ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI GEMPA PADA GUNUNG LOKON BERDASARKAN REKAMAN DATA SEISMOGRAM APRIL MEI 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODA PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

VARIASI ZONA LEMAH STRUKTUR INTERNAL GUNUNG LOKON BERDASARKAN STUDI SEISMO-VULKANIK

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai Pada bulan November 2012 hingga April 2013 dan bertempat

ANALISIS SINYAL DARI GEMPA TORNILO DI GUNUNG PAPANDAYAN PERIODE BULAN APRIL-MEI SARI BACAAN

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

Analisis Fisis Aktivitas Gunung Talang Sumatera Barat Berdasarkan Karakteristik Spektral dan Estimasi Hiposenter Gempa Vulkanik

Gejala awal letusan Gunung Lokon Februari Maret 2012 Precursor of the eruption of Mount Lokon February March 2012

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

Wahana Fisika, 1(1), 2016, 77-86

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi terpadu seismik dan deformasi di Gunung Lokon, Sulawesi Utara

ANALISIS AKTIVITAS SEISMIK GUNUNG GUNTUR GARUT JAWA BARAT BERDASARKAN SPEKTRUM FREKUENSI DAN SEBARAN HIPOSENTER BULAN JANUARI MARET 2013

Gempa mikro sebagai indikasi amblesnya Kawah Tompaluan, Gunung Lokon, Sulawesi Utara

ANALISIS SINYAL SEISMIK UNTUK MENGETAHUI PROSES INTERNAL GUNUNG IJEN JAWA TIMUR

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung

MEKANISME ERUPSI DAN MODEL KANTONG MAGMA GUNUNGAPI IJEN

BAB III METODE PENELITIAN

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

STUDI GELOMBANG SEISMIK GEMPA VULKANIK GUNUNG SINABUNG UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK MEKANISME VULKANIK

Erupsi Gunung Lokon berdasarkan kegempaan, deformasi, dan geokimia pada Januari 2013

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan secara umum dapat dilihat pada alur penelitian sebagai berikut : Mulai

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

PENENTUAN SEBARAN HYPOCENTER PADA SAAT PROSES PEMBENTUKAN KUBAH LAVA MERAPI PERIODE BULAN MARET SAMPAI DENGAN APRIL TAHUN 2006.

Pertumbuhan Retakan Pada Peningkatan Aktivitas Gunung Egon, Nusa Tenggara Timur Periode Desember 2015 Januari 2016

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011

Mekanisme Gempa Vulkanik Gunung Talang Pasca Gempa Tektonik Mentawai Tahun , Sumatra Barat

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

Analisis Spektral dan Waveform Cross Correlation Tremor Vulkanik Gunungapi Bromo Jawa Timur Pada Letusan Tahun 2016

SIMULASI PERHITUNGAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG DENGAN METODA EIKONAL : SUATU CONTOH APLIKASI DALAM ESTIMASI KETELITIAN HIPOSENTER GEMPA

Studi Pendahuluan Mengenai Penentuan Episenter Tremor Vulkanik Dengan Menggunakan Metode Semblance (Studi Kasus Gunungapi Sakurajima)

Pembuatan Master Shock Seismogram Tiga Komponen Gempa Gunungapi Krakatau 27 Juni 1995

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

ANALISIS HIPOSENTER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE FEBRUARI 2018 (GEMPABUMI PIDIE 08 FEBRUARI 2018) Oleh ZULHAM SUGITO 1

IDENTIFIKASI SEBARAN EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK GUNUNG API KELUT, JAWA TIMUR, BULAN JANUARI MEI 2013

KARAKTERISTIK ERUPSI GUNUNG MERAPI PERIODE APRIL JULI 2006

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

6.5. GUNUNGAPI MAHAWU, Sulawesi Utara

Model Erupsi Gunung Bromo di Jawa Timur pada Tahun Eruption model of Bromo Volcano, East Java, in the year

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Single Event Determination(SED), alur kedua

Wahana Fisika, 1(1),2016, 42-53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. TEORI DASAR. Gelombang seismik merupakan gelombang yang menjalar di dalam bumi

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

β = kecepatan gelombang S = μ / ρ, μ =

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 4 No. 2 Agustus 2013: Ugan Boyson Saing, Ony K. Suganda, Iyan Mulyana, dan Ahmad Basuki

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

Telepon: , , Faksimili: ,

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur

Analisis Daerah Dugaan Seismic Gap di Sulawesi Utara dan sekitarnya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

RELOKASI SUMBER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE MARET Oleh ZULHAM SUGITO 1, TATOK YATIMANTORO 2

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

MODEL KECEPATAN 1-D GELOMBANG P DAN RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI BENGKULU MENGGUNAKAN METODE COUPLED VELOCITY HIPOCENTER

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

RELOKASI DAN KLASIFIKASI GEMPABUMI UNTUK DATABASE STRONG GROUND MOTION DI WILAYAH JAWA TIMUR

Keywords: circle method, intensity scale, P wave velocity

RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI SULAWESI TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEIGER DAN COUPLED VELOCITY-HYPOCENTER

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

PICKING DATA MIKROSEISMIK

PENGENALAN POLA GELOMBANG SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN WAVELET PADA AKTIVITAS GUNUNG MERAPI

Dekomposisi Wavelet Data Seismik Broadband dari Stasiun Wanagama Yogyakarta pada saat Letusan Gunung Merapi 2010

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS NON LINIER TREMOR VULKANIK GUNUNGAPI RAUNG JAWA TIMUR INDONESIA

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

ANALISIS PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN RUMUSAN ESTEVA DAN DONOVAN (Studi Kasus Pada Semenanjung Utara Pulau Sulawesi)

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kaitan Antara Teori Gelombang dan Jalur Rekahan Gempa Bumi Melalui Array Response Function

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Transkripsi:

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI GEMPA PADA GUNUNG LOKON BERDASARKAN REKAMAN DATA SEISMOGRAM APRIL MEI 2012 Leovina Prinanda Putri 1, Prof.Drs.Suharno, B.Sc., M.Sc., Ph.D 1, Bagus Sapto Mulyatno, S.Si, M.T 1, Kristiato 2 1 Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung, 2 PVMBG ABSTRACT This research has been carried out aiming to classify earthquakes at Lokon Volcano and analyze the character of the earthquakes to determine the mechanism of the eruption of Lokon Volcano is based on the data recorded seismograms April to May 2012. The stages in analyzing the characteristics of the earthquake is the waveform analysis and spectral analysis. On waveform analysis aims to determine the P wave comes time ( Tp ) and S waves ( Ts ) and the duration of the earthquake. While spectral analysis aimed to determine the frequency of these earthquakes. The second stage of the obtained classification of volcanic earthquakes in the earthquakes, shallow volcanic earthquakes, earthquake monochromatic, and tectonic earthquake. Shallow volcanic earthquakes located at depths of 0.5 to -1.5 km, duration range from 3 to 16 seconds with a frequency range from 4 Hz to 18 Hz. Volcanic earthquakes located at depths -6 km to -1, duration range from 6 to 20 seconds with a frequency range from 6 Hz to 13 Hz. Earthquake discovered long period is two monochromatic low frequency earthquakes at depths of up to -1.5-2 km which has two peaks in each of the station frequency is the frequency of the dominant and sub - dominant. Dominant frequency of the seismic monochromatic range 2.88 Hz to 4.88 Hz and sub - dominant frequency range from 5.04 Hz to 8.7 Hz. Duration of tectonic earthquakes about 50 until 470 seconds with a frequency range from 1 to 6 Hz. Volcanic earthquakes and monochromatic associated with normal faulting. Increased seismic activity indicates impending eruption. Keywords : hypocenter, classification earthquake, monochromatic earthquake, eruption mechanisms.

PENDAHULUAN Gunung Lokon merupakan salah satu gunungapi aktif di antara lima gunungapi aktif yang ada di Minahasa. Gunung Lokon yang berlokasi di Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu gunungapi yang sering meletus. Dalam kurun waktu antara tahun 2000 sampai dengan 2003, letusan berlangsung secara beruntun hampir setiap tahun. Setelah istirahat selama 4 tahun, aktivitas Gunung Lokon meningkat kembali pada Desember 2007. Peningkatan aktivitas vulkanik tersebut ditandai oleh peningkatan jumlah gempa vulkanik dan gempa hembusan. Sampai dengan awal 2011 jumlah gempa vulkanik berfluktuasi antara 100-800 kejadian setiap bulan (Kristianto, 2012). Penelitian mengenai gempa monokromatik (quasi monotonic) pertama kali dilakukan oleh Yamamoto, dkk pada Gunung Kuchinoerabujima di Jepang (1996) kemudian di Indonesia oleh Triastuty, dkk pada Gunung Papandayan di Jawa Barat (2001). Analisis gempa vulkanik telah dilakukan untuk memperoleh perubahan karakteristik dan mekanisme sumber untuk memahami proses vulkanik. Jenis gempa vulkanik tersebut yang diamati pada banyak gunungapi sebelum dan selama letusan magmatik (Triastuty, 2009). Dalam penelitian ini digunakan data gempa dari hasil rekaman lima stasiun di Gunung Lokon, yaitu stasiun Empung (EMP), Kinilow (KIN), Sea (SEA), Tatawiran (TTW), dan Wailan (WLN) pada bulan April Mei 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan gempa vulkanik dangkal (Vb), vulkanik dalam (Va), gempa monokromatik, dan gempa tektonik berdasarkan frekuensinya, serta untuk menemukan mekanisme gempa di Gunung Lokon. GEOLOGI REGIONAL Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara

keduanya 2,3 km, sehingga merupakan gunung kembar, oleh karena itu sering disebut Kompleks Lokon - Empung. Secara geografis puncak Gunung Lokon terletak pada 1 o 21,5 LU dan 124 o 47 BT dengan ketinggian 1579,5 m dpl, sedangkan puncak Gunung Empung pada 1 o 22 LU dan 124 o 47 BT mencapai ketinggian 1340 m dpl (Kusumadinata, 1979). Pemantauan kegempaan Gunung Lokon menggunakan 5 stasiun seismik (Tabel 2.1) yang terdiri dari stasiun Empung (EMP), Sea (SEA), Kinilow (KIN), Tatawiran (TTW), dan Wailan (WLN). Data gempa analog ditransmisikan dengan gelombang radio dari setiap stasiun seismik di lapangan menuju Pos PGA Lokon. Data diakuisisi dan menjadi data digital dengan sistem earthworm dan argalite serta disimpan dalam format seisan dan win. Gambar 1 Peta lokasi Gunung Lokon, Sulawesi Utara (Kristianto dkk, 2012) Berdasarkan sejarah kegiatannya, letusan semula berpusat di puncak Empung yang berlangsung dalam tahun 1350 dan 1400. Sejak tahun 1829 titik kegiatannya pindah ke pelana antara dua puncak yang dikenal dengan Kawah Tompaluan dan menjadi kawah aktif hingga saat ini. Secara geografi Kawah Tompaluan berada pada posisi 1 21 52,68 LU dan 124 47 57,58 BT (Kusumadinata, 1979). Gambar 2. Peta lokasi stasiun seismik Gunung Lokon (Kristianto dkk, 2010) Aktivitas Vulkanik Dan Karakter Letusan Dalam abad ke 14 pusat letusan kompleks Gunung Lokon Empung berada di puncak Gunung Empung. Sejak 1829 titik letusan bergeser ke arah selatan, yaitu di pelana antara puncak Gunung Lokon dan puncak Gunung Empung yang dikenal dengan Kawah Tompaluan. Interval

letusan yang pendek antara 1 8 tahun, sedangkan interval letusan yang panjang sekitar 64 tahun. Karakter letusan umumnya berupa letusan freatik freatomagmatik, terkadang diakhiri dengan letusan magmatik (Kristianto, 2012). METODE PENELITIAN Data yang didapatkan dari penelitian ini merupakan data seismogram rekaman Gunung Lokon periode April Mei 2012. Dari data-data tersebut dilakukan analisa waveform, analisa spektral dan menentukan hiposenter. Analisis Waveform Analisis waveform bertujuan untuk mengetahui bentuk gelombang dan picking gelombang. Proses picking bertujuan untuk menentukan waktu tiba gelombang primer (tp) dan gelombang sekunder (ts) pada suatu stasiun gempa. Khusus untuk gempa monokromatik, picking gempa dilakukan dengan melihat trigger. Analisis Spektral Analisis spektral diterapkan dalam penelitian ini dan didasarkan pada salah satu parameter fisis yang berkaitan dengan fenomena geofisika yaitu frekuensi. Frekuensi inilah yang menjadi pusat informasi dalam analisis karakteristik sinyal seismik pada suatu gunungapi. Data gempa Gunung Lokon selama periode April Mei 2012 dispektralkan untuk melihat fekuensinya. Plotting Hiposenter dan Episenter Penentuan hiposenter gempa menggunakan bantuan software GAD (Geiger s method with Adaptive Damping). buatan K. Nishi Ph.D. (Silver Expert JICA Indonesia), yaitu software untuk mencari titik X, Y, Z, setiap gempa. Software ini menggunakan prinsip metoda lingkaran, dimana data yang diperlukan untuk menjalankan software ini adalah waktu tiba gelombang S dan P, serta arah gelombang awal untuk setiap gempa minimal dari 3 stasiun. Prosesnya adalah memasukkan data hasil picking (arrival.dat), koordinat stasiun (station.dat), dan kecepatan (velocity.dat) yang disimpan dalam

format ASCII (dalam Notepad dengan format DAT.file). Kemudian jalankan software GAD. Hasil penentuan hiposenter akan keluar secara otomatis dengan nama Result.dat. Selanjutnya dihasilkan koordinat X, Y, dan Z untuk setiap gempa. Titik episenter dihasilkan dari plot titik X dan Y, sedangkan episenter diperoleh dengan memplot titik X dan Z atau Y dan Z. Kemudian menggunakan software Microsoft Excel untuk memplot titiktitik tersebut menjadi sebuah grafik yang hasil akhirnya berupa peta sebaran episenter dan hiposenter. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengolahan Data Setelah melakukan pengolahan data rekaman gempa bulan April - Mei 2012, didapatkan 24 gempa Va, 99 gempa Vb, 9 gempa tektonik, dan 2 gempa monokromatik. Setelah itu tidak ada aktivitas kegempaan lagi. Pada bulan Mei 2012 terjadi peningkatan jumlah gempa. Pada tanggal 2 Mei 2012 terjadi 15 gempa vulkanik dangkal. Kemudian terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada tanggal 17 Mei 2012. Sebanyak 16 gempa vulkanik dalam, 58 vulkanik dangkal, 1 gempa monokromatik, dan 1 gempa tektonik terjadi pada 17 Mei 2012. Setelah itu terjadi penurunan gempa yang cukup drastis di tanggal 18 Mei 2012. Hanya terdapat 2 gempa vulkanik dangkal saja. Pada tanggal 23 Mei 2012 hanya terjadi 1 gempa monokromatik. Dan pada 26 Mei 2012 hanya terjadi 1 gempa vulkanik dangkal. Episenter dan Hiposenter a) Pada bulan April 2012, tidak terlalu banyak aktivitas kegempaan. Terjadi 3 gempa tektonik dari tanggal 2 s.d 4 April 2012 dan 1 gempa vulkanik dangkal pada tanggal 19 April 2012.

b) a) c) b) Gambar 3 Persebaran episenter (a) dan episenter (b dan c) gempa vulkanik Terlihat pada gambar 3 b dan c, terdapat pendistribusian gempa vulkanik serta monokromatik disekitar kawah pada kedalaman 0,5 s.d -6 km. Untuk gempa vulkanik dalam tersebar pada kedalaman -1 s.d -6 km, sedangkan untuk vulkanik dangkal tersebar pada 0,5 s.d -1,5 km. Gempa monokromatik berada pada kedalaman -1,5 s.d 2 km dari bawah kawah. Persebaran gempagempa tersebut terdapat di sekitar kawah (gambar 3 a). Gempa Vulkanik Gempa vulkanik yang terekam adalah gempa vulkanik dalam (Va) dan gempa vulkanik dangkal (Vb). Gambar 4 Rekaman gempa Va 19 April 2012 00:00:19.730 (a) dan hasil frekuensi gempa (b) Gambar 4 merupakan rekaman gempa Va pada tanggal 19 April 2012 pukul 00:00:19.730 yang terekam di stasiun EMP, SEA, dan WLN (3 komponen) dengan frekuensinya secara berturut-turut sebesar 6,61 Hz, 5,97 Hz, 6,45 Hz, 5,97 Hz, 5,85 Hz. Adapun durasi gempanya adalah 15,73 detik, 17,94 detik, 19,59 detik, 19,74 detik, dan 20,75 detik. Rekaman di stasiun KIN dan TTW tidak dapat ditampilkan dikarenakan tidak merekam dengan baik sehingga berbentuk noise.

a) b) Gambar 5 Rekaman gempa Va 17 Mei 2012 pukul 01:01:20.856 (a) dan hasil frekuensi gempa (b) Gambar 5 rekaman gempa Va tanggal 17 Mei 2012 pukul 01:01:20.856. Gempa hanya terekam di stasiun EMP, KIN, dan SEA dengan frekuensinya sebesar 6,42 Hz, 6,64 Hz, dan 4,16 Hz, serta durasinya selama 11,62 detik, 11,82 detik, dan 12,09 detik. Lamanya durasi gempa dan besarnya frekuensi gempa ini berasosiasi dengan struktur geologi Komplek Gunung Lokon. Ditinjau dari strukutur geologi (gambar 23) dapat dilihat bahwa gempa - gempa vulkanik yang terekam selama April Mei 2012 berasosiasi dengan aktivitas sesar normal (nomor 1) dan sesar yang memotong Kawah Tompaluan (nomor 6). Kemungkinan besar diakibatkan oleh pergerakan sesar mendatar (nomor 3) di sekitar Danau Tondano. Gempa Monokromatik Pada penelitian ini, ditemukan juga gempa dengan durasi panjang (long periode),yaitu gempa monokromatik. Pada data dari bulan April Mei 2012, tercatat hanya terjadi dua kejadian gempa monokromatik yaitu pada 17 Mei 2012 pukul 19:13:25 dan 23 Mei 2012 pukul 23:27:21. Barat - Timur (Km) Gambar 6 Peta sebaran gempa vulkanik berasosiasi dengan struktur geologi di Komplek Gunung Lokon (Haerani, dkk. 2009) Utara - Selatan (Km) Tanggal Durasi (Detik) Tabel 1 Durasi dan frekuensi gempa monokromatik Frekuensi (Hz) EMP KIN SEA EMP KIN SEA 17/05/12 52,8 35,44 57,16 23/05/12 42,36 32,49 50,09 2,88 2,88 2,88 5,043 5,043 5,043 4,88 4,88 4,88 8,7 8,7 8,7

a) b) Gambar 7 Gempa monokromatik 17 Mei 2012 pukul 19:13:25 Tabel 1 dan gambar 6 menunjukkan bahwa terdapat dua puncak frekuensi yang terdiri dari satu frekuensi dominan dan satu frekuensi subdominan. Frekuensi dominan merupakan frekuensi yang paling terlihat (puncaknya tertinggi) sedangkan frekuensi sub-dominan merupakan frekuensi yang mengikuti frekuensi dominan. monokromatik disebabkan oleh adanya rekahan pada sesar normal (Gambar 8 b). Rekahan tersebut bergetar karena terisi oleh fluida yang pada akhirnya merupakan bagian koda (coda part) dari gempa monokromatik. Ilustrasi ini sesuai dengan struktur geologi dari Komplek Gunung Lokon (Gambar 7). Bulatan berwarna hitam pada Gambar 7 merupakan gempa monokromatik yang di plot pada struktur geologi Komplek Gunung Lokon. Garis nomor 1 dan 2 merupakan sesar normal. Gambar 8a merupakan ilustrasi lokasi hiposenter dari gempa monokromatik dengan garis putusputus yang menunjukkan zona rekahan (fracture zone). Gempa monokromatik berada pada zona rekahan dangkal (shallow fracture zone). Garis lurus adalah sesar normal (normal fault). Gempa Gambar 8 Ilustrasi penyebab gempa monokromatik (Triastuty, dkk. 2006)

Gempa Tektonik terdapat 9 gempa tektonik selama periode ini yang berdurasi 50 s.d 470 detik dengan frekuensi 1 s.d 6 Hz. Untuk gempa tektonik ini tidak bisa diketahui hiposenternya, karena sulit untuk menentukan Tp-Ts dan kedalamannya juga terletak 100 s.d 500 km (Minakami, 1974). Tetapi dengan adanya gempa tektonik, menunjukkan bahwa terdapat gaya tektonik yang mempengaruhi aktifitas seismik dan deformasi pada Kawah Tompaluan (Haerani, 2009). Mekanisme Letusan Aktivitas magmatik berhubungan dengan mekanisme letusan. Terjadinya vulkanik dalam adalah dikarenakan normal fault dan untuk vulkanik dangkal adalah reverse fault, yang diinterpretasikan disebabkan oleh local stress karena adanya tekanan dari gas vulkanik atau magma (Hidayati, 2008). Pada sebelum letusan yang terjadi pada bulan April 2012 ditandai dengan tidak adanya peningkatan intensitas gempa vulkanik atau dalam jumlah normal. Kemudian terjadi peningkatan keaktifan kegempaan Ini terjadi pada awal Mei 2012, dimana gempa vulkanik mulai banyak bermunculan terutama vulkanik dangkal. Frekuensi dari gempagempa tersebut juga meningkat. Biasanya terdapat hembusan bermuatan abu dan terkadang terjadi letusan. Pada keadaan ini terjadi migrasi fluida. Wittiri (1991) menunjukkan bahwa lokasi kawah yang aktif terdapat pada zona asseismik di kedalaman 4 s.d 6 km dibawah kawah, yang diinterpretasikan menjadi penyimpanan magma (magma storage). Akumulasi magma pada kedalaman 4 s.d 6 km akan menyebabkan peningkatan horizontal tension dan menghasilkan peristiwa vulkanik dalam pada sesar normal. Kemudian magma

bermigrasi keatas dan terakumulasi pada penyimpanan magma dangkal (shallower magma storage) dan memicu gempa vulkanik dangkal. Ini dapat diartikan dalam kondisi aktif. Penurunan aktifitas terjadi pasca letusan. Inflasi penyimpanan magma (magma storage) menyebabkan stress tensional pada kedalaman yang lebih dangkal dari penyimpanan magma (magma storage). Oleh karena itu vulkanik dalam dan vulkanik dangkal menunjukkan jenis patahan normal. Magma tetap berada pada magma storage pada periode normal. Saat fase tenang, tidak ada kontraksi saat pelepasan gas terjadi (gambar 29) KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, di dapatkan kesimpulan sebagai berikut. 1. Gempa vulkanik dangkal terletak pada kedalaman 0,5 s.d - 1,5 km, berdurasi 3 16 detik dengan frekuensinya berkisar 4 Hz 18 Hz. 2. Gempa vulkanik dalam terletak pada kedalaman -1 s.d -6 km, berdurasi antara 6 20 detik dengan frekuensinya berkisar 6 Hz 13 Hz. 3. Gempa long periode yang ditemukan adalah dua monokromatik gempa low frequency pada kedalaman -1,5 s.d -2 km yang mempunyai dua puncak frekuensi di setiap stasiunnya yaitu frekuensi dominan dan sub-dominan. Frekuensi dominan pada gempa monokromatik berkisar 2,88 Hz s.d 4,88 Hz dan frekuensi subdominan berkisar 5,04 Hz s.d 8,7 Hz. 4. Gempa tektonik berdurasi 50 s.d 470 detik dengan frekuensi 1 s.d 6 Hz 5. Peningkatan gempa vulkanik yang terjadi menunjukkan adanya aktivitas magmatik yang menandakan akan terjadi erupsi. DAFTAR PUSTAKA Bolt, B.A. 1982. Inside In The Earth: evidance From Earthquakes. Freman. San Fransisco. Chouet, B. 1985. Excitation of a buried magmatic pipe: a seismic source model for

volcanic tremor. J. Geophys. Res., 90, B2, 1881-1893. Chouet, B. 1986. Dynamics of a fluid-driven crack in three dimensions by the finite difference method. J. Geophys. Res., 91, 13,967-13,992. Chouet, B. 1992. A seismic model for the source of long-period events and harmonic tremor. In Volcanic Seismology, IAVCEI Proceeding in Volcanology 3, Springer-Verlag, 133-156. Chouet, B. 1996. Long-period volcano seismology: its source and use in eruption forecasting. Nature, 380, 309-316. Endo, E. T. 1981. Locations, magnitudes and statistics of the March 20-May 18 earthquake sequence. U. S. Geological Survey Professional Paper, 1250, 93-107. Gunawan, H.,. 2009. Laporan penelitian: Studi geofisika Gunungapi Lokon berdasarkan pengolahan deformasi dan seismik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung Gómez M., Torres C., R.A. 1997. Unusual low-frequency volcanic seismic events with slowly decaying coda waves observed at Galeras and other volcanoes. J. Volcanol. Geotherm. Res., 77, 173-19. Haerani, N., Gunawan, H., Kristianto, Kushendratno, Wittiri, S.R. 2010. Studi Terpadu seismik dan deformasi di Gunung Lokon, Sulawesi Utara, Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Volume 1 No. 3, Desember 2010. Haerani, Nia. 2012. Disertasi: Rekonstruksi Kantung Magma Gunung Api Lokon Sulawesi Utara Berdasarkan Merode GPS. Institu Teknologi Bandung. Bandung Iguchi, M. Yamamoto, K. 2001. Characteristic of volcanic earthquakes at Kuchierabujima volcano, geophysical and geochemical joint observation 2000. Kyoto University. Kyoto Iguchi, M. 2002. Report of intensive integrated observation at Sasuma-Iwojima and Kuchierabujima : Volcanic activity of Kuchierabujima. Japan. Katili, J.A., Sudradjat, A. 1986. Lokon sumber kesuburan dan pusat bencana tanah Minahasa. Direktorat Vulkanologi. Bandung. Kristianto, dkk. 1996. Laporan Evaluasi Visual dan Seismik G. Lokon 1995. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung Kristianto, Solihin, A. 2008. Peningkatan gempa vulkanik G. Lokon Desember 2007. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung Kristianto, Gunawan H, dkk. 2012. Gejala Awal Letusan Gunung Lokon Februari 2011 - Maret

2012. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung. Kusumadinata, K., Ed. 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi. Bandung Lay, T., Wallace, TC. 1995. Modern Global Seismology. Academic Press. San Diego. Lecuyer, F., 1995. Volcanic hazards related to Tondano Caldera, North Sulawesi Indonesia. Per. Mineral, 64, 201-203 Lecuyer, F., 1995. Active tectonic of North East Sulawesi (Indonesia) and structural control of the Tondano Caldera. 1997. Earth and Planetary Sciences., Serie II, 325, No.8. Elsevier Publ. Minakami, T. 1974 Seismology and volcanoes in Japan. In Physical Volcanology (eds. Civetta, L., Gasparini, P., Luongo, G., Rapolla, A.). Elsevier. Amsterdam. Mulyadi., D., 1990. Laporan Pemetaan Geologi G. Lokon Empung, Sulawesi Utara. Direktorat Vulkanologi. Bandung Narváez M., L., et.al 1997. Tornillo -type seismic signals at Galeras volcano, Colombia, 1992-1993, J. Volcanol. Geother. Res., 77, 159-171. Nishimura, T., Iguchi, M. 2011. Volcanic Earthquakes and tremor in Japan. Kyoto University Press. Japan. Sawada, M. 1998. The source mechanism of B-type and explosion earthquakes and the origin of N-type earthquakes observed at Asama volcano, central Japan. Bull. Earthq. Res. Inst., Univ. Tokyo, 73, 155-265. Suratman, S.S. 1981. Sistem Pengamatan, Analisa Gempa dan Hubungannya dengan Gunungapi Tingkat Kegiatan Gunungapi. Direktorat Vulkanologi. Bandung Triastuty, H., 2006. Source mechanism of monochromatic earthquakes at Papandayan volcano, Indonesia. Indonesian Jour. Physics., 17, 3, 63-72. Triastuty, H.,. 2009. Journal of Volcanology and Geothermal Research : Temporal change of characteristics of shallow volcano-tectonic earthquakes associated with increase in volcanic activity at Kuchinoerabujima Volcano,. Elsevier. Japan Wittiri, S.R. 1991. Letusan Gunung Lokon 1991. PVMBG. Bandung Wittiri, S.R. dan Haerani, N. 2006. Kawah Tompaluan, Gunung Lokon Sedang Dalam Proses Amblas. Bulletin Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung. Wysession, SSM. 2003. An Introduction to Seismology,

Earthquakes, and Earth Structure. Blackwell Publishing. United Kingdom. Yamamoto, K.,. 1997. Increase in seismic activity in 1996 at Kuchierabujima volcano. Ann. Disas. Prev. Res. Inst. Kyoto University., 40B, 39-47 (in Japanese with English abstract) Yusep, Hidayat Drs.,. 2007. Laporan Penyelidikan Geofisika G. Lokon Sulawesi Utara. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung