PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI PADA BERBAGAI MEDIA TANAM

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

Respon Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Medan Pada Tanah Terkena Debu Vulkanik dengan Pemberian Bahan Organik

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK. Growth and Yield Of Shallot With Some Of Organic Fertilizer Application

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI ABSTRACT

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH(

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN EM 4 (Effective Microorganisms 4 )

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

*Corresponding author : ABSTRACT

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk NPK (15:15:15)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

TANGGAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi(Ipomoea batatas L.) jalar Terhadap Pemberian Paclobutrazol

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO TERHADAP VERMIKOMPOS DAN PUPUK P. *Corresponding author : ABSTRACT

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN Tithonia diversifolia (Hemsl.

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

EFEKTIFITAS KOMPOS CAMPURAN AMPAS TEH, KOTORAN SAPI DAN KOTORAN KAMBING TERHADAP SERAPAN N PADA TANAMAN BAWANG DAUN PADA INCEPTISOL

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK CAIR ABSTRAK

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

PENGARUH BERBAGAI MACAM BAHAN ORGANIK DAN PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

Produksi Biji Bawang Merah Samosir Aksesi Simanindo Terhadap Konsentrasi GA3 dan Lama Perendaman di Dataran Tinggi Samosir

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Coressponding author : ABSTRACT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

TANGGAP DOSIS NITROGEN DAN PEMBERIAN BERBAGAI MACAM BENTUK BOLUS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

ABSTRACT. Keywords : rice husk charcoal, shallot, straw compost, volcanic ash ABSTRAK

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan tanaman

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

124 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA Mariana Putri 1*, Rosita Sipayung 2, Mariati Sinuraya 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 * Corresponding author e-mail: mary.violetsakura@gmail.com ABSTRACT The growth and yield of shallot (Allium ascalonicum L.) according to application of vermicompost and sheep urine. Application of inorganic chemical fertilizers continuously without the use of organic fertilizers has caused the degradation of agricultural land. The negative impacts caused by land degradation is a decline in agricultural yield, such as the yield of shallot. A solution to solve this problem is to replace the application of chemical fertilizers that can damage the soil into organic fertilizers that is safe for the environment. Research was conducted to determine the response of vermicompost and sheep urine to the growth and yield of shallot at Fakultas Pertanian USU s Green House with a height of 25 m above sea level on April-June 2012 using randomized block design of two factors, the factors were vermicompost (0;15;35;45g/plant) and sheep urine (0;200;400 cc/l water). The peubah amatans observed were plant height, tillers number, leaf number, wet weight per sample,wet weight per plot, dry weight per sample, dry weight per plot and clove number. The results showed that interaction of vermicompost and sheep urine treatment significantly influenced the plant height. Vermicompost treatment significantly influenced the tiller number and leaf number. Sheep urine treatment significantly influenced the leaf number, wet weight per sample and dry weight per plot. Keywords : shallot, land degradation, vermicompost, sheep urine ABSTRAK Pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) dengan pemberian vermikompos dan urine domba. Pemakaian pupuk kimia anorganik yang terus menerus tanpa diimbangi penggunaan pupuk organik telah mendegradasi lahan pertanian. Salah satu dampak negatif yang diakibatkan oleh degradasi lahan ini adalah penurunan jumlah produksi pertanian, salah satunya adalah produksi bawang merah. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengganti penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak tanah menjadi pupuk organik yang aman bagi lingkungan. Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengetahui respon dari pemberian pupuk organik vermikompos dan urin domba terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah di Rumah Kaca Fakultas Pertanian USU (±25 mdpl) pada April - Juni 2012 menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor yaitu vermikompos (0,15,30,45 g/tanaman) dan urin domba (0,200,400 cc/l air). Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah daun per rumpun, bobot basah per sampel, bobot basah per plot, bobot kering per sampel, dan bobot kering per plot dan jumlah siung per sampel. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara vermikompos dan urin domba berpengaruh nyata pada tinggi tanaman. Perlakuan vermikompos berpengaruh nyata pada jumlah anakan dan jumlah daun. Urin domba berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi per plot. Kata kunci: bawang merah, degradasi lahan, vermikompos, urine domba

125 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 PENDAHULUAN Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai ekonomi maupun dari kandungan gizinya. Produksi bawang merah provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 menurut Dinas Pertanian yang kutip dari BPS (2010) adalah 12.655 ton, sedangkan kebutuhan bawang merah mencapai 66.420 ton. Dari data tersebut, produksi bawang merah Sumatera Utara masih jauh di bawah kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan bawang merah, maka dilakukanlah impor dari luar negeri. Rendahya produksi bawang merah di Indonesia disebabkan antara lain oleh penggunaan bibit yang kurang bermutu, media tanam yang kurang baik, pengendalian hama dan penyakit yang kurang memadai. Di Indonesia juga belum banyak tersedia varietas atau kultivar unggul yang cocok dengan lingkungan setempat, serta belum menyebarnya paket teknologi budidaya hasil-hasil penelitian para peneliti ke tingkat petani. Penggunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah karena terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin merosotnya kandungan bahan organik tanah. Untuk mengatasi masalah ini salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia yang ramah lingkungan dan tidak merusak alam. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mencegah dampak negatif dari pupuk kimia anorganik ini adalah dengan mengganti penggunaannya dengan pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk dengan senyawa organik dimana pupuk ini merupakan hasil pelapukan atau fermentasi bahan bahan organik sehingga aman bagi lingkungan dan tidak merusak sifat kimia dan fisika tanah. Vermikompos dan urin domba merupakan contoh dari pupuk organik, dimana pupuk organik ini masih sedikit diteliti penggunaannya pada bawang merah.

126 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vermikompos dan urine domba terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 m dpl, mulai bulan April 2012 sampai Juni 2012. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang merah varietas Bima Brebes (Sumber: Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Jawa Barat) sebagai objek pengamatan, vermikompos (Sumber: pabrik vermikompos program IPTEKDA XI LIPI dan FP USU Perbaungan, Sumatera Utara) dan urine domba (Sumber: Lahan praktek program studi Peternakan FP USU) sebagai pupuk tanaman dan air untuk menyiram tanaman. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah media tanam, gembor untuk menyiram tanaman, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, termometer untuk mengukur suhu ruangan rumah kaca, timbangan untuk menimbang produksi tanaman, pacak sampel untuk tanda dari tanaman yang merupakan sampel, dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan, yaitu faktor pertama dengan pemberian pupuk vermikompos (V) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: tanpa vermikompos (V 0 ), 15 g/tanaman vermikompos (V 1 ), 30 g/tanaman vermikompos (V 2 ) dan 45 g/tanaman vermikompos (V 3 ). Faktor kedua yaitu pemberian urine domba (U) yang terdiri dari 3 taraf yaitu: tanpa urine domba (U 0 ), 200 ml/l urine domba (U 1 ) dan 400 ml/l urine domba (U 2 ). Peubahn amatan yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah anakan per rumpun (anakan), junlah daun per rumpun (helai), bobot umbi basah per sampel (g), bobot umbi basah per plot (g), bobot umbi kering per sampel (g), bobot umbi kering per plot (g) dan jumlah siung (siung).

127 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang nyata pada interaksi pemberian vermikompos dan urine domba, sedangkan perlakuan pemberian vermikompos dan urine kambing tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman. Data rataan tinggi tanaman pada 2 3 MST pada pemberian vermikompos dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) bawang merah pada umur 2 3 MST dengan pemberian vermikompos dan urine domba Perlakuan Tinggi tanaman (cm) 2 MST 3 MST Vermikompos V 0 (0 g) 24,62 30,25 V 1 (15 g) 24,30 30,34 V 2 (30 g) 25,41 31,21 V 3 (45 g) 26,01 31,46 Urine Domba U 0 (0 ml/l) 24,91 30,79 U 1 (200 ml/l) 24,99 30,52 U 2 (400 ml/l) 25,35 31,14 Rataan 25,09 30,82 Sedangkan data perkembangan tinggi tanaman pada pada umur 4 7 MST dengan pemberian vermikompos dan urine domba secara ringkas ditampilkan pada Tabel 2 berikut ini.

128 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Tabel 2. Rataan tinggi tanaman bawang merah (cm) pada umur 4 7 MST pada perlakuan pemberian vermikompos dan urine domba. Perlakuan 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST V 0 U 0 30,85 d 31,29 abc 29,75 cd 31,04 d V 0 U 1 33,46 abcd 32,60 abc 32,07 abcd 34,16 ab V 0 U 2 32,00 abcd 30,62 bc 30,78 abcd 32,21 bcd V 1 U 0 31,24 bcd 31,25 abc 29,83 bcd 32,01 bcd V 1 U 1 33,85 a 32,05 abc 31,42 abcd 33,89 ab V 1 U 2 31,15 cd 30,39 c 29,50 d 31,19 cd V 2 U 0 33,03 abcd 32,51 abc 32,27 abc 33,79 abc V 2 U 1 31,39 bcd 30,69 abc 30,03 bcd 31,62 bcd V 2 U 2 33,68 abc 33,00 ab 32,85 ab 33,87 abc V 3 U 0 33,83 ab 34,54 a 33,25 a 34,68 a V 3 U 1 32,27 abcd 31,74 abc 29,95 bcd 32,31 abcd V 3 U 2 32,87 abcd 31,99 abc 30,75 bcd 32,23 bcd Rataan 32,47 31,89 31,05 32,75 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yg berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf uji 5 %. Tabel 1 dan 2 tersebut menunjukkan rataan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan V 3 (26,70; 32,91; 33,83; 34,54; 33,25; 34,68) pada 2 MST hingga 7 MST, sedangkan terendah terdapat pada perlakuan V 0 (23,45; 29,50; 30,85; 30,62; 29,50; 31,04) pada 2, 3, 4, 5 dan 7 serta perlakuan V 1 (29,50) pada 6 MST. Pada peubah amatan ini vermikompos tidak berpengaruh nyata, namun ada kecendrungan dengan penambahan dosis vermikompos maka tinggi tanaman akan bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk vermikompos dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif yaitu tinggi tanaman. Bahan organik dalam vermikompos dapat memperbaiki struktur tanah sehingga dapat meningkatkan daya serap air pada tanah. Kandungan mikroba dalam vermikompos

129 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 juga berperan dalam memperbaiki struktur dan tekstur tanah yang dapat meningkatkan daya serapan hara oleh akar ke dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fahrudin (2009) yang menyatakan bahwa vermikompos merupakan pupuk organik dari perombakan bahan-bahan organik dengan menggunakan bantuan mikroorganisme dan cacing. 2. Jumlah Anakan Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa perlakuan vermikompos berpengaruh nyata pada peubah amatan jumlah anakan umur 2 7 MST, sedangkan urine domba dan interaksi antara dua perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata pada peubah amatan jumlah anakan. Data rataan jumlah anakan bawang merah pada 2 7 MST pada perlakuan vermikompos dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Rataan jumlah anakan (anakan) bawang merah pada umur 2-7 MST dengan pemberian vermikompos. Vermikompos Rataan Jumlah Anakan 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST V 0 (0 g) 3,07 c 3,58 b 3,78 c 3,87 c 3,89 c 4,00 c V 1 (15 g) 3,44 bc 4,02 ab 4,11 bc 4,51 bc 4,40 bc 4,56 bc V 2 (30 g) 3,71 ab 4,07 ab 4,44 ab 4,62 b 4,91 ab 4,93 ab V 3 (45 g) 4,00 a 4,67 a 4,87 a 5,31 a 5,36 a 5,49 a Rataan 3,56 4,08 4,30 4,58 4,64 4,74 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yg tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %. Data rataan jumlah anakan bawang merah pada 2 7 MST pada perlakuan urine domba dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

130 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Tabel 4. Rataan jumlah anakan (anakan) bawang merah pada umur 2-7 MST dengan pemberian urine domba. Urine Domba Rataan Jumlah Anakan 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST U 0 (0 ml/l) 3,35 3,90 4,13 4,38 4,60 4,67 U 1 (200 ml/l) 3,73 4,18 4,37 4,57 4,55 4,63 U 2 (400 ml/l) 3,58 4,17 4,40 4,78 4,77 4,93 Rataan 3,56 4,08 4,30 4,58 4,64 4,74 Tabel 3 di atas menunjukkan rataan jumlah anakan tertinggi terdapat pada perlakuan V 3 (4,00; 4,67; 4,87; 5,31; 5,36; 5,49) pada 2 7 MST dan terendah pada perlakuan V 0 (3,07; 3,58; 3,78; 3,87; 3,89; 4,00) pada 2 7 MST. Pada peubah amatan ini perlakuan vermikompos berpengaruh nyata pada umur 2 7 MST. Hal ini menunjukkan bahwa vermikompos berperan dalam meningkatkan jumlah anakan. Ini disebabkan kandungan unsur hara nitrogen, kalium, fosfor serta unsur hara makro dan miko lainnya yang cukup tinggi pada kotoran cacing yang ada pada vermikompos dan lebih tinggi dibandingkan dengan kompos biasa. Hal ini sesuai dengan literatur Khairuman dan Amri (2010) yang menyatakan bahwa kotoran cacing tanah yang ada pada vermikompos kaya akan unsur hara. seperti unsur N (1,90 %), P (61,42 ppm), dan K (10,31 me/100 g) dibandingkan dengan kompos biasa yang kandungan unsur N (1,19%), P, dan K (7,26 me/100 g)-nya lebih rendah. Unsurunsur tersebut sangat berperan dalam pembentukan tubuh tumbuhan. 3. Jumlah Daun Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa vermikompos berpengaruh nyata pada jumlah daun bawang merah pada 2 5 MST, sedangkan pada 4 MST terlihat pengaruh nyata pada perlakuan urine domba dan tidak ditemukan interaksi yang nyata antara dua perlakuan tersebut. Data rataan jumlah

131 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 daun bawang merah pada 2 7 MST pada pemberian vermikompos dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Rataan jumlah daun bawang merah (helai) pada umur 2 7 MST pada perlakuan pemberian vermikompos. Vermikompos Rataan Jumlah Daun 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST V 0 (0 g) 9,69 b 12,49 b 15,00 b 17,76 b 20,04 22,89 V 1 (15 g) 10,91 ab 14,44 ab 17,04 ab 19,51 b 22,93 26,07 V 2 (30 g) 11,22 ab 15,00 a 16,89 ab 20,00 ab 23,09 26,09 V 3 (45 g) 11,96 a 15,98 a 18,69 a 22,58 a 23,69 26,73 Rataan 10,94 14,48 16,91 19,96 22,44 25,44 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yg berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf uji 5 %. Data rataan jumlah daun pada 2 7 MST pada pemberian urine domba dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Rataan jumlah daun (helai) bawang merah pada umur 2 7 MST dengan pemberian urine domba. Urine Domba Rataan Jumlah Daun 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST U 0 (0 ml/l) 10,40 13,65 15,83 b 18,60 21,47 24,37 U 1 (200 ml/l) 10,90 14,90 16,82 ab 20,03 22,13 25,25 U 2 (400 ml/l) 11,53 16,53 18,07 a 21,25 23,72 26,72 Rataan 10,94 14,48 16,91 19,96 22,44 25,44 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yg berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf uji 5 %. Tabel 5 di atas menunjukkan rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan V 3 (11,96; 15,98; 18,69; 22,58; 23,69; 26,73) pada 2 7 MST dan terendah terdapat pada perlakuan V 0 (9,69; 12,49; 15,00; 17,76; 20,04; 22.89) pada 2 7 MST pada 2 MST sampai 7 MST. Pada peubah amatan ini perlakuan vermikompos berpengaruh nyata pada 2 5 MST. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

132 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 penambahan dosis vermikompos maka akan semakin meningkatkan pertumbuhan vegetatif yaitu jumlah daun. Hal ini disebabkan karena selain vermikompos yang mengandung unsur hara yang cukup tinggi, vermikompos juga mengandung zat pengatur tumbuh yang meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pembentukan daun. Hal ini sesuai dengan literatur Nurmawati dan Suhardianto (2000) yang menyatakan bahwa selain mengandung unsur hara tersebut, kascing juga mengandung zat pengatur tumbuh seperti giberelin, sitokinin, auksin masing-masing sebanyak 2,75; 1,05; 3,80 miliequivalen tiap gram bobot kering. Selain itu ditemukan sejumlah mikroba yang bersifat menguntungkan bagi tanaman. Dari Tabel 6 di atas terlihat bahwa rataan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan U 2 (12,93; 19,40; 22,80; 24,93; 28,00) pada 2, 4, 5, 6, 7 MST dan perlakuan U 1 (16,53) pada 3 MST. Sedangkan terendah terdapat pada perlakuan U 0 (9,20; 13,27; 16,07; 18,93; 21,40) pada 2, 4, 5, 6, 7 MST dan perlakuan U 1 (11,40) pada 3 MST. Hal ini menunjukkan kandungan unsur nitrogen pada urine domba yang meningkatkan jumlah daun. Unsur nitrogen pada urine domba berperan dalam penggunaan karbohidrat dan sintesis asam amino untuk pembentukan klorofil. Hal ini sesuai dengan literatur Lakitan (2008) yang menyatakan bahwa nitrogen dalam jaringan tanaman merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya asam-asam amino. Nitrogen merupakan unsur penyusun protein dan enzim, selain itu juga terkandung dalam klorofil, hormone sitokinin, dan auksin. 4. Bobot Basah Umbi per Sampel Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa perlakuan urine domba berpengaruh nyata terhadap peubah amatan bobot umbi basah per sampel, sedangkan perlakuan vermikompos dan interaksi antara dua perlakuan tidak berpengaruh nyata. Rataan bobot basah umbi per sampel bawang merah disajikan pada Tabel 7 berikut.

133 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan bobot umbi basah per sampel tertinggi terdapat pada perlakuan U 0 yaitu 6,29 g dan terendah terdapat pada perlakuan U 2 yaitu 4,81 g. Pada perlakuan ini pemberian urine domba berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot umbi basah per sampel. Hal ini disebabkan oleh kandungan N yang tinggi pada urine domba yang meningkatkan pertumbuhan vegetatif, namun kandungan unsur lainnya seperti unsur P (0,03% P 2 O 5 ) dan K (0,48% K 2 O) pada urine domba ini sangat rendah sehingga kebutuhan unsur hara untuk pembentukan umbi mengalami kekurangan. Hal ini dijelaskan dalam literatur Damanik et al. (2011) yang menyatakan bahwa kalium sangat dibutuhkan untuk pembentukan pati dan translokasi hasil-hasil fotosintesis seperti gula. Pada tanaman padi-padian unsur ini berperan dalam pembentukan umbi dan pada tanaman umbi-umbian untuk pembentukan umbi. Sedangkan fosfor berperan dalam pembentukan lemak dan albumin, pembentukan buah, bunga dan biji (fase generatif) serta merangsang perkembangan akar. Tabel 7. Rataan bobot basah umbi bawang merah (g) per sampel dengan pemberian vermikompos dan urine domba. Vermikompos Urine Rataan U0 (0 ml/l) U1 (200 ml/l) U2 (400 ml/l) V 0 (0 g) 5,35 5,49 4,53 5,12 V 1 (15 g) 5,55 5,00 4,47 5,01 V 2 (30 g) 6,77 5,07 5,03 5,63 V 3 (45 g) 7,49 5,75 5,19 6,14 Rataan 6,29 a 5,33 ab 4,81 b 5,12 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yg berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf uji 5 %.

134 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 5. Bobot Basah Umbi per Plot Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa perlakuan vermikompos, urine domba dan interaksi antara dua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah umbi per plot tanaman bawang merah. Rataan bobot basah per plot umbi bawang merah disajikan pada Tabel 8 berikut. Table 8. Rataan bobot basah umbi per plot (g) tanaman bawang merah terhadap perlakuan vermikompos dan urine domba. Vermikompos Urine Rataan U0 (0 ml/l) U1 (200 ml/l) U2 (400 ml/l) V 0 (0 g) 60,67 48,67 48,67 52,67 V 1 (15 g) 43,33 41,33 40,67 41,78 V 2 (30 g) 52,67 52,00 43,67 49,44 V 3 (45 g) 76,33 60,67 41,67 59,56 Rataan 58,25 50,67 43,67 50,86 6. Bobot Kering Umbi per Sampel Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa perlakuan vermikompos, urine domba dan interaksi antara dua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi per sampel tanaman bawang merah. Rataan bobot kering per sampel umbi bawang merah disajikan pada Tabel 9 berikut. Hal ini disebabkan oleh suhu ruangan rumah kaca yang terlalu tinggi yaitu dapat mencapai 39ºC sehingga pupuk cair urine domba yang diberikan cepat menguap sehingga hasilnya tidak terlalu tampak pada bobot kering umbi per sampel.

135 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 7. Bobot Kering Umbi per Plot Dari hasil peneltian ini terlihat bahwa pemberian urine domba berpengaruh nyata terhadap bobot kering umbi per plot, sedangkan perlakuan pemberian pupuk vermikompos dan interaksi antara perlakuan vermikompos dan urine domba tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Secara ringkas ditampilkan pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 9. Rataan bobot kering umbi per sampel (g) tanaman bawang merah terhadap perlakuan vermikompos dan urine domba. Vermikompos Urine Rataan U0 (0 ml/l) U1 (200 ml/l) U2 (400 ml/l) V 0 (0 g) 4,47 5,47 4,27 4,73 V 1 (15 g) 5,33 4,07 4,53 4,64 V 2 (30 g) 6,73 4,80 4,53 5,36 V 3 (45 g) 6,47 5,27 5,13 5,62 Rataan 5,75 4,90 4,62 5,09 Tabel 10. Rataan bobot kering umbi per plot (g) pada pemberian vermikompos dan urine domba. Vermikompos Urine Rataan U0 (0 ml/l) U1 (200 ml/l) U2 (400 ml/l) V 0 (0 g) 48,67 39,67 32,00 40,11 V 1 (15 g) 33,67 25,67 30,67 30,00 V 2 (30 g) 44,67 35,67 35,67 38,67 V 3 (45 g) 58,33 36,33 39,00 44,56 Rataan 46,33 a 34,33 b 34,33 b 38,33 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yg berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf uji 5 %.

136 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Dari Tabel 10 dapat dilihat rataan bobot kering umbi per plot tertinggi terdapat pada perlakuan U 0 yaitu 46,33 sedangkan terendah terdapat pada perlakuan U 1 dan U 2 yaitu 34,33 g. Pada peubah amatan ini terdapat kecendrungan dengan penambahan dosis urine domba maka bobot umbi kering per plot akan semakin berkurang. Hal ini juga diduga disebabkan oleh pengaruh suhu lingkungan rumah kaca yang cukup panas melebihi suhu yang memenuhi syarat tumbuh bawang merah serta sifat dari pupuk cair urine domba yang merupakan pupuk yang mengandung banyak unsur N sehingga cepat menguap atau bersifat pupuk panas. 8. Jumlah Siung Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa perlakuan vermikompos, urine domba dan interaksi antara dua perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah amatan jumlah siung tanaman bawang merah. Ringkasan data pengamatan jumlah siung per plot dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rataan jumlah siung (siung) bawang merah terhadap pemberian vermikompos dan urine domba. Vermikompos Urine Rataan U0 (0 ml/l) U1 (200 ml/l) U2 (400 ml/l) V 0 (0 g) 3,67 4,20 4,73 4,20 V 1 (15 g) 4,40 5,14 4,42 4,65 V 2 (30 g) 4,91 5,09 4,68 4,89 V 3 (45 g) 5,44 5,04 5,39 5,29 Rataan 4,60 4,87 4,81 4,76

137 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Hasil percobaan di atas juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu udara, kandungan unsur hara dan mikroba pada media tanam, kesehatan bibit, faktor human error dan berbagai faktor lainnya yang mempengaruhi hasil percobaan. KESIMPULAN Vermikompos berpengaruh nyata meningkatkan jumlah anakan pada umur 2 7 MST dan jumlah daun pada umur 2 5 MST. Pemberian urine domba berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah daun pada umur 4 MST dan berpengaruh nyata menurunkan bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi per plot bawang merah. Interaksi antara pemberian vermikompos dan urine domba berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4 7 MST dan tidak berpengaruh nyata pada peubah amatan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Provinsi Sumatera Utara, Medan. http: www.bps.go.id [17 September 2010] Fahrudin, F., 2009. Budidaya Caisim (Brassica Juncea L.) Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk Kascing. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hartatik, W. dan L. R. Widowati, 2011. Pupuk Kandang. Diakses dari balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf. [18 Desember 2011] Khairuman dan K. Amri. 2009. Mengeruk Untung dari Beternak Cacing. Agromedia Pustaka. Jakarta. Lakitan, B., 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mulat, T., 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia Pustaka. Jakarta. Nur, S. dan Thohari, 2005. Tanggap Dosis Nitrogen dan Pemberian Berbagai Macam Bentuk Bolus terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Dinas Pertanian. Kabupaten Brebes.

138 Jurnal Online Agroekoteknologi Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Nurmawati, S. dan A. Suhardianto. 2000. Studi Perbandingan Penggunaan Pupuk Kotoran Sapi dengan Pupuk Kascing Terhadap Produksi Tanaman Selada. Universitas Terbuka. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/ Biologi. Pustaka Litbang Deptan. 2011. Temu Aplikasi Paket Teknologi Terapan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. http: pustaka.litbang.deptan.go.id [10 Desember 2011] Sudirja, R., M. A. Solihin dan S. Rosniawaty. 2005. Pengaruh Kompos Kulit Buah Kakao dan Kascing terhadap Perbaikan Beberapa Sifat Kimia Fluventic Eutruddepts. Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran, Jatinangor.