I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I. PENDAHULUAN. bersaing dari negara lain yaitu tanaman kopi. Dari 10 negara penghasil kopi

PENDAHULUAN. Tebu atau Saccharum officinarum termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

PENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dilingkungan bergejolak dan dinamis tersebut, sudah saat perusahaan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Utara (BPS Aceh 2012). penduduk. Areal tanaman kelapa di Provinsi Aceh pada tahun 2004 seluas

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Salah satu sumber bahan pangan berasal dari hewani, seperti

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terhadap eksistensi dan ketahanan hidup manusia, baik dari segi kuantitas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan luas perairan 5,8 juta kilometer persegi dan garis pantai 50 ribu mil kedua

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PENDAHULUAN. hidup. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting dalam pemenuhan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

AGRIBISNIS KELAPA RAKYAT DI INDONESIA: KENDALA DAN PROSPEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu


III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dipertahankan selamanya. Ini bukan tugas yang mudah mengingat perubahanperubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

BAB I PENDAHULUAN. utility atau konsumsi. Dimana salah satu aktifitas konsumen tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mobil tidak lebih efisien dibandingkan dengan sepeda motor. Hal

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

KAJIAN PERMINTAAN MINYAK GORENG PADA BERBAGAI GOLONGAN PENDAPATAN DAN SEGMEN PASAR DI INDONESIA ')

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

PENDAHULUAN. raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman kelapa baik dari batang, daun dan

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen untuk membeli produknya. Kebutuhan konsumen yang. Dalam persaingan yang tajam seperti ini, keberhasilan

PENILAIAN DISTRIBUTOR PRODUK MINUMAN KESEHATAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. gizi yang tinggi yang disekresikan oleh kelenjar mamae dari hewan betina

I. PENDAHULUAN. air. Karena alasan tersebut maka pemerintah daerah setempat biasanya giat

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. dan gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang. menginginkan kepraktisan dalam mengonsumsi makanan dan minuman

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak goreng. Sebagian besar permintaan terhadap minyak goreng ialah untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk, rasa, pengemasan, dan tampilan yang berbeda-beda yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harapan konsumen, dengan membangun kepercayaan dalam suatu hubungan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki andil yang cukup besar dalam ekonomi nasional di Indonesia. Sub sektor pertanian yang selama ini diandalkan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu pendapatan negara adalah perkebunan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 tentang perkebunan, pengertian perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Perkebunan yang terdapat di Indonesia terdiri dari dua macam yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat yaitu perkebunan yang diselenggarakan oleh rakyat dalam skala kecil dan perkebunan besar merupakan perkebunan yang pengelolaannya dilakukan dalam skala besar terdiri dari perusahaan pemerintah dan perusahaan swasta. Salah satu komoditas perkebunan yang sangat populer di Indonesia adalah kelapa. Perkebunan kelapa banyak dijumpai di Indonesia karena tanaman

2 kelapa mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan sangat cocok tumbuh di Indonesia. Data BPS tahun 2013 menyebutkan sebanyak 111 perusahaan perkebunan besar komoditas kelapa di Indonesia. Produksi kelapa di Indonesia menempati urutan terbesar ke tiga setelah produksi sawit pada urutan pertama dan produksi inti sawit pada urutan ke dua. Pada tahun 2012 produksi kelapa di Indonesia terakhir tercatat yaitu sebanyak 3.176,2 ribu ton. Jumlah tersebut terdiri dari perkebunan rakyat sebesar 40,7 ribu ton dan perkebunan besar sebesar 3.135,5 ribu ton. Tanaman tropika yang menyebar luas di seluruh pantai tropika ini merupakan tanaman yang serba guna karena hampir semua bagian dari kelapa dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan tanaman kelapa oleh masyarakat Indonesia seperti batang dan daun pada kelapa biasanya dipergunakan untuk pembuatan rumah. Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar bagi masyarakat. Sabut kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai kerajinan tangan seperti anyaman dan keset. Selain hal yang telah disebutkan sebelumnya, kelapa juga populer di Indonesia karena selera masyarakat Indonesia yang menyukai berbagai olahan berbahan kelapa. Umumnya masyarakat Indonesia mengonsumsi kelapa untuk dijadikan santan kelapa yang digunakan sebagai bahan dasar masakan untuk makanan dan minuman. Penggunaan kelapa dalam masakan Indonesia sudah berlangsung sangat lama dan masih digunakan sampai sekarang. Bagian kelapa yang dimanfaatkan

3 untuk masakan adalah daging buah kelapa itu sendiri. Biasanya daging buah kelapa itu diparut kemudian diperas secara tradisional dengan tangan oleh masyarakat Indonesia sehingga menghasilkan santan. Masyarakat Indonesia sangat umum menggunakan santan kelapa sebagai bahan dasar yang dicampurkan ke dalam masakan karena memberikan rasa gurih yang lezat. Jumlah penduduk di suatu wilayah akan mempengaruhi jumlah konsumsi pada wilayah tersebut. Jumlah penduduk yang banyak akan mempengaruhi jumlah konsumsi secara menyeluruh. Dalam tiga tahun terakhir penduduk Indonesia mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2011 sebanyak 241.990.700 jiwa. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 meningkat sebanyak 1,42 persen menjadi 245.425.200 jiwa. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan kembali sebanyak 1,38 persen, sehingga jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 248.818.100 jiwa (BPS, 2013). Peningkatan jumlah penduduk Indonesia akan meningkatkan pula jumlah konsumsi penduduk Indonesia itu sendiri. Peningkatan jumlah konsumsi penduduk Indonesia terutama terjadi pada permintaan bahan kebutuhan pangan. Santan merupakan salah satu bahan kebutuhan pangan yang populer di Indonesia. Data BPS tahun 2013 menunjukkan konsumsi per kapita seminggu komoditi kelapa di Indonesia pada bulan Maret 2012 yaitu sebanyak 0,133 butir. Pada September 2012 mengalami penurunan konsumsi sebesar 0,75 persen sehingga jumlah konsumsi menjadi 0,132 butir. Pada bulan Maret 2013 konsumsi kelapa yaitu 0,117 butir yang artinya mengalami penurunan yaitu

4 sebesar 11,36 persen. Persentase total penurunan jumlah konsumsi kelapa oleh masyarakat di Indonesia selama satu tahun yaitu dari Maret 2012 hingga Maret 2013 yaitu sebesar 12,03 persen. Penurunan jumlah kelapa yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia diasumsikan karena perubahan trend yang terjadi pada masyarakat. Kelapa yang dikonsumsi masyarakat biasanya dijadikan santan kelapa sebagai bahan dasar makanan. Adat budaya yang masih kental pada masyarakat Indonesia menjadikan santan kelapa sebagai bahan masakan yang sangat dibutuhkan pada kehidupan sehari-hari terutama pada hari-hari besar di Indonesia. Hal ini artinya santan kelapa tidak dapat tergantikan oleh bahan makanan lain pada masakan Indonesia. Konsumsi santan kelapa yang diperas langsung dari buah kelapa mulai digeser oleh produk santan kelapa kemasan yang banyak beredar di pasaran. Hal tersebut diperkirakan merupakan sebab penurunan jumlah konsumsi kelapa oleh masyarakat. Jumlah konsumsi kelapa di masyarakat perkotaan dan perdesaan di Provinsi Lampung terdapat perbedaan. Menurut data BPS tahun 2013 konsumsi kelapa pada daerah perdesaan yaitu sebesar 0,7547 butir per kapita sebulan. Masyarakat perkotaan mengonsumsi kelapa lebih sedikit daripada masyarakat perdesaan yaitu sebesar 0,3613 butir per kapita sebulan. Rendahnya jumlah konsumsi kelapa pada masyarakat perkotaan diakibatkan oleh perubahan trend pada masyarakat perkotaan yang lebih cepat terjadi. Perubahan trend dalam mengonsumsi kelapa yang umumnya dijadikan santan kelapa terjadi karena perubahan pola pikir masyarakat. Perubahan pola pikir

5 masyarakat terutama terjadi pada daerah perkotaaan yang lebih mengutamakan kegiatan yang efisien. Mengonsumsi santan kelapa yang dibuat langsung dari buah kelapa memberikan kepuasan tersendiri bagi yang mengonsumsinya. Hal tersebut karena santan yang didapat lebih banyak dan lebih terjamin kualitasnya. Namun hal tersebut sekarang ini dirasakan kurang efisien. Hal ini dikarenakan pemerasan santan kelapa dengan cara tradisional atau dengan tangan memerlukan banyak waktu dan tenaga. Santan kelapa yang dihasilkan pun memiliki jangka waktu penyimpanan yang singkat atau mudah rusak. Hal ini yang mendasari pergeseran ke penggunaan santan kelapa kemasan. Masyarakat kota yang umumnya memiliki banyak aktivitas lebih mengutamakan kepraktisan dalam setiap kegiatannya. Sehingga menyebabkan produk santan kelapa kemasan menjadi pilihan yang tepat bagi mereka. Kemudahan dalam memperoleh produk santan kelapa kemasan juga mempunyai andil besar dalam pemilihan produk ini. Banyaknya produksi kelapa di Indonesia diiringi dengan besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap konsumsi santan kelapa serta perubahan pola pikir masyarakat dan perkembangan teknolgi mengakibatkan bermunculannya perusahaan-perusahaan yang tertarik pada bisnis santan kelapa kemasan. Produk santan kelapa kemasan yang beredar di pasaran terutama di Kota Bandar Lampung antara lain santan Kara, santan Sun Kara, santan Cocomas, dan santan Bumas. Santan Kara dan Sun Kara diproduksi oleh PT Pulau Sambu Group. PT Pulau Sambu Group (PSG) didirikan pada tahun 1983 di Guntung di Provinsi

6 Riau. Santan Kara dan Sun Kara memiliki perbedaan diantara keduanya. Santan Kara merupakan santan murni tanpa campuran dengan kualitas terbaik. Santan Sun Kara merupakan santan kualitas nomor dua. Perbedaan lainnya yaitu dalam hal harga dimana santan Sun Kara harganya lebih murah dibandingkan santan Kara dengan rasa yang hampir sama. Pendistribusian santan kelapa siap pakai ini dilakukan oleh PT Kara Santan Pertama yang beralamat di Jl Baruna I Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta. PT Kara Santan Pertama berdiri pada tahun 1991 yang sebelumnya adalah merupakan anak cabang dari PT Sambu Group. Pada tahun 1995 PT Kara Santan Pertama menetapkan diri sebagai perusahaan yang mandiri tetapi tetap sebagai distributor terhadap PT Sambu Group. Produk santan kemasan lain yang beredar di Kota Bandar Lampung adalah santan Cocomas dan santan Bumas. PT Cocomas Indonesia merupakan produsen produk santan murni (coconut cream) kemasan kotak (Cocomas) dan santan murni (coconut cream) kemasan bantal (Bumas). Cocomas Indonesia awalnya berdirinya bemama PT Maju Jaya Permai. Perusahaan berdiri pada tahun 1985 dan berkedudukan di Pekanbaru. Pada tanggal 15 Agustus 2001 perusahaan melakukan pergantian nama menjadi PT Cocomas Indonesia. Pada tanggal 29 September 2001 kedudukan PT Cocomas Indonesia yang semula di Pekanbaru dipindahkan ke Jakarta untuk mendukung kelancaran usaha. Di pasar dalam negeri PT Cocomas Indonesia menguasai 10 persen dari pangsa pasar. Walaupun didistribusikan secara

7 nasional produk santan Cocomas Indonesia hanya menguasai pangsa pasar yang besar untuk wilayah Bali dan Batam. Produk santan kelapa kemasan yang banyak beredar di pasaran Kota Bandar Lampung adalah produk santan kelapa yang diproduksi oleh PT Sambu Group yaitu santan Kara dan Sun Kara. Oleh karena itu, peneliti menggunakan santan Sun Kara sebagai produk yang akan digunakan dalam penelitian ini. Hal itu dikarenakan produk santan Sun Kara pemasarannya lebih menyebar dibandingkan dengan santan Kara. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga santan Sun Kara lebih dipilih oleh konsumen rumah tangga. Enseval Putera Megatrading Tbk merupakan distributor utama santan Sun Kara di Lampung. Tercatat jumlah penjualan santan Sun Kara untuk Kota Bandar Lampung terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2012 santan Sun Kara yang masuk ke Bandar Lampung yaitu sekitar 15 ribu karton per bulan. Mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu sekitar 15 ribu karton sampai 20 ribu karton per bulan. Tahun 2014, rata-rata penjualan santan Sun Kara mencapai sekitar 20 ribu karton sampai 25 ribu karton per bulan. Santan Sun Kara yang didistribusikan ke Kota Bandar Lampung selalu habis akibat tingginya permintaan barang tersebut. Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya (Mowen dan Minor, 2001). Kepuasan konsumen adalah salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan. Tingginya permintaan

8 terhadap santan Sun Kara di Kota Bandar Lampung diduga karena kepuasan yang didapatkan konsumen selama dan setelah mengonsumsi produk ini. Konsumen yang mendapatkan kepuasan akan memberikan sikap positif terhadap pemakaian santan Sun Kara. Sikap positif yang dapat ditunjukkan konsumen diantaranya yaitu perilaku pembelian ulang, keterkaitan, keterikatan emosi, rekomendasi dan loyalitas merek pada konsumen. Loyalitas merek atau kesetiaan merek adalah sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus membelinya di masa depan (Mowen dan Minor, 2001). Kepuasan dan loyalitas mempunyai hubungan yang terkait namun belum tentu saling mendorong satu dengan yang lainnya. Berdasarkan latar belakang di atas maka penting untuk dilakukan penelitian mengenai pola konsumsi, permintaan, kepuasan, dan loyalitas santan Sun Kara untuk konsumen ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola konsumsi santan Sun Kara oleh konsumen ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan santan Sun Kara oleh konsumen ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung?

9 3. Bagaimana elastisitas permintaan santan sun Kara oleh konsumen ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung? 4. Apakah konsumen merasa puas setelah mengonsumsi santan Sun Kara di Kota Bandar Lampung? 5. Bagaimana loyalitas konsumen santan Sun Kara di Kota Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka dengan ini peneliti telah menentukan tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui pola konsumsi santan Sun Kara oleh konsumen ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan santan Sun Kara oleh konsumen ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung. 3. Mengetahui elastisitas permintaan santan sun Kara oleh konsumen ibu rumah tangga di Kota Bandar Lampung? 4. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen santan Sun Kara di Kota Bandar Lampung. 5. Mengetahui loyalitas konsumen santan Sun Kara di Kota Bandar Lampung.

10 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Produsen yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan produksi. 2. Pemasar yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam strategi pemasaran yang digunakan untuk mengembangkan pemasaran produk. 3. Peneliti selanjutnya yaitu sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.