ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK

dokumen-dokumen yang mirip
PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI ( Studi Kasus : Di Desa Landangan Kecamatan Kapongan )

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PERANAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL KELOMPOK TANI TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI LEISA

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAFARUDDIN /PWD

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

WACANA Vol. 13 No. 4 Oktober 2010 ISSN HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGI DENGAN TINGKAT PENERIMAAN USAHATANI PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek penelitian adalah

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Muh Suyanto Dr. Ir. Sriyadi, MP / Ir. Diah Rina Kamardiani, MP Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. revolusi hijau. Hasilnya pada tahun 1984 Indonesia dapat mencapai swasembada

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ismail Saleh / Lestari Rahayu / Eni Istiyanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Univaersitas Muhammadiyah Yogyakarta.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA TANI PADA USAHATANI SAYURAN SENTRA SAYURAN DATARAN TINGGI

HUBUNGAN SEJUMLAH KARAKTERISTIK PETANI METE DENGAN PENGETAHUAN MEREKA DALAM USAHATANI METE DI KABUPATEN BOMBANA, SULAWESI TENGGARA

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PETANI DALAM BERCOCOK TANAM PADI SAWAH DI DESA WAIMITAL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii. I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 5 Tujuan... 6 Manfaat...

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PERANAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PETANI

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI

ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI CIHERANG DI DESA SUNGAI DURAIT TENGAH KECAMATAN BABIRIK KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Minapadi Kolam Dalam di Kabupaten Sleman

Perilaku Petani terhadap Program Gerbang Pangan Serasi (Kasus di Subak Tajen, Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan)

YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN YANG MENGGUNAKAN PUPUK UREA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

Evaluasi Penerapan Standard Operating Procedure-Good Agriculture Practice (SOP-GAP) pada Usahatani Padi Organik di Kabupaten Bantul

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA

TINGKAT ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KELOMPOK TANI SEDYO MUKTI DESA PENDOWOHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

The Development of Organic Farming in Tani Madya Groups of Kebonagung Village, District Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ABSTRAK. Diarsi Eka Yani Pepi Rospina Pertiwi Argadatta Sigit Program Studi Agribisnis, Jurusan Biologi FMIPA-UT ABSTRACT

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXVIII Nomor 3 Desember 2013 ( ) ISSN

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

KAPASITAS PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADI SAWAH DI KELURAHAN SITUGEDE KOTA BOGOR

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

Oleh : Rosda Malia, SP., M.Si* Leni Supartika Rahayu, SP** Kata Kunci: metode ceramah dan diskusi, Teknologi sistim tanam legowo.

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI MESIN RICE TRANSPLANTER TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PENDAHULUAN

PERSEPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN PADI ORGANIK DI KECAMATAN BENER, KABUPATEN PURWOREJO

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : Suyono,*Martono Achmar,** ABSTRACT

PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PRODUKSI STUDI KASUS PETANI PADI SAWAH ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK (Studi kasus di Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo) Oleh : Gijayana Aprilia Kartika Putri*), Sulistyaningsih**) *). Alumni Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo **). Dosen Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan faktor umur, pendidikan, luas lahan dan kepemilikan lahan dengan pengambilan keputusan petani dalam menerapkan usahatani padi organik. Kegunaan penelitian ini sebagai informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai penentu kebijakan daerah. Responden berjumlah 30 orang, yaitu 11 orang petani organik dan 19 orang petani anorganik. Faktor umur, pendidikan, luas lahan dan kepemilikan lahan diduga berhubungan dengan pengambilan keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik. Untuk menguji hipotesa tersebut digunakan analisa Chi Kuadrat (Chi Square) dengan kriteria pengujian ditetapkan harga harga yang sebenarnya yang didapat dari sampel yang diambil dengan harga harga yang diharapkan. Hasil analisa Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, pendidikan, luas lahan dan kepemilikan lahan dengan pengambilan keputusan petani untuk menerapkan usahatani padi organik dengan tingkat kepercayaan 95%. Kata Kunci : Padi Organik ABSTRACK The research objective was to determine whether there is correlation between age, education, land and land ownership by farmers in implementing the decisions of organic rice farming. The usefulness of this study to inform the development of science and as a determinant of regional policy. Respondents were 30 people, 11 people are organic farmers and 19 farmer anorganic. Factors of age, education, land and land ownership were related to the decision-making of farmers to organic rice trying to farm. To test this hypothesis used Chi square analysis (chi-square) test criteria specified price - the actual price obtained from

samples taken at a price - expected price. Chi Square analysis results indicate that there is a relationship between age, education, and land tenure to farmers' decision to adopt organic rice farming with 95% confidence level. Key word : Organic Rice I. LATAR BELAKANG yang mengharuskan produk Pertanian organik pertanian memiliki label organik di era perdagangan bebas. berkembang secara cepat terutama di Pertanian organik akan negara-negara Eropa, Amerika dan banyak memberikan keuntungan Asia Timur. Di Indonesia, pertanian ditinjau dari gatra peningkatan organik mulai berkembang sejak krisis ekonomi. Akibatnya petani kesuburan tanah dan peningkatan produksi tanaman maupun ternak, mencari alternatif lain untuk serta dari gatra lingkungan dalam mempertahankan kelangsungan mempertahankan keseimbangan hidupnya yaitu dengan sistem ekosistem. Di samping itu, dari gatra pertanian alami (back to nature) ekonomi akan lebih menghemat (Rachman Sutanto, 2002). devisa negara untuk mengimpor Perkembangan pertanian organik pupuk, bahan kimia pertanian, serta semakin dipicu oleh keinginan memberi banyak kesempatan konsumen yang menghendaki produk lapangan kerja dan meningkatkan pertanian sehat dan bersih dimana pendapatan petani (Sutanto, R. kandungan residu bahan kimia 2002). rendah dan standar internasional Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo, sebagian besar penduduknya dilihat dari lapangan usaha : No. Lapangan Usaha Persentase 1. Pertanian 52,69 % 2. Perdagangan 17,45 %

3. Jasa 16,17 % 4. Industri 6,80 % 5. Lain Lain 5,63 % Sumber : Dinas Pertanian, 2012 Petani yang 2. Apakah ada hubungan antara mengembangkan usahatani padi umur dengan pengambilan organik di Kabupaten Situbondo masih sedikit dibandingkan jumlah keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik? petani yang menanam padi 3. Apakah ada hubungan antara anorganik. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, usahatani padi anorganik lebih mendapatkan untung luas lahan dengan pengambilan keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik? yang relatif tinggi dan pemasaran 4. Apakah ada hubungan antara lebih mudah. kepemilikan lahan dengan Oleh karena itu, penelitian pengambilan keputusan bagi ini perlu dan penting dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih petani untuk berusahatani padi organik? akurat terutama mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam III. PEMBAHASAN menerapkan usahatani padi organik Hubungan Antara Pendidikan dengan Pengambilan Keputusan Petani untuk Berusahatani Padi II. PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah : Organik Sebaran petani berdasarkan tingkat pendidikan dan pengambilan 1. Apakah ada hubungan antara pendidikan dengan pengambilan keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik? keputusan berusahatani padi organik disajikan dalam tabel berikut ini :

Sebaran Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pengambilan Keputusan Berusahatani Padi Organik Usahatani Pendidikan Padi SD SMP SMA S1 Jumlah Organik 3 1 4 3 11 Anorganik 1 4 12 2 19 Jumlah 4 5 16 5 30 Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Dari tabel tersebut, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pendidikan dengan pengambilan keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik maka dilakukan penghitungan uji Chi Square. Hasil Uji X 2, diperoleh hasil sebagai berikut : X 2 hitung = 15,93 X 2 tabel = 7,815 Karena X 2 hitung > X 2 tabel pada tingkat kepercayaan 95% maka Ho ditolak jadi hipotesis diterima. Yang berarti ada hubungan antara faktor pendidikan dengan pengambilan keputusan untuk berusahatani padi organik. Hal ini dapat dimengerti karena petani yang berpendidikan akan lebih mudah menerapkan pertanian organik mengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan memanfaatkan kondisi di sekitar lingkungan yang banyak ternaknya. Untuk di Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo, pendidikan formal petani padi organik yang SD dan S1 masing - masing sebanyak 3 orang, SMP 1 orang dan SMA 4 orang. Pendidikan formal para petani ini bisa dikatakan masih belum maksimal tetapi para petani sangat aktif mengikuti pendidikan nonformal yaitu dengan mengikuti SLPTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu) sehingga mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang padi organik dari penyuluh. Dengan diadakannya kegiatan SLPTT tersebut, petani mampu menerapkan pertanian padi organik di lahan pertanian masingmasing.

Hubungan Antara Umur dengan Pengambilan Keputusan Petani untuk Berusahatani Padi Organik Sebaran petani berdasarkan umur dan pengambilan keputusan berusahatani padi organik disajikan dalam tabel berikut ini : Sebaran Petani Berdasarkan Umur dan Pengambilan Keputusan Berusahatani Padi Organik Usahatani Usia Padi < 21 21-30 31-39 40-49 50-59 60> Jumlah Organik 0 1 1 6 2 1 11 Anorganik 3 6 4 3 3 0 19 Jumlah 3 7 5 9 5 1 30 Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Kelompok umur tersebut diatas dipilih berdasarkan umur produktif dalam bekerja. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara umur dan pengambilan keputusan petani untuk berusahatani padi organik, maka dilakukan penghitungan Uji Chi Square. Hasil Uji X 2, diperoleh hasil sebagai berikut : X 2 hitung = 15,91 X 2 tabel = 11,070 Karena X 2 hitung > X 2 tabel pada tingkat kepercayaan 95%, maka Ho ditolak dan hipotesis diterima, berarti ada hubungan antara umur petani dengan pengambilan keputusan untuk berusahatani padi organik. Untuk petani padi organik di dominasi oleh petani yang berumur 40 49 tahun, ini terjadi karena sebenarnya padi organik bukanlah inovasi bagi mereka. Selain itu, mayoritas pada umur tersebut para petani sudah berkeluarga sehingga keputusan bertanam padi organik merupakan keputusan bersama. Hal ini juga dapat dimengerti karena penambahan umur terjadi pada semua petani, untuk petani yang sudah berumur penambahan umur membuatnya tidak terlalu memperhatikan keuntungan semata tetapi cenderung pada kondisi keadaan tanah dan lingkungan sekitar yang sangat mendukung adanya ketersediaan

kotoran hewan dan bahan organik lain untuk keberlanjutan usahatani padi organik. Petani untuk Berusahatani Padi Organik Sebaran petani berdasarkan luas lahan dan pengambilan Hubungan Antara Luas Lahan dengan Pengambilan Keputusan keputusan berusahatani padi organik disajikan dalam tabel berikut ini : Sebaran Petani Berdasarkan Luas Lahan dan Pengambilan Keputusan Berusahatani Padi Organik Usahatani Luas Lahan (Hektar) < 0,5 0,5 1 > 1 Jumlah Organik 11 0 0 11 Anorganik 16 2 1 19 Jumlah 27 2 1 30 Sumber : Data Primer Diolah, 2012 Dilakukan penghitungan Uji Chi Square untuk mengetahui apakah ada hubungan antara luasan lahan dan pengambilan keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik. Hasil Uji X 2, diperoleh sebagai berikut : X 2 hitung = 15,92 X 2 tabel = 5,991 Karena X 2 hitung > X 2 tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka Ho ditolak, hipotesis diterima yang berarti ada hubungan antara luas lahan dengan pengambilan keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik. Mayoritas petani yang menanam padi organik dengan luas lahan < 0,5 Hektar. Hal ini terjadi karena pertanian organik bisa di katakan cukup sulit dalam hal perawatan dan pemberantasan hama sehingga dibutuhkan penambahan tenaga kerja. Apabila tenaga kerja bertambah maka biaya yang dikeluarkan juga akan bertambah untuk tenaga kerja. Dalam meminimalisir pengeluaran yang semakin besar maka petani lebih memilih mengambil keputusan menanam padi organik nya dengan luas lahan < 0,5 Hektar, karena apabila dengan luas lahan 1 hektar akan menambah biaya.

Sebaran petani berdasarkan Hubungan Antara Kepemilikan dengan Pengambilan Keputusan Petani untuk Berusahatani Padi kepemilikan lahan dan pengambilan keputusan berusahatani padi organik disajikan dalam tabel berikut ini : Organik Sebaran Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan dan Pengambilan Keputusan Berusahatani Padi Organik Kepemilikan Lahan Usahatani Milik Suami Milik Istri Milik Berdua Sewa Tanah Negara Jumlah Organik 4 3 3 1-11 Anorganik 8 1 1 3 6 19 Jumlah 12 4 4 4 6 30 Sumber : Data Primer Diolah 2012 Untuk mengetahui apakah kepemilikan lahan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan petani dalam berusahatani padi organic maka dilakukan penghitungan Uji Chi Square. Hasil Uji X 2, diperoleh sebagai berikut : X 2 hitung = 15,93 X 2 tabel = 9,488 Karena X 2 hitung > X 2 tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka Ho ditolak dan hipotesis diterima yang berarti ada hubungan antara kepemilikan lahan dengan pengambilan keputusan bagi petani untuk berusahatani padi organik. Hal ini dapat dimengerti karena dengan kepemilikan lahan yang jelas asal usulnya petani bisa memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan dalam berusahatani padi organik. Apabila kepemilikan lahan tersebut milik suami, milik istri, atau milik berdua maka petani tidak akan mengeluarkan biaya sewa tanah dan hal itu dapat menekan biaya pengeluaran sehingga petani memilih menerapkan usahatani padi organik. Tetapi apabila lahan yang digunakan merupakan lahan sewa maka akan ada biaya tambahan yang akan dikeluarkan oleh petani sehingga petani yang mempunyai lahan sewa

cenderung tidak memilih untuk berusahatani padi organik. IV. KESIMPULAN 1. Semakin tinggi pendidikan petani, maka bisa menerapkan pertanian padi organik. Apalagi ada pendidikan non formal seperti SLPTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu). Jadi, ada hubungan antara pendidikan petani dengan pengambilan keputusan. 2. Dalam hal umur, semakin berumur petani maka semakin banyak yang akan menerapkan uahatani padi organik. Sehingga antara umur dengan pengambilan keputusan untuk bertanam padi organik mempunyai hubungan. 3. Luas lahan mempengaruhi petani dalam hal pengambilan keputusan. Semakin luas lahannya maka petani memilih tidak berusahatani padi organik karena akan menambah jumlah tenaga kerja sehingga pengeluaran pun akan semakin bertambah. 4. Kepemilikan lahan milik suami, milik istri, milik berdua, sewa, atau tanah Negara juga mempengaruhi petani dalam hal mengambil keputusan untuk berusahatani padi organik. Karena apabila lahan tersebut merupakan lahan yang di sewa, maka akan ada biaya pengeluaran tambahan. V. SARAN 1. SLPTT (Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang diikuti oleh petani dan merupakan pendidikan non formal bagi petani, perlu dipertahankan dan di tingkatkan mengingat kondisi kesuburan tanah yang semakin kritis dan keadaan di Desa Seletreng Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo yang sangat mendukung adanya kotoran ternak dan bahan organik lain yang dibutuhkan

untuk keberlanjutan pertanian organik. 2. Dengan adanya kotoran ternak dan bahan organik lainnya yang mendukung keberlanjutan pertanian organik, maka diperlukan juga peran penyuluh yang lebih aktif untuk memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan kotoran ternak dan bahan organik tersebut dan pembuatan pupuk organik kepada masyarakat di Desa Seletreng. 3. Umur 40 49 tahun memang cenderung memilih berusahatani padi organik, hal ini sangatlah bagus tetapi tidak hanya pada kisaran umur tersebut saja yang perlu mendapatkan pembinaan melainkan merata pada sebaran umur (<21 tahun) agar pada umur tersebut juga bisa menerapkan pertanian padi organik dan petani yang menerapkan pertanian organik semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif Berkelanjutan. dan KANISIUS. Yogyakarta