroten an Usual Type of Lipid Oxidation. Journal Science 22: 569-573. De Man. 1997. Kimia Makanan. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Departemen Kesehatan RI. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Djafar, T. F. dan Rahayu, S. 2005. Pemanfaatan Sebagai Bahan Pangan Alternatif. Jurnal Agros 6 (2) : 133-141. Edahwati, L., S., Kalimatus dan Nuraini, D. Tth. Kajian Penambahan Natrium Pyrophospat Untuk Mencegah Browning Pada Pembuatan Tepung. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran. Jawa Timur. Ekawidiasta, O. 2003. Karakteristik Tepung (Artocarpus altilis) Dengan Menggunakan Pengering Kabinet dan Aplikasinya Untuk Subtitusi Tepung Terigu Pada Pembuatan Roti Tawar. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Fardiaz, S. dan Margino. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Gasperz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico. Bandung. Graham, H. D. dan De Bravo, E. N. 1981. Composition of the Bread Fruit. Journal Food Sci 46 : 535-539. Hendalastuti, H. dan Rojidin, A. 2006. Karakteristik Budidaya dan Pengolahan Buah. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 220-232. Herawati, H. 2004. Pengaruh Penambahan Tepung Bayam (Amaranthus tricolor L.), Daun Singkong (Manihot esculanta C.), Terong Panjang (Solanum melongena L.) dan Margarin Kaya Asam Lemak Tidak Jenuh Terhadap Mutu Roti Tawar. Jurnal Agrivigor 3 (2) : 159-169. Julie. 2013. Inovasi Terbaru Tepung. http://www.litbang.deptan.go.id. Tanggal akses 6 Mei 2013. Kartika, B.P., Hastuti, dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian.UGM. Yogyakarta. Kent, N.L. 1975. Technology of Cereal with Spesial Reference to Wheat. 2 nd edition. Pergamon Press. Ltd Oxford. Koswara, Sutrisno. 2006. Sebagai Cadangan Pangan Alternatif. http://www.ebookpangan.com. 20 Oktober 2012.

59 Kusharto, M.C. 2006. Serat Makanan dan Peranannya bagi Kesehatan. Jurnal Gizi dan Pangan 1 (2) : 45-54. Lubis, M.Y., Rohaya, S., dan Dewi, A.H. 2012. Pembuatan Meuseukat dengan Menggunakan Tepung Komposit dari (Artocarpus altilis) dan Terigu serta Penambahan Nenas (Ananas comosus L.). Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 4 (2): 7-14. Manley, D. 1998. Technology of Biscuit, Crackers and Cookies. Woodhead Publishing Limited. Third Edition. New York. Manoppo, S. 2012. Studi Pembuatan Crackers dengan (Artocarpus communis) Pragelatinisasi. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar. Manulang, M. dan Yohani, V. 1995. Ekstraksi dan Analisis Pulisakarida Buah (Artocarpus altilis). Buletin Teknologi dan Industri Pangan 4 (3) : 54-59. Maruhum, B. dan Yuliantini. 1991. Prospek Pengembangan untuk Keamanan Pangan dan Tataniaga (Studi Kasus di Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, (Jawa Timur). Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Matz, S. A. and T. D. Matz. 1978. Cookie and Cracker Technology 2nd Ed. AVI Publishing Company, Inc., Conneticut. Matz, S.A. 1992. Bakery Tecnology and Engineering. 3 nd Internasional, Inc. Texas. edition. Panthech Muchtadi, D. 2000. Sayur-Sayuran Sumber Serat dan Antioksidan: Mencegah Penyakit Degeneratif. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Munandar, A.K. 1995. Teori Pastry. Akademi Kesejahteraan Sosial Tarakanita. Yogyakarta. Nadra, S. 2008. Pengaruh Tingkat Perbandingan Tepung Terigu dengan Pepung Ampas Tahu terhadap Karakteristik Non Flaky Cracker. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Padang. Ningsih, S. 2005. Pengaruh Subtitusi Tepung Bayam pada Pembuatan Kue Bolu Kukus Terhadap Cita Rasa dan Kadar Fe. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Noviarso, Cahyo. 2003. Pengaruh Umur Panen dan Masa Simpan Buah (Artocapus altilis) Terhadap Kualitas Tepung Yang Dihasilkan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

60 Pitt, J. L. dan Hocking, A. D. 1985. Fungi and Food Spoiled. Academic Press. Sydney. Prasetyo, B.E. 1988. Analisis Suplementasi Tepung Beras Dengan Tepung Kacang Gude Dalam Pembuatan Cookies. Skripsi. Jurusan Pengolahan Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM. Yogyakarta. Purba, B.S. 2002. Karakterisasi Tepung (Artocarpus altilis) Hasil Pengeringan Drum dan Aplikasinya untuk Subtitusi Tepung Terigu pada Pembuatan Biskuit. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hendalasatuti, H. R. dan Rojidin, A. 2006. Karakteristik dan Budidaya Pengolahan Buah di Solok dan Kampar. http://www.dephut.go.id. 25 Oktober 2012. Ranakusuma, B. 1990. Obesitas dan Manfaat Serat. Jurnal Gizi Indonesia 15 (1) : 76-80. Rukmana, R. 2005. Bayam Bertanam dan Pengolahan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta. Rusmayanti, Indri. 2006. Optimasi Pengeringan (Artocarpus altilis) dan Karakterisasi Tepung. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Sartika, M. 2013. Kualitas Crackers Daun Pepaya (Carica papaya L.) dengan Subtitusi Pati Batang Aren (Arenga pinnata Merr.). Skripsi. Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta. Smith, H.W. 1972. Biscuit, Crackers, and Cookies. Applied Science Publisher ltd. London. Sopian, A., Thahrir, R., dan Muctadi, R.T. 2005. Pengaruh Pengeringan Dengan Far Infrared Dryer, Oven Vakum, dan Freeze Dryer Terhadap Warna, Kadar Total Karoten, Betakaroten, dan Vitamin C Pada Daun Bayam (Amaranthus tricolor L.). Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 16 (2): 133-141. Standar Nasional Indonesia. 1992. Syarat Mutu Biscuit. Departemen Perindustrian RI. Subarna. 1992. Baking Technology. Pelatihan Singkat Prisip Prinsip Teknologi Pangan Bagi Food Inspector. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor. Sudarmadji, S., Hariono, B. dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.

61 Suprapti, M. L. 2002. Tepung, Pembuatan dan Pemanfaatan. Kanisius. Yogyakarta. Suryaningsih, Lilis. 2011. Potensi Penggunaan Tepung Buah Terhadap Kualitas Kimia dan Fisik Sosis Kuda. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 442-447. Susilawati dan Medikasari. 2008. Kajian Formulasi Tepung Terigu dan Tepung dari Berbagai Jenis Ubi Jalar sebagai Dasar Pembuatan Biskuit Non Flaky Cracker. Seminar Nasional Sains dan Teknologi II. Unila. Lampung. Sutarya, R., dan Gerrard Grubben. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Suyanti, S., Widowati dan Suismono. 2003. Teknologi pengolahan tepung sukun dan pemanfaatannya untuk berbagai produk makanan olahan. Jurnal Warta Penelitian Pengembangan Pertanian 25 (2): 12-13. Tranggono dan Sutardi. 1990. Bahan Tambahan Pangan (Food Additives). Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta. Trowell, H. 1972. Ishemic heart desease and dietary fiber. Am J Clin Nurt 25: 926-933. Virdiani, G. 2009. Pemanfaatan Ampas Susu Kedelai Sebagai Bahan Baku Pembuatan Non Flaky Cracker. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Padang. Widaningrum, Sri, W. dan Soewarno, T.S. 2005. Pengayaan Tepung Kedelai pada Pembuatan Mie Basah dengan Bahan Baku Tepung Terigu yang Disubtitusi Tepung Garut. Journal Pascapanen 2 (1):41-48. Widianto, B., Ch. Retnaningsih, Sumardi, Soedarini, Lindayani, A. R. Pratiwi dan S.Lestari. 2002. Tips Pangan Teknologi, Nutrisi, dan Keamanan Pangan. PT Grasindo. Jakarta. Widowati, S., N. Richana, Suarni, P. Raharto, I.G.P. Sarasutha. 2001. Studi Potensi dan Peningkatan Dayaguna Sumber Pangan Lokal untuk Penganekaragaman Pangan di Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian. Puslitbangtan. Bogor. Winarni, D. 1995. Kajian Potensi Beberapa Bahan Tambahan Kue Kering. Skripsi. Jurusan Pengolah Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Petanian UGM. Yogyakarta. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

62 Winarno dan Rahayu, S.T. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Wirakusumah, E. S.1993. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Swadaya. Jakarta. Yenrina, R., Asben, A., dan Tresna, M. 2009. Pemanfaatan Kangkung (Ipomea sp.) dalam Meningkatkan Kandungan Serat Non Flaky Cracker. Jurnal Pendidikan dan Keluarga UNP 1 (1) : 73-80.

LAMPIRAN Lampiran 1. Metode Pembuatan Serbuk Bayam Hijau Daun bayam dipotong-potong kecil dan dicuci Daun bayam yang telah dicuci ditiriskan dan diletakkan dalam loyang Daun bayam dioven dengan suhu 60 C selama 1-2jam Daun bayam hasil pengovenan diremukkan menjadi serbuk kasar Gambar 14. Skema Proses Pembuatan Serbuk Bayam Sumber : Modifikasi dari Herawati (2004) 63

64 Lampiran 2. Metode Pembuatan Non Flaky Crackers Bayam Hijau Campuran 1 (19,2g margarine, 12,8g butter, 1g gula halus, 4g susu skim, 1,25g garam, 2g keju) dicampur dengan Campuran 2 (100g, 85g, 70g, dan 55g tepung terigu, 15g, 30g, dan 45g tepung sukun, 1g ragi, 0,2g baking powder, serbuk daun bayam hijau 2% Campuran 1 dan 2 ditambah air dan diaduk hingga kalis Adonan kemudian difermentasi selama 30 menit Pembentukan Lembaran setebal 0,1 mm Pencetakan adonan Pengovenan adonan selama 20 menit (suhu 160 C) Non flaky crackers didinginkan dan disimpan dalam wadah kedap udara Gambar 15. Skema Proses Pembuatan Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung

65 Lampiran 3. Lembar Uji Organoleptik Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung LEMBAR UJI ORGANOLEPTIK PRODUK NON FLAKY CRACKERS BAYAM HIJAU Jenis Kelamin : Pria / Wanita (*coret yang tidak perlu) Umur :. Sampel Warna Aroma Tekstur Rasa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A B C D Keterangan : 1. Tidak suka 2. Agak suka 3. Suka 4.Sangat suka Kritik dan saran :

66 Lampiran 4. Gambar Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% Gambar 16. Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung

67 Lampiran 5. Gambar Koloni Mikroorganisme (ALT) pada Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi 45% Tepung Gambar 17. Hasil Uji PCA pada Pengenceran 10-3 Gambar 18. Hasil Uji PCA pada Pengenceran 10-4

68 Lampiran 6. Gambar Koloni Kapang Khamir pada Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi 45% Tepung Gambar 19. Hasil Uji PDA pada Pengenceran 10-1 Gambar 20. Hasil Uji PDA pada Pengenceran 10-2

69 Lampiran 7. Analisis dan Uji Duncan Kadar Air Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 19. Kadar Air Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kadar Air Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 0,98 1,97 1,08 2,82 2 1,08 0,99 2,06 3,08 3 0,89 1,07 1,29 3,35 Rata-rata 0,98 1,34 1,48 3,08 Tabel 20. Anava Kadar Air Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 7.807 3 2.609 16.224.001 Galat 1.238 8.160 Total 9.09 11 Tabel 21. Uji Duncan Kadar Air Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b 0% Tepung 3.9833 15% Tepung 3 1.3433 30% Tepung 3 1.4767 45% Tepung 3 3.0833 Sig..186 1.000

70 Lampiran 8. Analisis dan Uji Duncan Kadar Abu Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 22. Kadar Abu Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kadar Abu Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 2,60 2,76 3,00 3,63 2 2,40 2,88 3,04 3,53 3 2,58 2,99 2,93 3,45 Rata-rata 2,53 2,87 2,99 3,54 Tabel 23. Anava Kadar Abu Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 1.578 3.526 57.502.000 Galat.073 8.009 Total 1.625 11 Tabel 24. Uji Duncan Kadar Abu Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b c 0% Tepung 3 2.5267 15% Tepung 3 2.8767 30% Tepung 3 2.9900 45% Tepung 3 3.5367 Sig. 1.000.185 1.000

71 Lampiran 9. Analisis dan Uji Duncan Kadar Protein Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 25. Kadar Protein Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kadar Protein Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 10,26 10,15 8,62 8,17 2 10,16 10,04 8,63 8,14 3 10,26 10,14 8,52 8,18 Rata-rata 10,23 10,11 8,59 8,16 Tabel 26. Anava Kadar Protein Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 9.924 3 3.308 1184.918.000 Galat.022 8.003 Total 9.946 11 Tabel 27. Uji Duncan Kadar Protein Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b c d 45% Tepung 3 8.1633 30% Tepung 3 8.5900 15% Tepung 3 10.1100 0% Tepung 3 10.2267 Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

72 Lampiran 10. Analisis dan Uji Duncan Kadar Lemak Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 28. Kadar Lemak Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kadar Lemak Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 20,30 20,37 18,09 17,00 2 22,62 21,13 19,12 17,53 3 22,69 22,00 18,61 18,33 Rata-rata 21,87 21,16 18,60 17,62 Tabel 29. Anava Kadar Lemak Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 36.984 3 12.328 15.273.001 Galat 6.457 8.807 Total 43.442 11 Tabel 30. Uji Duncan Kadar Lemak Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b 3 17.6200 45% Tepung 30% Tepung 3 18.6067 15% Tepung 3 21.1667 0% Tepung 3 21.8700 Sig..215.366

73 Lampiran 11. Analisis dan Uji Duncan Kadar Serat Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 31. Kadar Serat Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kadar Serat Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 4,78 5,38 6,32 8,54 2 4,77 5,13 6,32 8,52 3 4,54 5,11 6,23 8,53 Rata-rata 4,70 5,21 6,29 8,53 Tabel 32. Anava Kadar Serat Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 26.047 3 8.682 791.695.000 Galat.088 8.011 Total 26.134 11 Tabel 33. Uji Duncan Kadar Serat Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b c d 0% Tepung 3 4.6967 15% Tepung 3 5.2067 3% Tepung 3 6.2900 45% Tepung 3 8.5300 Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

74 Lampiran 12. Analisis dan Uji Duncan Kadar Betakaroten Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 34. Kadar Betakaroten Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kadar Betakaroten Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 3547,02 3319,79 3176,26 3088,06 2 3539,81 3326,72 3169,01 3080,67 3 3554,23 3319,79 3183,51 3095,45 Rata-rata 3547,03 3322,10 3176,26 3088.06 Tabel 35. Anava Kadar Betakaroten Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 361889.650 3 120629.883 2754.626.000 Galat 350.334 8 43.792 Total 362239.984 11 Tabel 36. Uji Duncan Kadar Betakaroten Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b c d 45% Tepung 3 3088.0600 30% Tepung 3 3176.2600 15% Tepung 3 3322.1000 0% Tepung 3 3547.0200 Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

75 Lampiran 13. Analisis dan Uji Duncan Tekstur Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 37. Analisis Tekstur Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kadar Tekstur Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 928,00 967,00 1600 3042,50 2 915,50 988,50 1604 3515,00 3 946,00 943,50 1831,50 2326,00 Rata-rata 929,83 966,33 1678.50 2961,17 Tabel 38. Anava Tekstur Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 8114943.229 3 2704981.076 28.723.000 Galat 753388.000 8 94173.500 Total 8868331.229 11 Tabel 39. Uji Duncan Tekstur Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b c 0% Tepung 3 929.8333 15% Tepung 3 966.3333 30% Tepung 3 1678.5000 45% Tepung 3 2961.1667 Sig..888 1.000 1.000

76 Lampiran 14. Analisis dan Uji Duncan ALT Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 40. Analisis ALT Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan ALT Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 123636 102727 142727 108181 2 131818 73636 128181 28000 3 149090 130909 119090 15727 Rata-rata 134848 102424 129999 50636 Tabel 41. Anava ALT Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 1.343E10 3 4.477E9 4.903.032 Galat 7.305E9 8 9.131E8 Total 2.074E10 11 Tabel 42. Uji Duncan ALT Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Subtitusi Tepung N Tingkat Kepercayaan 95% (α = 0,05) a b 45% Tepung 3 50636.0000 15% Tepung 3 102424.0000 102424.0000 30% Tepung 3 129999.3333 0% Tepung 3 134848.0000 Sig..069.243

77 Lampiran 15. Analisis dan Uji Duncan Kapang Khamir Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Tabel 43. Analisis Kapang Khamir Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Ulangan Kapang Khamir Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung 0% 15% 30% 45% 1 100 80 150 30 2 80 100 30 120 3 30 100 80 30 Rata-rata 70 93 86 60 Tabel 44. Anava Kapang Khamir Non Flaky Crackers Bayam Hijau dengan Subtitusi Tepung Sumber Jumlah Derajat Kuadrat Tengah F Sig Keragaman Kuadrat Bebas (db) KT Perlakuan 2091.667 3 697.222.359.784 Galat 1553.333 8 1941.667 Total 17625.000 11