BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
GELOMBANG. Lampiran I.2

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

BAB III METODE PENELITIAN

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

GETARAN MEKANIK P R E S E N T A T I O N B Y M U C H A M M A D C H U S N A N A P R I A N T O

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang

Pengertian Gelombang. Getaran yang merambat. Rambatan energi. Getaran yang merambat tetapi partikelpartikel medium tidak ikut merambat.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Antiremed Kelas 12 Fisika

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

EKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Soal dan Pembahasan Gelombang Bunyi dan Cahaya

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

Antiremed Kelas 12 Fisika

Jenis dan Sifat Gelombang

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

KARAKTERISTIK GELOMBANG

Antiremed Kelas 12 Fisika

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

PENGETAHUAN (C1) SYARIFAH RAISA Reguler A Tugas Evaluasi

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE. Atika Syah Endarti Rofiqoh

Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

sepanjang lintasan: i) A-B adalah 1/4 getaran ii) A-B-C-B-A adalah 4/4 atau 1 getaran iii) A-B-C-B-A-B adalah 5/4 atau 1,25 getaran

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

2). Besaran Dasar Gelombang Y arah rambat ( v) A P T 0 Q S U. * Hubungan freakuensi (f) dengan pereode (T).f = n/t n = f.t dan T = t/n n = t/t

Antiremed Kelas 8 Fisika

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

Soal dan Pembahasan : Getaran dan Gelombang

GEJALA GELOMBANG. Gelombang mekanik: gelombang yang merambatnya membutuhkan medium. Contohnya: gelombang tali, gelombang suara, gelombang air

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

GETARAN Getaran/osilasi: gerak bolak-balik suatu benda pada suatu lintasan yang memiliki satu posisi kesetimbangan

SMA XII (DUA BELAS) FISIKA GELOMBANG. Jenis jenis gelombang dapat dibedakan: a. Berdasar Arah getar terhadap arah rambatnya:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang adalah 4 sekon.

SILABUS PEMBELAJARAN

Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di dengan memasukkan kode 5976 ke menu search. Copyright 2017 Zenius Education

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus)

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Antiremed Kelas 8 Fisika

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS

- - GETARAN DAN GELOMBANG

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB 11 GETARAN DAN GELOMBANG

PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL

Gelombang Mekanis 1 SUMBER-SUMBER BUNYI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

Antiremed Kelas 12 Fisika

KISI-KISI PENULISAN SOAL FISIKA SMA KELAS XII IPA ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA NEGERI 16 SURABAYA

Konsepsi Mahasiswa Tentang Cepat Rambat Gelombang Pada Permukaan Air

Sifat Alami Gelombang

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

Sumber Cahaya dan Sumber Tenaga

KELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1

SMK PIRI 2 YOGYAKARTA PROGRAM KEAHLIAN : TATA BUSANA, DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6

materi fisika GETARAN,GELOMBANG dan BUNYI

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika

MAKALAH FISIKA GELOMBANG I TRANSFORMASI FOURIER. Disusun oleh : I Made Oka Guna Antara ( ) I Putu Adi Susanta ( )

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

3. Sebuah sinar laser dipancarkan ke kolam yang airnya tenang seperti gambar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMA Negeri... Semarang

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER

1. SUMBER BUNYI. Gambar 7

Kegiatan Pembelajaran

Transkripsi:

75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan data penelitian yang telah diolah, penulis menemukan hal-hal sebagai berikut : 1. Miskonsepsi yang terungkap melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Siswa menganggap frekuensi sama dengan jumlah gelombang, tidak berhubungan dengan selang waktu gelombang tersebut terbentuk. Sementara periode dianggap merupakan waktu terjadinya seluruh gelombang, tanpa memperhatikan jumlah gelombang yang dihasilkan. b. Siswa menganggap panjang gelombang sama dengan jarak yang ditempuh gelombang dalam selang waktu tertentu, tanpa memperhatikan frekuensi gelombang tersebut. c. Siswa tidak mampu menganalogikan amplitudo gelombang permukaan air berdasarkan jarak sebuah benda yang dijatuhkan dari atasnya. Siswa menganggap jarak benda dari permukaan air tidak berhubungan dengan amplitudo gelombang permukaan air yang terbentuk d. Siswa tidak mampu mengasosiasikan hubungan antara amplitudo dengan energi gelombang dan bunyi keras-lemah e. Siswa menganggap cahaya lampu dari dalam ruangan tertutup tidak dapat dilihat oleh orang di luar ruangan karena tidak adanya medium yang merambatkan cahaya, begitu juga bunyi musik di studio musik tidak terdengar meskipun ruangan studio tidak diberi lapisan kedap suara f. Siswa menganggap gelombang transversal selalu terbentuk akibat arah getar vertikal dan gelombang longitudinal selalu terbentuk akibat arah getar horizontal g. Siswa menganggap satu gelombang pada gelombang longitudinal sama dengan jarak dua buah renggangan ditambah satu rapatan

76 h. Siswa menganggap intensitas lemah suatu bunyi dari dalam kamar yang terdengar dari luar diakibatkan oleh sifat gelombang yang hanya memindahkan energi namun tidak memindahkan medium i. Siswa menganggap peristiwa masuknya cahaya pada lubang ventilasi sebuah ruangan merupakan peristiwa tersaringnya sebagian gelombang cahaya karena cahaya menyebar ke segala arah j. Siswa tidak mampu menafsirkan persamaan gelombang sehingga menganggap persamaan gelombang pantul pada ujung tetap maupun ujung bebas merupakan persamaan gelombang berdiri k. Siswa menganggap bahwa bunyi lebih cepat merambat pada musim panas dikarenakan kondisi medium pada musim panas lebih rapat dibandingkan pada musim dingin l. Siswa keliru menjelaskan bunyi sebagai gelombang longitudinal yang berbentuk rapatan dan renggangan m. Siswa menganggap bunyi sebagai partikel yang merambat dan masuk ke zona pendengaran manusia sehingga dapat didengar n. Siswa menganggap jumlah mesin yang berbunyi berhubungan dengan frekuensi bunyi yang terdengar, sehingga frekuensi bunyi 10 mesin lebih besar daripada frekuensi satu mesin o. Siswa menganggap suara yang berada baik di atas batas ambang perasaan (120 db) maupun di bawah batas ambang pendengaran (0 db) akan merusak pendengaran p. Siswa menganggap suhu tidak berpengaruh pada cepat rambat bunyi sehingga tidak terdapat perbedaan cepat rambat bunyi pada suhu rendah maupun suhu tinggi q. Siswa menganggap bunyi tidak bisa mengalami polarisasi karena bunyi tidak dapat dibelokkan r. Siswa menganggap layangan bunyi dapat terjadi hanya dengan syarat terdapat perbedaan frekuensi antara dua gelombang, tanpa memperhatikan adanya titik pertemuan antara kedua gelombang

77 s. Siswa menganggap frekuensi layangan bunyi menunjukkan jumlah bunyi tinggi-rendah bergantian setiap detik 2. Konsistensi penggunaan model konsepsi yang sesuai konsepsi ilmiah yang diterima para ilmuan pada siswa kelas XII IPA 4 bernilai fluktuatif di setiap konsep yang terdapat pada materi Gelombang. Pada konsep mengenai elemen-elemen gelombang, karakteristik gelombang mekanik dan elektromagnetik, faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat bunyi, dan layangan bunyi, indeks konsistensinya lebih rendah daripada indeks konsistensi penggunaan model konsepsi yang miskonsep, menunjukkan bahwa pada konsep-konsep tersebut lebih banyak siswa yang masih mengalami miskonsepsi dibandingkan memahami konsep dengan baik. Sementara pada konsep mengenai karakteristik gelombang transversal dan longitudinal, difraksi gelombang, gelombang berdiri pada ujung tetap dan bebas, bunyi sebagai gelombang longitudinal, Intensitas dan Taraf Intensitas, serta gejala gelombang pada bunyi indeks konsistensi penggunaan model konsepsi yang sesuai konsepsi ilmiah lebih besar dibandingkan indeks konsistensi penggunaan model konsepsi yang miskonsep, menunjukkan bahwa pada konsep-konsep tersebut lebih banyak siswa yang memahami konsep dengan baik dibandingkan mengalami miskonsepsi. Sama halnya dengan konsistensi penggunaan model konsepsi yang sesuai konsepsi ilmiah, konsistensi penggunaan model konsepsi yang miskonsep pun mengalami fluktuasi. Dari seluruh data yang diperoleh, trend yang diperlihatkan adalah bahwa indeks konsistensi penggunaan model konsepsi yang miskonsep selalu berada pada nilai yang lebih dekat dengan indeks konsistensi penggunaan model konsepsi yang sesuai konsepsi ilmiah, menunjukkan bahwa model konsepsi yang miskonsep banyak mempengaruhi jawaban siswa. Hal ini didukung oleh temuan bahwa konsistensi penggunaan model konsepsi yang salah konsep selalu bernilai paling kecil daripada penggunaan model konsepsi lainnya, menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mengalami salah konsep selalu paling sedikit dibandingkan yang memahami konsep

78 dengan baik dan yang mengalami miskonsepsi. Hal ini mendukung asumsi bahwa miskonsepsi bersifat persisten dan sangat mempengaruhi pemahaman konsep siswa. 3. Gambaran konsistensi model konsepsi siswa ketika dihubungkan dengan berbagai dimensi pengalaman belajar menunjukkan pola yang berbedabeda. Berikut dimensi-dimensi pengalaman belajar yang diduga turut mempengaruhi konsistensi konsepsi siswa karena memperlihatkan distribusi konsistensi model konsepsi yang sesuai teori, diantaranya : a. Peringkat siswa di tingkatan belajar sebelumnya. Artinya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran lain secara keseluruhan turut mempengaruhi konsistensi konsepsi siswa dalam Mata Pelajaran Fisika. Siswa dari kelompok yang memiliki peringkat lebih tinggi (10 besar) menunjukkan konsistensi penggunaan model konsepsi A lebih tinggi daripada kelompok siswa dengan peringkat lebih rendah (> 10 besar), sementara konsistensi penggunaan model konsepsi yang tidak sesuai konsepsi ilmiah (model B dan model C) lebih rendah daripada siswa pada kelompok peringkat lebih rendah (>10 besar). Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik pada kelompok siswa yang termasuk peringkat tinggi di kelas. b. Kesesuaian metode mengajar guru dengan gaya belajar siswa. Siswa dari kelompok yang memperoleh metode ajar yang sesuai dengan gaya belajar menunjukkan konsistensi penggunaan model konsepsi A lebih tinggi daripada kelompok siswa yang tidak memperoleh metode ajar yang sesuai gaya belajarnya, sementara konsistensi penggunaan model konsepsi yang tidak sesuai konsepsi ilmiah (model B dan model C) lebih rendah daripada siswa pada kelompok yang tidak memperoleh metode ajar yang sesuai. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik pada kelompok siswa yang gaya belajarnya terfasilitasi (sesuai) dengan metode ajar guru. Artinya, metode mengajar guru dituntut agar dapat memfasilitasi gaya belajar siswa yang berbeda-beda.

79 c. Pengalaman belajar berupa membaca artikel penemuan Fisika. Siswa dari kelompok yang lebih sering membaca artikel Fisika menunjukkan konsistensi penggunaan model konsepsi A lebih tinggi daripada kelompok siswa yang lebih jarang membaca artikel Fisika, sementara konsistensi penggunaan model konsepsi yang tidak sesuai konsepsi ilmiah (model B dan model C) lebih rendah daripada siswa pada kelompok yang jarang membaca artikel terkait penemuan Fisika. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik pada kelompok siswa yang lebih sering membaca artikel terkait penemuan Fisika. Artinya, pengetahuan siswa perlu ditunjang dengan artikel penemuan Fisika di luar buku teks yang dipelajari di sekolah d. Buku Teks yang digunakan sebagai sumber belajar. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa semakin banyak buku teks yang dijadikan referensi belajar, semakin konsisten pula penggunaan model konsepsi yang sesuai konsepsi ilmiah (model A) oleh siswa. Sebaliknya, konsistensi penggunaan model konsepsi yang tidak sesuai konsepsi ilmiah (model B dan model C) lebih rendah dibandingkan siswa yang hanya menggunakan satu jenis buku teks saja sebagai sumber belajar. Sementara pada dimensi pengalaman belajar lainnya berupa prestasi belajar Fisika pada masa sebelumnya (rerata nilai Fisika di rapor), minat siswa terhadap pembelajaran Fisika di sekolah dan jam belajar siswa di luar sekolah, memperlihatkan pola yang tidak dikenali pengaruhnya. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dalam penelitian selanjutnya, teknik Model Analysis dapat dikembangkan pada penyelidikan mengenai level of confusion yang menggambarkan konflik konseptual yang terjadi pada diri siswa sebelum dan sesudah mengalami pembelajaran Fisika. (melalui desain penelitian pretest- posttest)

80 2. Pada penelitian selanjutnya, teknik Model Analysis dapat diintegrasikan kepada jenis penelitian pemberian perlakuan (eksperimen) yang berorientasi pada pemecahan masalah inkonsistensi model konsepsi siswa 3. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan kepada upaya untuk mengetahui manfaat dan pola yang lebih sistematis dan akurat dalam hal pengembangan desain pembelajaran berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui teknik Model Analysis dalam penelitian ini 4. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan secara lebih khusus untuk menyelidiki secara terperinci bentuk hubungan dan korelasi antara dimensi-dimensi pengalaman yang dikemukakan dalam penelitian ini : peringkat kelas siswa, pengalaman belajar pada masa sebelumnya (rerata nilai Fisika di rapor), minat siswa terhadap pembelajaran Fisika di sekolah, pengalaman belajar siswa di luar sekolah, kesesuaian metode ajar guru dengan gaya belajar siswa, pengalaman belajar berupa membaca artikel penemuan Fisika, dan buku teks yang digunakan sebagai sumber belajar dalam hal mempengaruhi konsistensi konsepsi siswa