BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan asing. Sektor pariwisata menjadi salah satu industri yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik, maka dengan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. sumber potensial bagi pemasukan pendapatan suatu daerah. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

GAMBAR 1.1 Logo Ramen Bajuri Sumber : ramen bajuri.com, 2016

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat terutama pada sektor jasa. Semakin maju suatu

BAB I PENDAHULUAN. Barat, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. food terbaik. Richeese Factory adalah QSR (Quick Service Restaurant) di

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah usaha perhotelan di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan bersaing saja yang dapat bertahan. Persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. segi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dapat dilihat dari banyak bermunculan tempat-tempat makan, baik yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan jaman cafe telah memiliki banyak konsep.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis jasa restoran pada akhir-akhir ini semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengusung konsep makanan cepat saji (fast food) dan restoran spesialis. Restoran

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

2015 PENGARUH STORE ATTRIBUTE TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN DIKONTROL OLEH MOTIVASI BERBELANJA

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. satu pihak ke pihak yang lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun keragaman kebudayaannya. Pengelolaan yang baik dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik maupun di pasar internasional atau global. Fenomena ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memenangkan persaingan tersebut. kepada retailing mix (bauran eceran), yang merupakan kombinasi dari enam

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan kota terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Sebagai ibu kota provinsi, kota Bandung menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik banyak pengunjung baik oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Sektor pariwisata menjadi salah satu industri yang memiliki peran dan posisi yang strategis bagi pembangunan kota Bandung. Pariwisata yang ditawarkan oleh kota bandung ini diantaranya banyaknya gedung tua yang unik, banyaknya factory outlet, banyaknya wisata alam, dan banyaknya restoran dengan menawarkan menu yang beragam, maka dari itu kota Bandung dikenal sebagai kota Paris van Java. Potensi potensi inilah yang membuat industri pariwisata, fashion, dan kuliner di kota Bandung berkembang pesat dibandingkan dengan daerah daerah lain di sekitarnya. Banyaknya wisatawan lokal dan wisatawan asing yang datang ke kota Bandung tiap harinya membuat berbisnis di kota ini sangatlah menguntungkan dan sangat potensial. Hal ini berdampak pada makin banyaknya para pelaku usaha yang terus berinovasi dan membuat ide ide baru yang bertujan untuk menarik para konsumennya. Dalam hal ini peran pemerintah sangatlah penting untuk membantu membuat kota Bandung semakin berkembang dan maju. Fasilitas penunjang atau infrastruktur seperti jalan yang mudah ditempuh, sarana transportasi yang mudah, serta keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung 1

2 wisata haruslah diperhatikan. Berikut adalah kontribusi berbagai sektor bagi perekonomian kota Bandung tahun 2012 : 6.30% Pertanian 12% 40.80% 24,40% 2.30% 4.90% Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan / Konstruksi Perdagangan, Hotel,dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Gambar 1.1 Kontribusi Berbagai Sektor Bagi Perekonomian Kota Bandung Sumber : Rancangan Pembangunan Kota Bandung 2014-2018 (perpustakaan.bappenas.go.id) Dari Gambar 1.1 mengenai kontribusi berbagai sektor perekonomian kota Bandung menunjukkan bahwa terdapat tujuh sektor yang berkontribusi bagi perekonomian kota Bandung. Kontribusi terbesar bagi perekonomian kota Bandung didominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran yaitu sebesar 40,8%. Selanjutnya disusul oleh sektor industri pengolahan yang menyumbang 24,40%. Sektor berikutnya adalah pengangkutan dan komunikasi dengan menyumbang 12%. Lalu sektor pertanian yang menyumbang 6,30%. Dan terakhir ada sektor bangunan dan sektor listrik, air, gas yang menyumbang masing masing 4,90% dan 2,30%. Dalam rangka mewujudkan visi kota Bandung yang unggul, nyaman dan sejahtera melalui misi pembangunan ekonomi yang kokoh, maju dan berkeadilan. Dinas koperasi UKM dan perindustrian perdagangan kota Bandung sebagai salah satu perangkat daerah memprediksi kota Bandung akan menjadi kekuatan ekonomi baru baik ditingkat regional maupun nasional.

3 Maka dari itu untuk mencapai kekuatan ekonomi baru ditingkat regional maupun nasional diperlukan perencanaan, pengaturan dan pengawasan, dengan mengacu kepada peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang penetapan rencana strategis dinas koperasi UKM dan perindustrian perdagangan kota Bandung nomor 25 pasal 19 tahun 2004. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian kota Bandung tercermin dari banyaknya jenis usaha seperti distro, clothing, dan kuliner yang membuat kota Bandung dijadikan sebagai kota destinasi wisata belanja serta wisata kuliner. Wisata kuliner adalah salah satu daya tarik yang ditawarkan oleh kota Bandung. Pilihan kuliner yang ada di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini sangatlah beragam dan kini terus berkembang secara variatif mulai dari jajanan tradisional sampai menu masakan luar negeri. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya jenis restoran dan rumah makan yang menyuguhkan berbagai pilihan jenis makanan. Banyaknya jumlah restoran dan rumah makan di kota Bandung menyebabkan persaingan yang semakin ketat serta menuntut setiap pelaku usaha bisnis kuliner untuk menjadi penyedia jasa yang baik agar dapat menguasai pangsa pasar dan mengoptimalkan profit perusahaan. Berikut adalah data jumlah restoran dan rumah makan di kota Bandung tahun 2008-2014 : Tabel 1.1 Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bandung Tahun 2008-2014 No Tahun Jumlah Restoran dan Rumah Makan 1 2008 415 2 2009 431

4 3 2010 439 4 2011 512 5 2012 543 6 2013 629 7 2014 653 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota bandung 2014 Dari Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan jumlah restoran dan rumah makan di kota Bandung dari tahun 2008 sampai 2014. Hal tersebut dapat memperlihatkan bahwa persaingan di bidang kuliner sangat ketat, yang dapat kita lihat dari terus bertambahnya jumlah restoran dan rumah makan yang tersebar di kota Bandung dan hal tersebut mungkin saja akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Usaha restoran dan rumah makan di kota Bandung banyak menawarkan beragam jenis makanan. Jenis restoran dan rumah makan tersebut diantaranya Sundanese cuisine, Indonesian cuisine, Asian cuisine, European and western cuisine, bar and cafe, dan fast food. Salah satu jenis restoran dan rumah makan yang sedang booming di kalangan anak muda kota Bandung belakangan ini adalah mie ramen, yang merupakan salah satu jenis Asian cuisine. Mie yang berasal dari negara Cina ini memang menjadi makanan yang cukup booming setidaknya dalam 1-2 tahun terakhir. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya berbagai restoran, rumah makan, cafe, maupun kedai yang menjual ramen di kota Bandung. Menu ramen sendiri sebenarnya diadaptasi dari negara Cina, namun disajikan dengan gaya asli Jepang. Umumnya ramen disajikan dengan kuah kaldu panas dengan berbagai

5 pilihan topping. Untuk menarik minat pelanggan, banyak pelaku bisnis yang menciptakan ramen dengan citarasa lokal. Kota Bandung memiliki beberapa tempat makan mie ramen. Peringkat pertama ditempati oleh Jigoku Ramen dan di posisi terakhir ditempati oleh rumah makan Mie Reman. Peringkat tersebut dinilai berdasarkan jenis makanan yang ditawarkan, pelayanan yang diberikan, nilai dari pelanggan, dan suasana rumah makan. Rumah makan Mie Reman berada pada peringkat paling kecil dibandingkan dengan rumah makan ramen lainnya yaitu berada di peringkat 721 dari 1173 restoran dan rumah makan yang ada di kota Bandung tahun 2016 menurut survei trip advisor Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa peringkat rumah makan Mie Reman masih berada di bawah rumah makan lain yang sejenis. Berikut adalah daftar restoran dan rumah makan ramen beserta peringkatnya dari 1173 restoran dan rumah makan di kota Bandung menurut survei trip advisor Indonesia Tahun 2016: No Tabel 1.2 Daftar Restoran dan Rumah Makan Ramen Beserta Peringkatnya di Kota Bandung Tahun 2016 Rumah Makan Ramen Lokasi Peringkat Rumah Makan (Rating Berdasarkan Makanan, Pelayanan, Nilai, dan Suasana) 1 Jigoku Ramen Jl. Cikutra No 143 58 2 Mujigae Jl. Cihampelas No 120 160 3 Daiiji Ramen Jl. Cihampelas No 163 160 4 Tokyo Jl. Progo No 5 247 Connection 5 Ramen 38 Jl. Sukajadi No 288 293 Sanpachi 6 Ramen House Jl. Ir H Djuanda No 185 312

6 7 Hataka Ikkousha Jln. RE. Martadinata 429 No. 172 8 Ramen Cemen Jl. Cihampelas No 583 74 9 Sumo Ramen Jl. Ciumbuleuit No 609 Bar 70 10 Gokana Ramen Jl. Cihampelas, 673 Teppan Cihampelas Walk 11 Ramen Rider Jl. Gelap Nyawang 695 Ruko Atas 5A-5B 12 Mie Reman Jl. Braga No 20 721 Sumber : www.tripadvisorindonesia.com Rumah makan Mie Reman didirikan tanggal 1 Juni 2011 dan salah satunya berlokasi di Jalan Braga No 20 Bandung. Rumah makan Mie Reman menyajikan produk makanan dan minuman dengan menu andalan mie ramen Jepang yang memiliki beberapa level tingkat kepedasan dengan nama-nama yang menarik. Pemberian nama Reman dipilih karena merupakan permainan dari kata Ramen yang merupakan inspirasi awal produk Mie Reman. Rumah makan Mie Reman lebih dikenal dengan istilah Markas Reman, sedangkan pelanggan Mie Reman disebut Balad Reman. Rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung merupakan salah satu rumah makan mie ramen yang mendapatkan dampak langsung dari tingkat persaingan bisnis mie ramen di kota Bandung. Tingkat penjualan rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung berfluktuatif dan cenderung menurun sejak tahun 2014 hingga tahun 2015. Tahun pertama hingga tahun ke dua Mie Reman berdiri, rumah makan ini tidak pernah sepi dikunjungi pelanggannya. Konsumen bersedia mengantri dalam waktu yang lama hanya untuk menikmati Mie Reman. Akhir-akhir ini Mie Reman cenderung mengalami penurunan penjualan dikarenakan semakin

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septe Oktober Novem Desem 7 banyaknya bisnis atau usaha rumah makan sejenis. Berikut adalah data mengenai tingkat penjualan rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung tahun 2014 sampai tahun 2015: 300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0 252,102,520 219,515,309 222,779,020 156,454,649 Penjualan Tahun 2014 Penjualan Tahun 2015 Gambar 1.2 Penjualan Rumah Makan Mie Reman Cabang Braga Bandung Tahun 2014 2015 Sumber : Data Internal Rumah Makan Mie Reman Tahun 2014-2015 Pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa penjualan rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung pada tahun 2014 berfluktuatif dan cenderung mengalami penurunan sampai tahun 2015. Hal ini menandakan rendahnya keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian di rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam persaingan adalah bagaimana setelah konsumen menerima dan merasakan manfaat atau nilai dari suatu produk, konsumen tersebut merasa puas, berprilaku loyal, dan komitmen pada produk tersebut. Demikian juga dengan rumah makan mie reman braga Bandung yang harus beriorintasi pada upaya dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya

8 agar merasa puas dengan apa yang diberikan oleh rumah makan mie reman braga Bandung. Namun pada kenyataanya membuat para konsumen merasa puas dengan apa yang telah diberikan oleh rumah makan mie reman braga Bandung merupakan hal yang sulit untuk dipraktekan karena banyaknya kendala kendala yang terjadi dan juga pada dasarnya setiap konsumen memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda beda. Dan berikut merupakan data pengaduan (complaint) yang terjadi di rumah makan mie reman braga Bandung : Tabel 1.3 Data Pengaduan (complaint) Pada Rumah Makan Mie Reman Braga Bandung No. Keluhan Konsumen Jumlah Penerima Keluhan 1. Proses menunggu makanan yang lama 17 Koki 2. Meja makan tidak langsung dibersihkan / bereskan 24 Pramusaji 3. Salah dalam memberi level kepedasan 8 Koki 4. Kurang banyaknya pendingin udara (kipas angin) 3 Manajer 5. Toping ramen yang sedikit atau tidak banyak pilihan 12 Pramusaji Sumber : Rumah makan mie Reman Braga Bandung (Januari Mei) Dari data tersebut terlihat bahwa begitu banyaknya keluhan konsumen yang diterima oleh rumah makan Mie Reman Braga Bandung. Keluhan terbesar yaitu Pramusaji tidak langsung membereskan / membersihkan meja makan dengan jumlah 24 keluhan, selanjutnya konsumen mengeluhkan lamanya menunggu makananan yang telah dipesan dengan jumlah 17 keluhan, lalu

9 konsumen mengeluhkan mengenai topping ramen yang sedikit dengan jumlah 12 keluhan, keluhan konsumen selanjutnya adalah koki rumah makan Mie Reman salah dalam memberi level kepedasan dengan jumlah 8 keluhan, dan keluhan konsumen yang terahir adalah kurang banyaknya pendingin udara yang menyebabkan konsumen merasa gerah / kepanasan saat menyantap ramen dengan jumlah 3 keluhan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai masalah yang dihadapi rumah makan Mie Reman mengenai adanya ketidapuasan konsumen, maka peneliti melakukan penelitian pendahuluan dengan cara membagikan kuesioner kepada 30 responden yang berkunjung ke rumah makan Mie Reman untuk mengetahui tentang kepuasan pelanggan. Hasil penelitian pendahuluan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 1.4 Penelitian Pendahuluan Mengenai Kepuasan di Rumah Makan Mie Reman Cabang Braga Bandung Variabel Pertanyaan SS S C TS STS Kepuasan Rumah Makan Mie Reman memberikan kinerja yang baik 30% 20% 33% 17% Rumah Makan Mie Reman memenuhi semua yang diharapkan oleh konsumen Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner oleh peneliti 20% 17% 37% 20% 6% Berdasarkan Tabel 1.4 di atas mengenai penelitian pendahuluan tentang kepuasan konsumen di rumah makan Mie Reman cabang Braga, diperoleh informasi bahwa kepuasan pada aspek harapan konsumen, sebanyak 37% orang cukup setuju, 20% orang tidak setuju dan 6% orang sangat tidak setuju terhadap kinerja yang baik dalam melayani konsumen yang diberikan oleh karyawan. Keadaan ini berarti masih ada kepuasan konsumen yang tidak sesuai dengan harapan konsumen, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presepsi terhadap kinerja (hasil) suatu

10 produk dengan harapan-harapanya (Fandy Tjiptono 2011:146). Perbandingan harapan dan kenyataan yang diterima pelanggan dapat menjadi ukuran bagi kepuasan pelanggan mengenai jasa yang berkualitas. Kepuasan menjadi salah satu masalah yang dihadapi rumah makan Mie Reman cabang Braga Bandung. Melihat penyebab fenomena yang terjadi, penulis juga melakukan penelitian pendahuluan dengan cara membagikan kuesioner kepada 30 responden yang berkunjung ke rumah makan Mie Reman cabang Braga Bandung. Penelitian pendahuluan tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan menyebabkan kepuasan konsumen yang berdampak pada menurunnya tingkat penjualan di rumah makan Mie Reman cabang Braga Bandung. Faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan diantaranya adalah bauran pemasaran. rumah makan Mie Reman cabang Braga Bandung. adalah usaha yang bergerak di bidang industri makanan yang tidak hanya menjual produk tetapi juga memberikan service kepada kosumen dalam proses pembelian produk. Hasil penelitian pendahuluan tersebut adalah sebagai berikut : 1 Tabel 1.5 Penelitian Pendahuluan Mengenai Menurunnya Keputusan Pembelian Konsumen di Rumah Makan Mie Reman Cabang Braga Bandung No Dimensi Pertanyaan SS S C TS STS Total Rumah makan Mie Reman menawarkan banyak pilihan menu baru yang beragam. - 20% 50% 27% 3% 100% Product 2 Price Anda mengenal dengan baik produk yang ditawarkan rumah makan Mie Reman. Harga yang ditawarkan rumah makan Mie Reman relatif terjangkau. Harga dari menu yang ditawarkan sesuai dengan rasa dari makanan dan minuman yang tersedia. 3% 37% 47% 13% - 100% 23% 77% - - - 100% 6% 77% 13% 4% - 100%

11 3 Place 4 Promotion 5 People Lokasi rumah makan Mie Reman mudah dijangkau dan strategis. Lokasi rumah makan Mie Reman dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal. Iklan (brosur, internet, dan radio) yang dipakai rumah makan Mie Reman menarik minat anda. Rumah makan Mie Reman sering melakukan promosi penjualan(kupon,voucher,bazzar dan penjualan langsung) Anda datang ke rumah makan Mie Reman karena rekomendasi dari teman. Karyawan rumah makan Mie Reman selalu berpenampilan rapih dan menarik. Karyawan rumah makan Mie Reman mampu mengatasi keluhan konsumen 13% 63% 20% 4% - 100% 10% 53% 33% 4% - 100% 21% 27% 50% 2% 100% 47% 43% 10% - - 100% 20% 63% 10% 7% - 100% 3% 47% 40% 10% - 100% 3% 17% 50% 17% 13% 100% Karyawan rumah makan Mie Reman selalu memberikan pelayanan dengan ramah. - 23% 57% 17% 3% 100% 6 Process 7 Physical Evidance Proses pemesanan di rumah makan Mie Reman sangat cepat. Proses penyajian makanan dan minuman tertata sesuai dengan gambar yang tersedia dalam buku menu. Lingkungan rumah makan Mie Reman bersih dan nyaman. Tata letak dan desain interior rumah makan Mie Reman unik, nyaman,dan menarik. Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner oleh peneliti - 33% 53% 14% - 100% - 53% 40% 7% - 100% - 47% 37% 16% - 100% - 30% 53% 17% - 100% Pada Tabel 1.5 berdasarkan hasil kuesioner pendahuluan yang dilakukan peneliti, hasil survey diatas dapat disimpulkan bahwa adanya masalah pada keragaman produk dan kualitas pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Sebagian konsumen berpendapat bahwa rumah makan Mie Reman kurang mempunyai pilihan menu yang beragam. Hal ini juga diperkuat

12 dalam wawancara langsung dengan owner rumah makan Mie Reman yang mengatakan bahwa rumah makan Mie Reman telat melakukan inovasi pada produk produk yang ditawarkan. Jumlah produk yang ditawarkan sejak Mie Reman berdiri hingga saat ini belum ada penambahan yang dilakukan sehingga konsumen mulai merasa jenuh dengan produk yang ditawarkan oleh Mie Reman. Selain itu permasalahan lainya terdapat pada aspek SDM atau kinerja karyawan yang berimbas pada kualitas pelayanan yang dilakukan oleh rumah makan Mie Reman. Para konsumen menilai bahwa pelayanan yang diberikan oleh karyawan masih kurang baik, karyawan mie reman dianggap kurang ramah dan tidak mampu mengatasi keluhan yang dihadapi konsumen. Selain itu lamanya pemesanan makanan pun menjadi keluhan para konsumen terhadap kualitas kualitas pelayanan di rumah makan Mie Reman. Faktor kualitas pelayanan dan keragaman produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian yang mengakibatkan penjualan di rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung mengalami penurunan. Survey tersebut menunjukan kepuasan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan adalah pada pernyataan pelayanan yang membuat nyaman sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diinginkan pelanggan. Hasil survey tersebut jika diterjemahkan melalui bauran pemasaran, menunjukan bahwa nilai bauran pemasaran yang berpengaruh terhadap kepuasan adalah keragaman produk dan kualitas pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan pelanggan. Salah satu unsur kunci dalam persaingan diantara pelaku usaha adalah tersedianya ragam produk yang disediakan dan ditawarkan kepada konsumen.

13 Para pelaku usaha harus membuat keputusan yang tepat mengenai keragaman produk yang dijual. Dengan adanya macam-macam produk dalam arti produk yang lengkap dengan adanya ukuran, kualitas, dan ketersediaan produk setiap saat. Menurut Christina Whidya Utami (2010 : 86) menyatakan bahwa : Ragam produk atau kelengkapan produk yang dijual dapat mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam memilih suatu toko. Pertimbangan konsumen dalam memilih toko tentunya diikuti oleh kepuasan konsumen, sehingga disinyalir jika keragaman produk mempengaruhi kepuasan konsumen. Hubungan bauran produk/ ragam produk terhadap kepuasan konsumen diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Ade Aminudin Charlis (2012), dimana ragam produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Selain keragaman produk, kualitas pelayanan juga merupakan salah satu faktor yang disinyalir mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Pada hakikatnya kualitas pelayanan dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan yang lebih kepada konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang melebihi harapan (Fandy Tjiptono 2011). Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan dalam penyampaianya dalam memenuhi harapan konsumen (Fandy Tjiptono 2011). Penjelasan di atas menunjukkan bahwa faktor kualitas pelayanan dan keragaman produk disinyalir dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.

14 Hubungan keragaman produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Hasannah (2015), dimana kualitas pelayanan dan keragaman produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Keragaman Produk dan Terhadap Kepuasan Konsumen (Survei Pada Konsumen Rumah Makan Mie Reman Cabang Braga Bandung) 1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini. 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, permasalahan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Perkembangan bisnis kuliner di kota Bandung yang semakin meningkat. 2. Bertambahnya jumlah restoran dan rumah makan setiap tahunya 3. Ketatnya persaingan di antara rumah makan sejenis. 4. Banyaknya rumah makan sejenis yang menawarkan produk yang lebih beragam.

15 5. Peringkat rumah makan Mie Reman berada di posisi paling terakhir dibandingkan rumah makan sejenis yang dinilai berdasarkan jenis makanan yang ditawarkan, pelayanan yang diberikan, nilai dari pelanggan, dan suasana rumah makan. 6. Terjadinya penurunan penjualan yang terjadi dari pada ahir tahun 2014 dan selama tahun 2015 yang mengakibatkan pada penurunan pendapatan yang diterima oleh rumah makan Mie Reman cabang Braga Bandung. 7. Hasil penelitian pendahuluan (preliminary research) menunjukkan bahwa tidak ada penambahan menu baru sejak awal didirikannya Mie Reman sampai saat ini, sehingga produk yang ditawarkan terkesan monoton dan kurang menarik perhatian konsumen. 8. Hasil penelitian pendahuluan (preliminary research) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan rumah makan Mie Reman masih kurang maksimal dalam memberikan kepuasan konsumen. 9. Hasil penelitian pendahuluan (preliminary research) menunjukkan bahwa rendahnya kepuasan konsumen yang berdampak pada tingkat penjualan rumah makan Mie Reman yang cenderung mengalami penurunan selama tahun 2015. 1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan yang diberikan rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung.

16 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai keragaman produk yang ditawarkan rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. 3. Bagaimana kepuasan konsumen di rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan keragaman produk terhadap kepuasan konsumen di rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung baik secara simultan maupun parsial. 1.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Tanggapan konsumen mengenai kualitas pelayanan yang diberikan rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. 2. Tanggapan konsumen mengenai keragaman produk yang ditawarkan rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. 3. Tanggapan konsumen mengenai kepuasan konsumen di rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. 4. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan dan keragaman produk terhadap kepuasan konsumen di rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung baik secara simultan maupun parsial. 1.4. Kegunaan Penelitian Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi peneliti tetapi juga dapat berguna bagi mereka yang membacanya.

17 1.4.1. Kegunaan Teoritis 1. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen pemasaran, khususnya yang terkait dengan pengaruh kualitas pelayanan dan keragaman produk terhadap kepuasan konsumen di rumah makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan diskusi atau wacana ilmiah serta dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. 1.4.2. Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Dari penelitian ini peneliti mendapatkan pengalaman langsung yaitu penelitian bidang manajemen pemasaran dan lebih mengetahui tentang pengaruh kualitas pelayanan dan keragaman produk terhadap kepuasan konsumen di Rumah Makan Mie Reman Cabang Braga Bandung. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan, yaitu sebagai masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan dan menyempurnakan kebijakan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan kualitas pelyanan dan keragaman produk terhadap kepuasan konsumen di Rumah Makan Mie Reman Cabang Braga Bandung.