PENGENDALIAN SUDUT CERMIN DATAR PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

II. PERANCANGAN SISTEM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

IV. PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI)

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

ROBOT PEMBAGI KERTAS SOAL UJIAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012 ISSN:

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

SISTEM SIRKULASI UDARA DAN PENCAHAYAAN OTOMATIS DI DALAM RUMAH

BAB III ANALISA SISTEM

BAB 2 TINJAUAN TEORI

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENGATURAN POSISI CERMIN DATAR SEBAGAI HELIOSTAT MENGGUNAKAN KONTROLER PID

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC)

Perancangan Robot Pemadam Api Divisi Senior Berkaki

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

Gambar 1. Screw conveyor dan Belt conveyor

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Pengaturan Pencahayaan Ruangan Menggunakan Sinar Matahari

Perancangan Simulator Pengendalian Posisi Turret Pada Mobil Pemadam Kebakaran

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGHITUNG JUMLAH BARANG OTOMATIS DENGAN SENSOR ULTRASONIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

DIMMER LAMPU PADA PENERANGAN RUANGAN MENGGUNAKAN LED YANG DILENGKAPI DENGAN OTOMATISASI DAN EMERGENCY

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN KONTROLER PENGGANTI ELECTRONIC CONTROL UNIT UNTUK MENGATUR POSISI SUDUT FLAP PADA MODEL MINIATUR PESAWAT N-219

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. Halaman Motto. Kata Pengantar.

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Rancang Bangun Penggerak Otomatis Panel Surya Menggunakan Sensor Photodioda Berbasis Mikrokontroller Atmega 16

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

BAB III PERANCANGAN ALAT

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR PADA DISTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN KONTROLER ON-OFF PROPOSAL SKRIPSI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pendorong Robot Hovercraft Line Follower Menggunakan Kontroler PID Berbasis Mikrokontroler ATmega 8535

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14)

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

PERANCANGAN ROBOT PENCAPIT UNTUK PENYOTIR BARANG BERDASARKAN WARNA LED RGB DENGAN DISPLAY LCD BERBASIS ARDUINO UNO. Fina Supegina 1, Dede Sukindar 2

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

Kata kunci : mikrokontroler atmega 8535, sistem pengaturan posisi motor dc, kontroler PID, II.DASAR TEORI

Pengontrolan Kecepatan Mobile Robot Line Follower Dengan Sistem Kendali PID

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

Transkripsi:

PENGENDALIAN SUDUT CERMIN DATAR PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER Gumilang Saptha Pamega. 1, Ir. Purwanto, MT. 2, M. Aziz Muslim, ST., MT., Ph.D. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2 Dosen Teknik Elektro Univ. Brawijaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Email: gumilang.saptha@gmail.com. 1, purwanto@ub.ac.id. 2, muh_aziz@ub.ac.id. 2 Abstrak-Solatube merupakan tabung cahaya yang sistem kerjanya memasukkan cahaya matahari ke dalam tabung reflektor, dipantulkan dan masuk ke dalam ruangan. Cahaya yang masuk ke dalam ruangan benar-benar dari cahaya matahari, bukan listrik buatan. Berbeda dengan solarcell yang memanfaatkan energi matahari menjadi listrik dalam baterai untuk menyalakan lampu listrik. Namun, umumnya solatube menggunakan dome untuk memantulkan cahaya. Pada penelitian kali ini dilakukan penyempurnaan rancangan solatube dari salah satu peneliti yang juga melakukan penelitian tentang solatube, namun solatube yang dirancang tidak memiliki dome diatas tabung solatube-nya. Maka dibuatlah suatu solusi untuk membuat alat yang dapat menggantikan peran dari dome solatube. Yakni dengan menggunakan cermin yang dapat bergerak sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan sensor LDR sebagai pendeteksi cahaya dan kontroler yang digunakan ialah kontrol PID. Di mana cermin ini berfungsi untuk merefleksikan cahaya, sehingga cahaya dapat masuk melalui lubang atas solatube. Setpoint yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu sebesar, 45, 9 dan 135. Dan sensor LDR yang digunakan berjumlah 8 sensor, di mana apabila salah satu sensor mendeteksi kuat cahaya terkuat maka cermin akan bergerak ke tersebut. Dari hasil perancangan dan pengujian alat yang telah dilakukan, didapatkan paremeter PID dengan metode hand tuning yang paling baik yaitu Kp 2,4, Ki 1,7, Kd,5 atau Kp 3,2, Ki, Kd. Kata kunci- solatube, dome, PID, LDR,. I. PENDAHULUAN P encahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan orang yang menempatinya dapat melihat benda-benda. Tanpa dapat melihat benda-benda dengan jelas maka aktivitas di dalam ruang akan terganggu. Sebaliknya, cahaya yang terlalu terang juga dapat mengganggu penglihatan. Permasalahan lainnya juga ada pada penghematan energi, dimana energi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini.[3] Salah satu contoh penyebab adalah pemborosan penggunaan energi pada sistem penerangan. Oleh karena itu dibuatlah suatu alat yang dapat mengurangi pemborosan energi pada sistem penerangan atau pencahayaan pada ruangan. Alat tersebut diberi nama solatube, yang berfungsi untuk memberikan pencahayaan langsung dari cahaya matahari tanpa menggunakan energi listrik. Namun, solatube umumnya menggunakan dome untuk memantulkan sinar matahari hingga cahaya masuk ke dalam ruangan.[2] Maka pada penelitian kali ini akan mencoba membuat solatube otomatis dengan desain sendiri disertai cermin datar tanpa menggunakan dome. Sehingga cahaya bisa dipantulkan oleh cermin datar. Di mana cermin ini berfungsi untuk merefleksikan cahaya, sehingga cahaya dapat masuk melalui lubang atas solatube. Cermin yang dapat bergerak sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan sensor LDR sebagai pendeteksi cahaya dan kontroler yang digunakan ialah kontrol PID. Sistem pada penelitian ini berbasis Mikrokontroler Atmega8535. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Solatube Solatube merupakan suatu alat yang berasal dari Amerika yang teknologinya telah ada selama hampir 2 tahun. Hanya di Indonesia baru berjalan 2 tahun. Konsep kerja dari solatube ini sangat sederhana, dari namanya pun dapat diketahui sola yang berarti matahari dan tube yang berarti tabung. Jadi sistem kerja dari solatube ialah memasukkan cahaya matahari ke dalam tabung reflektor, dipantulkan dan masuk ke dalam ruangan. Cahaya yang masuk ke dalam ruangan benar-benar matahari bukan cahaya listrik buatan. Berbeda dengan solarcell yang memanfaatkan energi matahari menjadi listrik dalam baterai untuk menyalakan lampu listrik. Sebaliknya solatube benar-benar hanya memanfaatkan cahaya matahari. Keunggulan dari solatube ini ialah tidak adanya panas yang ikut terhantar. Dibandingkan dengan lampu listrik sejenis LED yang masih terdapat panas yang terhantar. Cahaya matahari yang mengandung panas adalah sinar infra merah, sinar ini dipantulkan di dome, sehingga yang masuk hanya spektrum cahayanya saja. Berbeda dengan lampu listrik yang harus diganti dalam rentang waktu beberapa minggu atau bulan. Keunggulan lain dari solatube ini adalah bebas perawatan, bebas biaya dan tanpa energi listrik.[4] 1

Cahaya yang dikeluarkan oleh solatube berbeda dengan cahaya lampu yang konstan, karena solatube berkonsep reflektif, maka cahaya yang dihasilkan tergantung pada cahaya di luar. Namun, dalam keadaan mendung sekalipun, cahaya yang direfleksikan di dalam ruangan dapat mengakomodasi aktivitas dalam ruangan. Poin utama dari solatube ini adalah fakta bahwa cahaya matahari memberikan efek positif bagi kehidupan manusia dari segi psikologis. Ruangan yang diaplikasikan solatube terbukti memiliki aktivitas dan produktivitas yang tinggi. Dari segi ramah lingkungan, solatube merupakan langkah konkret hemat energi karena pengoperasiannya tanpa menggunakan energi listrik dan memanfaatkan cahaya matahari yang berlimpah. Gambar 1 merupakan gambaran solatube secara umum yang banyak digunakan. C. Motor DC Berbeda dengan motor DC dan motor Stepper, motor DC adalah sebuah motor dengan sistem closed feddback di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor DC. Motor ini terjadi karena sebuah motor, serangkaian internal gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas putaran DC. Sedangkan sumbu motor diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Motor DC dapat bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana arah dan pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.[5] Gambar 3. menunjukkan gambar fisik motor DC. Gambar 1. Solatube B. Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR) Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya. Resistansi LDR pada tempat yang gelap biasanya mencapai 1 MΩ, dan ditempat terang LDR mempunyai resistansi yang turun menjadi 15 Ω. Seperti halnya resistor konvensional, pemasangan LDR dalam suatu rangkaian sama persis seperti pemasangan resistor biasa.[4] Bentuk fisik sensor cahaya LDR dapat dilihat dalam Gambar 2. Gambar 2. Sensor Suhu LDR Gambar 3. Motor DC D. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dapat deprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 27). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika. Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s Risc processor) ATmega 8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanyamembutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas Attiny, keluarga AT9Sxx, keluarga Atmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masingmasing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Mikrokontroler AVR ATmega 8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega 8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROMinternal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll (M.Ary Heryanto, 28). Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan 2

efisien, serta dapat Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535. A. Perancangan Alat Solatube Konstruksi alat solatube dapat dilihat dalam Gambar 6. Gambar 4. Atmega8535 E. Kontroler Proporsional Integral Differensial (PID) Gabungan aksi kontrol proporsional, integral, dan differensial mempunyai keunggulan dibandingkan dengan masing-masing dari tiga aksi kontrol tersebut. Masing masing kontroler P, I, maupun D berfungsi untuk mempercepat reaksi sistem,menghilangkan offset, dan mendapatkan energi ekstra ketika terjadi perubahan load. Persamaan kontroler PID ini dapat dinyatakan dalam persamaan (1) di bawah ini: m(t) Kp e(t) + Ki e(t)dt t + Kd de(t) dt (1) Dalam transformasi Laplace dinyatakan dalam persamaan (2) berikut : M(s) E(s) Kp ( 1 + 1 + Td. s) (2) Ti. s Ti adalah waktu integral dan Td adalah waktu derivatif.[1] Gambar 5. menunjukkan diagram blok kontroler PID. Gambar 6. Skema Konstruksi Alat Solatube B. Perancangan Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR). Rangkaian sensor cahaya dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 5. Diagram Blok III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Perancangan ini meliputi pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada skripsi ini. Perancangan perangkat keras meliputi perancangan alat solatube dan perancangan rangkaian elektris. Sedangkan perancangan perangkat lunak meliputi pembuatan program pada software CVAVR. Gambar 7. Rancangan sensor LDR C. Perancangan Perangkat Lunak Pada penelitian ini, perancangan perangkat lunak menggunakan program CVAVR dengan pencarian PID menggunakan metode trial and error. Yaitu dengan cara melihat respon motor DC saat sensor LDR disinari cahaya lampu dan motor DC bergerak berdasarkan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah dilakukan beberapa kali 3

2,3 2,9 3,2 3,5 3,7 3,8 3,92 4,2 4,9 4,12 Lux pengujian maka didapatkan parameter PID yang paling baik yaitu Kp 2,4, Ki 1,7 dan Kd,5. Kerangka perangkat lunak yang dibuat sesuai dengan flowchart dalam Gambar 8. START POSISI 1 POSISI 5 ⁰ POSISI 2 POSISI 6 45⁰ POSISI 3 POSISI 7 9⁰ POSISI 4 POSISI 8 135⁰ KUAT CAHAYA SUDUT SENSOR MENDETEKSI CAHAYA MOTOR BERGERAK SESUAI SUDUT PID Tabel 1. Hasil Pengujian LDR No Luxmeter (Lux) Vout Rldr (KΩ) (V) 1 ~ 2 5 1,8 17,77 3 1 2,3 11,74 4 15 2,6 9,23 5 2 2,9 7,24 6 25 3,1 6,13 7 3 3,2 5,63 8 35 3,3 5,15 9 4 3,5 4,29 1 45 3,6 3,89 11 5 3,7 3,51 12 55 3,74 3,37 13 6 3,8 3,16 14 65 3,9 2,82 15 7 3,92 2,76 16 75 3,97 2,59 17 8 4,2 2,44 18 85 4,4 2,38 19 9 4,9 2,22 2 95 4,1 2,2 21 1 4,12 2,14 APAKAH SENSOR YANG MENDAPATKAN CAHAYA TERKUAT SEGARIS DENGAN CERMIN? YA TIDAK Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor LDR memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan pembacaan perubahan kuat cahaya. Pada gambar grafik di bawah juga terlihat bahwa Lux dengan Vout sebanding. MOTOR BERHENTI SUDUT 12 1 8 6 4 2 END Gambar 8. Flowchart Perancangan Perangkat Lunak IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS DATA Pengujian ini meliputi pengujian perangkat keras yang berupa pengujian sensor cahaya, pengujian motor DC DC, dan pengujian sistem keseluruhan. A. Pengujian Sensor Light Dependent Resistor Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan atau kinerja dari sensor light dependent resistor terhadap perubahan kuat cahaya. Vout Gambar 9. Grafik Respon Sistem B. Pengujian Motor DC Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan pulsa PWM terhadap putaran dan duty cycle pada motor DC. Hasil pengujian dapat dilihat dalam Gambar 1. 4

14 28 42 56 7 84 98 112 14 28 42 56 7 84 98 14 28 42 56 7 84 98 112 PWM 4 3 2 1 Grafik Hubungan PWM terhadap Sudut Motor DC 2 4 6 8 1 12 14 16 18 Sudut Motor DC Gambar 1. Grafik Hubungan PWM terhadap Sudut Motor DC Tabel 2. Hasil Pengujian Sudut Motor DC No Duty Cycle PWM Sudut DC 1 2,72% 6,94 2 4,28% 1,92 3 3 5,8% 12,95 45 4 5,83% 14,87 6 5 7,35% 18,74 9 6 9,67% 24,66 135 7 1,4% 26,52 15 8 12,% 3,6 18 Berdasarkan grafik dalam Gambar 1, terlihat bahwa semakin lebar pulsa PWM maka putaran motor DC juga akan semakin besar karena terjadi peningkatan pula pada duty cycle. C. Pengujian Sistem Keseluruhan Pada pengujian sistem kali ini dilakukan pengujian sebanyak 4 kali dengan melihat respon sistem. Yang pertama saat sensor LDR yang ada diposisi 45 dekenai cahaya. Kemudian motor DC menggerakkan cermin menuju posisi 45. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Gambar 11. 5 4 3 2 1 ->45 Gambar 11. Grafik Respon Sistem Keseluruhan dengan terjadi osilasi. Namun masih terdapat error pada sistem: 43 45 45 x 1% x 1%.444 x 1% 4.44% Pada pengujian sistem yang kedua saat sensor LDR yang ada diposisi 9 dekenai cahaya. Kemudian motor DC menggerakkan cermin menuju posisi 9. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Gambar 12. 1 8 6 4 2 Gambar 12. Grafik Respon Sistem Keseluruhan dengan terjadi osilasi. Namun masih terdapat error pada sistem: 86 9 9 45 ->9 x 1% x 1%.444 x 1% 4.44% Pada pengujian sistem yang ketiga saat sensor LDR yang ada diposisi 135 dekenai cahaya. Kemudian motor DC menggerakkan cermin menuju posisi 135. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Gambar 13. 15 1 5 9 ->135 Gambar 13. Grafik Respon Sistem Keseluruhan dengan 5

31 6 91 121 152 182 213 244 274 35 terjadi osilasi. Namun masih terdapat error pada sistem: 132 135 135 x 1% x 1%.222 x 1% 2.22% Pada pengujian sistem yang keempat saat sensor LDR yang ada diposisi dikenai cahaya. Kemudian motor DC menggerakkan cermin menuju posisi. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Gambar 14. 14 12 1 8 6 4 2-2 135 -> Gambar 14. Grafik Respon Sistem Keseluruhan dengan sebesar 1 ms kecuali saat pengujian keempat yaitu settling time sebesar 3 ms B. Saran Disarankan untuk menggunakan sensor cahaya yang memiliki kualitas yang lebih baik dan mekanik yang lebih sempurna. Serta dalam mengembangkan skripsi ini dapat ditambahkan jumlah sensor agar DC semakin kecil sehingga pencarian cahaya terkuat dapat lebih mudah. Disarankan melakukan penelitian terhadap pengontrolan posisi dengan menggunakan metode proporsional saja. DAFTAR PUSTAKA [1] Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan). Jakarta: Erlangga. [2] Pitawarno, Endra. 26. Desain Kontrol dan Kecerdasan Buatan. Yogyakarta : CV Andi Offset [3] Mintorogo, DS. 1999. Strategy Daylighting pada Bangunan Multilantai di Atas dan di Bawah Permukaan Tanah. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur, Volume 27 No. 1 Juli 1999 Halaman 64-75. Surabaya: Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra [4] Muhaimin. 21. Teknologi Pencahayaan.Bandung : Refika Aditama. [5] Curtis D., Dohnson.1997.Process Control Instrumentation Technology Fifth Edition.New York:Prentice-Hall,Inc. terjadi osilasi. x 1% % x 1% x 1% V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam pembuatan penilitian ini adalah sebagai berikut : 1. Alat yang dirancang sudah sesuai dengan yang diharapkan, di mana cermin solatube dapat bergerak sesuai dengan yang ditentukan melalui pendeteksian cahaya terkuat oleh sensor LDR. 2. Dengan menggunakan metode hand tuning untuk menentukan nilai parameter kontroler PID, maka didapatkan parameter yang terbaik yaitu Kp 2,4, Ki 1,7, Kd,5 atau Kp3,2, Ki, Kd. 3. Setelah diimplementasikan, sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan rata-rata %Ess kurang dari 5% dan settling time rata-rata 6