III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

3 Percobaan dan Hasil

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BABm METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB I PENDAHULUAN. kuat dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB II METODE PENELITIAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

BAB I PENDAHULUAN I.1

Percobaan 4 KROMATOGRAFI KOLOM & KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Isolasi Kurkumin dari Kunyit (Curcuma longa L)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung. Analisis dilakukan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung dan Laboratorium Terpadu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Identifikasi atau determinasi sampel di Laboratorium Biologi Farmasi UII Yogyakarta. B. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 1 kg serbuk akar tumbuhan akar wangi dan hama rayap kayu (Cyrptotermes sp.). Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dan kromatografi adalah n-heksana, aseton, etil asetat, diklorometana, kloroform, metanol, larutan pereaksi Liebermann-Burchard (anhidrida asetat : asam sulfat pekat, 1:1) yang digunakan sebagai penampak bercak pada noda KLT dan uji pendahuluan terpenoid, plat KLT silika gel 60 F 254 0,25 mm untuk kromatografi lapis tipis, silika gel Merck 60 (10-40 μm) untuk

20 impregnasi dan kromatografi kolom gravitasi, serta silika gel Merck 60 GF 254 (63-200 μm) sebagai fase diam pada KCV. 2. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat-alat gelas berbagai ukuran, penguap vakum putar, satu set alat destilasi, satu set alat sokletasi, satu set alat kromatografi kolom, satu set alat kromatografi cair vakum, pipet kapiler, lampu UV, bejana pengembang, Spektrofotometer FT-IR merk Varian, dan GC- MS merk AGILENT GC 6890N 5975B MSD. C. Prosedur Kerja 1. Pengambilan dan Persiapan Sampel Sampel berupa akar tumbuhan akar wangi dalam keadaan basah didapat dari pasar Bringharjo Yogyakarta, kemudian dibersihkan dan dikeringanginkan. Setelah kering, sampel digunting kecil untuk memperkecil ukuran sampel dan digiling hingga berbentuk serbuk. 2. Proses Ekstraksi Serbuk akar tumbuhan akar wangi diekstraksi dengan menggunakan pelarut n-heksana hingga diperoleh ekstrak kasar yang diinginkan. Ekstraksi dilakukan dengan metode sokletasi selama 20 x 3 jam pada suhu penangas 70-80 C. Sehingga suhu dalam labu soklet berkisar titik didih n-heksana (68 C). Ekstrak disaring dengan menggunakan corong dan kapas, kemudian dipekatkan dengan menggunakan penguap putar vakum pada temperatur ruang dengan laju putar 40-

21 60 rpm dan tekanan rendah (vakum). Sampel yang telah dipekatkan kemudian dikeringkan hingga pelarutnya menguap dan ditimbang massanya. Ekstrak pekat kemudian diambil sebagian untuk dilakukan penapisan fitokimia (uji pendahuluan terpenoid) dan uji aktifitas terhadap hama rayap. Setelah diketahui bahwa ekstrak tersebut aktif, lalu dilakukan uji KLT untuk melihat pola pemisahan komponenkomponen yang terkandung di dalamnya. 3. Uji Pendahuluan Terpenoid Uji Pendahuluan terpenoid dilakukan terhadap hasil ekstrak yang telah dipekatkan, kemudian diuji dengan pereaksi Liebermann-Burchard (anhidrida asetat : asam sulfat pekat, 1:1) secara langsung dan KLT. Uji secara langsung dilakukan dengan cara, ekstrak pekat diambil 1 ml kemudian ditambahkan 3 tetes anhidrida asetat dan dibiarkan sampai kering. Kemudian ditambahkan 3 tetes asam sulfat pekat. Sedangkan uji dengan KLT dilakukan dengan cara, menotolkan ekstrak pada plat KLT. Kemudian dielusi dengan eluen (n-heksana : etilasetat) dan divisualisasi dengan pereaksi Liebermann-Burchard (anhidrida asetat : asam sulfat pekat, 1:1). Uji positif jika terjadi perubahan warna merah sampai ungu (Harbone, 1996). 4. Uji Bioaktifitas Uji bioaktifitas dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh ekstrak akar wangi sebagai penolak hama serangga rayap. Uji bioaktifitas dilakukan pada ekstrak kasar dan senyawa murni hasil tahapan pemurnian dengan menggunakan metode percobaan pilihan (Syahputra, 2001), yaitu hama uji Cyrptotermes sp. diberi

22 pilihan makan dengan dan tanpa ekstrak. Pada cawan petri diletakkan 3 kayu pada tiap sisi dengan jarak yang sama, yaitu kayu yang dicampur dengan ekstrak atau senyawa sebagai bahan uji, kayu dengan aseton (pelarut ekstrak) yang telah diuapkan (sebagai blangko) dan kayu tanpa perlakuan (kontrol untuk melihat pengaruh aseton pada rayap). Menurut Ohmura et al (2000) ekstrak uji dilarutkan dalam aseton karena tidak berpengaruh terhadap rayap. Kemudian pada setiap cawan tersebut diberikan 20 ekor hama rayap Cyrptotermes sp. yang dipuasakan terlebih dahulu selama 1 jam. Perlakuan tersebut untuk mendapatkan uji yang valid karena pada keadaan lapar hama cenderung mencari sumber makanan. Selanjutnya diamati kecenderungan gerak dari hama tersebut selama 10 jam. Apabila hama cenderung bergerak menjauhi bahan uji maka disebut uji positif dan dihitung indeks ketertarikan ekstrak atau senyawa. Respon dari hewan uji dipelajari dengan menghitung jumlah hewan uji pada setiap sisi. Dari data yang diperoleh, kemudian dihitung persentase ketertarikan dan indeks ketertarikan (attractive index) dengan menggunakan persamaan berikut: a. % Ketertarikan = x 100% b. AI = dengan AI adalah indeks ketertarikan (attractive index) yang menyatakan daya ketertarikan suatu senyawa. Nilai AI dan % ketertarikan suatu senyawa berbanding terbalik dengan daya repellent. Semakin kecil nilai AI dan

23 % ketertarikan suatu senyawa, maka daya repellent senyawa tersebut akan semakin besar (Narayanan dan Nadarajan, 2005). 5. Pemisahan dan Pemurnian Ekstrak pekat yang didapat dikeringkan, ditimbang massanya dan diuji bioaktifnya terhadap rayap. Ekstrak Aktif dipisahkan dan dimurnikan menggunakan kromatografi kolom cair vakum. Untuk mengetahui sistem pelarut yang akan digunakan pada kromatografi kolom, terlebih dahulu dilakukan uji KLT menggunakan eluen dengan perbandingan tertentu dari sistem eluen non polar dinaikan kepolarannya hingga bersifat polar, sebelum KCV dilakukan. KLT juga digunakan untuk mengetahui jumlah komponen dan kemurnian sampel yang dianalisis. Kromatografi kolom dilakukan dengan beberapa gram silika gel 60 GF 254 dimasukkan ke dalam kolom kromatografi, diketuk-ketuk sambil divakumkan. Kemudian silika dialiri dengan n-heksana sampai tidak terdapat rongga udara, permukaan rata, dan kerapatan silika gel di dalam kolom sama. Ekstrak kasar hasil sokletasi di impregnasi dengan silika gel Merck 60 kemudian dimasukkan ke dalam kolom kromatografi. Sampel dielusi dengan pelarut mulai dari pelarut dengan kepolaran terendah sampai kepolaran tertinggi dengan perbandingan yang semakin ditingkatkan kepolarannya. Hasil fraksi yang diperoleh kemudian diuji KLT kembali dengan menggunakan lampu UV dan pereaksi penampak bercak Libermann-Burchard. Fraksi dengan pola pemisahan yang sama digabungkan. Fraksi-fraksi kemudian di KLT dan

24 dikromatografi kolom kembali hingga didapatkan pemisahan yang baik dan diperoleh senyawa yang murni. 6. Uji Kemurnian Uji kemurnian dilakukan dengan metode KLT. Uji kemurnian secara KLT menggunakan beberapa variasi campuran eluen. Kemurnian suatu senyawa ditunjukkan dengan timbulnya satu noda pada 3 nilai Rf yang berbeda yaitu, sekitar 0,2; 0,5 dan 0,7. Pengamatan noda dilakukan di bawah lampu UV dengan panjang gelombang 254 nm dan kemudian dicelup pada Liebermann-Burchard untuk menampakkan bercak / noda dari komponen senyawa tersebut. 7. Identifikasi Senyawa 7.1 Spektrofotometri Inframerah Senyawa hasil isolasi berupa minyak di campur bersama halida anorganik KBr. Kemudian digerus dan dibentuk menjadi lempeng tipis atau pellet dengan bantuan alat penekan berkekuatan 7-10 ton persatuan luas. Kemudian pelet tersebut diukur puncak serapannya. Serapan yang didapat berguna untuk mengetahui gugus fungsi yang ada pada senyawa yang dianalisis. 7.2 Spektrofotometri Massa Senyawa dilarutkan ke dalam pelarut diklorometana, kemudian dilakukan pengukuran dengan Spektrofotometer AGILENT GC 6890N 5975B MSD dengan menggunakan kolom kapiler HP5-MS. Temperatur diprogram 230 o C sampai 325 o C dengan kenaikan suhu konstan 4 o C per menit. Pada saat itu sampel diubah

25 menjadi keadaan gas kemudian dibombardir dengan elektron yang berenergi cukup untuk mengalahkan potensial ionisasi pertama senyawa tersebut menjadi fragmen kecil, baik berbentuk radikal bebas maupun ion-ion lain. Didapatkan spektrum massa yang merupakan alur kelimpahan muatan (m/e atau m/z) dari fragmen-fragmen itu. Dari spektrum massa didapat berat molekul dan pola fragmentasi yang terjadi pada senyawa.