KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

dokumen-dokumen yang mirip
Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN

SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI ALFAKES (Asosiasi Perusahaan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan Indonesia)

PROGRAM PENGELOLAAN PERALATAN RADIOLOGI

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika sehingga perlu dilakukan penyesuaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud p

BAB IV PENILAIAN KESESUAIAN. Bagian Kesatu Kegiatan Penilaian Kesesuaian

PROGRAM PEMELIHARAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN MEDIK TAHUN 2016 A. PENDAHULUAN Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat berhubungan erat

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL KLINIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Manajemen Sumber Daya Manusia

pemegang buku pedoman pendidikan dan/atau pelatihan personel bandar udara, kondisi dimaksud antara lain :

2016, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Univ ersitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA

PROGRAM PEMBENTUKAN INSTITUSI PENGUJI ALAT KESEHATAN (IPAK) DI DINAS KABUPATEN/KOTA. Wahyudi Ifani, ST, M.Si Kepala BPFK Surabaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 205/Kpts/OT.210/3/2003 TENTANG

EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Ajar PANDUAN MUTU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN

BAB II PEMBENTUKAN BAB III SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Balai Laboratorium Kesehatan. Bagian Kedua Balai Pelatihan Kesehatan

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

dr. H R Dedi Kuswenda, MKes Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar Ditjen Bina Upaya Kesehatan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PENERAPAN KUALITAS DATA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 92 Tahun 2016 Seri E Nomor 44 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KLINIK

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Per/II/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB I KETENTUAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAMATAN DAN PENGELOLAAN DATA

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

BAB I PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS ITEM INSTRUMEN 1 Apakah ada SK Jenis jenis Pelayanan sesuai dengan prioritas

PANDUAN PENGONTROLAN FASILITAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERSETUJUAN ALIH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN/KEDOKTERAN GIGI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KEGIATAN UJI PROFISIENSI PENYELENGGARA KALIBRASI INTERNAL ALAT KESEHATAN DI RUMAH SAKIT 1. PENDAHULUAN Perkembangan layanan kesehatan yang membutuhkan pengakuan oleh masyarakat maupun pemenuhan persyaratan standard keamanan dan mutu peralatan memerlukan respons dan keakurasian yang harus dapat dipertanggungjawabkan. Kesulitan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk mendapatkan kesempatan yang tepat untuk melakukan pengendalian keakurasian dan keamanan peralatan terutama disebabkan karena volume layanan kesehatan yang menggunakan peralatan kesehatan sedemikian tinggi dan dari tahun ke tahun makin meningkat. Upaya Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk memperoleh pengakuan masyarakat ditempuh dengan cara mengikuti akreditasi. Upaya yang ditempuh untuk mengendalikan pemenuhan standard keamanan dan mutu alat kesehatan secara terus menerus, diantaranya dilakukan dengan melaksanakan kalibrasi internal ( salah satu bagian dai Quality Control ) maupun Quality Assurance yang dilaksanakan oleh BPFK Surabaya secara berkala satu tahun sekali. Kalibrasi internal yaitu kalibrasi yang dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit itu sendiri dengan peralatan yang dimiliki karena kalibrasi yang dilakukan oleh BPFK tidak mungkin dilakukan sesering mungkin ( misalnya : tiap hari/tiap minggu ) Namun apakah perlakuan demikian sudah cukup? Hasil kalibrasi internal seringkali belum bisa menyerupai hasil kalibrasi dari BPFK karena beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yang paling signifikan adalah memperbandingkan alat kalibrasi dan update proses melakukan kalibrasi dengan yang dikerjakan oleh BPFK ( dikenal dengan uji profisiensi ). Jika hal ini dilakukan rutin setahun sekali disamping Quality Assurance, maka pengendalian mutu dan keamanan alat kesehatan yang ada di Rumah Sakit senantiasa akan terjaga ( sustainable ) yaitu : - Keakurasian faktor kalibrasi / faktor koreksi dari output alat kesehatan 1 / 6

- Perencanaan maintenance ( penggantian suku cadang ) - Memperkirakan umur teknis alat kesehatan Untuk itulah maka penting untuk dilakukan Uji Banding Antar Institusi/Laboratorium Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan secara berkala. 2. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pada Bagian Kesatu Umum Pasal 7 ayat 1 bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Kemudian dalam Bagian Ketujuh Peralatan Pasal 16 disebutkan : 1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai. 2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang. 3) Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang. 4) Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien. 2 / 6

5) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya. 6) Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan 7) Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun pada Bagian Ketujuh Pasal 17 dinyatakan bahwa Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15,dan Pasal 16 tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah Sakit. Bersandar pada pengertian inilah maka penting untuk dilakukan Uji Banding untuk seluruh Institusi/Laboratorium Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan secara berkala. 3. TUJUAN Tujuan dari Uji Profisiensi Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan adalah untuk: - Menilai kinerja penyelenggara kalibrasi internal alat kesehatan dalam melaksanakan pengujian atau pengukuran tertentu sehingga memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan - Mengidentifikasi permasalahan penyelenggaraan kalibrasi internal alat kesehatan dan tindakan perbaikan yang diperlukan - Menetapkan efektifitas dan komparabilitas metode (pengujian atau pengukuran) mutakhir dan untuk memonitor metode yang telah ditetapkan - Menentukan karakteristik kinerja dari suatu metode kalibrasi - Menjaga ketelusuran alat ukur untuk melakukan kalibrasi internal alat kesehatan 3 / 6

4. SYARAT PESERTA Rumah Sakit yang sudah mempunyai alat kalibrator dapat mengirimkan peserta untuk mengikuti Uji Profisiensi di BPFK Surabaya, dengan persyaratan sbb : - Peserta sudah pernah mengikuti pelatihan kalibrasi sesuai Uji Profisiensi yang akan diikuti - Kalibrator dikirim ke BPFK Surabaya untuk dikalibrasi paling lambat 1 ( satu) minggu sebelum pelaksanaan Uji Profisiensi 5. METODOLOGI KERJA Uji Banding Antar Institusi/Laboratorium Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan adalah Kegiatan Penentuan kinerja pengujian laboratorium dengan cara uji banding antar Instit usi/laboratorium Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan yang dilakukan secara berkala. Uji banding dilakukan dengan Pengujian item tunggal, dimana sebuah artefak alat kesehatan dilakukan kalibrasi oleh sejumlah Institusi/laboratorium Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan secara berurutan, kemudian hasil kalibrasinya dibandingkan dengan hasil kalibrasi dari Institusi/laboratorium Reference, dalam hal ini Laboratorium Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Melalui kegiatan ini maka kompetensi dalam hal persyaratan kalibrasi dan pengendalian mutu internal alat kesehatan dapat terjamin. Adapun persyaratan proses kalibrasi internal itu sendiri terdiri dari : - Kompetensi personel pelaksana kalibrasi - Alat ukur sebagai pembanding harus mempunyai akurasi lebih baik, - Alat ukur di atas harus terkalibrasi serta tertelusur ke standar nasional ( melalui bpfk surabaya ) - Dalam melakukan kalibrasi harus mempunyai metode kalibrasi / pengukuran yang telah diakui secara nasional atau internasional. - Persyaratan ruang kalibrasi harus terkondisi sesuai persyaratan yang telah ditentukan. 4 / 6

Uji Profisiensi Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan memberikan perangkat jaminan mutu bagi Rumah Sakit untuk melakukan kalibrasi internal secara individu, yang memungkinkan untuk membandingkan kinerja dengan Rumah Sakit lainnya, untuk melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan, serta untuk memfasilitasi continous improvement. Uji profisiensi juga merupakan suplemen bagi prosedur pengendalian mutu internal Rumah Sakit penyelenggara kalibrasi dengan memberikan acuan eksternal tambahan terhadap kemampuan dalam melakukan pengujian atau pengukuran 6. SASARAN - Seluruh Institusi/Laboratorium Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan - Penyediaan kompetensi personel pelaksana kalibrasi oleh peserta uji banding, terutama yang telah memiliki Sertifikat Pelatihan Kalibrasi 7. JADWAL KEGIATAN - Dilakukan dalam waktu 3 (tiga) hari di BPFK Surabaya sesuai jadwal yang telah diberikan oleh BPFK Surabaya - Pelaksanaan Uji Profisiensi Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan dilakukan di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya. - Laporan yang diberikan adalah Laporan Hasil Uji Profisiensi Penyelenggara Kalibrasi Internal Alat Kesehatan - Pelaksanaan Kalibrasi Alat Ukur untuk melakukan kalibrasi internal alat kesehatan di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya sebelum kegiatan uji banding - Laporan yang diberikan berupa Sertifikat Hasil Kalibrasi Alat Ukur milik peserta uji profisiensi kalibrasi internal alat kesehatan 8. BIAYA PENYELENGGARAAN Setiap Rumah Sakit yang mengikuti Uji Profisiensi dikenakan biaya sebesar Rp..2.500.000,-/alat kesehatan (sudah termasuk biaya kalibrasi alat ukur) 5 / 6

Biaya tersebut belum termasuk : - Biaya transport, akomodasi dan lumpsum personel pelaksana kalibrasi yang diberangkatkan - Biaya pengiriman alat ukur milik peserta uji banding ke BPFK Surabaya 6 / 6