SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG KERANG KEPAH (Polymesoda erosa) DENGAN VARIASI WAKTU PENGADUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Keywords: Blood cockle shell, characterization, hydroxyapatite, hydrothermal.

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

Pengaruh Sintering dan Penambahan Senyawa Karbonat pada Sintesis Senyawa Kalsium Fosfat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

Potensi Kerang Ranga sebagai Sumber Kalsium dalam Sintesis Biomaterial Substitusi Tulang

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Konversi Kulit Kerang Darah (Anadara granosa) Menjadi Serbuk Hidroksiapatit

SPEKTROSKOPI INFRAMERAH, SERAPAN ATOMIK, SERAPAN SINAR TAMPAK DAN ULTRAVIOLET HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR FIFIA ZULTI

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal

STUDI KUALITAS DIAMONIUM HIDROGEN FOSFAT DALAM FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR AYAM RAS (Gallus gallus) MENGGUNAKAN METODE PENGENDAPAN BASAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROKSIAPATIT (HAp) DARI KULIT KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN PROSES HIDROTERMAL

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIASI UKURAN BUTIRAN TERHADAP UNSUR DAN STRUKTUR KRISTAL CANGKANG TELUR AYAM RAS

SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERBAHAN DASAR PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) DENGAN METODE BASAH-PENGENDAPAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

Sintesa dan Studi XRD serta Densitas Serbuk Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan 0,5 Molar Diamonium Hidrogen Fosfat

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, neraca analitik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Studi Kualitas Diamonium Hidrogen Fosfat Brataco Dengan Pengujian XRD dan AAS

PROSES SINTESA DAN PENGUJIAN XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN BEJANA TEKAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

PEMANFAATAN CANGKANG TELUR AYAM UNTUK SINTESIS HIDROKSIAPATIT DENGAN REAKSI KERING FITRIANI PRASETYANTI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

Sintesis Hidroksiapatit melalui Precipitated Calcium Carbonate (PCC) Cangkang Kerang Darah dengan Metode Hidrotermal pada Variasi ph dan Waktu Reaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Bab III Metodologi Penelitian

2 I. Wadu dkk., Sintesa dan Penentuan Kadar Kalsium-Fosfat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

SINTESIS DAN KARAKTERISASI β-tricalcium PHOSPHATE DARI CANGKANG TELUR AYAM DENGAN VARIASI SUHU SINTERING

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DARI CUTTLEFISH LAUT JAWA (KENDAL) DENGAN BEJANA TEKAN

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI TULANG SAPI DENGAN METODE BASAH PADA BERBAGAI WAKTU PENGADUKAN DAN SUHU SINTERING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang adalah jaringan ikat yang keras dan dinamis (Kalfas, 2001; Filho

Sintesis Hidroksiapatit Dari Kulit Kerang Darah Dengan Metode Hidrotermal Suhu Rendah

ABSTRACT. Keywords : PCC Chicken s Eggs Shell, ph, Temperature, Hydroxyapatite, Hydrothermal Method. Jom FTEKNIK Volume 3 No.

Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) dengan Proses Hidrotermal Variasi Rasio Mol Ca/P dan Suhu Sintesis

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROSES SINTESIS DAN KARAKTERISASI FTIR HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO

SINTESIS HIDROKSIAPATIT BERPORI DARI CANGKANG TELUR AYAM DAN POROGEN DARI KITOSAN INDRI PUTRI SITORESMI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pori

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

SINTESA PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE( PCC ) DARI CANGKANG KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN VARIASI JENIS ASAM DAN WAKTU KARBONASI ABSTACT

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER-KALSIUM FOSFAT KARBONAT: SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOMIK, ULTRAVIOLET DAN FOURIER TRANSFORM INFRARED TAOFIK JASA LESMANA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

Karakterisasi Hidroksiapatit dari Kalsit (PT. Dwi Selo Giri Mas Sidoarjo) sebagai Bone Graft Sintetis

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

Pengaruh Waktu Ageing dan Kecepatan Pengadukan Pada Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Telur dengan Metode Presipitasi

SINTESA PRECIPITATED CALCIUM CARBONATE (PCC) DARI KULIT KERANG DARAH (Anadara granosa) DENGAN VARIASI KONSENTRASI ASAM DAN RASIO CaO/HNO 3

PROSES SINTESIS DAN KARAKTERISASI FTIR HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO

BAB III METODE PENELITIAN. Teknologi Universitas Airlangga, Bank Jaringan Rumah Sakit dr. Soetomo

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

Transkripsi:

JKK,Tahun 2014,Volum 3(1), halaman 22-26 ISSN 2303-1077 SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG KERANG KEPAH (Polymesoda erosa) DENGAN VARIASI WAKTU PENGADUKAN Rini Purwo Ningsih 1*, Nelly Wahyuni 1, Lia Destiarti 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124, Pontianak *Email: rhini0187@yahoo.com ABSTRAK Hidroksiapatit (HAp) merupakan mineral apatit yang telah banyak digunakan sebagai bahan substitusi tulang dan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi HAp yang disintesis dari cangkang kerang kepah (Polymesoda erosa). Hidroksiapatit disintesis dengan cara mereaksikan serbuk cangkang kerang dengan diamonium hidrogen fosfat dengan metode presipitasi. Sintesis HAp dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan dan tanpa penambahan HNO 3 dan tahap kedua dilakukan variasi waktu pengadukan 30, 60 dan 90 menit. Berdasarkan hasil X-ray Diffraction, HAp terkandung pada sampel dengan penambahan HNO 3, sedangkan waktu 90 menit merupakan waktu maksimum pengadukan dengan persentase HAp 71%. Kata kunci: hidroksiapatit, cangkang kerang kepah, waktu pengadukan PENDAHULUAN Tulang merupakan bagian penting dalam tubuh manusia sebagai alat gerak pasif. Kerusakan jaringan tulang oleh berbagai kelainan maupun penyakit dapat menyebabkan kecacatan struktur yang akan menimbulkan gangguan fungsi tubuh. Upaya untuk memperbaiki kecacatan struktur tubuh dilakukan dengan penambahan atau penggantian jaringan (Dahlan, dkk., 2006; Sedyono & Tontowi, 2008). Penambahan atau penggantian jaringan yang telah digunakan saat ini menggunakan hidroksiapatit berbasis kalsium fosfat yang diimplan pada tulang. Hidroksiapatit (HAp) merupakan senyawa mineral apatit dengan rumus kimia Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 yang dibuat dengan rasio konsentrasi Ca/P 1,67. Pada struktur HAp terdapat dua bagian struktur yaitu heksagonal dan monoklinik. Struktur monoklinik disebabkan karena susunan OH - membentuk urutan OH - OH - OH - OH - yang membuat parameter kisi b menjadi 2 kali a (Gambar 2b). Akan tetapi, struktur heksagonal juga dapat diperoleh pada kondisi stoikiometrik jika susunan OH - tidak teratur (Gambar 2a) (Suryadi, 2011). Gambar 1. Struktur HAp (Boanini, et al., 2008) (a) (b) Gambar 2. (a) Struktur HAp Heksagonal, (b) Struktur HAp monoklinik (Corno, et al., 2006) Pada pembuatan HAp, diperlukan sumber kalsium yang tinggi seperti cangkang telur (Gergely, et al., 2009), gipsum (Sedyono & Tontowi, 2008) dan kerang darah (Muntamah, 2011; Walendra, 2012) sebagai bahan dasar pembuatan HAp. Bahan-bahan tersebut direaksikan dengan diamonium hidroksi fosfat (NH 4 ) 2 HPO 4. Pada penelitian ini, digunakan cangkang Polymesoda erosa sebagai bahan dasar sintesis HAp. Polymesoda erosa merupakan salah satu jenis moluska dalam kelas bivalvia yang banyak dijumpai di hutan mangrove Indo-Pasifik Barat (Morton, 1976). Penduduk lokal Kalimantan Barat mengenal Polymesoda erosa dengan sebutan kerang kepah. Kerang kepah biasanya dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik pada dagingnya diantaranya yaitu protein yang tinggi dan asam lemak omega-3 (asam linolenat) 22

(Supriyantini, dkk., 2007). Cangkang kerang sering memiliki kandungan kalsium karbonat di dalamnya sangat tinggi dibandingkan cangkang telur, batu gamping, keramik dan bahan lainnya. Tingginya kadar kalsium karbonat dalam cangkang kerang dapat dilihat pada tingkat kekerasannya. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kadar kalsium karbonatnya (Khairil, 2012). Pada penelitian ini digunakan cangkang kerang kepah sebagai sumber dalam pembuatan hidroksiapatit. Proses sintesis hidroksiapatit dilakukan pada suhu 70 o C dan ph 12 dengan variasi waktu pengadukan setelah proses presipitasi. Kristal HAp yang dihasilkan selanjutnya diuji dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain alat-alat gelas, ayakan, hotplate stirrer, magnetik stirrer, mortar dan alu, neraca analitik, oven dan XRD X pert PRO PAN analytical. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel cangkang kerang kepah yang diambil dari daerah Mempawah Kalimantan Barat, diamonium hidrogen fosfat ((NH 2 ) 4 HPO 4 ), amoniak (NH 3 ) dan asam nitrat (HNO 3 ). Cara Kerja Preparasi Cangkang Kerang Kepah Cangkang kerang kepah dibersihkan dengan cara disikat, dicuci dengan air untuk menghilangkan lumpur dan kemudian dikeringkan. Selanjutnya cangkang kerang dipanaskan dalam tanur pada suhu 1000 o C selama 5 jam untuk mengubah fase CaCO 3 menjadi fase CaO (Saryati, 2012). Cangkang kerang kemudian dihaluskan dan diayak. Sintesis Hidroksiapatit Sampel serbuk cangkang kerang kepah ditimbang sebanyak 1,2 gram dan dilarutkan dengan 50 ml akuades kemudian diaduk. Larutan serbuk kemudian diendapkan (precipitation) dengan 50 ml diamonium hidroksi fosfat (NH 4 ) 2 HPO 4 pada suhu 70 o C (Seojoko dan Wahyuni, 2002). Cangkang telur dan (NH 4 ) 2 HPO 4 ditentukan berdasarkan perhitungan stoikiometri sehingga menghasilkan rasio konsentrasi 1,67. Derajat keasaman dikontrol hingga mencapai ph 12 dengan menggunakan amoniak (NH 3 ). Kemudian pengadukan dilakukan pada saat proses pengendapan hingga selesai. Endapan yang terbentuk didiamkan selama 24 jam dan selanjutnya disaring. Endapan yang telah disaring selanjutnya dipanaskan pada suhu 100 o C selama 2 jam. Pada kristal yang telah dipanaskan, dilakukan tanpa dan dengan penambahan 1 ml HNO 3 pekat. Selanjutnya dipanaskan kembali di dalam tanur pada suhu 500 o C selama 2 jam (Seojoko dan Wahyuni, 2002). Analisis dilakukan dengan menggunakan X-ray diffraction (XRD). Proses awal hingga presipitasi dilakukan kembali dengan menvariasikan waktu pengadukan selama 30, 60 dan 90 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Hidroksiapatit (HAp) disintesis dengan menggunakan metode basah yang menggunakan reaksi cairan dari larutan menjadi padatan. Sumber kalsium diperoleh dari cangkang kerang yang telah dikalsinasi membentuk CaO direaksikan dengan diamonium hidroksi fosfat sebagai sumber fosfor. 10CaO + 6(NH 4 ) 2 HPO 4 + 2H 2 O Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 + 12NH 4 OH...(1) Produk sintesis dengan metode basah menghasilkan produk berupa endapan. Endapan tersebut kemudian dikeringkan. Pada penelitian ini, endapan yang telah kering diberi perlakuan dengan dan tanpa penambahan asam nitrat (HNO 3 ). Sintesis Hidroksiapatit dengan dan Tanpa Penambahan HNO 3 Pada saat penambahan asam nitrat (HNO 3 ) pada sampel, menunjukkan adanya pelepasan gas CO 2 akibat reaksi yang ditimbulkan antara kalsium CaCO 3 pada sampel dengan HNO 3. CaCO 3 + 2HNO 3 Ca(NO 3 ) 2 + CO 2 + H 2 O...(2) Pada reaksi 2 menunjukkan adanya hasil reaksi berupa CO 2. Menurut Stumm dan Morgan (1981) mengemukakan bahwa CO 2 dalam air ada dalam bentuk CO 2 terlarut, asam karbonat, anion bikarbonat maupun anion karbonat. Spesies-spesies tersebut di dalam air akan mengikuti persamaan kesetimbangan reaksi sebagai berikut (Roto dan Nindyasari, 2009) CO 2 + H 2 O H 2 CO 3...(3) HCO 3 - H + + CO 3 2-...(4) 23

(%) Anion karbonat (CO 3 2- ) merupakan salah satu faktor penghambat dalam pembentukan HAp, namun dapat dihilangkan dengan proses kalsinasi (Roto dan Nindyasari, 2009). Hasil dari endapan dengan dan tanpa penambahan HNO 3 tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pola difraksi sintesis HAp dengan dan tanpa penambahan HNO 3 Berdasarkan difraktogram, HAp ditunjukan pada kristal dengan penambahan HNO 3. Hasil tidak hanya menunjukkan adanya kristal HAp, tetapi juga menghasilkan kalsium hidroksida nitrat hidrat Ca(OH)NO 3 (H 2 O). Hal ini menunjukkan bahwa adanya Ca(OH) 2 yang terkandung dalam kristal yang bereaksi dengan HNO 3 sehingga menghasilkan Ca(OH)NO 3 (H 2 O). Pada hasil pada sampel yang tidak ditambahkan HNO 3 menunjukkan adanya kalsit (CaCO 3 ) dan fluoroapatit. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kalsit pada sampel kristal menghambat terbentuknya kristal hidroksiapatit karena adanya gugus karbonat pada kalsit merupakan salah satu faktor penghambat utama dalam pembentukkan hidroksiapatit (Roto dan Nindyasari, 2009). Adanya kalsit di dalam sampel disebabkan di dalam sampel masih terkandung CaO yang dapat mengikat CO 2 dari udara (Marist, 2011). Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat beberapa pola difraksi hasil sintesis HAp dengan dan tanpa penambahan HNO 3 yang menunjukkan karakteristik kristal HAp (Tabel 1) Tabel 1. Pola Difraksi Hasil Sintesis Jenis Perlakuan Dengan HNO 3 Tanpa HNO 3 25.89 o - 31.77 o 31.90 o 31.83 o - 32.20 o 32.11 o 32.94 o - Mengacu pada data Joint Cristal Powder Diffraction Standard (JCPDS 9-0432) dalam Park dan Kim (2008), hidroksiapatit memiliki puncak difaksi pada nilai = 25,9; 29,0; 31,8; 32,2; 32,9 34,0; 39,8; 46,7; 49,5; 50,5; dan 53,1. Menurut Walendra (2012), fase HAp ditunjukkan oleh puncak-puncak dengan intensitas tertinggi yaitu pada sudut = 25,88 o, 31,78 o dan 32,94 o. Pada Tabel 1, fase hidroksiapatit ditunjukkan oleh puncak-puncak dengan intensitas yang cukup tinggi yaitu pada sudut = 31,77 o, 31,83 o dan 32,94 o. Nilai pada kristal tanpa penambahan HNO 3, tidak memenuhi nilai standar sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya komponen hidroksiapatit di dalam sampel tersebut. Berdasarkan data yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa kristal dengan penambahan HNO 3 menghasilkan kristal HAp. Akan tetapi, kristal tanpa penambahan HNO 3 tidak menghasilkan HAp tetapi menghasilkan fluoroapatit. Sintesis Hidroksiapatit dengan Variasi Waktu Pengadukan Pada tahap ini dilakukan sintesis hidroksiapatit dengan variasi waktu yaitu 30, 60 dan 90 menit dan masing-masing kristal yang dihasilkan ditambahkan HNO 3 sebelum dipanaskan pada suhu 500 o C. Persentase Kadar HAp 80 70 60 50 40 30 20 10 0 53 Gambar 4. Persentase kadar HAp berdasarkan hasil XRD 60 71 30 60 90 Waktu Pengadukan (menit) 24

Berdasarkan gambar 4, menunjukkan bahwa lama waktu pengadukan 90 menit memiliki nilai persentase maksimum sebesar 71% sedangkan lama pengadukan 30 dan 60 menit menghasilkan hidroksiapatit masing-masing sebesar 53% dan 60%. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya waktu pengadukan berpengaruh pada besarnya persentase hidroksiapatit yang dihasilkan. Pola difraksi hidroksiapatit untuk waktu pengadukan 30, 60 dan 90 menit menempati posisi nilai yang sama dan memiliki intensitas puncak tertinggi (Gambar 5). Menurut Saryati, dkk. (2012), fasa HAp dicirikan pada intensitas tertinggi pada nilai sebesar 31,773, 32,196, 32,902 dan 34,048. Nilai 2 masing-masing waktu pengadukan dapat dilihat pada Tabel 3. Gambar 5. Difraktogram HAp Tabel 3. Nilai 2 Hasil Analisis Nilai 30 menit 60 menit 90 menit 31,79 o 31,79 o 31,78 o 32,18 o 32,17 o 32,21 o 32,92 o 32,90 o 32,96 o 34,09 o 34,08 o 34,12 o Selain nilai nilai, keberadaan HAp juga dicirikan dengan adanya orientasi bidang kristal (hkl) dan jarak antar kisi kristal yang ditunjukan pada Tabel 3a, 3b dan 3c. Tabel 3a. Nilai d-spacing dan hkl Kristal (30 menit) 31,79 o 2 1 1 2,81 32,18 o 1 1 2 2,78 32,92 o 3 0 0 2,72 34,09 o 2 0 2 2,63 Tabel 3b. Nilai d-spacing dan hkl Kristal (60 menit) 31,79 o 2 1 1 2,81 32,17 o 1 1 2 2,78 32,90 o 3 0 0 2,72 34,08 o 2 0 2 2,63 Tabel 3c. Nilai d-spacing dan hkl Kristal (90 menit) 31,78 o 2 2 1 2,81 32,21 o -1 4 2 2,78 32,96 o 3 0 0 2,72 34,12 o 0 4 2 2,62 Secara kuantitatif, keberadaan HAp dalam sampel dapat dicirikan dengan nilai d-spacing dan orientasi bidang kristal (hkl). Nilai d-spacing merupakan jarak antara dua bidang kisi, sedangkan nilai hkl merupakan orientasi bidang pada kristal. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai d-spacing dari ketiga variasi waktu pengadukan menunjukan nilai yang sama, akan tetapi salah satu dari ketiga variasi waktu menunjukkan nilai hkl yang berbeda yaitu 90 menit sehingga berpengaruh pada struktur kristal. Struktur kristal pada HAp dibedakan menjadi dua yaitu heksagonal dan monoklinik (Rachmania, 2012; Suryadi, 2011). Namun pada umumnya, HAp yang disintesis memiliki struktur heksagonal. Menurut Aoki (1991) kristal HAp memiliki struktur heksagonal dengan dimensi sel a = b = 9,423Å dan c = 6,875Å. Berdasarkan hasil, menunjukkan bahwa pada waktu pengadukan 30 dan 60 menit, kristal memiliki sruktur heksagonal dengan dimensi sel yang sama yaitu a = b = 9,4240Å dan c = 6,8790Å. Akan tetapi, struktur kristal monoklinik dengan dimensi sel a = 9,4214Å, b = 18,8428Å dan c = 6,8814Å ditunjukkan pada waktu pengadukan 90 menit. Terbentuknya struktur monoklinik disebabkan karena susunan OH - membentuk urutan OH - OH - OH - OH - sehingga parameter kisi b menjadi 2 kali a., sedangkan struktur heksagonal terbentuk di sebabkan karena susunan OH- tidak teratur dengan kondisi stoikiometrik. Struktur monoklinik merupakan struktur yang paling teratur dan memiliki kondisi yang sangat stoikiometrik (Suryadi, 2011). Secara kualitatif, daerah kristalin hidroksiapatit dapat dilihat pada tingginya intensitas dan lebar setengah puncak pada pola difraksi. Semakin tinggi intensitas puncak, 25

semakin sempit lebar setengah puncak maka semakin tinggi kritalinitas hidroksiapatit (Purnama, 2006). Daerah kristalin hidroksiapatit pada waktu pengadukan 30, 60 dan 90 menit berturut-turut menempati nilai = 31,7944 o ; 34,0862 o dan 34,1261 o. Sedangkan daerah amorf hisroksiapatit masing-masing menempati nilai = 34,0991; 32,9037 o dan 32,2171 o. Berdasarkan hasil, keberadaan HAp ditunjukkan pada nilai 2 yang memenuhi nilai standar dan struktur struktur yang berbentuk heksagonal dan monoklinik. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sintesis dengan penambahan HNO 3 menghasilkan kristal hidroksiapatit. Persentase kadar HAp tertinggi yaitu 71% diperoleh melalui proses pengadukan 90 menit. Pengadukan 90 menit juga merupakan waktu pengadukan maksimum pada proses sintesis HAp monoklinik. DAFTAR PUSTAKA Dahlan K, Sari YW, Soejoko DS., 2006, Karakterisasi Gugus Fosfat dan Karbonat dalam Tulang Tikus dengan Fourier Transform Infrared (FT-IR) Spectroscopy, J. Sains. Material Indonesia : 221-224. Gergely, G.; Weber, F.; Lukacs, I.; Toth, A.L.; Horvarth, Z.E.; Mihaly, J. And Balazsi, C., 2009, Preparation and Caracterization of Hidroxyapatite from Eggshell, 36: 803-806. Khairil, 2012, Kerang (Anadara sp) Phylum Mollusca http://biologikhairil.blogspot.com/2012/03/keranganadara-sp-phylum-mollusca.html, diakses tanggal 15 Juli 2013 Kehoe S., 2008, Optimisation of Hidroksiapatit (HAp) for Orthopaedic Application via the Chemical Precipitation Technique, School of Mechanical and Manufacturing Engineering Dublin City University, (Thesis). Marist, AI, 2011, Pelapisan Komposit Hidroksiapatit-Kitosan pada Logam Stainless Steel 316 untuk Meningkatkan Ketahanan Korosi, Institut Pertania Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bogor, (Skripsi). Morton, B., 1976, The biology and Funtional ot The Souteast Asian Mangrove Bivalve Polymesoda (Geloina) erosa (Solander, 1976) Bivalve: Corciculidae, From Indo-Pasific Mangrove Asian Marine Biology 1: 77-86. Muntamah, 2011, Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Limbah Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa, sp), Institut Pertanian Bogor, Bogor, (Skripsi). Saryati, Sulistiyoso G.S., Ari H., Supardi, Puji U., dan Bambang S., 2012, Hidroksiapatit Berpori dari Kulit Kerang, Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)-BATAN, Tangerang Selatan. Sedyono, J., dan Tontowi A.E., 2008, Proses Sintesis dan Karakterisasi FTIR Hidroksiapatit dari Gipsum Alam, Universitas Gajah Mada, Teknik Mesin dan Indrustri, Yogyakarta, (Skripsi). Seojoko D.S., dan Wahyuni S., 2002, Spektroskopi Inframerah Senyawa Kalsium Fosfat Hasil Presipitasi, J.Makara. Sains., 6:3. Supriyantini E., Widowati I., dan Ambriyanto, 2007, Kandungan Asam Lemak Omega- 3 (Asam Linolenat) pada kerang Totok Polymesoda erosa yang Diberi Pakan Tetraselmis chuii dan Skeletonema costatum, J. Ilmu Kelautan 12(2) : 97-104. Suryadi, 2011, Sintesis dan Karakterisasi Biomaterial Hidroksiapatit dengan Proses Pengendapan Basah, Universitas Indonesia, Fakultas Teknik, Depok, (Tesis). Stumm, W., dan Morgan, J.J., 1981, Aquatik Chemistry : Chemical Equilibria and Rates in Natural Water, Third Edition, John Willey & Sons. Inc., New York, Walendra, Y., 2012, Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit Berpori dari Cangkang Kerang darah dengan Porogen lilin Lebah, Institut Pertanian Bogor, Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Bogor, (Skripsi). 26