BAB I PENDAHULUAN. cepat dan ditunjang dengan keberadaan teknologi pendukung membuat konsumen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP NIAT BELI KONSUMEN: STUDI PADA PRODUK STICKER APLIKASI JEJARING SOSIAL LINE

Pengaruh Celebrity Endoser Terhadap Niat Beli Konsumen: Studi Pada Produk Sticker Aplikasi Jejaring Sosial LINE

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Current Operating System

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Intinya adalah promosi merupakan kegiatan yang dapat. produk yang dihasikan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

ANALISIS PENGARUH SELEBRITI ENDORSER TERHADAP CITRA MEREK PADA IKLAN PRODUK SABUN MANDI NUVO DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terlihat dari data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

PENGARUH PUBLIC FIGURE SEBAGAI SELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE VITAZONE DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaaan perekonomian dunia yang sedang mengalami resesi sejak September

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar produsen terjadi hampir di semua sektor industri. Salah satu

PENGARUH TINGKAT ATTRACTIVENESS CELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE

Abstrak. Kata kunci : celebrity endorser, brand image, kualitas produk dan niat beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Promosi atau promotion yang dalam dekade terakhir ini sering disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB I PENDAHULUAN. cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha, sehingga masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. daya cipta individu (Kompasiana, 2014). Di dalam industri kreatif, sumber. sebuah inovasi, ide dan kekreatifan yang dimilikinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini dalam persaingan bisnis tidak hanya menyediakan

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. cara terbaik guna merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyukai menggunakan ramuan-ramuan tradisional daripada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat, hal ini menuntut setiap perusahaan atau operator (provider) yang

BAB I PENDAHULUAN. promosi yang tepat. Menurut Dharmestha dan Irawan (2003), bauran promosi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk sarananya (alat) maupun kegunaanya, hal tersebut dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ialah berkurangnya jumlah ion dan vitamin di dalam tubuh.

2016 PENGARUH CELEBGRAM (CELEBRITY ENDORSER PADA INSTAGRAM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. maka akan semakin kuat persaingan yang terjadi. Untuk mampu bersaing dalam pasar

I. PENDAHULUAN. motor dan kecenderungan penjualan yang meningkat terjadi hampir pada setiap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha di dunia termasuk Indonesia. Persaingan-persaingan yang terjadi terutama berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi yang sangat cepat membuat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dan internet. Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan merek suatu produk. Menurut Terence A. Shimp (2003) pemasar harus menyesuaikan endorser dengan karakter produk serta

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu minuman ringan yang cukup popular dan digemari masyarakat. Sari

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian global dan teknologi dewasa ini yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu : Indomie, Mie Sedap, Sarimi dan Supermi 2. Pasar makanan mi instan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB 6 INTERPRETASI DATA DAN KESIMPULAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen semakin selektif di dalam pemilihan produk untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan arus informasi yang sangat cepat dan ditunjang dengan keberadaan teknologi pendukung membuat konsumen dapat menerima informasi serta pengetahuan tentang keberadaan suatu produk dengan cepat. Dengan keadaan seperti ini, perusahaan harus tanggap dengan keinginan konsumen, perusahaan harus dapat mengkomunikasikan produknya secara tepat, perusahaan perlu memberikan informasi tentang produknya dengan baik kepada konsumen sehingga konsumen akan memberikan tanggapan yang positif terhadap produk. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan bauran promosi yang mampu memberikan informasi kepada konsumen yaitu iklan. Berbagai jenis pendekatan iklan televisi mulai berkembang seiring dengan banyaknya iklan yang muncul dan merebut perhatian dan kepercayaan audiens. Salah satunya adalah iklan yang menggunakan celebrity endorser untuk mencitrakan produk yang diiklankan. Kertajaya (2005) menyatakan bahwa penggunaan celebritys sebagai endorser tidak bisa sembarangan dimana dalam pemilihan celebrity endorser tidak hanya mempertimbangkan kepopuleran seorang

2 celebrity namun, celebrity juga harus memiliki kecocokan dengan produk yang diiklankannya. Penggunaan endorser diharapkan dapat memberikan asosiasi positif antara produk dengan endorser. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek di dalam benak konsumen. Citra yang baik merupakan salah satu cara yang efektif di dalam menjaring konsumen, karena konsumen dengan sadar atau tidak sadar akan memilih suatu produk yang memiliki brand image yang positif, sehingga tercipta persepsi yang baik di mata konsumen, dan akan mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian yang pada akhirnya dapat menciptakan loyalitas terhadap suatu merek produk tertentu. Celebrity telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dunia periklanan. Survey Nielsen yang dikutip dari Doss (2011) menunjukkan bahwa 20-25% iklan televisi di Amerika Serikat menggunakan celebrity, sementara di Inggris terdapat sebanyak 25% iklan televisi yang menggunakan celebrity di dalamnya. Di daerah Asia, Korea Selatan memiliki angka penggunaan celebrity dalam iklan yang tinggi, yaitu sebanyak 57%. Jepang merupakan negara pengguna celebrity dalam iklan tertinggi yaitu sebanyak 85%. Berikut adalah tabel yang menunjukkan jumlah penggunaan iklan TV dengan celebrity di beberapa negara:

3 Tabel 1.1 Penggunaan Iklan TV dengan Celebrity di Beberapa Negara Negara Penggunaan iklan TV dengan celebrity Jepang 85% Korea Selatan 57% Inggris 25% Amerika Serikat 20-25% Sumber:Nielsen, 2011 Fenomena ini menunjukkan bahwa celebrity memiliki peranan penting dalam penjualan sebuah produk. Penggunaan narasumber (source) sebagai figur penarik perhatian dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk menyampaikan pesan (Kotler dan Keller, 2012). Pesan yang disampaikan oleh narasumber yang menarik akan lebih mudah dan akan menarik perhatian konsumen. Dari paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa celebrity endorser membuat sebuah merek menjadi lebih menarik di mata konsumen target. Hal ini nantinya akan mempengaruhi niat beli konsumen terhadap suatu produk. Banyak perusahaan yang selalu menggunakan celebrity endorser dalam mempromosikan produknya melalui iklan atau kegiatan public relation, bukan hanya perusahaan yang memproduksi consumer goods, beberapa perusahaan sosial media yang menghasilkan aplikasi instant messaging juga menggunakan celebrity endorser untuk mempromosikan produknya. Alternatif komunikasi masyarakat modern saat ini menyebabkan tuntutan manusia terhadap kebutuhan informasi dan kenyamanan berkomunikasi semakin tinggi. Hal itu mendorong kemajuan yang cukup signifikan dalam pengembangan

4 sosial media. Sosial media merupakan media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi dari sebelumnya bersifat broadcast media monologue (satu ke banyak audiens) ke sosial media dialog (banyak audiens ke banyak audiens) (http://marketing.about.com). Dari data yang ditampilkan wearesocial.sg, pengguna media sosial di Asia yang didasarkan pada layanan jejaring sosial popular terjadi peningkatan sebesar 18% dari laporan sebelumnya di bulan Oktober 2012, sehingga pengguna media sosial telah mencapai 874 juta, merepresentasikan pertumbuhan 10 juta tiap bulannya. Gambar 1.1 Pengguna Jejaring Sosial di Asia Sumber : www.wearesocial.sg, 2013 Semakin meningkatannya pertumbuhan pengguna sosial media dari tahun ketahun, memberikan kesempatan dan peluang yang sangat besar bagi para pemasar untuk lebih mendekatkan brand-nya kepada konsumennya. Sebuah perusahaan Jepang yang bernama NHN meluncurkan aplikasi instant messaging yang bernama LINE pada tahun 2011. Perusahaan NHN melihat peluang yang besar dalam mengembangkan produknya yaitu LINE, LINE merupakan salah satu aplikasi

5 jejaring sosial yang diharapkan dapat terus berkembang seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan pengguna jejaring sosial dari tahun ketahun. Adanya promosi yang disponsori banyak pihak dan iklan yang gencar, aplikasi yang bisa digunakan untuk IM gratis dan telepon via smartphone/tablet/desktop ini sekarang telah menjadi jejaring sosial terlaris di 44 negara termasuk Jepang, Singapura, Hong Kong, Taiwan, Thailand, Malaysia, Makau, Saudi Arabia, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania, Israel, Swiss, Turki, Ukraina, Kamboja, Kazakhstan, Rusia, Belarusia dan Latvia. LINE mendapat follower yang ke-50 jutanya hanya dalam waktu 399 hari. Aplikasi ini juga telah diluncurkan dalam 11 bahasa dan di 230 Negara. Per Mei 2013, pengguna LINE di Indonesia mencapai 23 juta pengguna setelah 5 bulan diluncurkan resmi dari 160 juta pengguna di seluruh dunia (www.jepang.net). LINE menggunakan celebrity yang sesuai dengan citranya dalam setiap penayangan iklan produknya. Strategi pemasaran ini dinilai tepat bagi perusahaan NHN, jika ditinjau dari terus meningkatnya penjualan LINE sampai dengan kuartal 1 2013. Pada kuartal 4 2012 penjualan LINE menyumbang 28% dari total penjualan NHN, dan pada kuartal 1 2013 LINE mengalami peningkatan menjadi 44% dari total penjulan NHN (www.nhncorp.com).

6. Gambar 1.2 Penjualan Keseluruhan NHN 1Q12-1Q13 Sumber: Annual Report NHN 2013 Pertumbuhan LINE terlihat sangat pesat, mereka berhasil mendapatkan 100 juta pengguna dalam waktu 19 bulan. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan Twitter yang membutuhkan waktu 49 bulan untuk mendapatkan 100 juta pengguna dan facebook membutuhkan waktu selama 54 bulan untuk mengumpulkan 100 juta pengguna. Pendapatan LINE diperoleh antara lain dari pemasangan iklan bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menawarkan kupon atau promosi lainnya. Pendapatan LINE juga berasal dari penjualan Sticker LINE, sticker menjadi cara baru bagi pengguna untuk berkomunikasi dalam hal mengekspresikan berbagai macam emosi. Saat ini, LINE telah mempunyai lebih dari 8.000 jenis sticker. Dari laporan keuangan NHN untuk kuartal pertama tahun fiskal 2013, diketahui bahwa sticker menyumbang 30 persen. Dengan pendapatan sebesar 58 juta dollar AS, nilai 30 persen tersebut adalah sebesar 17 juta dollar AS. Di Indoesia sendiri antusias pengguna LINE membeli sejumlah Sticker LINE berbayar dapat dilihat dengan penjualan sticker seri orang utan sebanyak Rp.750.000.000 dalam waktu satu bulan (http://tekno.kompas.com).

7 Seiring dengan meningkatnya penjualan LINE, perusahaan NHN menjalankan beberapa langkah promosinya, yaitu salah satunya dengan menunjuk celebrity lokal sebagai celebrity endorser LINE. Untuk pasar Indonesia, LINE menggunakan celebrity Indonesia yang memiliki karakter yang cocok dengan produknya. LINE telah bekerja sama dengan beberapa celebrity lokal seperti Agnes Monica, Nidji, Maudy Ayunda, dll. Celebrity endoser yang dinilai memiliki pengaruh besar dalam promosi LINE tersebut adalah Nidji dan Agnes Monica, Nidji merupakan band Indonesia yang mempunyai sejumlah prestasi yang sangat baik bukan hanya dalam negeri saja tetapi juga dikalangan luar negeri, dan Agnes Monica merupakan celebrity dengan jumlah follower terbanyak di Indonesia dengan jumlah follower lebih dari 7,5 juta. Hal ini dimaksudkan agar LINE mampu meraih perhatian audiens di Indonesia, yang merupakan salah satu negara sasaran baru LINE. Gambar 1.3 Berbagai iklan dengan local celebrity endorser LINE Sumber: http://www.merdeka.com/teknologi/gandeng-agnes-monica Penggunaan celebrity dalam iklan sebuah produk diharapkan dapat mempengaruhi pembelian produk. Proses keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2012) terdiri dari lima tahapan yakni: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan pasca pembelian.

8 Sementara itu, Alma (2002) menjelaskan bahwa setelah melakukan penilaian maka diambilah keputusan membeli atau tidak membeli. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan harus memiliki informasi yang tepat pada konsumen yang akan disasarnya, untuk mempengaruhi niat beli konsumen. Informasi mengenai produk perusahaan dapat diperoleh melalui kegiatan periklanan dan public relation. Celebrity, sebagai celebrity endorser dan fasilitator antara konsumen dan perusahaan harus mampu memberikan informasi yang optimal terhadap konsumen untuk nantinya dapat memaksimalkan penjualan produk yang diwakilinya. Iklan LINE yang selama ini ditampilkan dapat disimpulkan telah mendapat sambutan yang positif di masyarakat luas. Namun demikian, perlu dikaji ulang apakah penggunaan celebrity sebagai pendukung dalam kegiatan promosi LINE telah benar-benar memberikan pengaruh terhadap niat pembelian konsumen terhadap produk sticker aplikasi jejaring sosial LINE di Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian terkait keefektifan penggunaan celebrity pendukung dalam iklan LINE Indonesia dirasa penulis sangat perlu untuk dilakukan. Sonwalkar, et al (2011) telah menemukan model hubungan celebrity endorsement dan beberapa dimensi yang dibutuhkan dalam diri celebrity endorser, seperti: role model (panutan): celebrity icon, film star, dan endorsing celebrity, arguments (pendapat): disliking, controversy, dan influence, inspiration (inspirasi): credibility, style, dan initiator, image consideration (citra yang dipertimbangkan): impact, rememberence, liking, dan ignorance. Selain dimensi yang ditemukan Sonwalkar, et al (2011) ada beberapa dimensi lainnya yang temukan oleh Magnini,

9 et al (2008) diantaranya yaitu match of image and value (kecocokan antara citra dan nilai-nilai), genuine support (dukungan tulus), exclusivity (keistimewaan). Dari uraian diatas dimensi-dimensi tersebut nantinya akan diujikan kepada responden penelitian, untuk menguji efektivitas penggunaan Agnes Monica dan Nidji sebagai celebrity endorser LINE terhadap purchase intention (niat beli) konsumen terhadap produk sticker aplikasi jejaring sosial LINE. 1.2 Rumusan Masalah Penggunaan celebrity endorser pada strategi promosi perusahaan dapat mempengaruhi niat pembelian konsumen terhadap produk yang diwakili. LINE menunjuk celebrity dari daerah setempat untuk mewakili produknya dalam negara tersebut. Seiring dengan adanya perubahan di dunia bisnis, adanya pengaruh positif antara penggunaan celebrity endorser dengan niat pembelian konsumen masih dipertanyakan. Hal yang dikaji adalah bagaimana pengaruh tujuh faktor model celebrity endorser seperti: arguments, role model, inspiration, image consideration, genuine support, match of image and value, exclusivity dapat mempengaruhi niat beli konsumen pada produk sticker aplikasi jejaring sosial LINE? LINE menilai celebrity endorser lokal yang mempunyai pengaruh besar dalam program promosinya adalah Agnes Monica dan Nidji. Penulis selanjutnya menguji dan membandingkan celebrity endorser mana yang mempunyai pengaruh paling besar, sehingga pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah ada

10 perbedaan persepsi responden pada variabel kunci (arguments, role model, inspiration, image consideration, genuine support, match of image and value, exclusivity, purchase intention) ditinjau dari perbedaan jenis kelamin? Kemudian pada penelitian ini juga akan melihat perbandingan hasil, sehingga pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah ada perbedaan persepsi responden pada variabel kunci (arguments, role model, inspiration, image consideration, genuine support, match of image and value, exclusivity, purchase intention) ditinjau dari perbedaan celebrity endoser yang digunakan (Agnes Monica dan Nidji)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan antara lain untuk mengujikan kedalaman beberapa faktor yang berpengaruh pada pemilihan celebrity endorser LINE, yaitu arguments, role model, inspiration, image consideration, genuine support, match of image and value, exclusivity. Selain itu, untuk mengetahui apakah penggunaan celebrity endorser lokal berpengaruh pada niat beli produk sticker aplikasi jejaring sosial LINE, khususnya konsumen di Indonesia, selanjutnya penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui celebrity endorser mana yang paling berpengaruh terhadap niat beli produk sticker aplikasi jejaring sosial LINE, dalam hal ini dengan mengidentifikasi perbedaan persepsi responden pada variabel kunci (arguments, role model, inspiration, image consideration, genuine support, match of image and value, exclusivity, purchase intention) ditinjau dari

11 perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini juga bertujuan mengidentifikasi perbedaan persepsi responden pada variabel kunci (arguments, role model, inspiration, image consideration, genuine support, match of image and value, exclusivity, purchase intention) ditinjau dari perbedaan celebrity endoser yang digunakan (Agnes Monica dan Nidji). 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi akademisi, penelitian diharapkan dapat menyajikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan celebrity endorser hingga dapat mempengaruhi niat beli konsumen. 2. Bagi praktisi, penelitian diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan celebrity endorser dan keputusan penggunaan celebrity endorser dalam kegiatan pemasaran perusahaan sebagai wacana dalam menentukan strategi periklanan dan pemasaran produk nantinya. 1.5 Sitematika Penulisan Bab I: Pendahuluan Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan susunan penelitian.

12 Bab II: Tinjauan Konseptual dan Pengembangan Hipotesis Bab ini berisi tentang teori yang mendukung penelitian yang akan dilakukan, yaitu teori mengenai celebrity endorser, dan niat beli. Pada bab ini juga menjelaskan mengenai pengembangan hipotesis penelitian. Bab III: Metoda Penelitian Bab III berisi mengenai metoda yang digunakan dalam penelitian ini, yang terdiri dari: lingkup penelitian, metoda sampling dan teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, pengujian instrumen penelitian, serta metoda analisis data yang digunakan. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai analisis data berdasarkan data yang telah dikumpulkan menggunakan kuesioner. Bab V: Kesimpulan dan Implikasi Manajerial Meliputi kesimpulan, implikasi manajerial, dan saran untuk kepentingan penelitian dan non-penelitian di masa yang akan datang.